NovelToon NovelToon
Unwritten Apologies

Unwritten Apologies

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Model / Diam-Diam Cinta / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:298.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Ini adalah kisah cinta pria berkebangsaan Korea dan gadis berdarah Indonesia.

Waktu SMA, Ha joon tidak setampan sekarang. Pria itu gemuk dan selalu memakai kacamata tebal kemana-mana. Ha joon sangat menyukai Rubi, gadis populer di sekolahnya.

Namun suatu hari Ha joon mendengar Rubi menghina dan mengolok-oloknya di depan teman-teman kelas mereka. Rasa suka Ha joon berubah menjadi benci. Ia pun memutuskan pindah ke kampung halamannya di Seoul.

Beberapa tahun kemudian, Rubi dan Ha joon bertemu lagi di sebuah pesta pernikahan. Ha joon sempat kaget melihat Rubi yang berada di Korea, namun rasa dendamnya sangat besar hingga ia berulang kali menyakiti perasaan Ruby.

Tapi, akankah Ha joon terus membenci Ruby? Mulutnya berkata iya, namun tiap kali gadis itu tidak ada didepan matanya, ia selalu memikirkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pulang bersama

Ruby menegakkan tubuhnya, berusaha terlihat tenang meski jantungnya berdetak begitu kencang hingga ia khawatir orang lain bisa mendengarnya. Ha Joon duduk begitu dekat. Tak ada jarak cukup lebar untuk menghindar tanpa terlihat aneh. Wajahnya tetap tenang, tapi hawa dingin yang khas darinya menyeruak, membuat Ruby merasa seperti seekor kelinci yang terjebak di tengah sorotan mata elang.

Ha Joon menyandarkan tubuhnya ke sofa, satu tangannya menggenggam gelas wine, sementara pandangannya lurus ke arah panggung kecil di mana Jae Min mulai menyanyi lagu lawas Korea dengan gaya jenaka. Semua orang tertawa dan bersorak, kecuali dua orang di ujung sofa itu.

Ruby melirik pelan ke arah pria di sampingnya. Ha Joon tetap diam, seolah tak menyadari kehadirannya. Tapi Ruby tahu lebih baik. Tadi, saat pandangan mereka bertemu, ia bisa merasakan sesuatu. Apa pun itu.

"Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini." ujar Ha Joon tiba-tiba, suaranya rendah tapi jelas. Hanya mereka berdua yang mendengar pembicaraan keduanya.

Ruby menelan ludah. Ia tak menyangka Ha Joon akan membuka percakapan lebih dulu.

"Ah, Se-Sena yang memaksamu ke sini." balasnya.

Ha Joon mengalihkan pandangannya ke arah Ruby. Mata hitamnya menelusuri wajah gadis itu, seolah sedang menilai.

"Kau dipaksa datang? Huh!" Lalu ia mendengus seakan tidak percaya pada kata-kata Ruby. Senyumnya seperti senyum meremehkan. Ruby hanya diam. Tidak apa-apa Ha joon tidak percaya. Apalagi pria itu tahu sejak dulu ia bergaul dengan orang kaya yang hanya suka bersenang-senang.

Suasana antara mereka kembali hening. Ha Joon menyesap sedikit minumannya. Beberapa detik berlalu tanpa kata. Ruby menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan dorongan untuk bertanya kenapa Ha Joon membelanya tadi. Namun pertanyaan itu seperti awan gelap yang menggantung di antara mereka.

"Terima kasih, untuk yang tadi," ucapnya kemudian.

Ha Joon menoleh perlahan, pandangan mata mereka terkunci. Untuk sesaat, waktu terasa berhenti. Musik, tawa, dan suara di ruangan seperti menghilang. Hanya ada mereka berdua. Lalu Ha Joon mendekatkan wajahnya di telinga Ruby.

"Akun hanya membantu calon tunanganku. Kau lupa ibuku sedang mengatur perjodohan kita? Orang-orang itu akan tahu hubungan kita tidak lama lagi, kalau aku tidak membantumu tadi, bukankah mereka akan mengataiku pria aneh yang membiarkan tunangannya mendapat perlakuan tidak mengenakan?"

Kalimat itu panjang dan cukup menusuk. Ruby terdiam lama. Betul, Ha Joon menyimpan dendam padanya. Tidak mungkin pria itu akan tiba-tiba baik padanya. Tapi masalah pertunangan ...

"Ma-maaf, aku harus ke toilet."

Ruby bangkit dengan tergesa. Ia berjalan cepat menuju toilet, meski sepasang mata tajam itu terus mengawasinya hingga langkahnya menghilang di balik pintu.

Begitu berada di dalam, Ruby menatap pantulan dirinya di cermin, lalu menyalakan keran dan membasuh wajah, berharap air dingin bisa meredakan detak jantungnya yang masih kacau.

Calon tunangan, pikirnya getir. Kata-kata Ha Joon bergema lagi dalam kepalanya. Ibu Ha Joon memang baik padanya, bahkan menyayanginya seperti anak sendiri. Tapi Ruby tahu, semua ini salah. Namun, ia tidak enak meminta nyonya Nam membatalkan pertunangan itu. Biar bagaimanapun ia juga punya rasa terhadap Ha Joon. Sekalipun pria itu membencinya, dia sama sekali tidak. Ia pun tidak memungkiri kedatangannya ke Seoul adalah agar dirinya bisa melihat lelaki itu, meski hanya dari kejauhan.

Ruby menghela nafas sambil menatap bayangannya di cermin. Perasaannya terasa berat.

"Ruby?" suara Sena mengejutkannya.

'Oh, kau di sini. Kukira kau pulang diam-diam," kata Sena sambil tertawa kecil.

Ruby merapikan rambutnya.

"Aku butuh udara. Di dalam terlalu sesak." katanya.

Sena menatapnya lama tapi tak berkata apa-apa.

"Ayo, semua orang mau mulai main game. Kamu juga harus ikut. Jangan menyendiri di sini. Kamu cantik malam ini, tahu?"

Ruby tersenyum.

"Terima kasih."

Kembali ke ruangan, Ruby mendapati Ha Joon tak lagi duduk di sofa. Ia sudah kembali bergabung bersama kelompok pria di sudut ruangan. Namun pandangannya kembali bertemu dengan mata Ha Joon. Sekilas. Hanya sesaat, tapi cukup untuk menyalakan bara dalam dada Ruby.

Permainan dan candaan berlanjut malam itu. Tapi Ruby dan Ha Joon tidak benar-benar menikmatinya. Keduanya sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Sena, sebaiknya aku pulang sekarang." bisik Ruby di telinga Sena. Ia juga merasa teman-teman Sena tidak terlalu menyambutnya, kecuali Jae-min yang cukup ramah.

Sena menoleh, ekspresinya berubah khawatir.

"Kamu yakin? Baru juga sebentar…"

Ruby mengangguk kecil.

"Aku capek. Lagipula aku harus bangun pagi besok."

Sena tak bisa memaksa. Ia memeluk Ruby sebentar.

"Kalau begitu hati-hati ya. Kirim pesan kalau sudah sampai."

Ruby mengangguk dan segera melangkah ke luar ruangan. Udara malam menyambutnya, dingin menusuk hingga membuatnya menggigil. Tapi hawa luar itu terasa lebih melegakan daripada suasana pesta yang penuh tekanan tadi. Ia melangkah menuju trotoar, berharap bisa segera memanggil taksi.

Namun belum sempat ia mengangkat ponselnya, langkah kaki terdengar dari belakang. Ruby menoleh dan matanya membelalak sedikit.

Ha Joon

Sebelum pria itu lebih dekat, Ruby mempercepat langkahnya. Mungkin Ha Joon juga mau pulang. Tetapi, bukankah jalan ini menuju jalan raya? Maksud Ruby, kalau Ha Joon mau pulang, harusnya pria itu pergi ke tempat parkir. Dia selalu bawa mobil ke mana-mana. Atau mobilnya di parkir di depan jalan? Tidak mungkin, Ha Joon tidak se asal-asalan itu.

Ruby terus berjalan. Ponselnya berbunyi dan langsung ia angkat. Yang meneleponnya adalah sopir taksi online yang ia pesan. Katanya sudah di depan restoran. Langkah Ruby makin cepat dan terburu-buru. Begitu keluar dari halaman restoran, ia buru-buru berjalan ke sebuah taksi yang sudah menunggunya di depan sana.

Ruby membuka pintu bagian belakang, begitu pintu terbuka, Ha Joon berjalan dengan cepat memasuki mobil. Mata Ruby melebar, menatap Ha Joon heran. Sementara pria itu hanya bersikap santai dan cuek, seperti laki-laki tak berdosa.

"Ha Joon, kau ...?" gumam Ruby sebelum ikut naik ke mobil.

"Aku minum cukup banyak malam ini, tidak bisa menyetir." kata pria itu tanpa menatap Ruby. Tangannya dimasukkan di kedua sakunya.

Karena Ruby masih bengong di tempatnya, Ha Joon pun melirik gadis itu.

"Masuklah, kau membuat sopir menunggu."

Mau tak mau Ruby segera masuk, duduk di sebelah pria itu.

1
*Septi*
takut diajak bikin baby ya 🤭
Mas Budian
dinanti nanti perasaan baru sekejap saja baca eeeh dah bersambung lagi ternyata
@arieyy
ruby izin bertanya gimana rasanya dicupang🤣🤣🤣🤭
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
cpet seliddiki yg tadi ha joon
wiemay
siapa ya, kira2 yg nelfon td???
mang tri
Wahh dh mulai berani nihh hajoon kasi2 tanda merah 😂
Rita
sama ae bikin shock
Rita
🔥🔥🔥🔥🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rita
ta ada lawan😜😜😜😂😂😂😂😂
Rita
artiy biar cepet di SAH in
Rita
tuh paham😂
anonim
bakal heboh besuk di sesi pemotretan kalau stempel bibir Ha Joon tidak di samarkan oleh Ruby/Facepalm/
Srie Handayantie
nah sedikit lagii tinggal nunggu bbrpaa hari lagii kalian bertunangan , memang harus disegerakan Joon takut khilaf ntar 🤭
Dian Rahmawati
siapa itu yg nelpon
Momz Haikal Sandhika
thor hilangkan rasa gugup rubby dong,,, biar dia mulai bersikap biasa sama ha joon
༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜
Nakal sama calon istri gpp ehh🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️

kira" siapa yg menelfon Ruby ya???

apakah Eun Joo??? 🤔🤔🤔
Nengsih Irawati
Siapa y,,,,,?harap2 cemas,semoga bukan orang yg ingin menghancurkan ruby
Eris Fitriana
Jangan gugup terus dong Ruby... mulai terbiasa lah sama Hajoon... mulai lah membuka diri...ceritakan tentang masa lalu itu... Hajoon udah sangat2 terbuka dng perasaan dan hati nya... masa kamu cuma bisa gugup terus hehehe...
Esther Lestari
Ha Joon nakal ih kan Ruby jadi malu😅.
siapa yang telpon Ruby ? mencurigakan
yuning
Joon ah, kamu udah mulai nakal y 😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!