NovelToon NovelToon
Istri Kecil Dokter Dingin

Istri Kecil Dokter Dingin

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua / Dokter / Tamat
Popularitas:13.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alin Aprilian04

Amira, wanita cantik berumur 19 tahun itu di jodohkan dengan Rayhan yang berprofesi sebagai Dokter. Keduanya masih memiliki hubungan kekerabatan. Namun Amira dan Rayhan tidak menginginkan perjodohan ini.

Rayhan pria berumur 30 tahun itu masih belum bisa melupakan mendiang istrinya yang meninggal karena kecelakaan, juga Amira yang sudah memiliki seorang kekasih. Keduanya memiliki seseorang di dalam hati mereka sehingga berat untuk melakukan pernikahan atas dasar perjodohan ini.

Bagaimana kisah cinta mereka selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin Aprilian04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amira merasa di jauhi

Waktu terus berjalan meski tidak sesuai dengan harapan. Hari demi harinya di penuhi dengan kehampaan. Sepi yang menjerit dalam diam. Berkali-kali terpaksa harus menyembunyikan luka di balik senyuman. Air mata pun terkadang jatuh tanpa suara. Semuanya  hanya tinggal kenangan. Teman-teman yang dulu selalu ada kini benar-benar menjauh darinya.

Amira berjalan menuju kelas dengan raut wajah yang lesu. Ia mengayunkan langkahnya pelan terasa berat. Seperti biasa ia akan di sambut dengan keheningan di kelas.

Amira rasanya tak tahan jika harus melewati hari seperti ini selama 4 tahun sampai ia lulus. Hatinya sudah tak bisa menampung rasa sakit. Ia ingin hidup tenang.

"Hai Fir.... "

Amira mencoba menyapa sahabatnya itu. Meski selalu saja di campakan, namun Amira tak pernah menyerah. Safira seperti benar-benar kecewa dan tak ingin mengenalinya lagi.

Amira membuang nafasnya kasar. Lalu ia duduk di kursinya seperti biasanya. Ia menunduk dengan tumpuan tangannya  di bawahnya. Hari ini ia merasa tidak enak badan. Pagi-pagi tadi ia merasa mual-mual. Dan beberapa kali mengalami muntah.

"Mir, Lo sabar yaa."

Tiba-tiba Raziq menghampirinya. Hanya pria itu yang masih baik padanya. Tak pernah menjauhinya sekalipun.

"Iya gapapa, ini emang salah gue kok." Amira tersenyum getir.

"Nanti kita ke kantin bareng yaa."

Amira mengangguk, "Iya."

***

Amira duduk di kantin, ia hanya memesan jus tanpa makanan yang lainnya. Mood makanya berantakan dan lagi-lagi ia merasa pusing dan sedikit mual entah mengapa.

"Mir lo cuman pesen jus?" Raziq bertanya.

"Iyaa, gue masih kenyang."

"Oh yaa, sebentar lagi Safira dan Syaqil kesini."

"Lo ngapain nyuruh mereka kesini? Mereka gak akan mau kalau ada gue."

"Udah tenang aja. Gue cuman mau pertemanan kita seperti dulu lagi. Gue sebel sama permusuhan kaya gini." Gerutu Raziq.

Tak lama kemudian Safira dan juga Syaqil datang berbarengan. Keduanya tampak ragu melangkah ketika melihat ada Amira disana.

Amira menunduk, ia hanya terdiam kala kedua temannya itu sudah duduk satu meja dengannya. Ia tak berani menatap, karena belum apa-apa air matanya sudah menumpuk di pelupuk mata.

"Katanya cuman lo, ih si Raziq nyebelin deh!" Gerutu Safira.

"Mau apa lu nyuruh-nyuruh gue kesini?" Sambung Syaqil.

Belum apa-apa Amira sudah merasakan sakit hati dengan penolakan ini. Ia kini memberanikan diri menatap wajah temannya, terutama Safira.

"Fir, maafin gue dong. Apa persahabatan kita sampai disini aja?" Amira bertanya dengan linangan air mata yang tak bisa ia tahan.

"Lo yang duluan, Mir. Lo yang bikin gue kecewa."

"Gue ada alasan lain, Fir. Gue gak berterus terang sama kalian kalau gue udah nikah karena kita sepakat untuk tidak memberitahukan ini pada siapapun."

"Gue ngerti kalau soal itu. Gue juga bakal biasa aja kalau hanya itu permasalahannya. Tapi masalahnya suami Lo adalah cowo yang gue suka, Mir!" Safira pun kini menitikan air mata. Terlihat semburat kekecewaan di raut wajahnya.

Amira terpaku diam, menatap hancur sahabatnya. "Aku gak tahu, Fir. Andai dari awal aku tahu bahwa Mas Rayhan adalah pria yang kamu cintai, mungkin aku gak akan menerima perjodohan ini. Tapi ini semuanya takdir, Fir. Aku mana tahu kalau dia adalah orang yang kamu kagumi dan cintai. Karena aku lebih dulu mengenal Mas Rayhan dari pada kamu!" ujar Amira.

"Gue tahu ini bukan salah Lo, Mir. Tapi maaf gue gak bisa lagi berteman sama Lo. Gue gak bisa, hati gue gak sanggup." Safira mengusap air matanya kasar.

"Tapi menurut gue Lo keterlaluan, Mir. Lo udah bikin gue berasa di tipu," sahut Syaqil mengeluarkan unek-uneknya.

"Maafin gue, Qil. Gue gak bermaksud gitu." Amira menatap Syaqil penuh rasa bersalah.

"Tapi gue kecewa, Mir. Lo tahu kan gue adalah laki-laki bejad. Gue akuin itu, gue gonta-ganti cewe karena gue gak pernah naruh perasaan sama mereka. Tapi untuk pertama kalinya gue jatuh cinta sama lo, Mir. Perasaan gue sama lo beda. Gue cinta banget sama wanita yang mirip sekali sifatnya sama Ibu gue. Gue cinta banget sama lo, Mir. Bahkan untuk pertama kalinya gue ngejar-ngejar cewe sampe ngemis di hadapannya. Ini semua gue lakuin karena gue sayang banget sama Lo. Tapi apa? Lo malah kecewain gue!" Syaqil berbicara dengan bibir yang bergetar, menunjukan betapa kecewanya ia saat ini.

Amira menangis sesenggukan mendengar penuturan dari Syaqil. Ia merasa menjadi orang yang paling jahat. Ia tak pernah membayangkan bahwa ini semua akan menyakiti hati banyak orang.

"Maaf, sekali lagi maafin gue, Qil. Kalau gue bisa menebus kesalahan gue dengan hukuman. Gue rela di hukum apapun."

"Bahkan meskipun gue tahu Lo udah punya suami. Gue masih tetap mencintai Lo sampai detik ini. Gue kira selama satu bulan ini gue nyuekin Lo, gue akan mudah melupakan. Tapi nyatanya hati gue makin sesak, bayangan lo selalu ada setiap malamnya."

"Maaf, gue udah nyakitin perasaan Lo, Qil!"

Amira melihat mata Syaqil memerah, bahkan buliran air mata kini menumpuk di pelupuk mata pria yang selalu terlihat kuat itu. Ia bisa merasakan betapa Syaqil menyayanginya dan kecewa terhadapnya. Tapi ia tak bisa apa-apa.

"Ah elah malah pada nangis!" Sahut Raziq menatap ketiga sahabatnya.

"Diem Lo!" Syaqil menatap kesal sahabatnya itu karena takut di ledek.

Raziq menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Jadi gimana nih, gue gak mau pertemuan ini sia-sia. Gue mau kaya dulu lagi."

"Maaf gue gak bisa. Gue tetap pada pendirian gue." ujar Safira memalingkan wajahnya dari Amira.

Amira menunduk, ia menghela nafas berat. "Gapapa, aku terima kok. Semua ini memang salahku. Sekali aku minta maaf."

"Permisi.... " Sambungnya.

Amira melangkahkan kakinya dengan lemas meninggalkan ketiga sahabatnya itu dengan perasaan hancur.

Syaqil dan Safira menatap kepergian Amira dengan perasaan sedih. Bagaimanapun keduanya begitu menyayangi Amira, namun rasa kecewa itu begitu besar mengalahkan semuanya.

Air mata Amira tak bisa di tahan, ia menangis sejak tadi hingga wajahnya sembab. Langkah demi langkah kakinya terasa begitu berat. Kepalanya semakin pusing, penglihatannya tiba-tiba kabur, pendengarannya samar. Dan ia tak kuat lagi menopang tubuhnya.

Bruk

"Amira!" Suara Syaqil begitu menggema saat melihat wanita yang di cintainya tak sadarkan diri.

Ia berlari dengan langkah yang lebar lalu menangkup kepala Amira ke dalam pangkuannya.

Safira dan Raziq tak kalah terkejutnya. Keduanya berlari melihat kondisi Amira yang sudah terletak tak berdaya.

"Amira!" ucap Syaqil panik dengan suara yang bergetar. .

"Astagfirullah, Amira!" Safira pun tak kalah panik, ia menangis melihat betapa pucatnya wajah Amira saat ini.

1
Alin Aprilian04
terimakasih kak❤️
Nurjana Bakir
mantap
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!