Bagai mimpi buruk yang nyata. Anna, seorang gadis cantik yang baru menginjak umur 20 tahun itu di ketahui hamil di luar nikah.
Gayanya yang anggun dan polos membuat semua orang tidak menduga ketika Anna diketahui sedang berbadan dua.
Semua orang tidak tahu siapa ayah dari anak dikandungan Anna. Namun sebuah sapu tangan yang di temukan di kamar Anna membuat semua orang percaya bahwa pelaku yang telah menghamili Anna adalah Andreas, majikannya sendiri.
Andreas pun dipaksa menikahi pembantunya sendiri, sementara dia masih memiliki istri yang sangat dia cintai.
Akankah pernikahan Andreas dan Anna akan bertahan lama? Lantas, bagaimana dengan Rayana, istri pertamanya?
follow Instagram: @rafizqi0202
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
...🌾🌾🌾...
Keesokan paginya. Di sebuah pasar, Dokter Wira sengaja mengikuti Anna yang sedang pergi berbelanja ke pasar mencari sayuran.
Setiap pagi Sabtu. Setelah Andreas pergi dari rumah, Anna selalu pergi ke pasar untuk mencari berbagai sayuran dan lauk untuk persiapan selama satu minggu di rumah.
Sejak pindah ke kota itu setelah satu hari pernikahan dia tujuh bulan yang lalu, sedikit banyaknya telah membuat Anna menghapal setiap daerah di kota tersebut. Jaraknya memang sedikit jauh dari rumah utama Milik Keluarga Edward. Namun, Anna masih bisa beradaptasi walaupun sebenarnya dia bukan berasal dari kota tersebut.
"Anna!"
Anna yang tengah memilih sayur, seketika terkejut ketika seseorang memanggilnya dari belakang.
Setelah melihat siapa yang telah memanggilnya, Anna menautkan kedua alisnya heran. Apa yang di kerjakan seorang Dokter di pasar sayuran seperti ini? Itulah pertanyaan yang seketika menghampiri hatinya.
"Dokter Wira." Lirih Anna heran.
"Anna! Apa kamu sendirian saja?" Tanya Dokter Wira basa-basi. Padahal sejak awal dia sudah tau kalau Anna hanya pergi sendiri. Niatnya untuk merebut hati Anna, telah membuatnya sampai mengikuti Anna untuk mendekatkan diri kepada wanita sederhana yang berparas cantik tersebut.
"I-iya Dokter. Saya sendirian. Apa yang Dokter lakukan di pasar? Bukankah Dokter seharusnya ada di rumah sakit?" Tanya Anna. Kedua alisnya masih terangkat dan menunggu jawaban dari Dokter Wira.
"Saya libur hari ini. Saya ingin membeli daging. Tapi saya tidak hapal pasar ini dan dimana penjual dagingnya, tapi tidak sengaja aku melihatmu dan mencoba bertanya. Bisakah kamu mengantar saya?" Tanya Dokter Wira.
Anna nampak diam memperhatikan wajah Dokter Wira, dia terlihat menyelidik setiap ekspresi yang ditunjukan oleh wajah Dokter Wira. Rasanya sangat aneh jika seorang Dokter tampan dan kaya, mau pergi ke pasar seperti ini. Tidak seperti Andreas. lelaki angkuh dan kejam itu selalu saja menggunakan pembantu untuk membeli semua perlengkapan dapur seperti dirinya sekarang. Dokter Wira tidak seperti orang kaya pada umumnya. Begitulah pikir Anna.
"Anna. Apa kamu mendengarkan aku?" Tanya Dokter Wira. Anna seketika terperanjat kaget dan segera menyadarkan pikirannya dan mengumpulkan kewarasannya.
"I-iya Dok. Akan saya antarkan!" Jawab Anna. Lalu Dokter Wira pun segera tersenyum dan mengikuti langkah Anna.
Anna yang sudah hapal pasar sayur terbesar di pusat kota tersebut pun menunjukan dan menemani Dokter Wira untuk pergi ke setiap penjual yang menjual semua barang atau pun keperluan yang Dokter Wira inginkan.
Tanpa Anna sadari, Dokter Wira sengaja menanyakan banyak hal tentang sayuran serta daging yang bagus untuk di beli di pasar tersebut, walaupun sebenarnya dia tidak membutuhkan semua belanjaan ini. Dia hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama Anna.
"Jika Dokter menyukai sayuran. Disini banyak sekali sayuran yang segar-segar, karena penjual selalu menjual sayur yang baru di petik dari kebun." Ujar Anna sambil berjalan.
"Kalau kamu, suka sayur apa?" Tanya Dokter yang masih setia mengikuti langkah Anna dari samping.
"Aku. Aku menyukai sayur brokoli dan sawi. Sebenarnya, aku menyukai semua sayuran, tapi di antara sayuran lain, itulah yang paling aku suka Dok. Kalau Dokter?" Tanya Anna balik.
Dokter Wira tersenyum mendapatkan respon bicara yang bagus dari Anna. Setidaknya dia tidak canggung untuk berbicara banyak hal dengan Anna. Baginya, berbicara kepada Anna, sangat membahagiakan baginya.
"Sama. Aku juga menyukai banyak sayur. Sayur sangat sehat untuk tubuh" jawab Dokter Wira.
"Awwwwrg. Perutku!" Anna tiba-tiba merasakan sakit.
Dokter Wira langsung bertanya dengan wajah panik, "Anna, ada apa?"
"Hahahah. Tidak Dokter. Sepertinya bayiku menendang!" Jawab Anna sambil tertawa senang.
"Benarkah? Mana aku rasakan." Dokter Wira spontan langsung menempelkan telapak tangannya kepada perut Anna, yang membuat Anna seketika tertegun. Tidak sekalipun Andreas bersikap demikian kepada bayinya ketika dia merasakan bayinya sedang bergerak atau menendang di dalam perutnya. Andreas hanya acuh dan tidak ingin peduli. Namun, Dokter Wira memperlakukannya dengan sangat baik. Bahkan bayi itu bukanlah bayinya, akan tetapi, Dokter Wira bersikap seolah dialah ayahnya.
"Iya benar. Anakmu bergerak. Dia sangat aktif sekali." Ujar Dokter Wira senang sambil menempelkan telapak tangannya dan sisi telinganya ke perut Anna.
Anna tidak menjawabnya, dia hanya mematung seolah sangat terpukul oleh sikap Dokter Wira yang mengingatkan dia bagaimana kejamnya Andreas kepada dirinya dan bayinya selama ini. Dia hidup tanpa cinta dan perhatian di dalam pernikahannya bersama Andreas, dan itu membuat Anna sangat sedih.
Melihat Anna yang nampak mematung, Dokter Wira menatap Anna dengan wajah bersalah, "A-Anna. A-aku tidak bermaksud untuk lancang kepadamu. A-aku hanya merasa bahagia karena bayimu sangat aktif di dalam perut" ujar Dokter Wira tergagap. Mencoba menjelaskan kepada Anna.
"Maaf. Saya harus pergi sekarang" Anna tidak menjawab ucapan Dokter Wira dan malah berpamitan untuk pergi.
Dokter Wira nampak mendecah kesal, dia sangat merasa bersalah telah membuat Anna merasa tidak nyaman berada di dekatnya. Dia sangat menyesal, dan hanya bisa melihat punggung Anna yang semakin menjauh.
"Jadi, pria itu masih mendekati Anna?" Tanya Andreas dengan tatapan tajamnya kepada orang suruhannya.
"Benar tuan. Saya melihatnya kalau Dokter itu masih menemui Nona Anna" jawabnya.
Andreas sangat marah mendengar laporan dari salah satu anak buahnya yang dia tugaskan untuk mengawasi Anna.
Andreas tidak mengatakan apapun lagi, langkah kakinya nampak pergi meninggalkan ruangan kantornya dengan membawa kemarahan.
Dia pulang siang itu juga setelah menerima telepon dari seseorang.
Sesampainya di rumah. Andreas langsung membuka pintu kamar Anna dengan kasar.
Anna yang tengah merapikan mukena dan sejadahnya setelah mengerjakan sholat Dhuhur, pun langsung terperanjat saking kagetnya.
"Tuan!" Lirihnya.
"Kemana kamu pergi pagi tadi Anna?" Tanya Andreas dengan meninggikan suaranya.
"Saya pergi ke pasar tuan." Jawab Anna sekenanya. Wajahnya masih nampak bingung dan tidak mengerti kenapa Andreas terlihat marah seperti ini.
"Sama siapa? Apa kamu pergi bersama pria itu lagi. Sudah berapa kali aku katakan. Jangan pergi bersama siapapun atau kamu jangan samasekali meninggalkan rumah ini!" Bentak Andreas marah.
Anna terlihat sangat takut, "Tuan. Saya tidak sengaja bertemu dengannya di pasar!" Jelas Anna.
"Kemarin. Kamu juga bilang seperti itu. Dan sekarang, kamu juga berkata bahwa kamu tidak sengaja bertemu dengan dia. Apa kamu sengaja? Atau jangan-jangan, kalian memang memiliki hubungan? Kamu sudah tidak tahan hidup denganku? Kamu sengaja mencari laki-laki lain yang lebih kaya agar bisa terlepas dariku?" tuduh Andreas dengan suara lantang dan menggema disana. Andreas merasa cemburu ketika Anna didekati Seorang laki-laki. Tidak tau kenapa, Andreas merasa sangat marah dan tidak terima bila Anna harus memiliki seorang kekasih, hingga timbullah dugaan-dugaan yang sebenarnya belum terbukti kebenarannya.
Anna menatap Andreas dengan wajah berkaca-kaca. Dirinya merasa sangat kesal sekaligus sedih. Begitu hinakah dirinya sampai-sampai suaminya berpikir buruk tentang dirinya.
Baru saja kemarin Andreas bersikap baik kepadanya, namun sekarang Andreas kembali bersikap kasar dan kembali membentaknya.
Matanya memancarkan aura kekecewaan. Rasanya sudah tidak tahan lagi ia menahan rasa sakit yang selama ini menggerogoti tubuhnya dan pikirannya, hingga membuatnya hampir kehilangan kewarasan.
Anna yang sudah tidak tahan atas sikap suaminya yang suka berubah-ubah, membuat Anna sangat terpukul.
"Mari kita bercerai setelah anak ini lahir, tuan!" Ucap Anna dingin dengan tatapan penuh kecewa.
Ucapan Anna pun berhasil membuat Andreas membeku di tempat. Wajahnya memerah dengan bola matanya yang terbelalak akibat rasa terkejutnya oleh penuturan Anna.
.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️
gak ada yg swnpurna di dunia ini
mana bisa???
kan maaih nifas...
teruslah berkarya dan sehat selalu
semangat...😘😘