Delia Aurelie Gionardo hanya ingin mengakhiri pernikahan kontraknya dengan Devano Alessandro Henderson. Setelah satu tahun penuh sandiwara, ia datang membawa surat cerai untuk memutus semua ikatan.
Namun malam yang seharusnya menjadi perpisahan berubah jadi titik balik. Devano yang biasanya dingin mendadak kehilangan kendali, membuat Delia terjebak dalam situasi yang tak pernah ia bayangkan.
Sejak malam itu, hidup Delia tak lagi sama—benih kebencian, dendam, dan rasa bersalah mulai tumbuh, mengikatnya kembali pada pria yang seharusnya menjadi "mantan" suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBMS - Bab 10 Alergi Parfum
Setelah selesai dari kantin mereka kembali keruangan sang kakek. Pria itu kini sudah terlihat lebih baik.
Akhirnya sekitar pukul dua belas siang, Delia dan Dev pamit untuk pulang. ketika tiba-tiba diparkiran, ponsel Dev berbunyi. Ia segera mengangkatnya.
"Dev, aku baru selesai pemotretan, ban mobilku rusak. Bisa kamu kesini menjemputku?" ujar Giselle.
"Ya, aku kesana sekarang," ucap Dev.
pria itu menutup telfonnya dan menaruhnya kembali.
"Giselle akan ikut dengan kita, kamu pindah kebelakang," ujar Dev pada Delia.
Delia langsung mengerutkan keningnya. "Aku pulang naik taksi saja,"
"Tidak perlu, kita sudah disini," ujar Dev.
Akhirnya Delia terpaksa menurutinya. Lagipula terik matahari sangat panas siang ini. Untuk menunggu taksi mungkin Delia tak akan sanggup mengingat kondisi tubuhnya sekarang.
Akhirnya Delia memilih untuk duduk dijok belakang. mobil itu pun segera meluncur.
Setibanya ditempat pemotretan Giselle, gadis itu sudah menunggunya disana. Dev segera menurunkan kaca mobilnya.
"Ayo naik," ujar Dev.
Giselle tersenyum dan langsung masuk. Tapi seketika senyuman itu hilang ketika melihat Delia ada dikursi belakang.
"Kenapa ada dia?!" kesal Giselle.
"Kami baru saja pulang dari rumah sakit, kakek harus dirawat tadi pagi jadi kita pulang bersama," jelas Dev.
"Kenapa begitu? tidak bisakah dia memesan kendaraan umum atau apalah, yang penting tidak disini! Mengganggu pemandangan saja!" kesal Giselle.
"Sudahlah sel, lagipula hanya sebentar," ujar Dev.
"Kamu membelanya?" tekan Giselle. Kesal sekali rasanya karena Dev tidak mengusir wanita itu tapi malah membiarkannya.
"Aku tidak akan mengganggu, tenang saja," jelas Delia acuh.
Tapi justru keberadaannya lah yang sangat mengaggu bagi Giselle.
"Aku tidak membelanya sel, tapi aku juga tidak mungkin membiarkan dia pulang sendiri, apa kata papa Bryan nanti," ujar Dev.
Giselle mengentakkan satu kakinya. Kenapa Dev selalu seperti itu, lemah didepan keluarganya.
Akhirnya walaupun kesal, tapi akhirnya Giselle masuk juga. Tapi baru saja Giselle menutup pintu mobil, tiba-tiba saja suara Delia membuatnya kembali naik darah.
"Huweeekk!"
"Huweeekk!"
"Del, kamu kenapa?" tanya Dev.
"Tidak papa Dev, tiba-tiba saja aku merasa sangat mual."
"Maksudmu apa? aku membuatmu mual, begitu?" kesal Giselle.
"Bukan.. hanya saja aroma parfummu.. Huweeekk!"
"Apa?! Kamu menghinaku! Asal kamu tahu ya, parfumku bahkan lebih mahal dari harga pakaianmu itu!" maki Giselle.
"Apa maksudmu Del?" tekan Dev dengan suara dingin. "Jika kamu tidak suka Giselle disini, setidaknya jangan menghinanya Del, kamu sudah sangat keterlaluan!"
"Maaf Dev, aku tidak bermaksud begitu, tapi.. Huweeekk!"
Brak!
"Sudah cukup!" tekan Dev. pria itu langsung keluar dan membuaka pintu belakang,
"Turun!" titah Dev.
Delia hanya menatapnya lemah, kepalanya terasa sangat pusing sekali sekarang.
Akhirnya Dev menarik lengannya, "Turun sekarang!"
"Dev, aku minta maaf.."
Dev mengatupkan rahangnya. Jika ia selama ini membuat Dev muak, tapi kali ini dia sudah sangat keterlaluan dengan menghina Giselle tepat di depan matanya.
"Kamu keterlaluan, aku membencimu Del!" tekan Dev.
Delia hanya mampu menundukkan kepalanya menatap sepasang sepatunya sendiri penuh rasa bersalah. Sementara Dev kembali ke dalam mobilnya dan meninggalkannya seorang diri dipinggir jalan.
Delia mencoba kuat, ia tidak mau menangis. Ia tau, ini terlihat tidak sopan, tapi ia juga tak bisa berbohong jika aroma parfum Giselle benar-benar membuatnya merasa mual.
Didalam mobil, kini Giselle tengah tersenyum girang, ia senang sekali bisa melihat Delia diseret paksa keluar langsung oleh Dev.
"Sayang... Delia benar-benar keterlaluan, aku tidak akan pernah memaafkannya!" ucap Giselle manja.
Dev menatapnya sekilas, lalu kembali fokus. "maaf sel, aku tidak tau jika Delia akan sekelewatan itu padamu. Aku Janji, tidak akan pernah membawanya ikut satu mobil lagi dengan kita." ucap Dev.
Giselle mengangguk senang. "Hmm... wanita seperti itu memang tidak bisa dikasih hati."
Dev mengangkat tangannya mengusap lembut kepala Giselle.
***
Setelah berhasil menghentikan taksi, Delia langsung pulang ke apartemennya.
Disana rasa mual itu kembali menyerangnya hingga tubuhnya terasa sangat lemas. Delia mencoba berjalan kearah dapur untuk mengambil segelas air putih. Ia langsung meminum obat anti mual yang diberikan oleh dokter.
"Ya Tuhan.. Aku harus kuat," ucapnya sambil mengusap lembut perutnya.
Kini Delia kembali ke kamarnya dan beristirahat.
Tapi anehnya, kenapa ia baru menyadari jika saat bersama Dev tadi, ia tidak merasakan mual sedikitpun. Sekarang setelah pulang, rasa itu kembali menyerangnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Keesokan harinya. Delia kembali bekerja seperti biasa. Kali ini ia membawa obat anti mualnya untuk berjaga-jaga.
Seperti biasa ia hanya akan bekerja diruangannya saja. Ia belum sanggup jika harus mondar-mandir berjalan. Tapi kini ia merasa sudah cukup lebih baik dari sebelumnya.
"Selamat pagi nona Delia, saya senang nona sudah kembali bekerja," sapa Jessy ramah.
"Terimakasih banyak Jess.. bisa minta laporan keuangan kemarin?" tanya Delia.
"Tentu saja, akan saya ambilkan." ucap Jessy.
Ketika Jessy keluar, tiba-tiba saja Dev masuk ke dalam ruangannya, sontak langsung membuat tubuh Delia berdiri.
"Dev,"
Pria itu diam dan hanya meletakkan tas Delia yang sempat tertinggal di mobilnya. Tanpa sepatah kata, pria itu langsung pergi begitu saja.
Delia menatap tas itu, lalu meraihnya. "Mungkin Dev benar-benar marah sekarang padaku," gumam Delia.
Wanita itu hanya menghela nafas, mencoba berdamai dengan keadaan. Mungkin juga ini hukuman untuknya karena sudah bersikap keterlaluan.
Meskipun Delia tak bermaksud, tapi tetap saja, ia tau Dev tidak akan pernah memaafkannya. Apalagi jika sudah menyangkut kekasihnya, Giselle.
"Ini laporan yang anda minta nona," ucap Jessy sambil menyodorkan map tersebut.
"Terimakasih Jess.."
"Nona membawa dua tas hari ini?" tanya Jessy.
Delia tersenyum tipis. "Bukan, ini kebetulan tertinggal kemarin dimobil Tuan Dev. Jadi dia mengantarkannya tadi."
Alis Jessy berkerut. Jika memang tertinggal dimobil kenapa? Bukankah mereka satu atap? Jadi kapanpun bisa diambil bukan? Atau.. berita itu benar, jika mereka memang sudah bercerai?
Tapi pemikiran itu tak hanya Jessy simpan, ia langsung mengutarakannya didepan Delia.
"Tapi bukankah nona Delia dan tuan Dev satu atap? Kenapa tidak dirumah saja?" tanya Jessy.
Pertanyaan itu sontak membuat Delia terhenyak. Menyadari ucapannya yang salah, Delia langsung mencoba mencari alasan.
"mmmh.. Ada barang penting yang harus aku ambil, jadi aku minta tas ini untuk diambil," ucap Delia mencoba menyembunyikan kegugupannya.
"Oh.." jawab Jessy sambil mengangguk.
"Ya sudah, kamu kembalilah ke ruanganmu," titah Delia.
"Baik," Jessy pun langsung keluar dan kembali keruangannya.
Sementara Delia langsung membuang nafas lega sambil mengusap dadanya.
"Hampir saja jantungku mau copot!" gumamnya.
Kini masalah Delia dengan Dev kembali bertambah gara-gara alergi parfum.
Dev jangan jadi di paksa Delia nya
di bujuk secara halus dunk🤭
kasih maaf aja Del tapi jangan cepat² balikan lagi ma Dev
hukumnya masih kurang 🤣
Akui aja toh kalian kan sudah bercerai
biar Dev berjuang samapi titik darah penghabisan 🤭
semangat ya Dev awal perjuangan baru di mulai
kak sekali² cazy up dunk kak🤭🤭
Biar bisa lihat cicit nya
semua butuh waktu dan perjuangan 🤭🤭
Siksa terus Dev dengan penyesalan 🤗🤗🤗
Makan to rencana mu yg berantakan 😏😏
Ayo Dev Nikmati penyesalan mu yg tak seberapa 😄😄
jangan pakai acara nangis Bombay ya Dev 🤣🤣🤣
biar nyesel to Dev
bila perlu ortu Dev tau kalau mereka sudah cerai dan bantu Delia buat sembunyi
soalnya mereka pasti senang kalau tau bakalan punya cicit sama cucu🤭🤭
tunggu karma buatmu ya Dev 😏😏