Perjalanan hidup Gaman julang yang tidak pernah tuntas menyelesaikan pendidikan di sekolah maupun di pesantren.
Ia tidak bisa mengimbangi waktu dengan hobinya bermain musik,sehingga sekolahnya terbengkalai.
meski demikian, dia seorang yang cerdas.
Hingga suatu ketika dia harus bergelut dengan problematika hidup dan beban moral menghadapi gunjingan keluarga dan tetangga.
Semua sepupunya terbilang telah hidup sukses dan sudah punya keluarga sendiri,tinggal ia seorang yang masa depannya tak tentu arah.
Ditengah kehidupannya yang relatif carut marut secara ekonomi ,dia jatuh cinta dengan putri seorang Kyai besar pengasuh pondok pesantren.
Tantangan terberatnya harus bersaing dengan dua orang lain yang juga ingin melamar putri sang Kyai.
Mereka berdua mapan secara ekonomi dan punya gelar akademik S2 lulusan Universitas Al-azhar Kairo,Mesir.
Upaya apa yang akan dilakukan Jul untuk menghadapi tantangan tersebut demi menaklukkan hati sang Kyai agar menerima ia sebagai menantu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungdadan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SERBA SALAH
Setelah berkenalan dan mata saling berpandangan, terasa getar dalam dada, tak terkendali.
Bungkam rasa yang terpendam dalam lamunan. Hati gelisah, bertanya-tanya, apakah ini yang aku cari ? sebenarnya saat ini apa yang sedang ku alami ?
Jantung berdebar, tak karuan nadinya. Kehadiranmu saat ini, memenuhi setiap ruang dalam pikiranku.
Ingin ku ungkapkan, apa yang sedang terjadi denganku ? namun lidah kelu, hanya mampu terdiam, menahan gelisah yang membayang.
Apakah ini cinta yang tersembunyi? atau hanya sekedar rasa penasaran yang sesaat ?
Terus berputar dalam benakku ini, hingga kubiarkan waktu menjawab, takdir kan ku dapat.
Kini, hatiku dilanda dengan penuh tanya, mencari jawaban di balik senyummu yang hangat.
Semoga hati ini tak salah arah, bertemu denganmu, merupakan bagian dari takdir yang indah.
Walau jantung berdebar ,akan tetapi tak sekuat seperti pada saat aku bertemu dengan zian.
Rasanya sangat berbeda ,gelisah kali ini terasa panas ,dulu waktu bertemu dengan zian aku memang gelisah ,tapi rasanya adem.Ini kok panas ya ?
Perbincangan kami pun berbeda 180 derajat.
Waktu itu ,dengan zian berbincang - bincang tentang logika, sastra, kehidupan sosial masyarakat ,filsafat dan ilmu pengetahuan.
Sedangkan kali ini lebih mengarah ke buaya darat ,percintaan dua sejoli ,gombal - gombal sampah yang tak bermutu.
"Kenapa ? Kok tiba- tiba ngelamun ? "; dengan sedikit mendesah halus dia bertanya.
Aku sedikit terkaget ; "Ooh..enggak ,ngga papa , ini...,karena agak ngantuk mungkin."
"Oh iya ,kamu mau ke mana ? " ; tanya wulan penasaran.
"Aku dari Kediri mau pulang ke Purbalingga, nanti turun di stasiun Kroya."
"yaaah....bentar lagi pisah berarti dong ,nggak bisa lama - lama bareng deh ;" Wulan dahinya berkerut serta bibirnya manyun.
Aku cuma tersenyum karena sedang gelisah merenungkan godaan macam apa ini.
Sebelum aku bicara ,dia sudah bertanya kembali ; kamu di Kediri ngapain ? ketemu pacar ?."
Mendengar itu, dalam hatiku berkata ; "aduh...nggak mutu banget si pertanyaannya ,masa ketemu pacar, emang ngga ada pertanyaan lain apa ? eh....mungkin karena kehidupannya memang begitu kali ya ? namanya orang berkata pasti tak jauh dari pikiran dan perilakunya."
"Enggak ,nggak punya pacar aku ,hmmm...."; perkataanku terputus ,entah kenapa aku ragu mau mengatakan bahwa aku adalah seorang santri.
"Lah ,terus ngapain di sana ? " ; wulan kelihatan sangat kepo dan terus mendesak ku.
Aku jadi risih ,dia bertanya sambil menempel - nempel kan pipinya ke pundakku.
Aku menggeser tubuhku, berusaha menjaga jarak agar tidak bersenggolan dengannya.
Aku terus menggerutu dalam hati ; "wah wah...ini bahaya ini lama - lama ,kalau iman nggak kuat bisa runtuh ini dunia."
"Hmmm ...anu..anu ,ini...apa...,aku mengunjungi saudara di sana "; setelah ku berucap demikian ,aku bertanya - tanya dalam hati.
"Ya Allah ,dosa apa engga ini aku berbohong ,walaupun ngga bohong-bohong amat si...,di Kediri memang aku ada saudara."
Dalam bayang-bayang, mata memandang, Keraguan hadir, hati berkarang. Kata terucap, suara bergetar. Kebohongan terasa, menusuk sukma.
Lidah berdusta, bibir tersenyum, namun batin menjerit, hati terhukum. Tak bisa lagi, percaya diri. Keraguan hadir menyelimuti.
Jejak dusta, terukir jelas, disetiap gerakanku penuh cemas. Di mataku terpancar kehampaan nestapa.
"Hmmm...saudara apa saudara ? Hayoo...jangan bohong lho ? "; wulan terus saja memancing.
"Ya...., iyaaa saudara ,ngapain juga bohong .Lagian apa untungnya untukku bohong sama kamu mbak wulaaan."
Aku mencoba meyakinkan dia akan jawabanku .Tujuanku supaya wulan tidak terus mengorek informasi lebih dalam tentangku.
Untuk mengalihkan itu semua ,giliran aku yang bertanya ; " kalau kamu sendiri mau kemana ?."
"Aku mau ke bandung pingin kerja."
Aku terus saja mengajukan pertanyaan ,supaya dia tidak ada kesempatan bertanya tentangku.
"Kamu aslinya dari mana ? kerja apa di Bandung ? sebelumnya udah pernah ke sana ?."
"Aku dari Kutoarjo , mau ikut kerja temen di toko baju di daerah Bandung ,temenku si udah ada di sana. Kalau aku baru pertama kali mau ke sana ."
"Ooh...,bahaya juga sebenarnya cewek cantik kaya kamu sendirian ke bandung ."
Aku berkata demikian, karena khawatir melihat penampilannya yang amat meresahkan dan menggoda.
Aku bilang bahaya, tujuanku supaya dia berhati -hati dan lebih menjaga penampilannya agar tidak terlalu terbuka.
Dia malah justru lebih fokus ke kalimat "cantik" ,sehingga membuat dia jadi salah tingkah , pipinya memerah dan tambah senyum - senyum.
"Ah masa sih ? Aku cantik ta ? makasih....."
Aku menggaruk - garuk kepala dan berkata dalam hati ; " hadeeeh...kok malah jadi salah kaprah begini ?."
"Ini...anu...gini...,apa...eh ,apa ngga dingin gitu ? ngga bawa jaket apa gimana, bahaya ntar sakit masuk angin ! "
"Ya nggak lah ,naik kereta ekonomi gini ,panas malah !."
Aku tambah kebingungan ,mau ngomong apa adanya tentang kekhawatiranku ,tapi takut dia malah jadi tersinggung.
"hmmm.....anu, maksudnya di Bandung kan dingin ,kamu ngga bawa jaket... atau... celana panjang gitu...,biar aman dari gigitan nyamuk."
"Engga ah ,ribet pakai celana panjang ,lagian aku udah terbiasa ngga pake jaket juga."
Otakku terus berputar berusaha meracik ramuan kalimat, sekira tidak membuat dia tersinggung.
"Ini di tas aku punya kemeja panjang ,kamu pakai ya ? biar nanti tidak kedinginan di bandung !."
"Ooh...,bajuku jelek ya ? Keliatan norak ? "; wulan berkata sambil manyun bibirnya.
"Bukan...bukan...,bukan gitu maksudnya ,tapi ini...anu..hmmm..,ini bajuku terlalu banyak bikin tasku jadi sesak."
Pikiran dan hatiku menjadi tidak singkron ; "Hadeeeh...kok malah jadi kacau begini."
Tindakanku kali ini, serba salah terasa. Pilihan membingungkan, jiwa terasa resah. Ingin berbuat baik, namun salah. Salah langkah, salah bicara, serba salah.
Pikiran kalut, hati terasa gelisah. Setiap ucapan selalu ada salah. Ingin berbuat sesuatu, tapi tak berdaya. Serba salah, memang nasib yang menyiksa.
Dunia seakan berputar tak berarah. Terjebak dalam lingkaran yang serba salah.
Setelah diam sejenak ,Tiba - Tiba saja wulan menangis lagi.
"Hiks....hiks...hiks...penampilanku jelek ya ? apa aku membosankan ? pantesan aku diselingkuhin !."
"Eeeealaaah.....,kok malah nangis lagi sih ! Bukan begitu maksudnya ! Ini...anu...aku cuma khawatir takutnya kamu kedinginan nanti di Bandung ,di sana dingin lho ! Serius ! aku pernah ke sana soalnya."
"Ngga papa kok ,kalau aku jelek bilang aja ! bilang aja aku memang pantes ditinggalin ! aku menang pantes dikhianati ! aku memang pantes diselingkuhi hiks hiks hiks !"
Pernyataannya membuatku tepuk jidat ,lalu aku berbicara sedikit lebih tegas ,namun ada unsur bercandanya ; "hadeh...,aduh aduuuh.....katanya nggak papa kok sambil nangis gitu ? "
Dia tak menjawab apapun ,hanya meneruskan tangisannya ; " hiks...hiks...hiks..."
Aku berusaha memberi dia nasihat kembali ; " ya sudah ,silakan kamu menangis sepuas kamu ,monggo ! teruskan saja tangisanmu ! habiskan air matamu sampai bersih ! Kelak suatu saat nanti, jika kita ketemu lagi ,kamu udah ngga punya air mata ! sudah tak ada lagi tangis. Habiskan semua sekarang !"