Iblis Penghisap Darah

Baik Tuan Muda Morgan, Tuan Tua Arizh dan Tuan Tua Arash terlihat mencari cari di mana keberadaan cincin Nirmala itu, namun mereka walaupun sudah mencapai selama berhenti menit mereka tidak menemukan di mana Cincin Nirmala itu.

Seolah cincin itu tidak ada di sini, dan batu menhir ini hanyalah batu menhir biasa.

Tuan Tua Arizh menghembuskan nafas secara kasar, "Sialan, kita sudah mencari selama 15 menit! Namun mengapa cincin itu masih belum ketemu?" Tanyanya dengan bingung.

Tampak batu menhir itu sudah bersih dari lumut lumut yang menempel.

"Hei morgan! Apakah di peta itu tidak ada petunjuk sama sekali?" Tanya Tuan Tua Arash dengan ekspresi serius.

Tuan muda morgan menggelengkan kepalanya secara perlahan, dalam peta ini hanya menunjukan arah menhir ini berada, tidak menunjukan di mana keberadaan cincin Nirmala itu.

"Apa kita coba angkat saja batu menhir ini? Siapa tahu cincin itu berada di bawah." Usul Tuan Tua Arash.

Tuan Tua Arizh, dan Tuan Muda Morgan menganggukan kepalanya, mereka bertiga kemudian menyatukan tenaga mereka berusaha mengangkat batu menhir itu.

Namun kejadian aneh kembali terjadi, mereka yang merupakan golongan iblis dan memiliki kekuatan yang sangat mengerikan tidak bisa mengangkat batu itu, bahkan batu itu sama sekali tidak bergerak dari tempatnya.

"Ini benar benar aneh! Menatap kita tidak bisa mengangkat batu ini?" Tanya tuan tua Arash dengan wajah penuh frustasi.

Siapa sangka tiba tiba sebuah cahaya putih menyalurkan bersinar dari batu menhir itu, sebuah sinar yang sangat terang dan menyilaukan.

Baik Morgan, Arash, dan Arizh kaget bukan kepalang melihat batu menhir itu tiba tiba bersinar dengan sangat terang, detik berikutnya mereka bertiga menghilang begitu saja seolah di telan oleh udara.

Tidak ada yang akan mengira bahwa ketiga iblis ini menghilang begitu saja, berpindah dari hutan ini menuju ke Antah berantah. Tidak ada yang mengetahui kemana perginya ketiga iblis ini.

Sementara itu di langit terlihat Agares terbang dengan menggunakan sayap Kraken miliknya, ia terbang ke langit dengan sangat cepat, wajar saja ia mengenakan sayap kraken bukan sayap iblis pada umumnya.

Tidak heran apabila kecepatannya sangat cepat. Sementara untuk dua Oswald itu Agares simpan di liontin miliknya, ternyata liontin itu juga merupakan artefak penyimpanan yang bisa menyimpan berbagai macam benda bahkan makhluk hidup.

"Wow! Aku sama sekali tidak menyangka kamu memiliki kecepatan terbang secepat ini, Agares!" Ucap arwah wanita yang berada di dalam liontin.

"Hmm... ini bukan kemampuan murni milikku, arwah manusia. Ini hanya kekuatan hasil pemberian sosok iblis lainnya, apakah kamu tahu tentang legenda Kraken?" Tanya Agares.

"Kraken? Tidak, statusku kalau di dunia manusia Kraken itu monster laut raksasa dari cerita rakyat di negara Norwegia dan Islandia, sering di gambarkan menyerupai gurita atau cumi cumi..."

"Jadi di dunia manusia ada monster Kraken?"

"Tidak ada, itu hanya cerita mitos dan tidak ada bukti ilmiah yang menunjukan bahwa keberadaannya benar benar ada."

"Mitos? Sepertinya memang dunia manusia tidak terlalu mengenal sihir seperti di dunia Abyss, jika di dunia Abyss Kraken benar benar ada, dia memiliki wujud gabungan dari gurita, iblis dan naga. lalu bagaimana deskripsi Kraken di duniamu?"

"Gabungan ya, kalau di duniaku Kraken hanya berbentuk gurita raksasa yang berukuran.. emmm mungkin sebesar pulau."

Wus!

Hap!

Tiba tiba Agares mendarat ketika dia melihat puluhan Carberos dengan ring cakra level 20 tergeletak di mana mana, dengan perut yang sobek.

"Ada apa ini? Mengapa banyak monster yang mati?" Tanya Agares dengan bingung.

Arwah wanita itu keluar dari Liontin Agares, "Hmm, sepertinya ada iblis lain yang mengetahui tentang peninggalan Tuan Syaiton."

"Dari mana kamu mengetahuinya?"

"Lihatlah jejak kaki itu." Tunjuk arwah manusia itu di deretan jejak kaki di tanah.

Agares menatap lama jejak kaki itu, dia bisa melihat bahwa jejak kaki itu bukan berasal dari monster melainkan para iblis.

"Berarti kemungkinan ada iblis lain yang sudah mengetahui peninggalan Tuan Syaiton, kamu harus cepat Agares. Pertarungan ini sepertinya terjadi tidak lama, mungkin saja kita masih bisa menyusul mereka dan merebut peninggalan Tuan Syaiton!" Ucap Arwah wanita itu.

Agares menganggukan kepalanya, "Segera masuk kembali Manusia, aku akan terbang dengan kecepatan penuhku!"

Arwah wanita itu kembali memudar menjadi kabut tipis dan kembali masuknya liontin Agares.

Agares langsung terbang kembali dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dari sebelumnya.

Secara perlahan tampak satu ekor gurita dengan warna biru gelap mencuat keluar dari tulang ekor Agares, ya agares saat ini dalam mode Kraken Ekor satu.

"Sepertinya kekuatan milikmu ini adalah kekuatan terlarang Agares, aku merasakan hawa dendam dan kebencian ketika kamu menggunakannya." Ucap arwah wanita itu.

"Benar, kekuatan ini memang berasal dari Kraken di dunia Abyss, monster yang hanya memikiki dendam dan kebencian di dalam dirinya."

"Pantas saja aku merasakan hawa tidak enak, aku rasa seharusnya kekuatan semacam ini kamu tidak boleh memperlihatkannya di depan iblis lainnya, Agares."

"Ya, aku mengetahuinya namun aku tidak punya pilihan lain. Aku harus segera mengambil peninggalan itu agar aku menjadi iblis yang kuat!"

"Aku memikiki topeng, bagaimana jika kamu menyembunyikan wajahmu di balik topeng ini?"

"Benarkah? Kalau begitu cepat berikan."

Wus...

Tiba tiba sebuah topeng rubah putih dengan corak merah darah keluar dari Liontin, Agares langsung meraihnya dan memasangnya begitu saja.

"Apapun yang terjadi aku harus mendapatkannya!" Batin Agares, dia sendiri sudah mengetahui bahwa sosok yang mengaku sebagai Putra Takdir itu adalah sosok yang sangat berbahaya, satu satunya cara agar Agares bisa terlepas darinya adalah dengan menjadi kuat!

Selain itu Agares juga sebenarnya sudah mengetahui rencana Kraken, hanya dalam pembicaraan malam kemarin. Oleh karena itu Agares sangat bertekad menjadi kuat.

Tiba tiba tembakan bola api raksasa melesat dari belakang Agares.

Agares yang merasakan serangan itu mengibaskan ekor Kraken miliknya.

Wus!!!

Bola api itu langsung sirna menghilang begitu saja, tampak di langit terbang gagak raksasa dengan kaki tiga dan rantai emas di kakinya.

Gagak itu terbang lebih tinggi dari Agares. Gagak itu merupakan monster bernama Nekohara, yang sangat senang sekali menyerang makhluk lain yang terbang di udara, oleh karena itu dia menyerang Agares tanpa alasan yang jelas, ia hanya mengikuti instingnya saja.

Bum!

Bum!

Bum!

Gagak itu kembali menembakan bola bola api dari mulutnya.

"Keparat! mengganggu saja!" Ucap Agares dengan geram, Agares mencengkeram udara sebuah trisula tiba tiba sudah berada di tangan Agares.

Tanpa basa basi Agares langsung melemparkan trisula itu ke arah Nekohara.