Di masa tua nya, anak anak asih dengan tega nya membuang ibu nya ke tempat penitipan lansia. mereka tak ingin merawat ibu nya lagi. karena di anggap menyusahkan.
apalagi asih juga sakit sakitan, dan membutuhkan biaya pengobatan yang tak sedikit. bagaimana kisah cerita tentang asih. yuk simak bersama sama.....
kisah ini aku buat dengan penuh ketegangan, dan juga sedih ya. jadi kalau ga suka bisa langsung skip. selamat membaca!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.10 Hamil
Sebulan berlalu begitu cepat nya, asih yang sedang sibuk dengan pesanan kue kue kering pun tak sempat istirahat yang cukup. Sehingga sesekali dia merasa sedikit pusing, karena telat sarapan. Tapi dia selalu berusaha keras, mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga nya. Agar anak anak nya tak merasa kelaparan. Begitu lah seorang ibu, rela bertaruh nyawa demi anak anak nya bahagia. Kasih sayang ibu sepanjang masa.
Tak lama, Ida yang berada di kamar seharian pun keluar dengan tergesa gesa. hal itu membuat asih kaget, dan langsung menghampiri anak gadis nya.
"Huwek......huwek.....
Ida berlari menuju ke kamar mandi, dan memuntahkan isi perut nya. tubuh nya yang lemas, dan wajah nya yang pucat membuat sih begitu khawatir.
"Ida...kamu kenapa nak?"
"Perut Ida mules banget Bun, ga enak banget rasanya." keluh nya dengan bersandar di kursi depan yang terletak di sebelah kamar mandi.
"sebentar bunda buatkan teh manis Dulu, sama bawa kue kering. biar perut kamu terisi. kalau masuk angin ini nak." ucap asih yang mengira anak nya sedang sakit.
Ida yang melihat wajah bunda nya, pun merasa sedikit merasa bersalah karena telah berbohong selama ini. hubungan nya dengan putra masih tetap terjalin, tapi laki laki itu sekarang sifat nya berubah, tak perhatian seperti dulu lagi.
tak lama bunda nya datang, membawakan teh hangat, dan juga kue kue kering yang dia buat untuk pesanan. Alhamdulillah pesanan penjualan kue kue kering begitu lancar beberapa hari ini, banyak orang yang suka, sehingga membuat rezeki nya terus menerus mengalir. asih juga sering menyisihkan sedikit rezeki nya kepada para pengemis yang berada di desa itu.
"Ini minum dulu, biar perut nya enakan."
"Makasih Bun." ucap nya dengan berkata lesu.
"Huweek......huwek.... Ida berlari kembali ke kamar mandi, sambil meringis pelan. Mata nya berkaca kaca, dan terduduk lesu di sana.
Asih yang merasa kasihan, melihat anak nya seperti ini, langsung memanggil Fatih, yang saat ini sedang berada di tempat kerja nya.
"Tunggu di sini ya nak, bunda panggil kakak kamu dulu."
"Iya Bun." ucap nya mengangguk saja, sambil sesekali menutup mata yang terasa mengantuk tiba tiba.
Fatih saat ini mengembangkan bisnis kopi nya di salah satu tempat yang lumayan strategis. Penghasilan nya juga lumayan banyak, sehingga bisa untuk membantu ekonomi bunda nya itu. walaupun sedikit, tapi Fatih selalu menyisihkan sedikit uang nya, untuk bunda nya itu. Dan selalu di terima dengan penuh haru, oleh asih.
Asih yang tak sempat memakai sendal nya pun, langsung bergegas menuju ke arah tempat kerja Fatih yang kebetulan tak jauh dari rumah.
Kaki nya yang tergores beling kaca pun, tak membuat nya menyerah begitu saja. Dia tetap berjalan tergesa gesa, walaupun kaki nya terluka dan berdarah.
"Awwsh.... Dia hanya meringis saja, dan melanjutkan perjalanan tanpa memperdulikan kaki nya yang terluka itu.
"Fatih! Fatih!"panggil asih dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Eh, bunda. ada apa? Kok wajah nya cemas gitu?" kebetulan sekali,pelanggan nya hari ini tinggal sedikit. Sehingga bisa sedikit bersantai melepas lelah bersama.
"Nak, tolong pinjamkan motor teman teman kamu ya nak. Ida masuk angin, dari tadi muntah terus. Bunda khawatir liat nya."
"Yaudah sebentar ya, Bun." lalu Fatih menuju ke salah satu teman bisnis nya itu, yang kebetulan membawa sepeda motor.
"thanks men. Gue Pinjam dulu ya."
"iya fat, pakai aja, lagian dagangan kita hari ini, laris manis."
"ni, bagian Loh fat, pasti butuh nanti untuk biaya pengobatan adik lo."
"Makasih bro, gue pamit dulu."
"Hati hati di jalan."
Fatih langsung membonceng bunda nya pulang ke rumah, dan setelah sampai di depan rumah nya, asih langsung masuk ke dalam, mengecek kondisi Ida yang sudah lemas tak berdaya itu.
Saat masuk ke dalam, Ida sudah tak berdaya dan tergeletak di lantai. Kemungkinan saat ini, anak nya sedang tak sadarkan diri.
"Ya Allah nak, Fatih cepat kesini, ayo bawa Ida ke Puskesmas!" teriak asih yang terlihat panik.
"Iya Bun, sebentar."
Dengan tergesa-gesa, Fatih masuk, dan melihat adik kembar nya sudah tergeletak di lantai. Dengan segera dia langsung menggendong nya, untuk naik ke sepeda motor. jadilah mereka berbonceng tiga.
setelah sampai, dokter Puskesmas langsung memeriksa kesehatan pasien nya. pertama Tama, dia mengecek denyut nadi nya terlebih dahulu. lalu memeriksa bagian perut, dan terkahir menghela nafas berat. Tak menyangka, pasien saat ini sedang hamil muda. Dan itu sangat disayangkan oleh petugas.
"dok, bagaimana kondisi anak saya?" tanya sih dengan wajah yang kentara panik nya. Tangan nya dari tadi bergetar hebat. Dan pandangan nya terlihat cemas.
"ada yang ingin saya sampaikan, ayo ikuti saya ke ruangan Bu." ucap dokter yang berjaga.
"Begini Bu, maaf kalau saya ikut campur, apakah anak ibu sudah menikah?"
"Deg.....
"Dok, anak saya belum menikah, masih kelas 3 SMA. Sebentar lagi akan lulus."
"Jadi begini Bu, dengan berat hati saya menyampaikan, bahwa putri ibu sedang mengandung. Dan saat ini usia kehamilan nya masih 2 Minggu. Dan masih terlihat rentan sekali. Kemungkinan anak ibu sudah melakukan hubungan seksual dengan kekasih nya."
Jeder..... Bagaikan tersambar petir, tubuh asih langsung melemas, putri yang selalu di jaga dengan baik, dan diajarkan dengan begitu baik, kini sedang mengandung. betapa hancur nya, hati asih, saat mengetahui fakta menyakitkan ini. Fatih saat ini tak ada di ruangan itu. Dia masih menunggu Ida yang masih belum sadarkan diri.
"Ha_Hamil, dok?" tanya nya dengan air mata nya mengalir deras.
"Saya tau, perasaan ibu pasti sangat terpukul, tapi sudah banyak saya mengalami kasus seperti ini. saat berharap kandungan nya di jaga, dengan sangat baik."
Air mata asih mengalir deras nya, hati nya begitu sakit, dengan penderitaan anak ketiga nya. Kepercayaan yang selama ini asih berikan, langsung hancur tak bersisa.
Setelah berpamitan kepada dokter, asih langsung bergegas ke toilet, untuk menumpahkan tangis kesedihan nya. Ibu mana yang tak hancur,dan tak terluka saat melihat anak nya hamil di luar nikah. Rasa kesedihan nya menyeruak di relung hati yang paling dalam. berharap ini hanya mimpi saja, tapi kenyataannya nya bisa merubah apapun.
"Hiks......hiks.... Aku gagal....aku gagal jadi ibu yang baik, aku gagal mendidik mereka mas Farhan....hiks....hati ku hancur, hati ku sakit mas. Aku tak bisa memikul beban seberat ini.....hikss....kenapa, ini semua terjadi pada keluarga ku ya Allah." tangisan seorang ibu yang terlukai begitu tergambar jelas ke piluhan nya. Takdir berkehendak lain dengan nasib anak ketiga nya.
Kasian wita suster yg baik semoga suatu saat wita bisa ktmu ma bu asih..