Bayi Taruhan Sang Mafia Playboy

"Tidak perlu mengkhawatirkan Sofia. Kekasihmu itu bukan wanita lemah." Ucap Kakek Dario membuat Alessandro marah.

"Tapi Sofia sedang hamil, dia mengandung calon cicit mu Kakek. Astaga... setidaknya khawatirlah sedikit, jangan bersikap cuek begitu." Kesal Alessandro.

"Aku justru lebih mengkhawatirkan dirimu Alessandro. Kamu terlalu lemah sebagai mafia sekaligus penerusku. "Ucap Kakek.

"Seminggu lebih hanya terbaring di atas ranjang Rumah Sakit. Membiarkan Sofia menunggu tanpa lelah dalam keadaan hamil. Jadi daripada kamu sibuk memikirkan Sofia, lebih baik kamu pikirkan dirimu kapan bisa menjadi kuat lebih dari yang terlihat. Sebagai pemilik klan mafia, aku malu memiliki cucu lemah sepertimu ini." Kakek mulai jengkel.

Tut...

"Apakah aku selemah itu Tom, hingga kakek merasa kecewa?"

"Anda tidak lemah tuan, hanya..."

"Benar, ucapan Tuan Dario benar. Kamu tidak usah mencoba menyangkal Tom. Sebagai seorang pemimpin, selama ini Anda tidak punya banyak prestasi kecuali bermain dengan para jalang murahan." Ucap Darren sinis tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"Kamu terlalu jujur Darren, aku tidak setega itu." Jawab Tom.

"Astaga... Kalian berdua ternyata berpihak pada Kakek. Tapi kalian tidak salah jika berfikir seperti itu. Aku menyadarinya, 5 tahun aku membuat kakek kecewa dengan tingkah menjijikkanku. Tidak pernah lagi berlatih pedang, tidak pernah lagi mempertajam insting semua karena aku bodoh."

"Sekarang, Sofia sudah kembali dan aku harus bisa membersamai wanitaku kemanapun dia pergi. Besok urus administrasi, aku harus pulang dari sini dan mencari keberadaan Sofia." Ucap Alessandro tak ingin dibantah.

"Baik tuan, kami akan laksanakan."

"Kalian mau menginap atau pulang? Jika ingin pulang, pergilah. Jangan lupa tutup pintunya." Ucap Alessandro.

"Kami menginap saja, kita pulang sama-sama besok pagi. Oh ya tuan, waktu itu apa yang Anda ambil hingga nekat menerobos kobaran api?" Tanya Darren.

"Sebuah album foto keluarga Sofia dan juga beberapa berkas kepemilikan toko dan rumah. Serta sebuah buku kuno. Astaga, buku itu menyimpan rahasia kekuatan milik Sofia."

"Maksud Anda, buku kuno apa?" Darren dan Tom terlihat penasaran.

"Buku yang sudah sangat lusuh, aku sepintas membaca judulnya. Sedikit mengerikan, tapi aku tidak berani berasumsi buruk terhadap Sofia. Bisa jadi, itu adalah buku turun temurun dari leluhur Sofia. Kalian tahu sendiri, Sofia bukan wanita sembarangan. Dia memiliki darah bangsawan."

"Papirus Sihir Yunani, judul buku kuno itu." Ucap Alessandro bergetar.

"Sihir Yunani?" Hanya mendengar judul buku saja membuat ketiga pria kekar itu mengeluarkan keringat dingin dengan tubuh yang bergetar hebat.

"Benar, aku hanya bisa membaca judulnya saja. Karena di dalamnya ditulis dengan huruf Yunani kuno. Jadi, aku tidak paham." Ucapnya.

"Sebentar tuan, ini saya bawa laptop coba saya cari informasinya dari mbah gugel." Ucap Darren.

"Menurut beberapa sumber, Greek Magical Papyri atau Papirus Sihir Yunani berasal dari abad ke-2 SM. Di dalamnya, papirus ini mencantumkan mantra, ritual, dan berbagai ramalan." Ucap Darren membaca artikel.

"Jadi Sofia mempelajarinya." Gumam Alessandro.

"Salah satunya adalah instruksi untuk memanggil iblis tanpa kepala, membuka pintu ke dunia bawah, dan melindungi diri dari binatang buas." Darren melanjutkan kalimat dari artikel.

"Apakah ini yang dimaksud kakek kemarin, jika Sofia memiliki kekuatan supranatural turun temurun." Ucap Alessandro.

"Bisa jadi, melihat seni beladirinya saja sudah langka." Tambah Tom.

"Dan yang paling penting, mungkin yang paling menggoda dari semuanya adalah sebuah ritual untuk mendapatkan asisten supernatural yang akan mengabulkan segala permintaan. Papirus ini juga mencatumkan liturgi mithras, sebuah bab yang menjelaskan bagaimana caranya naik melalui tujuh alam eksistensi yang lebih tinggi dan berkomunikasi dengan dewa Mithras." Darren mengakhiri informasinya.

"Ternyata Sofia sungguh wanita hebat Tuan Muda, dan beruntung sekali Anda sudah kembali bisa meluluhkan hatinya." Ucap Tom merasa senang.

"Tapi Sofia tetap tidak ingin aku nikahi, sepertinya trauma masa lalu sangat menyakiti hatinya. Dan semua karena kebodohanku." Sendu Alessandro.

"Anda memang bodoh, karena mudah sekali terprovokasi oleh perempuan murahan."

Malam telah berganti pagi... udara malam yang sangat dingin telah terkikis halus oleh nampaknya mentari. Begitu pula dengan keadaan wanita hamil yang sedang menenggelamkan diri di dinginnya air sungai sekitar istana milik Alfonso. Sejak bulan masih menerangi malam, Sofia sudah keluar dari kamarnya tanpa ada yang mengetahui. Dia bergerak senyap.

Semalamam Sofia tidak bisa tidur lantaran aura sihir hitam yang ada di dalam istana bertabrakan dengan sihir yang ada di dalam tubuhnya. Apalagi bayi di dalam perutnya bergejolak seolah sedang memberontak, membuat Sofia tidak nyaman. Setelah mengendap-endap, Sofia pun keluar istana dam menemukan sebuah sungai jernih di dalam hutan.

Air sungai itu mampu menetralkan aura hitam yang berusaha menyerang dan mengendalikan dirinya. Sofia akhirnya mengerti mengapa Alfonso ngotot mengajaknya memasuki istana hitamnya. Karena dia ingin bisa menjadikan Sofia pion.

"Jadi dia berencana menjadikanku alat untuk menghancurkan orang lain. Apakah sebenarnya Alfonso ini adalah musuh kakek Dario yang ingin memanfaatkanku?"

Tepat pukul 7 pagi, Sofia mengakhiri aktivitasnya di sungai. Dia tidak sekedar berendam, tapi melakukan ritual pembersihan diri dari pengaruh aura gelap. Dan sekarang, Sofia sudah siap kembali ke istana untuk menghadapi manusia setengah iblis yang berkamuflase menjadi pria bertopeng.

"Kita lihat, apa rencana kamu selanjutnya Alfonso." Ucap Sofia dingin.

Dan benar saja, hilangnya Sofia dari kamarnya membuat gempar istana hitam pagi ini. Bahkan Alfonso telah menghukum puluhan anak buahnya yang bertugas menjaga Sofia. Pelayan pun tak luput dari amukannya.

"Bodoh kalian semua, menjaga satu wanita hamil saja tidak pecus. Cari dia, dan dapatkan hidup atau mati sekalipun." Ucap Alfonso.

"Tidak perlu mencari saya Tuan Alfonso, saya tidak pergi kemana-mana. Dan kenapa kelihatannya Anda berambisi terhadap saya, hingga memerintahkan banyak orang untuk menangkap hidup ataupun mati." Ucap dingin Sofia.

"Apa yang sedang berusaha Anda sembunyikan dari saya, apa benar Anda telah menjebak saya datang kemari dengan tujuan tertentu." Lanjutnya.

"Sepertinya, kamu memang tidak bisa dikelabui. Sekarang akan aku katakan yang sebenarnya, jika aku ingin kamu sebagai pion untukku. Menjadi alat untuk menghancurkan Dario beserta seluruh keturunannya, termasuk bayimu. Hahaha..."

"Tangkap wanita ini, lalu masukkan dia ke kamar khusus. Kita akan lakukan ritual malam bulan purnama nanti malam." Ucap Alfonso.

Sekitar 10 orang bergerak mengelilingi Sofia, sedangkan Alfonso duduk bersilang kaki dengan pandangan mata angkuh.

"Kenapa hanya ingin menangkap wanita hamil sepertiku harus menggunakan tenaga sepuluh orang. Tidakkah Anda malu?"

"Baiklah, minggir kalian semua. Biar aku sendiri yang hadapi. Cckkk hanya wanita hamil penjual roti apa susahnya untukku." Sombong Alfonso.

Alfonso menyerang Sofia tidak dengan kekuatan fisik, melainkan kekuatan gaib yang keluar dari telapak tangannya. Seperti asap hitam mulai mengelilingi tubuh Sofia. Sontak saja, wanita itu terkejut karena tidak menyangka akan menghadapi langsung kekuatan hitam.

"Kenapa kamu terkejut? Tidak menyangka jika aku punya kekuatan yang bisa mengalahkan tanpa menyentuh." Ucapnya.

Sofia terdiam, tubuhnya tidak bisa digerakkan sama sekali. Bahkan untuk berucap Sofia tidak mampu, kekuatan hitam ini melumpuhkan sistem syaraf.

Sofia mulai memejamkan mata, mencoba mengingat barisan kata di dalam buku kuno milik kakeknya. Dengan keyakinan penuh Sofia mulai menggunakannya.

Tubuh Sofia bergetar, tangan dan kakinya bergerak ke atas.

Duaarrr...