Di Nikahi Majikan Ku

...****...

Cahaya matahari pagi yang malu-malu menyelinap dari celah gorden, menari di atas selimut. Naura terbangunkan oleh sesuatu yang menimpanya, Ia mengucek kedua matanya lalu melihat siapa yang ada di sampingnya, senyum lebar dari sudut bibir Naura merekah Ia mendapati Adrian tengah terlelap di sampingnya, dengan wajah yang damai tidak seperti seperti semalam.

Naura membalikan posisi nya agar saling berhadapan dengan suaminya, tangan Naura terulur membingkai wajah tampan suaminya, meski Adrian terbilang sudah cukup tua tapi dia masih terlihat masih tampan, Naura memperhatikan wajah suaminya dengan senyum tipis.

Tuan kenapa anda masih terlihat tampan dan sempurna di usia anda yang tak muda lagi.

Lihat bulu matanya yang tebal, garis rahang yang tegas, dan kerutan di alias nya, apa anda bermimpi buruk. anda sungguh mempesona di saat tidur pun. ( batin Naura mengagumi wajah tampan suaminya)

tiba-tiba tangan Adrian menghentikan tangan Naura yang pelan-pelan menyentuhnya, dengan mata yang masih terpejam Adrian menuntun tangan Naura ke bibir tebalnya, lalu mengecup lembut jari jemari istrinya.

" apa kamu puas memandang suami tampan mu ini, atau kamu ingin lebih sayang " gumam Adrian, matanya masih terpejam namun sudut bibir nya tersenyum tipis.

Jantung Naura berdebar kencang, wajahnya langsung memanas, Naura langsung menarik tangannya dari bibir Adrian, Ia duduk dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Saat dia menurunkan pandangan nya, Naura terkejut Ia semalaman tidak menggunakan apa-apa selain kemeja putih milik suaminya, kemeja panjang mencapai pertengahan paha nya, menggantung longgar di tubuhnya.

Naura ingat bahwa tadi malam Ia tertidur karena kelelahan, dan masih mengenakan gaun pesta, tapi tiba-tiba saat Ia terbangun, Naura mendapati pakaian nya sudah di ganti.

Naura melirik Adrian yang masih memejamkan matanya, Ia tahu pasti suaminya lah yang menggantikan pakaiannya semalam bahkan Adrian juga membuka bra milik Naura. Sebuah kebiasaan Naura setiap akan tidur Ia selalu melepaskannya, dan Adrian tahu itu Ia tak mau istrinya tidur dengan keadaan yang tidak nyaman.

" dasar modus " bisik Naura, suaranya seperti gumaman namun masih terdengar oleh Adrian.

Adrian hanya tertawa kecil dengan mata yang masih terpejam.

" terimakasih atas pujian mu sayang, sekarang kemarilah, jangan biarkan kemeja ku kesepian tanpa kamu di dalamnya " goda Adrian dia terkekeh pelan.

gombalan nya sudah seperti buaya darat saja. ( gerutu Naura)

Ia menyingkirkan selimut di pahanya dan ingin meninggalkan Adrian yang masih betah berguling di atas ranjang dengan senyum nakal nya, namun tiba-tiba Adrian membuka matanya dengan sempurna, mata coklat gelap itu bersinar nakal dengan senyum tipis di bibir nya. Adrian meraih pinggang Naura dengan satu gerakan ringan namun mampu membawa ke pelukannya.

Ahkkk... Cicit Naura pelan, Ia menjadikan kedua tangannya jarak di antara dirinya dan Adrian, lalu Naura mendongak menatap mata coklat suaminya.

" mau lari kemana... hm...kamu sudah mencari kesempatan di saat aku tidur, dan diam-diam ingin kabur tanpa bertanggung jawab " bisik Adrian suaranya dalam dan serak, tepat di telinga Naura. tangannya yang kekar melingkar di pinggang Naura dengan posesif.

" ssttt " Naura meletakan jari telunjuknya di bibir Adrian.

" berhenti berbisik seperti orang mesum sayang, matahari sudah naik, lebih baik kita segera mandi " ucap Naura, Ia melepaskan pelukan nya.

" apa kamu mengajak suami mu ini mandi bareng " goda Adrian, Ia semakin hari semakin iseng.

Naura mengabaikan suaminya Ia turun dari ranjang dan langsung berlari ke kamar mandi, mengunci pintunya agar Adrian tidak menerobos masuk seperti malam kemarin.

Adrian terkekeh kecil melihat tingkah Naura yang lucu di matanya saat dia menggodanya.

" sayang kamu sangat menggemaskan, jika seperti itu " teriak Adrian, lalu tak lama terdengar suara gelak tawanya yang renyah.

Di balik pintu kamar mandi, Naura menekuk wajahnya dan terus menggerutu tidak jelas.

" dasar tidak inget umur, semakin hari ada saja hal konyol yang di bicarakan, sudah seperti om-om mesum saja "

" apa semua pria seperti itu ya? " pikir Naura, Ia pun mengabaikannya lalu segera mandi, membersihkan tubuhnya yang lengket.

...***...

Di sisi lain di rumah sakit Bali internasional Hospital ( BIH ), Hardiman berjalan menuju ruang VIP dengan sang asisten di samping nya, Febian yang melihat pak hardiman datang dia segera membukakan pintu untuk pak hardiman.

Terlihat Evan terbaring di ranjang, dengan perban di pipinya dan kaki nya yang patah, kenapa bisa patah? . pak hardiman ayahnya sendiri yang mematahkannya Ia sangat emosi dan marah besar pada putra nya yang bodoh ini.

Evan yang melihat ayahnya datang dengan raut wajah yang keras dan dingin tanpa ekpresi, hardiman menatap putra nya dengan tajam. Aura kemarahan yang di bawa hardiman terasa sangat menyesakkan di ruang VIP yang mewah itu.

" ayah " ucap Evan Ia segera duduk saat ayah nya mendekat.

" sungguh bodoh, tampang mu itu " suara hardiman terdengar rendah namun tajam, pria paruh baya itu berdiri tegak di sisi ranjang menatap Evan dengan tajam.

" ayah aku minta maaf... " Evan meringis sakit di kakinya, bukan hanya karena patah tulang di kakinya tapi juga karena tekanan yang di berikan oleh ayahnya.

" maaf ' apa yang telah kamu lakukan apa bisa di selesaikan oleh kata ' maaf ' tidak Evan. Kamu telah melakukan hal yang sangat memalukan dan rendahan Evan " suara itu sangat tajam dan menggelegar di telinga Evan, Ia bahkan menundukkan kepalanya di hadapan ayahnya.

" karena kelakuan mu yang bejat itu, perusahaan kita harus kehilangan jutaan dolar. Karena kebodohan mu itu, akibatnya berimbas pada perusahaan "

" haya karena wanita, kau menjadi bodoh tanpa tahu siapa wanita yang kau lecehkan, denger Evan jangan berharap aku memaafkan mu kali ini " tekan hardiman.

" maaf ayah... ak... aku benar-benar menyesal " lirih Evan, dia tak berani beradu pandang dengan ayahnya.

" akan ku pastikan kamu tidak akan pernah mengulangi kesalahan itu " hardiman menegakkan tubuhnya lalu menoleh ke arah sang asisten.

" Timo, pastikan jadwal operasinya di percepat. Dan setelah dia sadar, atur penerbangan sewa London, dia tidak akan kembali ke sini sampai aku mengizinkan nya untuk kembali, untuk belajar cara menggunakan otak bukan nafsunya "

timo pun langsung menjawabnya " baik tuan saya akan mengurus nya "

hardiman menoleh ke arah Evan yang tidak bergeming dan masih menundukkan kepalanya, kedua tangannya meremas di balik selimut.

" Evan jangan coba-coba berani untuk kabur atau menentang kali ini, karena jika aku tahu kamu menginjakkan kaki di Indonesia tanpa izin ku, bersiap-siaplah bahwa kamu akan di coret dari ahli waris perusahaan "

" bukankah aku satu-satunya ahli waris ayah, kamu tidak bisa mencoret ku begitu saja " bantah Evan tak terima.

" entahlah... mungkin aku mempunyai ahli waris lain selain dirimu "