Agen Rahasia Jadi Putri Teraniaya

Suasana sekolah pasca pengeluaran Chelsea dan pak Firman menjadi heboh, karena pada akhirnya semua orang tahu bagaimana watak asli seorang Chelsea. Putri angkat yang diratukan keluarga dan selalu disanjung teman nyatanya tidak lebih dari manusia sakit mental yang bahkan menganggap aborsi sudah menjadi hal biasa. Ya, seseorang telah merekam semua.

Pembicaraan pribadi antara Mama Andini dan Chelsea di ruangan Kepala Sekolah tadi pagi bocor dan tersebar luas ke penjuru Sekolahan. Bahkan ada yang sudah menyebarkannya di akun media sosial para pencari berita online. Seorang siswi kelas 3 SMA mengaku sudah 5x melakukan aborsi, begitulah tajuk yang berhasil menggiring opini publik.

Berita itu tidak hanya menjadi konsumsi warga Sekolahan, nyatanya beberapa rekan bisnis Papa Darius pun mendengarnya dan mereka langsung mengkonfirmasikan pada Papa Darius. Tentu saja, selain mencoreng nama baik keluarga besar Johnson juga telah membuat beberapa saham jatuh. Dan ada juga investor yang menganggap Papa Darius gagal sebagai kepala keluarga.

Tentu saja hal itu membuat Papa Darius meradang, dengan hati yang panas pria tua yang masih sangat tampan itu bergegas pulang ke rumah untuk meminta penjelasan pada istri dan anaknya.

Tidak butuh waktu lama, meskipun jarak antara kantor dan rumah cukup jauh. Karena Papa Darius mengendarai mobil dengan kecepatan penuh.

Saat tiba di halaman rumahnya, bertepatan dengan Mama Andini yang juga baru pulang dari mengantar Chelsea pergi ke Dokter Psikolog. Ternyata benar, jika putri kandung hasil perselingkuhan itu mengalami kelaian mental Ripley Syndrome dan NPD (Narcissistic Personality Disorder). Chelsea juga mengalami keinginan sex yang tinggi padahal dirinya masih berusia remaja.

"Kok Papa sudah pulang jam segini, tadi kan ke kantornya sudah siang." Ucap Mama Andini.

"Ada yang ingin aku bicarakan pada kalian berdua. Ayo masuk."

"Ma, aku tidak mau jika Papa memarahiku. Pokoknya mama harus membela aku dari amarah Papa." Ucap Chelsea dengan wajah innocent.

"Mama tidak tau lagi Chelsea."

"Duduk!" Ucap Papa Darius begitu melihat istri dan anak angkatnya itu masuk ke ruang tamu.

"Apa benar kamu sudah aborsi selama 5x selama menjadi bagian dari keluarga Johnson? Apa kamu tahu akibatnya dengan perbuatan burukmu itu? Bahkan kamu memfitnah Alexa yang selalu berbuat buruk padamu. Ternyata semua hanya perbuatan manipulatifmu."

"Ya, aku memang sudah sering hamil dan aku rasa wajar gadis subur sepertiku langsung hamil ketika ada benih yang masuk. Dan Papa tidak perlu khawatir, tidak ada dampak buruk yang terjadi. Masalah Alexa? Siapa suruh dia lebih unggul dariku tapi terlalu lemah jadi seorang keturunan keluarga Jonhnson. Sangat tidak pantas."

"Andini, apa ini didikanmu? Kamu tahu percakapanmu dengan anak tidak tahu diri ini sudah menyebar ke dunia maya hingga para pemegang saham ingin menarik investasinya?"

"Kalau tahu dia hanya akan melempar kotoran, aku tidak sudi mengangkatnya sebagai anak. Sekarang, aku akan mengurus semua dokumen resmi jika Chelsea bukan lagi anakku."

"Kamu tidak harus bersikap keras seperti itu Pa, karena sampai kapan pun Chelsea akan tetap menjadi anakku. Aku menyayanginya lebih dari siapa pun." Ucap Mama Andini membuat Chelsea tersenyum bangga.

"Kalau begitu, pergi dari rumah ini dan bawa anak sialan itu bersamamu. Cukup selama ini aku mengalah dan mengemis cintamu."

"Aku akan mengabulkan keinginanmu yang selalu kamu minta bertahun-tahun lamanya. Aku akan menceraikanmu, Andini."

"Tidak Pa, kita tidak harus bercerai karena masalah sepele seperti ini. Aku berjanji akan mendidik Chelsea lebih baik lagi. Aku tidak mau kehilangan seorang suami."

"Apa kamu bilang, hamil di luar nikah kamu bilang sepele?"

"Ya, kan memang sepele. Hal seperti itu wajar saat ini. Jadi, tidak perlu dibesar-besarkan."

"Ternyata aku mencintai wanita yang salah. Bertahun-tahun aku menahan rasa sakit ketika istriku tak mau aku sentuh. Aku bertahan denganmu demi Alex dan Alexa yang sudah terlanjur lahir dari rahimmu. Itupun karena paksaan dariku."

"Sekarang aku sadar Andini, kamu memang bukan jodohku. Meskipun aku memaksa menikahimu, aku tetap tidak mendapatkan cintamu. Ternyata Tuhan sedang menghukumku karena telah memisahkanmu dari kekasihmu. Dan aku tahu sekarang, kamu tak layak menjadi istriku." Papa Darius menghela nafas panjang lalu memejamkan mata. Air mata mengalir deras dari wajah tampannya.

"Aku Darius Johnson secara sadar tanpa tekanan dari siapa pun menjatuhkan talak tiga kepada Andini Maharani. Mulai detik ini, Andini sudah bukan istriku lagi dan aku tidak berkewajiban apa pun pada hidupnya." Ucap Lantang Papa Darius masih dengan air mata.

"Tidak, kamu tidak bisa menceraikan aku begitu saja tanpa alasan."

"Sudahlah Ma, untuk apa merengek pada Papa. Bukankan ini yang Mama inginkan sejak dulu, lagi pula Mama tidak pernah mencintai Papa Darius. Di hati Mama hanya ada Ayah Sebastian, bukan?"

"Seharusnya Papa sudah lakukan ini sejak dulu, seharusnya Papa tidak memaksa kehendak dalam mencintai. Karena keegoisan kalian, aku menjadi korban."

"Jangan Chelsea, hentikan jangan katakan apa pun." Panik Mama Chelsea.

"Dengar Ma, sekarang sudah tidak penting lagi menjaga rahasia ini. Toh Mama sudah dicerai talak tiga, tidak ada kesempatan untuk kembali juga. Papa tahu, aku adalah anak kandung Mama dan ayah. Karena takut perselingkuhan mereka terbongkar. Mama menitipkanku pada Ibu."

"Jangan memasang wajah bingung untuk seorang pengusaha cerdas seperti Papa. Jadi, saat mama ketahuan hamil padahal baru sebulan melahirkan kembar. Dengan gilanya melakukan tindakan titip benih pada rahim lain. Ya, aku adalah embrio dari sel telur Mama dan sperma Ayah yang diambil dari rahim Mama lalu dipindah ke rahim Ibu."

"Makanya, jangan heran kalau Mama lebih menyayangiku dari pada kembar. Karena aku adalah hasil buah cinta Mama dan Ayah. Mereka melakukan per cintaan memang dengan cinta tanpa paksaan seperti yang Papa lakukan pada Mama. Tapi karena itu aku jadi lahir dari rahim wanita lain yang tak berdosa." Ucap Chelsea menjelaskan.

"Ooo... Begitu tho ceritanya, pantas saja kelakuan Chelsea murahan ternyata karena keturunan Jalang. Semoga saja aku tidak mengikuti jejakmu Nyonya Andini. Terima kasih karena tidak pernah menyayangiku, sehingga aku terbebas dari didikanmu yang aneh itu. Ayo Alex sudah cukup kita mendengarkan cerita drama Rumah Tangga mereka yang mengalahkan drama Korea."

Alexa dan Alex sudah pulang dari Sekolah sejak siang tadi, tapi hari ini mereka berdua menghabiskan waktu berdua sebagai saudara. Sudah lama, pemilik tubuh menginginkan kebahagiaan itu. Jadi tidak ada salahnya bukan jika Alana mengabulkannya. Setelah seharian nongkrong, mereka pun pulang tapi begitu nyampai pintu harus mendengar pengakuan yang menjijikkan.

Dan tentu saja, Alexa tidak akan menurun jejak Mama Andini karena jiwanya sudah mati dan mungkin sudah berada di surga.

Tapi melihat mata tua Papanya basah, Alexa atau jiwa Alana ikut merasakan kesedihannya sehingga dia mengajak Alex untuk merangkul Papanya.

"Alex, ayo kita ajak Papa pergi dari sini." Ucap Alana.

"Kasihan dia, ternyata cinta semenyakitkan itu. Sama seperti dirimu yang sedang patah hati kepada wanita yang salah. Sundal kok ditangisi, ayo Papa semangat. Nanti aku carikan wanita baik-baik yang cocok menjadi istri Papa. Jangan buang waktu untuk meratapi hal yang tidak penting. Mereka berdua hanya benalu yang pantas dibuang."

Alexa menggandeng Papanya dan membawanya masuk ke dalam kamar pribadinya. Kamar yang tidak pernah terasa hangat sejak 19 tahun yang lalu. Pria menyedihkan yang terjebak dalam cinta buta yang semu.

"Alex, tolong bantu aku mengeluarkan semua pakaian Chelsea dari kamarnya. Aku akan membereskan pakaian dan barang milik Mama." Ucap Alexa.

"Papa tidak keberatan kan jika kita menyingkirkan semua kenangan Mama? Kita harus menata ulang hidup kita bertiga Pa, jangan larut dalam luka. Aku yakin, setelah ini semua akan indah pada waktunya. Dan kamu Alex hilangkan rasa cintamu itu, karena sampai kapan pun kalian tidak boleh bersama. Chelsea satu Ibu denganmu."

"Apa kamu tidak sedih Lexa?" Tanya Papa Darius menatap sendu.

"Sedih, siapa yang tidak sedih dengan kehidupan Rumah Tangga orang tua yang berantakan seperti ini. Tapi dibanding aku, justru Papa jauh lebih terluka. Aku tahu, mencintai sepihak itu bagaimana rasanya. Tapi hidup harus terus berjalan, kalian jangan jadi pria kesepian."