Langit tak pernah ingkar janji
Dihina karena miskin, diremehkan karena tak berdaya. Elea hidup di antara tatapan sinis dan kata-kata kejam. Tapi di balik kesederhanaannya, ia menyimpan mimpi besar dan hati yang tak mudah patah.
Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran untuk melanjutkan sekolah di kota.
Apakah elea akan menerima tawaran tersebut? Apakah mimpi elea akan terwujud di kemudian hari?
Penuh teka teki di dalamnya, jangan lewatkan cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kegabutanku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
"Kamu bersihkan apa saya tambah hukuman kamu?" Ucap pak Anton dengan nada yang mulai meninggi.
"Ba-baik pak." Jawab Ike sedikit kesal.
"Awas aja, aku akan lapor sama papa. Biar kalian semua tau rasa." Ucap Ike dalam hatinya.
...****************...
Beberapa tahun berlalu, Elea sekarang sudah menginjak ke bangku kuliah.
Kali ini dia masuk kuliah dengan bantuan beasiswa, bahkan ia ketrima ke beberapa kampus pilihan dan ternama.
"Ell... Tunggu..." Ucap Candra.
"Ehhh kak Candra, ngapain?" tanya Elea sambil celingukan.
"Ya kuliah dong, tadi aku lihat kamu jalan di sini jadi aku memastikan jika itu beneran kamu." Ucap Candra.
"Jadi kak Candra juga kuliah disini?" tanya Elea.
"Iya El, ternyata dunia se sempit ini ya." Ucap Candra.
"Hahaha...Iya ya kak. Apa kabar kak? Lama tidak menyapa?"
"Baik, oh ya banyak berubah ya sekarang?" Elea menatap bingung ke arah Candra.
"Berubah? Apa yang berubah kak? Aku tetap Elea yang dulu kok."
"Enggak, sekarang kamu lebih percaya diri dan banyak omongnya."
"Masa? Ya seiring berjalannya waktu kan harus bisa menata diri. Masa iya aku harus lemah terus nanti aku semakin di injak dong."
"Betul, semakin hari semakin dewasa ya."
"Waktu yang mengajarkanku."
"Sekarang boleh dong tukeran nomor hp?"
"Hmmmm... Gimana ya?" Elea sedikit berfikir.
"Pleaseee..." ucap Candra sambil memohon dan mengatupkan tangannya di dada.
"Yaudah ini..." Elea memberikan nomor ponselnya kepada Candra.
"Yes... Terima kasih El." Ucap Candra dengan kegirangan.
"Iya sama- sama."
"Ohh iya, jadi udah nggak takut lagi dong sekarang kalau di bully?"
"Takut? Seiring berjalannya waktu aku lebih memilih berdamai dengan diriku sendiri. Bahkan, aku akan mencoba menjadi wanita yang kuat."
"Percaya deh sama kamu, anak lulusan terbaik di sekolah dahulu."
"Kok tau?"
"Aku kan memang penggemar rahasiamu."
"Halah gombal."
Elea berpisah di lobby kampus tersebut, ia harus segera pergi menuju ke sebuah cafe untuk kerja part time.
Hingga malam hari, Elea baru pulang dan ia meluruskan kakinya.
"Hufttt... Pegal banget ini kakiku." Ucapnya sambil memijit pelan betisnya.
Ting (notifikasi pesan masuk)
"Siapa?" Ucap Elea lalu ia meraih ponselnya.
📱Hai, ini candra
"Rupanya dia toh." Ucap Elea. Jawab nanti aja deh, mau bersih- bersih dulu.
Elea segera pergi menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Iya merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk tempay ia ngekos.
"Ohh iya, aku hampir lupa membalas pesan kak Candra."
📱Halo kak
📱Ganggu ya?
📱Enggak kok, baru pulang.
📱Darimana emang?
Candra begitu penasaran dengan kegiatan Elea selama ini.
📱Kerja part time kak.
📱Oh gitu, yaudah kamu istirahat aja dulu.
Hingga larut malam mereka berkirim pesan sampai lupa waktu.
Candra sangat nyaman dengan Elea dan Elea juga memilki sifat humble. Ia tidak bermasalah jika harus berkenalan kembali dengan Candra.
Kringggg....kringgggg.....
Jam beker berbunyi dengan kencang, membangunkan Elea yang tengah larut dalam mimpinya.
"Astaga...aku bangun kesiangan. Ini pasti gara kemaleman chat kak Candra nih." Lalu Elea segera menuju kamar mandi dan bergegas menuju ke Kampus.
Ia berlari hingga masuk ke dalam kelasnya.
"Tumben banget El kamu kesiangan? Biasanya kan kamu yang paling on time." Ucap Vita.
Hingga bangku kuliah, Vita tetap menjadi teman Elea bahkan satu kelas.
"Hehehe iya, kemaleman aku tidurnya."
"Ngapain aja?"
"Hehehe ada deh."
"Main rahasia- rahasiaan ya sekarang."
"Jadi aku ngerjain tugas selepas dari kerja part time."
"Ohhh gitu." Vita mengangguk saja mengiyakan apa yang dikatakan oleh Elea.
"Ohh iya El, nanti ada waktu luang nggak? Boleh temenin aku ke toko buku?"
"Hmmm... Gimana ya? Soalnya kan kamu tau sendiri kalau aku harus kerja part time." Ucap Elea.
"Yaahh... yaudah deh. Emang beneran sipaling sibuk sih kamu dari dulu."
"Hehehe kan kamu tau sendiri." Jawab Elea.
"Iya deh, yaudah kamu hati - hati kerjanya. Jangan kecapek an ya." Ucap Vita
"Iya- Iya, bawel bangett sahabatku satu ini." Jawab Elea sambil memeluk sang sahabat.
"Aaaaaa... Nggak bisa nafas." Ucap Vita.
"Biarin, gemes tau."
Mereka memang sejak dulu bersabahat baik hingga saat ini.
"Hai El..." Sapa Candra sambil tersenyum.
"Ha-hai kak..." Ucap Elea tak kalah gugup.
"Mau kemana ini?"
"Biasalah kak, mau kerja."
"Boleh aku temenin?"
"Haaa? Buat apa? Nggak usah lah kak. Aku juga nggak enak sama bos aku."
"Hmmm gitu ya, yaudah gini aja. Aku berpura- pura sebagai pembeli di cafe kamu deh." Jawab Candra.
"Hmmm... Gitu ya? Gimana ya? Terserah kamu aja deh kak."
"Ehh...jangan panggil kak dong. Candra aja...iya Candra."
"I-iya kak, eh Candra, yaudah aku pergi duluan ya."
"Iya hati - hati, nanti aku susul." Jawab Candra sambil tersenyum salah tingkah.
"Oke." Jawab Elea sambil mengacungkan jempolnya.
Elea bergegas menuju ke Cafe tempat ia bekerja dengan mengendarai sepedanya.
"Sudah datang El?" Tanya pak Bram pemilik cafe tempat Elea bekerja.
"Iya ini pak, Soalnya kuliahnya sudah selesai cepat." Jawab Elea.
"Ohh... Yaudah sana." Jawab Elea.
"Baik pak, saya permisi dulu." Elea bersiap untuk bekerja. Ia membersihkan tempat kerjanya.
Candra benar pergi ke tempat Elea, ia menemani Elea hingga kerjanya selesai.
"Terima kasih kak, sudah menemani aku bekerja hari ini."
"Iya sama- sama, toh aku juga lagi nggak ada kerjaan kok." Ucap Elea.
"Ohh ya? yaudah kak aku pulang duluan ya."
"Ehh..tunggu, kamu mau naik apa?"
"Ini sepeda."
"Kan ini sudah malam, gimana kalau terjadi apa- apa?"
"Enggak kok kak, aku juga sudah biasa naik sepeda kemana- mana."
"Yaudah aku anterin kalau gitu sampai depan kos an."
"Jangan- jangan, aku nggak mau merepotkan kakak."
"Enggak repot kok. Ayo cepetan ini juga udah malam nggak bagus anak cewek pergi sendiri."
"Lebih nggak bagus lagi kalau diantar cowok pulang." Ledek Elea.
"Ohhh gitu, tapi kan kita teman. Toh aku juga nggak ada riwayat jahat kan. Kalau nggak percaya tanya aja pihak berwajib." Jawab Candra dengan percaya diri.
"Ya apa jaminannya? Kan hati manusia ngga ada yang tau."
"hmmm...kamu mau jaminan apa?"
"Nggak tau."
"Kok nggak tau sih?"
"Ini jadi diantar pulang atau kita ngobrol disini sampai pagi?"
"Hahah...sorry...sorry, tuh kan kalau sama kamu jadi keasyikan ngobrolnya. Aku jadi lupa tujuan awal aku." Ucap Candra.
"Modus banget."
"Nggak dong, mana ada aku modus. Tulus tau.."
"Haaa? Apa yang tulus?"
"Heheh...enggak kok. Ayok pulang, naik motor aku aja."
"Sepeda ku gimana? Terus besok aku ke kampusnya gimana? Mending aku bawa sepeda aja, besok biar nggak ribet."
"Yaudah kalau gitu, ayo."
Mereka berdua pergi meninggalkan Cafe dan pulang ke kost masing- masing.
Sampai di kos Elea masih saja senyum- senyum sendiri.
.
.
Hayooo coba tebak, apa yang membuat elea senang.
Like and subscribe gaiss...
.
Visual Candra