Tidak direstui mertua dan dikhianati suami, Latisha tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya. Namun, kesabarannya runtuh ketika putra yang selama ini ia perjuangkan justru menolaknya dan lebih memilih mengakui adik tirinya sebagai seorang ibu. Saat itu, Latisha akhirnya memutuskan untuk mundur dari pernikahan yang telah ia jalani selama enam tahun.
Sendiri, tanpa dukungan siapa pun, ia berdiri menata hidupnya kembali. Ayah kandung yang seharusnya menjadi sandaran justru telah lama mengabaikannya. Sementara adik tirinya berhasil merebut kebahagiaan kecil yang selama ini Latisha genggam.
Perih? Tentu saja. Terlebih ketika pria yang pernah berjanji untuk mencintainya seumur hidup hanya terdiam, bahkan saat putra mereka sendiri lebih memilih wanita lain untuk menggantikan sosok ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putraku tak menginginkanku
"Sha, ini suami sama anak kamu kan? Aku pikir tadi kamu ada sama mereka. Tahu nya mereka malah sama adik tiri kamu. Ada orang tua kamu sama mertua kamu juga disana. Kenapa kamu gak ikut? Sepertinya mereka tengah merayakan sesuatu." Latisha membaca pesan teks dari Jemia sahabat nya. Lalu ia memperhatikan gambar yang juga Jemia kirimkan padanya.
Deg
Hatinya begitu sakit saat melihat mereka yang terlihat bahagia tengah menikmati makan siang di sebuah restoran. Sepertinya mereka tengah merayakan ulang tahun Radmila adik tiri nya. Karena di sana ada kue ulang tahun juga. Latisha baru ingat jika hari ini ulang tahun adik tiri nya. Hubungan nya dengan Radmila, Ayah serta ibu tiri nya memang kurang begitu baik. Berawal saat ibu kandung Latisha yang meninggal mendadak di saat Latisha tengah menyelesaikan kuliah nya di luar kota. Banyak yang menduga jika kematian ibu nya di karenakan syok yang di alami nya hingga akhirnya ibunya mengalami serangan jantung. Tetangga Latisha menceritakan bahwa sebelum ibu nya meninggal, ada tamu yang datang mengunjungi sang ibu. Tamu tersebut adalah dua orang wanita yang mengaku sebagai istri dan putri dari ayah nya, yang kemudian Latisha ketahui jika itu adalah Agniya dan Radmila. Mereka adalah keluarga lain sang ayah. Sejak saat itu, Latisha memilih keluar dari rumah ayah nya karena sang ayah memboyong keluarga nya itu ke kediaman yang selama ini ibunya tempati. Sejak saat itulah hubungan nya dengan sang ayah memburuk. Ayahnya seolah tak lagi peduli padanya. Namun jika dipikir-pikir selama ini ayah nya memang tidak mempedulikannya. Latisha bahkan harus bekerja paruh waktu untuk membiayai kuliah nya sendiri.
Hubungan nya dengan sang ayah sedikit membaik saat ia akan menikah. Ia butuh ayah nya sebagai wali.
Sejak saat itu keluarga nya yang dulu mengabaikannya mulai mendekatinya setelah tahu dia menikah dengan direktur utama perusahaan properti. Latisha dulu bekerja sebagai sekertaris Drakara yang kini jadi suami nya. Setelah menikah, Drakara meminta nya untuk resign. Latisha pun menurut karena mereka ingin segera di karuniai buah hati. Sejak menjadi ibu rumah tangga, Latisha tak lagi memperhatikan penampilan nya seperti dulu, saat ia masih bekerja di perusahaan Drakara. Apalagi setelah hadir nya Sageon, waktu Latisha habis untuk mengurus suami dan juga putranya. Hingga ia pun mengabaikan penampilannya.
Dan sekarang, ia baru menyadari jika sang suami telah berpaling pada wanita lain tepatnya pada adik tirinya sendiri yaitu Radmila yang sekarang menjadi sekretaris Drakara, sang suami.
Sebenarnya Latisha sudah mencium aroma perselingkuhan sang suami dan adik tirinya sejak dua tahun yang lalu, saat Radmila mulai bekerja menjadi sekertaris Drakara. Ayahnya sendiri yang meminta pada Drakara untuk mempekerjakan Radmila sebagai sekertaris nya. Entah sengaja atau tidak, Radmila kini menjadi bayang-bayang nya.
Sageon juga begitu dekat dengan Radmila entah sejak kapan. Tapi ia sering tak mau diantar sekolah oleh nya sekarang, dan Sageon lebih memilih diantar Drakara bersama Radmila. Sungguh Nana merasa sudah tak di anggap lagi oleh keluarga nya. Jika hanya suami dan mertuanya yang tidak menganggap nya, mungkin Ia tak akan begitu sakit hati. Tapi di abaikan bahkan tak diakui oleh putra yang ia lahirkan sendiri. Putra yang ia perjuangkan antara hidup dan mati, rasanya sangat menyakitkan.
Latisha mengingat beberapa hari yang lalu saat ia akan menghadiri acara pentas seni di sekolahan putranya. Sageon tak ingin ia hadir. Namun karena pihak sekolah memintanya untuk hadir, akhirnya Latisha datang menggunakan taksi online ke sekolah putra nya. Terlihat Putranya tengah menunggu kedatangan nya di pintu gerbang sekolah. Latisha pun tersenyum dan membatin dalam hati jika putra nya ternyata diam-diam menunggu kehadirannya. Saat ia sudah dekat dan merentangkan tangannya ke arah Sageon untuk memeluk putra itu, Sageon langsung berlari ke arah nya. Dalam hati, Latisha merasa terharu ternyata putra nya yang selama ini mengabaikannya masih mau memeluk nya. Namun dugaan nya salah, Sageon berlari bukan untuk memeluk nya melainkan memeluk Radmila yang berada di belakang nya. Radmila datang bersama dengan Drakara. Sageon bahkan memanggil Radmila dengan sebutan mama. Hati ibu mana yang tak hancur melihat putranya malah memanggil mama pada wanita lain. Saat Latisha berdiri lalu berbalik menghadap Radmila dan Drakara, terlihat keterkejutan di wajah Drakara. Ia tak menyangka Latisha akan hadir di sekolah putra mereka. Namun bukan nya menghampiri Latisha, Drakara malah terpaku di tempatnya sementara Sageon menggandeng tangan Radmila dan mengajaknya untuk segera masuk ke dalam sekolah. Sageon bahkan tak melihat ke arah Latisha sedikit pun. Beberapa orang tua murid yang tahu siapa Latisha langsung bergunjing. Mereka mempertanyakan kenapa Sageon malah menggandeng wanita lain dan tidak mengakui Latisha sebagai ibunya. Drakara bahkan tidak berusaha untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Latisha.
Saat Sageon menarik tangannya untuk segera masuk bersama Radmila, Drakara bahkan mengikuti langkah putra nya itu tanpa memperhatikan lagi Latisha yang hancur dan kecewa melihat suami dan putranya pergi bersama wanita lain.
Mengingat hal itu, tekad Latisha sudah bulat untuk pergi dan bercerai dari Drakara. Pria yang dulu bersumpah dan berjanji akan selalu mencintai dan menyayangi dirinya di sepanjang hidupnya. Namun pada kenyataannya, pria itu telah berpaling dan menghianati janji suci mereka.
Latisha segera membalas pesan dari Jemia sahabatnya, ia juga menanyakan di mana keberadaan restoran tersebut, dia akan datang ke sana untuk memperjelas semuanya sekarang juga.
Saat Jemia sudah membalas pesannya dan mengirimkan alamat restoran tersebut Latisha pun segera pergi untuk bersiap-siap. Ia menatap pantulan wajahnya di cermin besar yang berada di kamarnya. Wajahnya terlihat kusam dan tak menarik lagi mungkin inilah alasan Drakara berkhianat di belakangnya. Latisha menyesal terlalu sibuk mengurus putra dan suaminya yang bahkan kini pergi meninggalkannya. Seharusnya ia lebih memperhatikan diri sendiri dan menyenangkan hati nya sendiri. Bukan hanya sibuk menyenangkan putra dan suaminya. Ia bahkan memasak untuk putra dan suami nya sendiri, padahal ada beberapa asisten rumah tangga yang siap membantu nya kapan saja. Namun, karena rasa cinta nya pada keluarga. Latisha bahkan melayani semua kebutuhan suami dan putra nya sendiri. Dan akibatnya ia tak lagi memilki waktu untuk sekedar me time pergi ke salon untuk mempercantik penampilan nya.
Tak ingin berlama-lama menyesali kebodohan nya selama ini, Latisha pun segera mengganti daster nya dengan gaun yang tak pernah ia gunakan selama ini. Midi dress berwarna biru terang ia gunakan.
Ternyata dress tersebut membalut tubuhnya dengan sempurna dan terlihat cantik. Setelah memastikan pakaian yang ia gunakan sudah oke, Latisha pun dengan cepat langsung memoles wajahnya dengan make up tipis yang ternyata mampu membuat perubahan pada wajahnya yang selama ini terlihat kusam. Kini Latisha terlihat cantik dengan make up flawlles yang ia kenakan. Latisha tersenyum miris mendapati dirinya yang kini terlihat jauh berbeda dengan penampilan nya tadi. Sungguh ia merutuki kebodohan nya yang selama ini terlalu mengabadikan diri kepada keluarganya yang akhirnya malah menghianati nya. Dalam hati dia sudah berjanji tak akan lagi memberikan kesempatan kepada mereka yang telah berkhianat.
Sudah cukup dua tahun ini dia merasakan kesedihan dan kekecewaan. Selama ini ia bertahan hanya karena putranya namun ternyata putra yang ia pertahankan malah lebih memilih Radmila daripada dirinya. Sakit? tentu saja sakit. Ibu mana yang tidak merasa sakit hati saat putranya lebih memilih wanita lain daripada ibunya sendiri.
Setelah memastikan penampilannya rapi dan cantik, Latisha pun segera menyambar kunci mobil yang berada di atas nakas. Lalu ia keluar dari kamarnya dan menuju garasi. Sudah lama ia tidak menggunakan mobil miliknya dulu. Untungnya mobil tersebut selalu diservis dan dipanaskan oleh sopir nya. Meski sebenarnya nya ia mengalami trauma mengendarai mobil tersebut, namun saat ini ia memberanikan diri untuk melawan trauma nya itu.
Meski keringat dingin mulai membasahi keningnya, Latisha berusaha untuk tetap fokus pada jalanan yang akan ia lalui.
Ia harus kuat dan mandiri sekarang karena ke depannya ia akan kembali hidup sendiri. Ia harus bisa menjadi Latisha yang dulu, Latisha yang mandiri, tangguh dan tak tergoyahkan.
Tak berapa lama akhirnya Latisha sudah tiba di tempat tujuan dengan selamat. Ia bisa bernafas dengan lega karena akhirnya ia bisa melalui cobaan pertamanya dengan menghadapi trauma yang sudah bertahun-tahun dialami nya. Latisha pernah mengalami kecelakaan saat mengendarai mobil nya itu. Sejak kecelakaan itu terjadi, Latisha tak lagi sanggup untuk mengendarai mobilnya sendiri.
Kembali Latisha memastikan penampilannya dari kaca spion mobil nya. Penampilan nya masih terlihat rapi. Latisha mengambil selembar tisu dari dalam tas nya. Lalu ia mengusap kening nya yang sedikit basah karena keringat dingin tadi.
Latisha segera turun dari mobil nya dan langsung masuk ke dalam restoran tersebut. Ia menatap ke sekeliling nya mencari keberadaan keluarga nya. Namun tak ia temukan. Akhirnya ia pun bertanya kepada salah satu staf di sana. Apa mungkin keluarganya memesan ruangan privat untuk merayakan ulang tahun Radmila? Ternyata nama Drakara yang menjadi orang yang mereservasi ruangan privat tersebut. Lagi, Latisha tersenyum miris. Drakara bahkan rela menghabiskan uangnya untuk menyewa ruang privat di restoran tersebut. Namun hal ini sudah tak lagi menjadi masalah bagi Latisha. Terserah Drakara akan menghabiskan uang nya untuk apa. Yang terpenting sekarang ia akan meminta Drakara untuk menceraikan nya. Dengan langkah pasti Latisha menuju ruangan yang tadi di tunjukkan staf restoran tersebut. Ruangan di mana keluarganya berada di sana.
Baru saja Latisha akan memasuki ruangan tersebut, namun langkahnya terhenti saat ia mendengar suara putranya.
"Aku ingin ganti mama baru. Aku gak mau punya mama yang jelek dan hanya berdiam diri di rumah. Aku malu karena teman-teman ku sering mengejek. Aku mau mama Radmila menjadi mama ku "
Jleb, perkataan Sageon kembali menggores hati Latisha.
"Tentu saja. Kamu boleh mengganti mama Latisha dengan mama Radmila. Oma sangat setuju sekali." terdengar suara Agniya, ibu tiri Latisha.
"Bukankah Oma Nurcelia juga setuju?" Kembali suara Agniya terdengar.
"Ah, Mama jangan bicara sembarangan. Biar bagaimanapun mbak Latisha adalah kakakku. Mana mungkin aku akan merebut mas Drakara dari mbak Latisha.'' kini suara Radmila yang terdengar.
"Tapi kamu lebih baik dari Latisha sayang, lagipula Sageon yang meminta kamu jadi mama nya. Iya kan Sageon?" Agniya kembali bersuara.
"Iya. Aku ingin mama Radmila jadi mama ku. Aku gak mau lagi mama Latisha. Aku membencinya. Ia selalu mengaturku. Aku kesal." Ujar Sageon lagi.
"Baiklah, mama akan kabulkan permintaan kamu Sageon. Mulai saat ini, jangan lagi memanggil saya Mama." Suara Latisha yang terdengar bergetar membuat seisi ruangan itu terkejut. Mereka langsung menatap ke arah asal suara. Di depan pintu ruangan sudah ada Latisha berdiri disana Dengan penampilan barunya. Drakara sampai terpesona melihat penampilan istrinya itu.
"Latisha, sejak kapan kamu berada disana?" Drakara beranjak dari duduknya dan berusaha untuk mendekati Latisha. Namun tangannya dicekal oleh Nurcelia sang ibunda. Hingga Drakara pun tak lagi bisa melangkah. Ia kembali duduk di kursi nya sesuai dengan perintah sang bunda.
"Aku sudah ada sejak Sageon meminta Radmila untuk menjadi mamanya. Dan sebagai ibu yang baik, aku akan mengabulkan semua permintaan Sageon. Untuk itu aku ingin berpisah dengan mu. Aku harap kamu segera jatuhkan talak mu saat ini juga di hadapan orang-orang yang mendukung hubunganmu dengan Radmila." Dengan hati yang hancur Latisha berkata. Ia berusaha untuk tegar meski sebenarnya hatinya koyak.
"Jangan bicara omong kosong Latisha, jangan dengarkan perkataan Sageon. Dia hanya anak kecil yang berkata sembarangan." Ujar Drakara. Kali ini ia beranjak dari duduk nya dan mendekati Latisha yang tersenyum miris.
"Sageon tidak bicara sembarangan. Aku yakin dia bicara dari hatinya yang paling dalam dan aku sadar semua yang berada di sini juga menginginkan hal yang sama dengannya, karena itulah aku sudah memutuskan untuk berpisah denganmu dan mengabulkan semua keinginan Sageon untuk terakhir kalinya sebagai seorang ibu. Jadi lebih baik sekarang kamu ucapkan talak mu untuk ku di hadapan mereka semua." Ujar Latisha tegas.
"Mbak Latisha, jangan bicara sembarangan, aku tidak bermaksud merebut mas Drakara dari mu. Jangan dengarkan perkataan Sageon, dia masih kecil. Sudahlah, jangan merajuk lagi. Kamu itu sudah dewasa dan sudah menjadi ibu. Harus nya kamu bisa mengerti Sageon. Dia itu putra mu." Radmila berpura-pura membujuk Latisha, padahal dalam setiap perkataan nya mengandung ejekan untuk Latisha.
"Jangan berpura-pura baik pada ku Radmila. Aku sudah tahu niat mu. Kamu tak ada bedanya dengan ibu mu yang sukanya merebut suami orang." Ujar Latisha dengan tawa sumbang.
"Kurang ajar. Jaga bicara mu Latisha." Prayan sang ayah langsung menggebrak meja di depan nya. Ia tak suka Latisha mengatai istri nya.
"Maaf, Bukankah itu kenyataannya? aku bicara sesuai dengan fakta dan sekarang aku lebih memilih untuk menyerahkan suamiku kepadamu Radmila. Jika Drakara tidak mau mengucapkan talak untukku hari ini maka aku akan menggugat cerai dirinya tunggu saja surat panggilan dari pengadilan." Ujar Latisha tegas.
Lalu ia membalikan tubuhnya dan pergi meninggalkan ruangan itu.
"Tunggu Latisha..." Drakara berusaha untuk mengejar istrinya itu namun langkah nya dicegah oleh Nurcelia dan juga Radmila.
"Biarkan dulu mbak Latisha pergi, biarkan dia menenangkan diri. Aku yakin dia tidak benar-benar dengan perkataannya. Memangnya mau apa dia setelah bercerai denganmu? Dia tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa, jadi jangan takut dia akan pergi meninggalkanmu." Ujar Radmila. Sejenak Drakara pun terdiam, benar perkataan Radmila bahwa Latisha tak punya apa-apa dan tak punya lagi siapa-siapa selain dirinya dan keluarganya yang saat ini telah berpihak kepadanya.
Buat lebih dramatis dong. 😀