NovelToon NovelToon
DENDAM KESUMAT

DENDAM KESUMAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Balas Dendam / Iblis / Identitas Tersembunyi / Dendam Kesumat
Popularitas:59.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Aku mohon! Tolong lepaskan!”
Seorang wanita muda tengah berbadan dua, memohon kepada para preman yang sedang menyiksa serta melecehkannya.

Dia begitu menyesal melewati jalanan sepi demi mengabari kehamilannya kepada sang suami.

Setelah puas menikmati hingga korban pingsan dengan kondisi mengenaskan, para pria biadab itu pergi meninggalkannya.

Beberapa jam kemudian, betapa terkejutnya mereka ketika kembali ke lokasi dan ingin melanjutkan lagi menikmati tubuh si korban, wanita itu hilang bak ditelan bumi.

Kemana perginya dia?
Benarkah ada yang menolong, lalu siapa sosoknya?
Sebenarnya siapa dan apa motif para preman tersebut...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dendam : 18

Tiba giliran Lastri. Dia maju kedepan yang mana di sisi kanan, ada juragan Bahri, dan juga Sugeng. Mereka duduk di bangku lipat.

"Kalau boleh tahu, kau ini siapa?" Hardi berbicara dengan nada berwibawa menjaga citranya sebagai seorang kepala desa, yang akan memimpin lebih dari seratus kk/rumah.

“Lastri, Pak. Saya keponakannya Bi Mina – sepupu Sawitri.” Sengaja dia menyebutkan nama itu ingin melihat reaksi Hardi, tapi pria dihadapannya ini sungguh pintar mengelola ekspresi dan gesture tubuh.

Hardi manggut-manggut, menatap sekilas pada buah dada terlihat menantang, seakan melambai meminta dicumbui. “Oh … hendak menetap atau cuma tinggal sebentar?”

“Mungkin bila betah, saya akan lama disini. Menemani Bibi, sekaligus mencari pekerjaan.” Dia bergeser sedikit ke samping, sangat dekat dengan pak lurah.

"Aromanya mengingatkan ku kepadanya.” Sugeng menghirup dalam-dalam wangi lembut bunga mawar bercampur melati. Ingatannya langsung berkelana ke sosok lemah lembut pemilik senyum mematikan, Gayatri.

"Lastri ini yang kapan hari saya ceritakan, Juragan, Nyonya. Dia sedang mencari pekerjaan, pengalamannya pernah menjadi pembantu di rumah gedongan orang kaya,” beritahu Surti, nadanya terdengar sopan. Dia berdiri tidak jauh dari posisi Lastri.

Nyonya Samini langsung memicingkan mata, menatap tajam lekuk tubuh gadis yang dia taksir masihlah muda. “Berapa umurmu?”

“Jalan 21 tahun, Nyonya.” Ia menunduk dalam, memikat lewat adab sopan santun standar istri juragan Bahri yang gila hormat.

“Apa benar kalau kau belum pernah menikah?” tanyanya lagi, intonasi suara sengaja dikecilkan agar tidak terdengar oleh beberapa warga yang baru saja melangkah meninggalkan halaman rumah Surti.

“Betul, Nyonya.”

“Besok pagi, datanglah ke kediaman saya!” titahnya angkuh sembari membuang muka.

“Baik. Terima kasih, Nyonya.” Lastri mengangguk dalam.

Bu Mina mendekati Samini, yang langsung diusir halus, seakan sosok mantan besannya itu adalah bakteri.

“Terima kasih, Nyonya. Keponakan saya, gadis yang rajin. Dia tak pilih-pilih pekerjaan.” Bu Mina menangkupkan tangan, sedikit membungkuk.

“Sana kembali ke tempat mu!” usir Samini, enggan berbasa-basi, apalagi keadaan mulai sepi, para warga satu persatu undur diri. Tinggallah ia, sang suami, putra mereka, dan pak lurah, serta Surti.

“Ayo Kang, kita pulang!” Ayu sudah tidak tahan lagi, sedari tadi dia duduk sembari menahan rasa kesal, saat mendapati calon suaminya curi-curi pandang dengan sosok wanita berkasta rendah.

Mau tak mau Hardi berbalik badan, tapi masih menyempatkan melirik gadis yang senantiasa menunduk dalam.

Pak lurah berdiri, dia sedikit mundur agar tidak berjarak dengan gadis cantik menawan. “Semisal tak diterima bekerja di rumah juragan Bahri, kau bisa mendatangi kediaman pribadi saya.”

Lastri memilin ujung bajunya, gesturnya terlihat gugup, seperti gadis perawan yang minim berinteraksi dengan lawan jenis. “Terima kasih pak lurah. Anda begitu bijaksana dan penuh perhatian kepada warga di bawah naungan kepemimpinan Bapak.”

“Tutur katamu begitu manis, semanis wajah cantikmu,” bisiknya begitu lirih. Lalu berlalu agar tidak dicurigai ataupun dicap buruk.

Giliran Bahri yang berdiri dan hendak melewati Lastri, tapi dikarenakan dibelakangnya ada sang istri, dia melengos begitu saja.

"Semoga saja, kau diterima ya Lastri.” Surti menepuk lengan keponakannya bu Mina.

“Semoga Bi. Biar bisa membantu meringankan beban bibi ku,” sahutnya ramah. Mereka tengah memandang para orang berkuasa menaiki mobil, lalu mulai meninggalkan halaman rumah.

Surti menatap nanar, dalam hati merasa sedikit iri. Andai saja Farida sebijak dan baik hati seperti Lastri.

“Oh iya Bi, aku dengar dari para ibu-ibu yang berbisik tadi … apa betul si Farida sedang tak enak badan?” tanyanya sungkan.

“Iya, semalam ada yang mengganggunya. Sekarang dia sedang istirahat, tidak mau dijenguk siapapun!” Surti menjawab apa adanya.

“Kasihan sekali. Semoga lekas sembuh!” katanya sungguh-sungguh, lalu ikut membantu menumpuk kursi plastik.

Lastri mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan ketiga anteknya juragan Bahri, yang sama sekali tak terlihat batang hidungnya. ‘Aneh sekali, kemana perginya mereka.’

Bu Mina yang paham mendekati putrinya, menyamarkan percakapan penting dengan menyuruh Lastri memegang serokan sampah.

"Tiga hari lagi, waktunya sabung Ayam. Biasanya ketiga Keparat itu sibuk mempersiapkan area pertarungan." Bu Mina mengumpulkan sampah menggunakan sapu lidi.

Lastri mengambil sapu yang dipegang bibinya, lalu menyerok dedaunan kering dan bekas bungkus jajanan. "Apa Ayam kita ikut diadu, Bi?"

"Pastilah! Si Jalu belum pernah kalah, pasti mereka membawanya. Dengar-dengar, judi Ayam kali ini bukan cuma antar desa, tapi kelurahan. Berarti hadiah dan taruhannya lebih besar."

"Sudah waktunya kita melepaskan si Jalu, tapi dia harus memberikan kenang-kenangan kepada orang yang telah mencurinya dari kandang." Lastri mendengus, tersenyum penuh rencana.

"Lakukanlah!" Bu Mina menjauhinya putrinya, dia masuk ke rumah Surti, bagian dapur.

.

.

Keesokan harinya. Sesuai perintah Samini, terlihat Lastri berjalan seorang diri menuju rumah juragan Bahri.

Dia berjalan santai, bibirnya bersenandung tembang kesukaannya 'Lingsir wengi'. Bila berpapasan dengan warga, maka Lastri akan menyapa alakadarnya saja.

"Iblis, aku datang ke istanamu!" Lastri berkata lirih, netranya menatap lekat bangunan besar yang memiliki halaman sangatlah luas.

Belum juga sempat mengucapkan salam, sosoknya sudah disambut oleh putra pemilik rumah.

"Lastri, saya kira kau tak datang. Mari masuk!"

"Terima kasih, Pak!" Lastri menunduk singkat, mengabaikan tatapan lancang seorang Hardi, ia membuka sandalnya.

Untuk pertama kalinya, Lastri menjejakkan kaki di dalam kediaman pemilik kebun kopi, mantan mertuanya.

"Itu dia orangnya, Mak Indun!" Samini berseru, menatap Lastri yang berjalan memasuki ruang tamu. "Tolong periksa, masih perawan atau udah los dol!" tambahnya berbisik.

Sosok yang dipanggil Mak Indun itu, memperhatikan cara jalan Lastri, lekuk tubuhnya, terutama pada bagian buah dada.

"Kemari lah, duduk disini!"

.

.

Bersambung.

1
Muhammad Arifin
satu suro ..... kok MBK Kunti gak nongol? kemana????
AFPA
Lebih keren lastri..punya bekingan author 😁
AFPA
Ini authornya yg tega an
ilate di ketok
🥺
Y.S Meliana
duuuh hawatir ketauan deh
Imas Masitoh
alur cerita nya slalu bikin greget💕
Vivi Yulianti
sruuuuu
Retna Tri Tunjung
ih ngga sabar nunggu up nya kak..
Marlina Prasasty
ihh lagi hbt2nya kok bersambung😭
FiaNasa
akankah pembalasan Sawitri ini akan cepat terungkap berkat Ki jaya,,lalu bagaimana sisa² penjahat lainnya klau kijaya menemukan pelakunya ini adalah Lastri alias sawitri
ynt_
kk kok tumben upnya cuma 1 biasanya double
Muhammad Arifin
aduh...tambah penasaran 🤦🤦
ora
Mari lihat kesaktian Ki Jaya/Scream//Sweat//Proud/
ora
Juragan pun patutnya di buat diam selama-lamanya😤😤
ora
Mending habisi nyawanya sekalian nggak sih. Itu hidup tanpa lidah gimana. Nggak kebayang aku😭😭😭
Alik Puspita Wati
aduh deg degan lagi aku..ketahuan ngga yaa kalau yang melakukan itu semua sawitri 🤔
Hafifah Hafifah
apakah akan ketahuan dalangnya siapa?
Hafifah Hafifah
sadis amat ya
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
wahh ada si dukun ya yg jd bekingan nya
wehhh emg ya klo punya pesugihan jelas pasti punya ya kann
Yuli a: iya... punya kekuasaan pasti punya backingan mbak... presiden aja punya...😂
total 1 replies
Irma
bakal ketahuan nggak sih moga2 nggak deh
vay73
❤❤❤
wow lawannya juga gk main main menguasai ilmu hitam ... kira kira ketahuan gk ya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!