bagaimana rasanya ketika kamu mendapatkan sebuah penawaran uang kaget?
Rara di hina dan di maki selama hidupnya.
Ini semua karena kemiskinan.
Tapi ketika dia merasa sudah menyerah, Dia mendapatkan aplikasi rahasia.
Namanya uang kaget.
Singkatnya habis kan uang, semakin banyak uang yang kau habiskan maka uang yang akan kamu kantongi juga akan semakin banyak.
Tapi hanya ada satu kesempatan dan 5 jam saja.
Saksikan bagaimana Rara menghasilkan uang pertama kali di dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Langkah Arya dimulai dengan tergesa gesa.Tapi bukan karena panik, melainkan semangat yang muncul setelah sekian lama hatinya kosong dan tak tahu arah. Kali ini, ia tahu apa yang harus dilakukan, menyelamatkan kedua orang tuanya.
Sudah dua bulan Mama dan Papa terbaring koma, tak menunjukkan tanda-tanda membaik. Dokter di h,Jakarta pun sudah angkat tangan, menyarankan untuk mencari harapan di luar negeri.
Kemaren dia tidak punya pilihan selain dari bertahan di Jakarta.
tapi sekarang mereka memiliki uang.
Maka Arya memutuskan, Swiss adalah tujuannya. Negara dengan rumah sakit terbaik di dunia, tempat orang-orang dari berbagai benua datang mencari secercah kesembuhan.
Hari-hari berikutnya Arya dipenuhi dengan kesibukan administratif. Ia menghubungi rumah sakit khusus di Zurich, menerjemahkan semua rekam medis, melengkapi surat-surat legal, hingga mengatur penerbangan khusus medis untuk membawa kedua orang tuanya dengan pengawasan tim dokter.
Untungnya, manajer keuangan Rara,ibu Ratna, selalu hadir setiap saat dan menjadi pemandu dalam segala prosesnya. Ia menangani urusan dana, membuka jalur komunikasi dengan pihak internasional, serta menjamin kelancaran semua transaksi yang diperlukan.
Tak hanya itu, Arya juga harus mengurus visa pelajar dan beberapa dokumen dirinya.
Dia merasa belum pantas untuk tampil di dunia usaha.
Dan inilah kesempatan untuk menebus semua kesalahannya. Ia ingin belajar sungguh-sungguh, mendalami manajemen dan keuangan, agar suatu hari nanti, dia bisa berdiri sejajar dengan adiknya,bukan sebagai beban, tapi sebagai tulang punggung keluarga.
Setiap berkas yang diserahkan, setiap tanda tangan yang ia bubuhkan, adalah bentuk tekadnya. Dan meski ia lelah, untuk pertama kalinya dalam hidup, Arya merasa dirinya tidak sedang berlari dari masalah,tapi menjemput masa depan.
Langkah awalnya adalah dia yang mengurus semuanya secara pribadi alih alih memperkerjakan seseorang.
Pagi itu, Arya kembali ke rumah sakit untuk mengurus dokumen keberangkatan orang tuanya ke Swiss. Wajahnya terlihat lebih segar, lebih tenang, meski sudut bibirnya masih ada bekas luka lebam akibat kejadian malam itu.
malam yang mempertemukannya dengan masa lalu yang paling menyakitkan.
Mereka,Doni dan teman-teman lamanya,sama sama telah mempermalukannya di depan umum.
Menertawakannya karena perusahaan keluarganya hampir bangkrut. Karena Arya sempat datang pada mereka untuk meminjam uang, dengan segala kerendahan hati yang tersisa.
Arya tidak ingin bertemu dengan mereka lagi.
Tapi sekarang, pagi ini, mereka muncul di depannya tanpa alasan yang diketahui.
Apa mungkin mereka menguntit nya.Kenyataannya,Arya benar.Doni melakukan itu karena nafsu.
Dia yakin dengan terus menerus menekan Arya,pada akhirnya dia pasti akan bertekuk lutut .Pada saat itu Rara, gadis kecil itu,akan datang ke pelukan dengan sendirinya.
Membayangkan ini saja Doni sudah senang.
Rara seperti sebutir kedelai kecil, yang tiba tiba berubah seperti touge putih renyah dan gurih.Dia sudah melihat transformasi gadis itu dengan mata kepalanya sendiri.
Bisa di katakan, Doni juga berjasa dalam membesarkan Rara.
Sangat di sayangkan jika hal kecil ini di nikmati orang lain.
Sekarang dia akan memanen nya dengan puas.
“Wah, wah… lihatlah siapa yang masih sanggup jalan-jalan ke rumah sakit, Tuan muda Arya ” ujar Doni sambil terkekeh.
Arya berhenti sejenak .
Dia melihat Doni yang berdiri bersama empat pria lain, teman-teman lamanya yang berubah jadi musuh dalam sekejap.
"Sialan anjing tua memang memiliki hidung tajam"pikir Arya
"Mereka tidak layak"pikirnya lagi.
Arya menahan napas, dia segera melangkah melewati mereka, tapi Doni menahan langkahnya dengan bahu.
“Apa kau pikir jadi keren setelah semalam dihina habis-habisan, Arya?” salah satu dari mereka berkata, tertawa.
"Hum rupanya pelajaran semalam, tidak begitu terkesan ya.Gimana jika kita main lagi dengan lebih....extrim ?"
Hahahaha
Semuanya tertawa terbahak-bahak tanpa melihat jika ini adalah rumah sakit.
Tapi Arya hanya menoleh dengan tenang, tak ingin terpancing. Dia terlihat lebih dewasa dalam satu malam.Arya berkata “Aku tidak punya waktu untuk kalian.Minggir lah”
Perubahan wajah yang membuat Doni cs terkejut.
“Oh, jadi sekarang pura-pura sibuk?” Doni menatapnya dari atas ke bawah.
“Dengar, aku masih ingat semalam kau datang padaku, mengemis ngemis minta pinjaman untuk menyelamatkan perusahaan papamu. Menyedihkan sekali dan sekarang kau sudah lupa diri?”
"Doni jika aku jadi kau,aku akan melemparkannya uang ke wajahnya dan Rara pasti akan datang dengan cara merangkak.Hu...aku tau gadis kecil itu agak imut kan.Tapi lima ratus juta sebenarnya sudah mahal sekali.Tapi Arya...kau tidak tahu terima kasih, Doni sudah baik tapi kau yang tidak mau, ckckck"
Doni mengangkat kepalanya dengan bangga.Dia melihat Rara tumbuh dari waktu ke waktu.Tidak bisa di pungkiri jika dia agak tertarik.Tapi kala itu Arya dan dirinya berteman.Karenanya Doni menahan diri.
Tapi sekarang,dia sedang di atas angin.
Doni berkata dengan meninju pelan bahu Arya,"Kita pernah jadi teman.Karena kau menyedihkan ,aku sudah baik dengan harga itu.Gadis lain,di ajak makan juga sudah bisa di coblos.Kawan..ini harga pertemanan kita selama bertahun tahun hehehe"
Arya mengepalkan tangan,dia layak untuk di maki tapi Rara adalah batasnya.
Hanya saja ini rumah sakit, Arya tetap berusaha untuk tenang. Ia menatap Doni tanpa gentar. “Lebih menyedihkan lagi ketika seseorang berubah jadi cabul hanya karena punya sedikit uang.”
Lima Ratus juta?cis, adik perempuannya akan meremehkan uang kecil ini.
Di sini Doni tidak marah,dia mendekati Arya dan berbisik di telinganya.Namun suaranya cukup keras untuk didengar yang lain. “Jangan sok suci. Kau tahu, aku sudah tertarik lama dengan adikmu.Dia tumbuh di depan mataku.Setelah besar dia jadi Cantik, putih, manis. Arya kau tinggal kasih izin dia tidur semalam denganku, dan kau akan dapat uang yang kau butuhkan.”
"Ohh aku juga baik karena minta izin kan.Jika aku mau,Rara bisa aku miliki dengan sedikit usaha,kau mengerti kan, kawan?"
Arya membeku.
Ucapan itu bukan hanya penghinaan, itu adalah sebuah ancaman .
“Doni…” suara Arya bergetar menahan amarah, “…kau sudah melewati batas.”
Salah satu dari mereka mendorong Arya ke dinding. “Batas? Batasmu ada di bawah tanah sekarang, Arya. Kau yang sekarang cuma bayangan dari siapa kau dulu.”
"Sombong amat, miskin aja belagu puih"
Satu dari mereka mendorong Arya kelantai dan meludahinya.Yang lain menonjok nya sampai Bibir Arya pecah.
Namun Arya sudah berdiri kembali,. dia menyeka darah dari bibirnya yang robek. Kali ini, ia tidak marah. Ia malah tersenyum.
Senyum nya berubah dingin dan juga tajam.Arya yang dulu sudah mati, sekarang adalah arya yang baru.Dia juga bisa kuat dan kejam untuk melindungi keluarga nya.
Penghinaan ini, ancaman ini, semuanya akan di balas dua kali lipat.
“Doni Kau pikir aku sama seperti semalam. Kau pikir aku masih minta-minta?” Arya menatap lurus ke mata Doni. “Perusahaan kami akan bangkit. Dan ketika waktunya tiba, kau akan merasakan apa rasanya diinjak dari tempat paling tinggi.”
Doni tertawa keras. “Bangkit? Kau... hahaha Doni kau bermimpi! Baik..baik.Sekarang walau kau serahkan adikmu sebulan penuh, aku juga udah nggak tertarik. Dunia ini terlalu keras buat orang payah kayak kalian.”
"Doni!"
Arya pasang badan.Lima banding satu jelas tidak mungkin .Tapi Arya tidak peduli.Dia memukul dan juga di pukuli di saat yang sama
Pertengkaran makin ricuh.
Beberapa staf rumah sakit mendengar kegaduhan dan memanggil satpam. Dua petugas datang tergesa dan segera melerai.
“Sudah cukup! Ini rumah sakit, bukan pasar!” bentak suster.
"Yang tidak berkepentingan, harap keluar"
"Lepas,kau tidak tau aku siapa?"
Suster dan satpam saling pandang.Mereka segera sadar jika pihak lain pandai main uang.Uang sangat harum tapi juga menjijikkan.
Kebetulan sekali, suster ini di intimidasi oleh mentor nya.Tekanan datang karena orang ini punya uang.
Tinggal bayar dan masalah selesai.
Tapi dia sebagai kambing hitam hampir saja di pecat, jadi dia benci orang yang mengadalkan uang.
"Satpam, pasien kami juga bukan orang biasa.Usir mereka jika tidak ingin ada masalah lain"kata suster dengan tegas.
Kemudian target pengusiran jatuh pada Doni cs.
Sementara para penjaga mengusir Doni dan teman-temannya keluar, Arya hanya berdiri diam. Napasnya berat, tapi wajahnya tenang.
Tapi hati kecilnya berbisik.
"Waktumu akan tiba, Doni. Aku akan pastikan itu.”
Arya kemudian berjalan menjauh dari keramaian tanpa menoleh ke belakang. Ia menuju ke sudut tenang dekat ruang administrasi dan mengambil napas dalam-dalam. Tangannya gemetar karena amarah yang selama ini ia pendam perlahan mulai mengeras menjadi dendam.
Ia mengambil ponsel dan menghubungi manajer keuangan Rara. Wanita ini bisa di andalkan untuk membantu dari balik layar.
“ Bu menejer kan.” kata Arya cepat setelah telepon di angkat tanpa basa-basi.
"Ya saya, nona Rara meminta saya agar siap memberikan bantuan untuk tuan muda. Sekarang apakah yang bisa dibantu?"tanya Bu Ratna dari seberang
“Ibu tahu Doni?” tanya Arya to the point.Dia segera menyebutkan nama Doni dan keluarga besarnya.
Bukan saja doni tapi empat mantan sahabat ya juga di sebut.Dalam hal ini hanya Doni saja yang menjadi milyader generasi kedua . selebihnya hanya antek yang mencoba menjilat.Tapi mereka juga ikut andil dalam hal ini sengaja atau pun tidak.
Di sisi lain,sebagai pekerja yang di amanahkan tentu saja ,ibu Ratna juga sudah menyelidiki lingkaran pertemanan majikannya. Jadi dia ini sedikit sebanyak mengetahui siapa saja orang-orang tersebut dan terutama dengan yang namanya Doni.
Sahabat dari kakak laki-laki nona Rara.
“Tentu, Tuan muda Arya. Doni adalah putra dari Gunawan Hartono, pemilik Hartono Group.”
Arya diam-diam puas dan merasa kehidupan Tuan muda sebenarnya tidak buruk.
Doni jangan salahkan aku karena melupakan persahabatan kita selama bertahun tahun. Semua ini karena kau yang memintanya sendiri.
“Apa perusahaan mereka bisa ditekan dengan kekuatan finansial adikku sekarang?” Arya bertanya pelan namun tajam, nada suaranya menusuk seperti baja.
Di seberang, manajer keuangan ini terdengar terdiam sejenak sebelum menjawab, “Saya tidak bisa pastikan sekarang, tapi beri saya waktu beberapa menit untuk mengecek relasi bisnis dan ketergantungan mereka terhadap pihak luar.”
Arya hanya mengangguk, dan sambungan dibiarkan menyala selama beberapa menit yang terasa seperti seumur hidup.
"Doni,kau tidak akan pernah bermimpi jadi aku kan.Sekarang kau dan aku akan berjalan di jalan yang berbeda"
Beberapa saat kemudian, suara manajer keuangan kembali. Kali ini terdengar lebih mantap.
“Doni dan keluarganya terlalu percaya diri karena mengira posisi mereka tak tergoyahkan. Tapi saya temukan bahwa beberapa mitra bisnis mereka juga menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang bisa kita pengaruhi.”
Ia berhenti sebentar, lalu melanjutkan, “Kalau Tuan muda mengizinkan, saya bisa mulai menekan dari sisi pasokan, distribusi dan satu jalur ekspor mereka yang cukup penting. Itu bisa bikin mereka goyah. Mungkin setengah bangkrut… atau kalau didorong lebih jauh, bangkrut total.”
Arya menggenggam ponsel lebih erat. Matanya menatap kosong ke jendela kaca, melihat pantulan dirinya yang belum pernah ia lihat sebelumnya.Dulu Dia sangat polos dan berteman dengan naif.
Tapi kehidupan sudah banyak memberikan dia pengalaman.
Sekarang dia tidak bisa lagi menjadi seseorang yang selalu di tekan .Bukan lagi seorang anak laki-laki yang hanya mewarisi nama besar.
Seperti sebuah cangkang kosong.
Dia kini seseorang yang ingin melindungi keluarganya. Dengan segala cara.
“Bangkrutkan,” katanya dingin. “Bikin dia tahu artinya menghina keluargaku.”
Tanpa menunggu jawaban, Arya memutuskan sambungan telepon.
Sejenak ia hanya berdiri, merasakan degup jantungnya yang lebih cepat dari biasanya. Doni memiliki perilaku buruk tapi Ayah nya juga sama buruk nya.
Sama seperti Arya dan Doni,papa Arya juga berteman lama dengan papa Doni.Setelah jatuh, mereka semua menutup mata.
Semakin di pikir semakin Arya bersikap tegas.
Tapi tak ada penyesalan di matanya. Tak ada keraguan. Doni sudah melewati batas yang seharusnya tidak pernah disentuh siapa pun.
"Adikku bukanlah seseorang yang bisa kau singgung" katanya di dalam hati.
Ia kembali masuk ke dalam ruang administrasi, menghadap petugas dan mengeluarkan berkas-berkas keberangkatan orang tuanya ke Swiss. Mulutnya kembali bergerak, berbicara dengan tegas dan sopan. Seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
Tapi jauh di dalam dirinya, badai sudah mulai bergerak.
Apa mngkin rara menghancurkan bisnis mereka sprt arya lakukan
dasar si doni masa si rara mau dbeli emangnya barang🥴