Tumbuh di lingkungan panti asuhan membuat gadis bernama Kafisha Angraeni memimpikan kehidupan bahagia setelah dewasa nanti, mendapatkan pendamping yang mencintai dan menerima keadaannya yang hanya dibesarkan di sebuah panti asuhan. namun semua mimpi Fisha begitu biasa di sapa, harus Kalam setelah seorang wanita berusia empat puluh tahun, Irin Trisnawati datang melamar dirinya untuk sang suami. sudah berbagai cara dan usaha dilakukan Kira untuk menolak lamaran tersebut, namun Irin tetap mencari cara hingga pada akhirnya Fisha tak dapat lagi menolaknya.
"Apa kamu sudah tidak waras, sayang???? bagaimana mungkin kamu meminta mas menikah lagi... sampai kapanpun mas tidak akan menikah lagi. mas tidak ingin menyakiti hati wanita yang sangat mas cintai." jawaban tegas tersebut terucap dari mulut pria bernama Ardian Baskoro ketika sang istri menyampaikan niatnya. penolakan keras di lakukan Ardi, hingga suatu hari dengan berat hati pria itu terpaksa mewujudkan keinginan sang istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18.
Usai mandi dan bersiap dengan pakaian kerjanya, Ardian pun turun untuk sarapan bersama sebelum nantinya berangkat kerja. Sehelai roti dengan olesan selai strawberry serta segelas susu buatan Kafisha menjadi menu sarapan Ardian pagi ini.
"Apa kamu mau berangkat sekolah bareng papa??." tanya Ardian pada sang putri.
"Enggak pah, Citra mau diantar sama pak Ujang saja." sahut Citra di sela sarapannya.
"Kalau begitu papa berangkat ya." Ardian beranjak dari tempat duduknya kemudian menghampiri Citra, memberikan kecupan sayang di puncak kepala putrinya itu.
"Hanya Citra nih yang dapat Sun dari papa, mommy enggak?."
Kafisha yang tengah meneguk susunya sontak tersedak hingga terbatuk mendengar ucapan gadis itu."Uhuk...Uhuk...Uhuk..."
"Kamu ngomong apa sih Cit." Kafisha membulatkan mata ke arah citra. Ia merasa tak enak pada Ardian atas ucapan asal anak tirinya itu.
"Citra kan cuma nanya doang, Mom." dengan santainya gadis itu berucap tanpa peduli dengan tatapan Kafisha yang menyiratkan permohonan agar ia berhenti bicara asal seperti itu.
Di tengah perasaan tak enak hati yang dirasakan Kafisha tiba-tiba Ardian melangkah ke arahnya lalu kemudian. "Cup...saya berangkat kerja dulu." sebuah kecupan mendarat di kening Kafisha sebelum suaminya itu pamit.
Tubuh Kafisha sampai membeku merasakan bibir hangat Ardian yang mendarat di keningnya.
Citra tersenyum dalam hati menyaksikan adegan langka yang terjadi di depan mata.
"Hati-hati ya pah." ujar gadis cantik itu pada sang ayah.
"Iya sayang."
Setelahnya, Ardian pun berlalu.
Seperti biasa kedatangan Ardian dikantor selalu saja menjadi pusat perhatian dari para pegawainya, terutama kaum hawa yang mengagumi sosoknya.
"Apa pimpinan dari perusahaan Intern Group masih belum menentukan pertemuan dalam waktu dekat ini???." tanya Ardian pada asisten ILman saat keduanya berada di dalam lift khusus petinggi perusahaan.
"Sepertinya belum Tuan. Menurut informasi dari sekretarisnya, beliau masih berada di luar negeri untuk menjenguk anggota keluarganya yang sedang menjalani pengobatan di sana." jawab Asisten ILman.
Ardian mengangguk paham. Lagi pula ayah dua anak itu bukanlah tipe pengusaha serta pebisnis sombong yang menjadikan hal semacam itu sebagai alasan untuk memutuskan kontrak kerja sama secara sepihak, meskipun perusahaan miliknya masuk ke dalam jajaran lima perusahaan ternama di tanah air.
Setibanya di ruangannya Ardian duduk bersandar pada kursi kebesarannya. pria itu tak habis pikir dengan tindakannya di meja makan tadi. Nalurinya seakan mendorong tubuhnya untuk melakukannya, memberi kecupan sayang di kening istri keduanya itu.
"Ilman..."
"Iya, tuan."
"Apa jantungmu pernah berdebar kencang ketika bersama wanita lain?."
Asisten ILman tak langsung merespon, pria itu mencoba menelaah maksud dari pertanyaan tuannya itu.
"Awalnya saya berpikir tidak akan pernah merasakan debaran serta jatuh cinta lagi setelah almarhumah istri saya meninggal dunia tuan, tapi nyatanya saya salah. Setelah dua tahun Kematian istri saya berlalu, jantung saya kembali merasakan debaran yang sama ketika pertama kali saya bertemu dengan almarhumah istri saya. Dan wanita yang mampu membuat jantung saya kembali berdebar kencang tak lain adalah wanita yang sekarang ini telah menjadi istri saya, tuan." Asisten ILman memilih memberikan jawaban dari pengalaman hidupnya.
Ardian terdiam mendengar jawaban dari asisten pribadinya itu.
"Kau boleh kembali ke ruang kerjamu sekarang!." ujar Ardian.
"Baik tuan."
"Apa wanita yang dimaksud tuan Ardian adalah Nona Kafisha???." batin Asisten ILman setelah tiba di ruang kerjanya. "Kalaupun benar, lalu di mana salahnya? bukankah nona Kafisha juga istrinya tuan Ardian dan Nyonya Irin sendirilah yang meminta tuan untuk menikahi Nona Kafisha." lagi gumam asisten Ilham setelah akhirnya menjatuhkan bobot di kursi kerjanya.
Waktu terus berjalan, kini jarum jam telah menunjukkan pukul lima sore dan Ardian pun terlihat bersiap untuk pulang.
*
Malam harinya.
Setelah makan malam Ardian kembali ke kamarnya, begitu pula dengan Kafisha yang malam ini memilih kembali menginap di kamarnya setelah semalam menginap di kamar Ardian.
"Ceklek."
Baru saja hendak menaiki peraduan tiba-tiba Kafisha mendengar suara pintu kamarnya dibuka oleh seseorang.
"Apa mas membutuhkan sesuatu??." tanya Kafisha melihat kedatangan Ardian. Bukannya menjawab, Ardian justru melanjutkan langkahnya menuju ke arah ranjang.
"Mas mau ngapain??." Kafisha kembali bertanya saat Ardian melewatinya begitu saja dan merendahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Tentu saja mau tidur, memangnya mau ngapain lagi....? tidak mungkin juga kan saya mau main bola di tempat tidur." jawab Ardian dengan entengnya lalu kemudian mulai memejamkan matanya. Ya, mengingat semalam Kafisha enggan tidur di tempat tidur yang biasa ditidurinya bersama Irin maka malam ini Ardian memutuskan ia saja yang menginap di kamar Kafisha.
Kafisha memilih diam ketimbang harus berdebat dengan Ardian karena pada akhirnya ia juga yang akan mengalah dari pria itu.
"Apa kau akan terus berdiri di situ sampai besok?."
Kafisha hanya bisa menghela napas panjang mendengar pertanyaan sarkas Ardian, sebelum sesaat kemudian menyusul naik ke tempat tidur. Kafisha tidur dengan posisi memunggungi Ardian.
"Berdosa memunggungi suami."
Sontak saja Kafisha merubah posisi tidurnya dengan terlentang, memegangi ujung selimut yang menutupi tubuhnya hingga sebatas da_da. Kini keduanya tidur dengan posisi yang sama. Jika Ardian tengah memejamkan mata, Kafisha justru masih sibuk menatap langit-langit kamarnya. entah mengapa, kejadian siang tadi di minimarket di saat ia menemani bibi belanja keperluan dapur masih terus terekam di memori Kafisha. Di mana seorang ibu menangis, memohon kepada mantan suami untuk memberi akses untuk bertemu dengan anak mereka. kejadian memilukan itu lantas menjadi pusat perhatian para pengunjung lainnya, termasuk Kafisha.
"Mas Ardian...." masih dengan posisi menatap langit-langit kamar Kafisha menyerukan nama suaminya.
"Hemt." gumam Ardian dengan mata terpejam.
"Jika suatu hari nanti kita berpisah, apa aku masih diperbolehkan bertemu dengan anakku???." Kafisha berusaha tegar meskipun membayangkannya saja sudah membuat hatinya seperti disayat sembilu. Ya, hati ibu mana yang tidak terluka dan hancur jika harus berpisah dengan darah dagingnya sendiri.
Kafisha sadar betul dengan keadaannya. jika hari perpisahan antara dirinya dan Ardian nantinya tiba, pria itu pasti akan mengambil alih hak asuh anak mereka. Tentunya akan sulit bagi Kafisha melawan seorang Ardian Baskoro yang notabenenya memiliki segalanya.
"Kenapa kau bertanya seperti itu?." Ardian menolehkan pandangan pada Kafisha. Entah mengapa, mendengar suara bergetar Kafisha membuat hati Ardian tak nyaman.
Kafisha hanya menggelengkan kepalanya, karena Jika ia kembali bersuara bisa dipastikan tangisnya akan pecah dan Ardian pasti akan menertawakannya, Kafisha berpikir demikian.
"Tidurlah.... tidak perlu membahas hal yang tidak penting!!." Ardian membawa tubuh Kafisha ke dalam pelukannya, suatu hal yang baru kali ini dilakukan oleh pria itu kepada wanita muda yang kini berstatus sebagai istri mudanya.
"Perasaanku memang tidak pernah penting bagimu mas."ucap Kafisha namun hanya berani diutarakan wanita itu dalam hatinya.
"Kenapa kau membahas tentang perpisahan, Apa kau berniat kembali pada pria itu?." tanya Ardian dengan nada yang sulit ditebak. Pria yang dimaksud Ardian di sini mengarah pada Ilham.
"Aku tidak pernah berpikir kembali pada pria manapun pun karena aku belum pernah menjalin hubungan dengan pria manapun sebelum mas Ardian menikahi ku."
Ardian tertegun mendengar pengakuan Kafisha, ternyata ia adalah pria pertama dan satu-satunya bagi wanita muda itu hingga detik ini.
"Lalu bagaimana dengan Irhan, Apa kau tahu jika dahulu putraku menyukaimu?." tanya Ardian yang baru mengetahui Fakta itu beberapa hari yang lalu dari informasi yang didapatkan oleh asisten ILman.
Kafisha sampai menarik diri dari pelukan Ardian. "Apa maksud mas Ardian?." bingung pastinya, karena dahulu hubungan antara ia dan Irhan hanya sebatas pertemanan biasa lalu bagaimana Ardian bisa berkata demikian.
"Saya juga baru tau Fakta mengejutkan ini kemarin. pantas saja sikap putraku sangat berubah kepadaku Ternyata aku telah menikahi wanita yang ia sukai, dan bahkan sekarang gadis itu telah mengandung calon adiknya." Ardian tersenyum hambar. entah apa yang ada di pikiran pria itu saat ini, hanya Ardian yang tahu.
disini siapa yang licik ???
disini siapa gak tamak???
gak usah sok playing victim gtu donk...
nggak semua orang bisa kamu jadikan boneka,yang hidupnya bisa kamu mainkan
ingin mengendalikan Ardian,tapi dia menyakiti Kafisha...
krᥒ ⍴ᥱᥒ᥆k᥆һᥲᥒ ᥒᥲmᥲᥒᥡᥲ һᥲm⍴іr mіrі⍴
sᥱmᥲᥒgᥲ𝗍 ᥡᥲ kᥲk ✍️
Ternyata Irin tak sebaik yang di kira...
aneh
jadi susah bedainnya kk Thor 😆🙏
seharusnya Ardian pindah ke kamar Kafisha ...
Ini kamar Ardian dan Irin gak pantes rasanya mereka tidur diranjang ini, apalagi Irin masih hidup.masih istri Ardian juga...
Kafisha dilamar sm irin untuk jadi madunya, karna anak lakinya suka sama kafisha
Gitu gak yaaa ?
Semakin seruuu ceritanyaaa, semangat terus thor 💪🏼
malang bener nasib mu Fisha....
kenak kehamilan simpatik ini si Adrian😆😆😆😆