Perjalanan seorang lelaki dalam menjalani pesugihan untuk membahagiakan keluarganya, akankah semua kekayaan yang akan dia dapatkan bisa membahagiakan keluarganya atau hanya akan menjadi penyesealan dikemudian hari....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dheana Echa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"Dua hari??" Jawab Nur menirukan gumaman sang suami sambil mengerucutkan bibirnya karena merasa kesal kepada Romli.
"Kamu dari mana saja!!" sahut Nur lagi dengan nada kesal, Nur kesal karena melihat Romli seperti orang linglung.
"Tapi Mar, aku gak kemana mana" jawab Romli dengan nada memelas.
"Gak kemana mana trus kakang di mana? masa iya menghilang kayak demit trus balik lagi kayak demit" seloroh Nur.
"Eem...kakang di kamar depan" sahut nya menggumam pelan sambil menunduk.
"Di kamar depan??, di kamar depan dua hari, lagi apa kang?? Tidur?? Kok betah kang tidur dua hari dua malam" sahut Nur semakin kesal.
"Eem...aku waktu itu nanya ke nyai..." jawab nya pelan.
"Nanya ke nyai?? Nanya apa kang?? Masa iya nanya saja sampai dua hari dua malam" sahut Nur lagi-lagi mendebat sang suami.
"Tunggu biar aku cerita dulu Nur" sahut Romli, Nur hanya mendengus sambil melirik kesal.
"Aku kan tanya ke nyai, mengenai masalah yang kamu khawatirkan itu, terus nyai bilang, kata nya dia gak bakal minta tumbal nyawa manusia, kecuali kalau manusia itu aku sendiri yang mempersembahkan nya, trus kata nya ada satu syarat lagi...."
"Apa syarat nya kang!!" Sahut Nur sampai Romli tak melanjutkan cerita nya....
"Tunggu dulu, main potong saja"
sahut Romli lagi, Nur pun terdiam sambil melirik sang suami....
"Syarat nya... eem... syarat nya, setiap malam selasa kliwon aku harus ke istana nya" cerita Romli.
"Trus mau apa di sana??"
"Kata nya, ya... ya cuma untuk penghormatan saja" kilah Romli, Romli tidak berani mengatakan yang sesungguh nya.
"Trus berapa hari??" Tanya Nur lagi dengan nada penasaran.
"Ya ... ya seperti yang kamu tahu, aku pergi sebentar saja waktu di sini sudah dua hari, kalau sehari semalam mungkin bisa jadi sepekan" terang Romli.
"Kok lama sekali kang, trus kalau tetangga pada tanya, aku jawab apa??" Sahut Nur dengan nada memelas tapi kesal.
"Ya bilang saja kalau aku kekota atau kerja di mana gitu, biar mereka pikir aku kerja di luar kota atau luar desa" jawab Romli dan Nur mengangguk paham.
"Tapi benar ya kang, Kamu gak kemana mana"
sahut Nur lagi sambil menggumam.
"Enggak, nanti kalau aku berangkat, Kamu antar sampai depan pintu kamar saja, Kamu gak usah ikut masuk kekamar, waktu itu simbah bilang, jangan sampai ada yang masuk kekamar itu selain aku" terang Romli nyerocos bercerita.
Nur mengangguk paham dan setuju dengan apa yang akan di lakukan sang suami di belakang nya, meski pun Romli tidak mengakui yang sebenar nya terjadi saat dia menghilang dua hari dua malam....
"Simbah berjenggot itu juga bilang kalau aku gak boleh mengusik kamar itu" batin Nur sambil bergidik ngeri.
"Eem ... trus apa bapak bapak itu gak kerja hari ini??" Tanya Romli, menanyakan para tukang yang bekerja di rumah nya.
"Mau ngerjain apa kang, lah wong semua nya sudah selesai, Kamu tinggal bayari saja" sahut Nur.
"Loh, trus keramik nya apa kah sudah di pasang??' Tanya Romli penasaran.
"Kamu itu bagaiamana sih kang?? Masa kaki Kamu gak kerasa to kang?? Wong keramik sudah di pasang sampek kekamar gini kok masih tanya keramik nya" cerocos Nur mengomeli Romli.
Romli pun terjingkat kaget dan baru sadar kalau kaki nya tidak menapak tanah, tapi keramik yang sudah terpasang rapi, bahkan Romli baru menyadari kamar nya sudah rapi dan bersih, tidak seperti sebelum nya yang seperti kandang, karna penuh tempelan kertas disana sini....
Romli clingak clinguk menelisik seisi kamar, tirai kelambu yang biasa nya menggantung di
atas tempat tidur nya pun bersih dan rapi.
Romli pelan pelan keluar dari kamar, mata Romli menelusuri seluruh lantai rumah nya, semua sudah nampak bersih dan rapi, warna keramik putih semakin membuat rumah Romli terlihat terang dan luas.
Nur hanya mengikuti sang suami dari belakang....
"Eem..apa pompa air nya juga sudah di pasang??" Tanya Romli sambil menoleh menatap Nur.
"Sudah, pak tukang minta tolong teman nya, Kamu tinggal bayari saja" sahut Nur.
"Eem..ya nanti tak kerumah nya" jawqb Romli sembari mengangguk pelan.
Romli masih bingung, bagaimana dalam waktu sekejap saat ia pergi tapi di alam manusia sudah dua hari dua malam, bagaimana kalau dia pergi sehari semalam, mungkin bisa jadi lebih dari seminggu....
"Eem...trus hari ini mau masak apa??" Tanya Romli lagi.
"Eemm... kemarin aku beli ayam dua kilo kang, aku kepingin masak trus tak antar ke
pesantren si Dewi" jawab Nur sambil menunduk.
"Eem...ya sudah, masak saja nanti kalau sudah matang kita antar ke pesantren nya Dewi" jawab Romli dan Nur pun mengangguk setuju.
Nur berlalu ke dapur untuk memasak, sedangkan Romli keluar dari rumah....
"Loh!!, kok sudah di pasangi keramik juga" gumam Romli karena ternyata teras rumah nya pun sudah terpasang keramik dan nampak bersih dan rapi.
Romli pun melanjutkan melihat sekeliling rumah nya.
Lagi lagi Romli kaget dengan samping kanan rumah nya yang sudah bersih dan rapi, yang sebelum nya ada semak belukar, kini sudah di plester dan terlihat rapi dan luas.
"Ini juga sudah di pasangi jemuran, dari mana bahan bahan nya?? Apa mungkin di talangi pak tukang dulu??" Gumam Romli semakin terheran-heran karena selama ia tinggal dalam sekejap, rumah nya sudah jauh berbeda....
"Ini baru sekejap aku pergi, bagaimana kalau seminggu atau sebulan, bisa bisa pangling aku sama rumah ku" gumam Romli sambil menyentuh dinding rumah nya.
"Wah kang Romli sudah pulang??" Sapa sang tetangga yang hendak pergi kesawah.
"Eeh...iya kang, baru mau kesawah??" Jawab Romli ramah.
"Iya kang Romli," jawab pria itu dengan ramah dan melanjutkan tujuannya.
Romli pun melipir hingga di belakang rumah....
"Ini kok masih ada tumpukan kayu??' Gumam nya.
"Nur....Nur" pekik Romli dari belakang rumah.
"Iya kang" sahut Nur dan langsung membuka pintu belakang....
"Ada apa kang??" Tanya Nur.
"Ini kok masih ada tumpukan kayu, kan sudah aku belikan kompor" ujar Romli.
"Ya buat jaga jaga saja kang, siapa tahu isi nya habis, biar bisa masak di belakang, aku juga minta pak tukang di buatkan dapur kecil di belakang" jawab Nur panjang lebar.
"Trus dimana dapur nya??' tanya Romli sambil clingak clinguk.
"Ya belum kang, wong yang sepekan kemarin saja kakang belum bayar, sungkan aku mau nyuruh lagi" jawab Nur apa ada nya.
"Ooh... ya sudah, nanti biar sekalian aku suruh balik kerja lagi" jawab Romli.
"Iya kang, kata nya kalau Kamu balik, mereka mau kerja lagi" jawab Nur menyampaikan yang dikatakan oleh sang tukang....
"Oooh, ya sudah, setelah ini aku tak kerumah nya" jawab nya sambil kembali berlalu masuk kedalam rumah....
Nur hanya melirik sang suami....
"Apa kamu sudah di perbudak siluman sesembahan Kamu kang" gumam Nur pelan...
"DHUAR!!" Suara ledakan yang sangat keras sampai membuat Nur terkejut....
"Pch, gak terima?? Kan kenyataannya memang begitu" gerutu Nur seakan menjawab bunyi ledakan itu.
"BRUAK!!" Seperti orang menjatuhkan sesuatu di belakang rumah Nur.
"Yang banyak, jangan-nanggung nanggung kalau ngasih kayu bakar, biar sekalian bisa aku jual" seloroh Nur manyahuti suara benda jatuh itu.
"Dipikir aku takut??
Sudah Kebal aku, toh aku juga di rumah ku sendiri, aku gak menumpang" ujar Nur lagi dengan nada kesal....