Di sebuah akademi rahasia yang tersembunyi dari pandangan dunia biasa, para siswa diajari cara mengendalikan waktu. Ada yang bisa melihat masa depan, yang lain mampu mengubah masa lalu, dan beberapa memiliki kemampuan untuk hidup di antara detik-detik yang hilang. Namun, ada legenda tentang seorang murid yang berhasil melarikan diri dari batas waktu dan menjadi abadi—dan sekarang, dia berencana mengubah sejarah manusia sepenuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADHIWARNA_AUTHOR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AKADEMI WAKTU EPISODE 18
**Babak Baru: Jejak di Kuil Kuno dan Ujian Waktu**
Perjalanan temporal membawa Kirana dan timnya ke tengah hutan belantara yang lebat di wilayah Asia Tenggara pada suatu masa yang jauh sebelum peradaban modern berdiri. Udara terasa lembap dan dipenuhi suara serangga hutan yang riuh rendah. Di tengah rerimbunan pepohonan purba, menjulang sisa-sisa bangunan batu yang ditutupi lumut dan akar – kuil kuno yang menjadi petunjuk pertama menuju Kunci Temporal.
"Energi temporal di tempat ini terasa samar namun kuat," gumam Alana, merasakan resonansi kuno yang berbeda dari distorsi yang disebabkan oleh Anomali Waktu. "Seperti jejak kaki raksasa yang tertinggal di pasir waktu."
Mereka menjelajahi reruntuhan kuil dengan hati-hati. Ukiran-ukiran rumit menghiasi dinding-dinding yang sebagian runtuh, menggambarkan adegan-adegan mitologis dan simbol-simbol misterius yang tampak terkait dengan konsep waktu. Aisyah, dengan kepekaan intuisinya, merasakan adanya lapisan energi tersembunyi di sekitar beberapa ukiran tertentu.
"Ada semacam teka-teki di sini," kata Aisyah, menyentuh sebuah panel batu dengan ukiran spiral yang rumit. "Aku merasakan ada urutan atau kunci yang tersembunyi."
Farhan dan Arya bekerja sama membersihkan lumut dan debu dari ukiran-ukiran lainnya, mencari pola atau hubungan yang mungkin terlewatkan. Orion, dengan pengetahuannya tentang sejarah dan mitologi kuno, mencoba menghubungkan simbol-simbol tersebut dengan legenda tentang Kunci Temporal.
Setelah beberapa waktu, mereka menyadari bahwa ukiran-ukiran tersebut membentuk serangkaian simbol yang mewakili siklus waktu – kelahiran, pertumbuhan, kematian, dan kelahiran kembali. Mereka menduga bahwa untuk membuka jalan menuju ujian Kunci Temporal, mereka harus mengaktifkan simbol-simbol ini dalam urutan yang benar.
Dengan mencoba berbagai kombinasi berdasarkan pemahaman mereka tentang siklus waktu dan petunjuk dari pesan masa lalu, akhirnya Kirana berhasil mengaktifkan urutan yang tepat. Sebuah mekanisme kuno bergemuruh, dan sebuah pintu tersembunyi di balik salah satu dinding batu terbuka,Revealing a lorong gelap yang mengarah ke bawah tanah.
"Ini pasti jalan menuju ujian pertama," kata Orion, mempersiapkan pedang energinya. "Kita harus berhati-hati. Para penjaga Kunci Temporal mungkin telah menyiapkan berbagai macam jebakan dan ujian."
Lorong bawah tanah membawa mereka ke sebuah ruangan besar dengan langit-langit yang tinggi. Di tengah ruangan terdapat sebuah arena melingkar dengan beberapa pilar batu yang masing-masing memancarkan cahaya berwarna berbeda. Di tengah arena, melayang sebuah jam pasir raksasa yang tampak tidak pernah berhenti berputar.
Tiba-tiba, suara kuno bergema di seluruh ruangan. "Untuk membuktikan kelayakan kalian, kalian harus melewati Ujian Waktu. Kalian harus menyelaraskan diri dengan aliran waktu dan mengatasi rintangan yang akan Aku hadirkan."
Cahaya dari pilar-pilar batu mulai bergerak dan membentuk ilusi-ilusi temporal di arena. Mereka melihat bayangan-bayangan masa lalu kuil itu, adegan-adegan pembangunan, ritual-ritual kuno, dan bahkan ancaman-ancaman yang pernah dihadapi oleh para penjaga Kunci Temporal. Ilusi-ilusi itu terasa sangat nyata dan terkadang mencoba untuk berinteraksi dengan mereka.
Kirana dan timnya harus menggunakan pemahaman mereka tentang waktu untuk melewati ujian ini. Alana mampu memanipulasi kecepatan ilusi, memperlambat yang berbahaya dan mempercepat yang tidak relevan. Aisyah menggunakan instingnya untuk memprediksi kapan ilusi akan berubah atau menyerang. Farhan dan Arya menciptakan perisai energi untuk melindungi diri dari interaksi fisik dengan ilusi. Orion, dengan pengalamannya, memimpin mereka melalui kekacauan temporal ini, mengidentifikasi pola dan celah dalam ujian tersebut.
Jam pasir raksasa di tengah arena menjadi kunci ujian ini. Mereka menyadari bahwa ritme putarannya berubah-ubah, mencerminkan fluktuasi aliran waktu di sekitar mereka. Mereka harus menyelaraskan gerakan mereka dengan ritme jam pasir, bergerak maju ketika alirannya stabil dan berhati-hati ketika alirannya menjadi kacau.
Setelah melewati berbagai rintangan dan ilusi temporal yang menguji pemahaman dan ketangkasan mereka, akhirnya mereka mencapai ujung arena. Sebuah platform batu muncul dari lantai, dan di atasnya tergeletak sebuah artefak yang bersinar lembut – sebuah kunci yang terbuat dari kristal temporal murni, Kunci Temporal yang mereka cari.
Namun, tepat ketika Kirana hendak mengambil kunci itu, sebuah suara dingin dan знакомый bergema di seluruh ruangan. "Sayang sekali kalian berhasil sejauh ini."
Dari bayangan di salah satu sudut ruangan, muncul wanita berjubah yang mereka temui di perpustakaan akademi. Kali ini, kerudungnya sedikit tersingkap,Revealing a wajah yang dingin dan penuh perhitungan.
"Agen Konsorsium Tempus," desis Orion, siap bertempur.
"Kalian terlalu lambat," kata wanita itu dengan senyum sinis. "Kami sudah lama mengawasi kalian. Anomali Waktu hanyalah pengalih perhatian. Tujuan kami yang sebenarnya adalah Kunci Temporal."
Ternyata, Konsorsium Tempus telah memanipulasi Anomali Waktu sejak awal, memanfaatkan obsesinya untuk mengubah masa lalu sebagai cara untuk mengalihkan perhatian Akademi Meulaboh dari tujuan utama mereka – mendapatkan Kunci Temporal untuk mengendalikan Nexus Temporal.
Pertempuran sengit pun terjadi. Agen Konsorsium Tempus itu ternyata memiliki kemampuan manipulasi waktu yang lebih hebat dari yang mereka duga. Ia mampu mempercepat atau memperlambat waktu di area tertentu, menciptakan jebakan temporal, dan bahkan memanggil fragmen-fragmen masa lalu untuk menyerang mereka.
Kirana dan timnya harus bekerja sama lebih erat dari sebelumnya, menggabungkan kekuatan dan pengetahuan mereka tentang waktu untuk melawan agen Konsorsium Tempus. Alana mencoba mengganggu manipulasi waktunya, sementara Aisyah memprediksi serangannya. Farhan dan Arya memberikan dukungan ofensif, dan Orion melindungi mereka dengan perisai energi.
Kirana, dengan fokus dan tekad yang kuat, berusaha untuk mencapai Kunci Temporal di tengah kekacauan pertempuran. Ia menyadari bahwa kunci ini bukan hanya artefak, tetapi juga sebuah simbol tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan waktu.
Dalam momen klimaks, Kirana berhasil mendekati platform tempat Kunci Temporal berada. Namun, agen Konsorsium Tempus melancarkan serangan temporal yang kuat, mencoba untuk menghentikannya. Dengan segenap kekuatannya, Kirana menggunakan resonansi dari Harmonizer Waktu untuk menetralkan serangan itu dan meraih Kunci Temporal.
Saat Kirana menggenggam Kunci Temporal, artefak itu memancarkan cahaya yang menyilaukan, dan energi temporal di seluruh ruangan bergejolak. Agen Konsorsium Tempus terhuyung mundur, terkejut dengan kekuatan kunci tersebut.
"Kalian belum menang," serunya dengan marah sebelum menghilang dalam pusaran temporal, meninggalkan hanya jejak energi dingin di udara.
Dengan Kunci Temporal di tangan mereka, Kirana dan timnya telah memenangkan pertempuran pertama melawan Konsorsium Tempus. Namun, mereka tahu bahwa ini hanyalah awal dari konflik yang lebih besar. Mereka harus memahami sepenuhnya kekuatan Kunci Temporal dan menemukan cara untuk menghentikan rencana Konsorsium Tempus sebelum kelompok misterius itu berhasil mengendalikan Nexus Temporal dan mengubah tatanan waktu selamanya. Perjalanan mereka melintasi waktu baru saja memasuki babak yang lebih berbahaya dan penuh dengan pertanyaan yang menanti jawaban.