NovelToon NovelToon
Ikhlas Cinta Rayandra

Ikhlas Cinta Rayandra

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Berondong / Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Slice of Life
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lina Handayani

"Perjodohan memang terlihat begitu kuno, tapi bagiku itu adalah jalan yang akan mengantarkan sebuah hubungan kepada ikatan pernikahan," ~Alya Syafira.

Perbedaaan usia tidak membuat Alya menolak untuk menerima perjodohan antara dirinya dengan salah satu anak kembar dari sepupu umminya.

Raihan adalah laki-laki tampan dan mapan, sehingga tidak memupuk kemungkinan untuk Alya menerima perjodohannya itu. Terlebih lagi, ia telah mencintai laki-laki itu semenjak tahu akan di jodohkan dengan Raihan.

Namun, siapa sangka Rayan adik dari Raihan, diam-diam juga menaruh rasa kepada Alya yang akan menjadi kakak iparnya dalam waktu dekat ini.

Bagaimana jadinya, jika Raihan kembali dari perguruan tingginya di Spanyol, dan datang untuk memenuhi janjinya menikahi Alya? Dan apa yang terjadi kepada Rayan nantinya, jika melihat wanita yang di cintainya itu menikah dengan abangnya sendiri? Yuk ikuti kisah selanjutnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 : Kebingungan Melanda Diri

..."Mungkin hati tidak kuasa mengungkapkan, tapi mata tidak akan bisa menutupi apa yang tengah kamu rasakan."...

...~~~...

Melihat sikap acuh sang istri, membuat Raihan mengalah, dengan berjalan menuju kamar mandi, dan membersihkan dirinya di sana soraya menenangkan diri.

Klop!

Suara pintu kamar mandi itu terdengar oleh Alya yang tengah pura-pura memejamkan matanya, padahal ia sebenarnya belum ingin tidur. Apalagi sore hari seperti ini, karena tubuhnya pun terasa tidak enak.

Perlahan Alya membuka kedua kelopak matanya, dengan berbalik menatap pintu kamar mandi yang sudah tertutup rapat. Seketika air mata pun jatuh begitu saja, membasahi kedua pipi untuk kesekian kalinya, setelah sedari siang berhasil Rayan tenangkan. Akan tetapi, jika berhadapan dengan Raihan, rasanya sakitnya kembali sakit, sehingga membuatnya tidak bisa menahan tangis lagi.

"Maaf Mas, aku belum bisa menerima dan memaafkan pengkhianatan yang telah kamu lakukan," lirih Alya dengan terisak pelan agar tidak terdengar oleh Raihan.

***

Malam harinya, semua orang bersikap untuk makan malam, keluarga besar itu duduk di meja makan, dengan hidangan di atas meja yang wanginya begitu menggugah selera, meminta untuk segara menyantapnya.

Di saat semuanya telah berkumpul, Rayan pun datang terakhir, dengan segera duduk di kursi makan, sembari kedua mata sesekali menatap kepada Alya yang tengah sibuk menghidangkan makanan di atas meja.

Dan terlihat juga oleh kedua mata Rayan bahwa Raihan hanya diam memperhatikan Alya, dengan wajah yang nampak terlihat masam.

"Sayang, Mas mau ikan itu. Tolong ambilkan ya?" pinta Raihan sembari tersenyum berusaha menarik perhatian sang istri.

Alya tidak menjawab, ia hanya mengambil piring berisi ikan, dengan segera menyimpan ikan itu di atas piring milik Raihan. Bahkan, Alya tidak tersenyum sedikit pun, sampai Rayan bisa melihat kekecewaan di mata Alya yang belum sepenuhnya bisa menerima perlakuan dirinya.

"Terimakasih sayang," ucap Raihan berusaha keras untuk mengembalikan senyuman manis sang istri.

"Sama-sama, Mas." Alya hanya tersenyum tipis agar tidak membuat semua orang yang berada di meja makan itu curiga, sembari segara menyantap makan malamnya itu.

Raihan yang gagal membuat Alya membaik, sehingga membuatnya sedikit menggeserkan kursinya kepada sang istri, lalu menatap wajah sang istri sembari tersenyum manis dan menyendok makanan dari atas piring.

"Buka mulutnya, sayang! Kali ini Mas suapin kamu, karena kamu lagi kurang sehat, kan? Ayo buka mulutnya! Aaaaa," ucap Raihan sembari menyodorkan sendok yang berisi nasi dan lauk pauknya di hadapan Alya.

Deg.

Semua mata seketika tertuju kepada pasangan pengantin baru yang belum kunjung satu bulan itu, dengan beberapa di antaranya tersenyum, sedangkan Rayan nampak mengepalkan tangannya, dengan rahang yang sudah mengeras, dan juga tatapan tajam menatap pasangan yang romantis di depannya itu.

"Cie yang masih pengantin baru, romantis banget si?" ucap Bunda Zahra dengan menggoda anak menantunya.

"Iya, kayak kita dulu ya, Bun? Romantis," sahut Ayah Muhtaz, dengan memeluk tubuh Bunda Zahra dari samping, sembari tersenyum menatap Raihan yang telah berumah tangga.

"Iya harus dong, Ayah. Namanya juga pengantin baru, makanya semuanya juga harus terasa manis dan romantis," balas Raihan sembari menatap Ayah Adam, serta kembali melirik sang istri dengan tersenyum.

"Ya udah, ayo sayang! Aaaaa," lanjutnya dengan terus mencoba membujuk Alya agar mau menerima suapannya.

Alya yang bingung harus bersikap apa, dengan di tatap oleh banyak pasang mata di sana termasuk mertuanya, sehingga membuatnya mau tidak mau menerima suapan dari suaminya itu.

Hap.

Suapan itu pun masuk ke dalam mulut Alya, dengan di balas oleh senyuman dari kedua mertuanya, serta Raihan yang tersenyum manis kepada dirinya.

Rayan yang tidak tahan lagi melihat pemandangan yang begitu menyakitkan itu, sehingga membuatnya reflek berdiri dari kursinya.

Kreettt!

Suara kursi di dorong ke belakang sedikit keras, dengan Rayan yang telah berdiri dari kursi makan itu, sehingga membuat orang-orang di meja makan menatap kepada dirinya.

"Loh Rayan, kenapa malah berdiri? Ayo di makan itu makanannya, nanti keburu dingin." Bunda Zahra dengan cepat bertanya kepada sang putra.

"Nanti saja, Bun. Rayan masih kenyang," jawab Rayan dengan wajah datar dan nada bicara yang cukup dingin.

"Loh, itu nasinya belum kamu makan. Kamu juga belum makan dari tadi siang. Duduk lagi! Makan dulu!" titah Bunda Zahra yang tidak ingin sang putra sakit.

"Nanti saja Bun, Rayan sedang tidak berselera untuk makan sekarang," kata Rayan dengan melirik Alya dan Raihan yang juga menatap dirinya.

"Eh, kenapa kamu sakit ya, Rayan? Biar Bunda minta Bi Ratna ambilkan obat ya?" ucap Bunda Zahra dengan raut wajah yang berubah begitu cemas kepada Rayan, sampai ia berdiri dan menyentuh kening sang putra.

"Enggak Bun, nanti saja. Rayan enggak papa kok, Bunda lanjutkan saja makannya sama yang lainnya ya? Rayan enggak papa," balas Rayan dengan begitu meyakinkan sang bunda.

"Tapi ...," kata Bunda Zahra yang langsung di balas dengan anggukan kepala, serta senyuman yang menghiasi wajah Rayan.

Bunda Zahra pun akhirnya duduk kembali di kursi makan dan melanjutkan makan malamnya bersama sang suami, serta anak menantunya di sana.

Tidak lama dari itu pun, Rayan berlalu pergi meninggalkan meja makan, dengan langkah yang sedikit cepat, dan berjalan menuju ke luar rumah untuk pergi ke taman belakang yang tidak jauh dari rumah besar itu, lalu duduk di kursi dengan menatap rembulan di langit yang begitu bersinar indah.

Dengan menghembuskan nafasnya kasar dan mencoba menenangkan amarahnya yang hampir membuncah itu, Rayan pun terdiam di sana dengan menenangkan diri, setelah melihat perlakuan Raihan dan Alya di meja makan tadi.

"Bisa-bisanya Bang Raihan melakukan ini kepada Alya. Bahkan, setelah Alya mengetahui apa yang di lakukannya itu, Bang Raihan dengan mudah berperilaku manis kepada Alya. Walupun demikian, itu sudah biasa aku lihat, tapi kali ini hati aku sakit jika mengingat bagaimana Raihan menyakiti Alya," lirih Rayan di dalam hatinya dengan kebingungan yang melanda dirinya.

Larut dalam keheningan malam dengan pikiran yang sudah tidak tenang, serta rasa yang mungkin salah, membuat Rayan bingung harus melakukan apa.

"Aaakhh! Kenapa aku jadi seperti ini si? Malah jadi ikut campur, tapi aku tidak bisa membiarkan wanita yang aku cintai di perlakukan seperti itu," ucap Rayan terlihat frustasi dengan keadaan yang terjadi kepada Alya.

Seketika terdengar suara bariton dari belakangnya yang membuat Rayan langsung terkejut.

"Siapa wanita yang kamu cintai, Rayan?" tanya seorang laki-laki dari belakang, dengan melangkah pelan mendekati Rayan yang tengah duduk di kursi teman.

Sontak saja Rayan menoleh ke arah belakang dan kedua matanya menangkap wajah yang tidak asing baginya itu. Bahkan, nyaris selalu terlihat di manapun ia berada.

Deg.

Kedua matanya membulat sempurna seketika, setelah melihat kedatangan seorang laki-laki yang tengah menatapnya dengan begitu instan itu.

.

.

.

1
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
nah begitu dong jangan disembunyikan kalau dia tuh mantanmu.
Seuntai Kata: Iya ya nanti makin parah kalau di sembunyikan.
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
ceritakan saja sama bunda kalau Raihan tuh udh menyakiti mu jangan malu² alya
Seuntai Kata: Betul tuh biar bisa langsung di nasehatin tuh suaminya. 😅
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
udh mulai tak waras nih abangmu,trs awasi dia jangan sampai Alya jadi korban
Seuntai Kata: Betul tuh Raihan mulai" menunjukan sikap aslinya. Siap pasti Rayan siap siaga untuk Alya.
total 1 replies
Nar Sih
mampir kak
Seuntai Kata: Wah terimakasih banyak kak udah mau mampir, semoga suka ya sama ceritanya dan bertahan bacanya. 😊.
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
waduh bisa gawat nih kalau Raihan marah lagi sama alya
Seuntai Kata: Betul tuh bisa kacau ini mah nantinya ya kak. 🙁
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
knp gak dibolehin melihat hasil pemotretan nya
Seuntai Kata: Nah hayo kenapa tuh? Apa jangan-jangan ... 🙂
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
apakah nantinya Alya akan jadi bintang setelah melakukan pemotretan&+mempromosikan produk itu ?
Seuntai Kata: Wah kira" gimana tuh jadinya nanti ya? 🤔
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
kamu pasti bisa Alya
Seuntai Kata: Bener tuh semangatin Alyanya terus kak 🙂.
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
diingetin sama Rayan malah jawaban nya begitu.
Seuntai Kata: Iya ngeselin banget ya tuh Raihan! 😬
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
mungkin kah yg datang tuh Raihan sampai Rayan kaget begitu
Seuntai Kata: Nah bisa jadi tuh. 😅
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
ortunya blm tau kalau dibelakang Alya&Raihan gak begitu romantis hanya didepan doang biar dpt perhatian.
Seuntai Kata: Betul tuh hanya mau di lihat orang saja ya? Berdua mah boro" 🙁.
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
tuh kan gak dimaafin atas perilaku mu Raihan makanya jngn macem² sama alya
Seuntai Kata: Bener itu jangan main" kalau sama Alya jadi kena kan tuh si Raihan!
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
kasian bunda nya dibohongi
Seuntai Kata: Iya kasian banget ya itu Bunda Zahra yang udah di bohongi Raihan dan percaya begitu saja. 🤧
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
siapa yang datang tuh,,sampai Raihan kaget begitu
Seuntai Kata: Hayo siapa tuh kira-kira? 🤔
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
akan kah Rayan akan membantu mslh yg di hadapi Alya
Seuntai Kata: Hayo bakalan di bantu gak ya? 😁
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
bnr juga firasat nya Rayan kalau Abang nya tuh udh mengkhianati Alya.
Seuntai Kata: Nah kan terjawab juga ya kak.
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
jangan sampai Alya bundir disana 🤭
Seuntai Kata: Emmm, iyain gak ya? 🤔😅
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
harus sabar Rayan suatu saat nanti dia pasti akan bercerita kpdmu
Seuntai Kata: Rayan : Gak tahu kapan Alya akan cerita, tapi aku nunggu dengan setia.

Wkwk 😄.
total 1 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
yuk cari tau masalah mereka Raihan
Seuntai Kata: haha gak papa kak, santai aja namanya mirip soalnya. 😅
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ: sorry Thor salah ngetik 🤭
total 3 replies
🥑⃟𝚜𝚌𝚑𝚊𝚝𝚣𝚒🦊⃫⃟⃤ₕᵢₐₜ
pasti ada sesuatu nih antara Raihan&silvi
Seuntai Kata: Nah hayo mulai tebak"an kita. 😄🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!