NovelToon NovelToon
Queenzy Aurora Wolker

Queenzy Aurora Wolker

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: aili

Queenzy Aurora Wolker gadis yang memiliki wajah yang cantik itu sangat menggilai seorang Damian Putra Throdhor Putra.Pewaris utama Keluarga Throdhor yang memiki kekayaan.nomer satu di dunia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

Sudah satu minggu

lamanya Aurora di rumah sakit.Selama itu pula damian tidak pernah mengunjunginya

bahkan memberi pesan-pun tidak. Aurora juga tidak terlalu memusingkan hal tersebut. Lagi pula ada Rama yang setiap pulang sekolah menjenguknya dan menemani aurora sampai sore kemudian lelaki itu

sudah lebih dari cukup menemaninya.

Dua hari yang lalu Rama mengabarkan jika ada pekerjaan baru untuknya. Tapi aurora menolak saat Rama hanya bisa memberi kabar tentang pelayan Bar. Gajinya amat tidak cukup bahkan sangat kurang untuk

membiayai segala kebutuhannya.

Dan hari ini Rama datang dengan wajah lesu. Seragam sekolahnya berantakan dan

terduduk di sofa mengibas wajah gerahnya dengan tangan. Aurora yang bersandar ke

kepala ranjang sembari mengupas buah untuk dirinya sendiri-pun menatap heran padanya.

"Kenapa?"

"Sialan!! Aku harus masuk kelas full dan mendengarkan celotehan tidak berguna Mr Remon hanya karena jalan tikus kita sudah ditutup," umpat rama kesal bukan main.

Tembok belakang sekolah yang tidak begitu tinggi menjadi jalan alternatif untuk membolos. Tapi gilanya pihak sekolah menambah beton tinggi di atas benda itu hingga anak-anak yang suka bolos tidak

dapat keluar kecuali di gerbang utama dijaga security. Aurora mengangguk paham. Memang terdengar menjengkelkan di telinga.

"Ini semua karena Wakil Osis itu. Dia yang mengajukan laporan pada pihak sekolah dan membawa-bawa namamu, Raa!"

"Tiara bang*sat itu memang punya dendam pribadi padaku,"jawab aurora mendelik gerah saat membahas tiara.

"Jadi bagaimana? Jika nanti kau masuk sekolah apa tidak akan bolos?"

"Entahlah. Akan-ku pikirkan nanti bagaimana? ada pekerjaan baru?"

Rama teringat soal tujuan keduanya datang kesini selain memang mau menjenguk aurora. Rama menegakkan tubuhnya yang semuka bersandar menjadi duduk.

"Karena sudah banyak pekerjaan biasa yang kau tolak dengan alasan uangnya sedikit, maka aku mencari yang sangat beresiko."

Aurora mengangguk pertanda siap sembari mengunyah potongan apelnya.

"Katakan! Apa?"

"Pengantar paket!"

Aurora nyaris tersedak. Ekspresi wajahnya langsung merah murka karena menduga Rama mempermainkannya. Sebelum Aurora

mengamuk, Rama cepat-cepat menjelaskan.

"Bukan paket biasa. Ini hal yang dilarang di negara timur."

"Serbuk?" tanya Aurora menebak.

Rama mengangguk. Wajahnya seolah tidak setuju dengan pekerjaan itu tetapi terpaksa mengatakannya.

"Aku sarankan kau jangan melakukannya. Ini pekerjaan beresiko. Apalagi daerah yang

dikirim sangat ketat dan berbahaya. Kau..."

"Berapa bayarannya?" tanya Aurora menyela ucapan Rama yang mendengus.

"Raa!"

"Aku tidak punya pilihan lagi Rama! Sudah satu minggu aku tidak masuk sekolah dan

aku harus membayar uang ratusan juta bulan ini. Belum lagi Paman-ku menginginkan ganti rugi. Ini jalan satu-satunya," jelas Chelsea dengan tatapan tegas.

Rama tampak masih kukuh melarang Aurora melakukan itu.

"Aku akan carikan pekerjaan lain atau...aku bisa menjual motor dan unit apartemenku yang tidak begitu aku butuhkan bagaimana?"

"Tidak. Ini masalahku dan kau cukup mencarikan aku pekerjaan. Itu saja," tukas

Aurora membuat Rama menunduk lesu.

Menyesal rasanya mengatakan ini pada Aurora seolah dia telah menjerumuskan temannya ke arah lumur hitam.

"Jelaskan padaku bagaimana rincian pekerjaan itu!"

"Aku tidak bertanya dengan jelas karena mereka kemaren ada di Club milikku dan

mengatakan jika butuh orang untuk menjadi anggotanya mengirim barang," jawab Rama

masih dengan nada lesu

Aurora mengangguk. Luka di punggungnya juga sudah kering walau masih nyeri dan

ngilu dibawa bergerak aktif tapi tidak masalah. Ini jauh lebih baik.

"Siapa nama pemimpinnya?"

"Tuan Aldo"

"Bagus. Malam ini ajak dia bertemu di Club milikmu. Aku ingin bekerja lebih cepat."

Rama menghela nafas tidak menjawab ucapan aurora sampai gadis itu memanggilnya dua kali dan barulah Rama

menyahut walau dengan nada kesal.

Malam yang direncanakan itu tiba. Aurora sudah keluar rumah sakit sejak sore tadi dan segera mengendarai Black menuju Club milik Rama. Night club adalah nama besar kebanggaannya. Aurora memarkirkan motor di tempat biasa kemudian memasuki Club

dengan dibaluti masker, topi dan hoodie koleksi miliknya. Seperti biasa suasana Club

selalu ramai dan berisik. Aroma minuman dan parfum orang-orang di sini amat

menyengat tetapi Chelsea sudah biasa dengan itu. Saat melihat Rama baru turun dari tangga penghubung lantai atas, Chelsea bergegas mendekat.

Kilau-kilau lampu melintasi dirinya yang berusaha tidak menarik perhatian orang-orang sekitar.

"Raa!"

"Mereka sudah datang?" tanya Aurora berbisik ke telinga Rama karena dentuman

musik lumayan keras.

"Yah. Mereka ada di lantai atas ruangan nomor 5. Tapi jangan gegabah. Aku akan menemanimu"

"Tidak perlu. Kau tunggu di luar!" Rama mau protes tapi aurora membekap mulutnya

kemudian pergi ke lantai atas. Rama mendecak kesal segera menyusul Aurora

Dengan terpaksa Rama menunggu dengan harap-harap cemas di luar pintu ruangan

membiarkan Aurora masuk. Di dalam sana, Aurora melihat ada seorang pria baya dengan kepala plontos ditato abstrak. Wajahnya sangar diberkati bekas jahitan

luka dalam dengan jenggot lumayan tebal dan tubuh gagah duduk di sofa kekuasaannya.

Sosok itu menyadari keberadaan Aurora begitu juga lima orang pria yang Aurora

tebak adalah pengawal mahluk bumi satu ini.

"Permisi! Aku Aurora orang yang Rama katakan!" ujar aurora to the poin karena

yakin Rama sudah membahas Ini lebih dulu dengan mereka.

Tatapan Tuan Aldo menyelidik. Matanya bagaikan laser pemindai menguliti aurora dari atas sampai bawah.

"Kau wanita?"

"Yah. Kenapa?"

Wajah Tuan Aldo berubah remeh. Aurora juga tersentak karena ia kira Rama sudah menjelaskan tentangnya sebelum ini.

"Aku tidak menerima orang lemah."

"Dari mana kau tahu aku lemah?" sungut aurora tidak suka dihina.

Tuan Aldo diam. Keberanian Aurora memasuki ruangan sendirian bahkan dia

tidak menunjukan rasa takut apapun saat melihatnya memang cukup mengesankan.

"Aku tidak ingin ditolak tanpa alasan yang jelas"

"Benarkah? Kau seorang wanita. Bahkan masih belia. Tidak akan cocok menjadi

orangku."

"Aku wanita tapi bukan berarti aku lemah! Bang*saat!!" Para pengawal Tuan aldo

terkejut saat Aurora mengumpati Tuannya. Mereka marah dan mendekat tanpa

dihentikan sama sekali oleh pria itu.

"Jaga bicaramu Nona! Jangan

meninggikan suara di depan Tuanku."

"Dia yang meremehkan orang tanpa alasan jelas. Siapapun bahkan pantas mendapatkan lebih dari itu apalagi dia merendahkan wanita!" tegas Aurora menentang.

Tuan Aldo mengangguk-anggukan kepalanya misterius. Detik berikutnya ia mengisyaratkan para bawahan nya untuk

menyerang Aurora. Dua pria maju seolah

menakakan diri yang cukup menghabisi gadis kecil sepertinya.

Aurora tidak begitu mahir bela diri tetapi dia punya akal licik dan tubuh yang peka

terhadap bahaya. Saat keduanya maju

melayangkan tinju ke arahnya, Aurora menendang keras bagian selatan keduanya

bergantian kemudian mendaratkan tamparan ganas ke pipi pria kekar itu.

Plak!!!

"Sialan!!"

"Pulanglah dan minta ibumu mengajari cara

menghormati wanita," desis Aurora menendang perut mereka dengan kekuatan penuh hingga terjungkal ke lantai. Tuan Aldo tersenyum senang. Dia mengerahkan tiga

anggotanya lagi menyerang Aurora dan kali ini ketiganya sama-sama menghindari

serangan kaki lincah Aurora terhadap bagian selatan mereka. Tiga lawan satu jelas kalah telak.

 Kedua tangan Aurora dipegang hingga memudahkan salah satunya membalas

tamparan di pipi Aurora Tidak itu saja. Ketika Aurora lengah, mereka membanting tubuh ramping semampai itu ke lantai

menimbulkan suara nyaring.

"Gadis ingusan!!" Mereka mau memijak

kepala Aurora tapi mata gadis ingusan tersebut menangkap deretan botol minum kaca di atas meja.

Dengan kecepatan tangan yang pas. Aurora meraihnya kemudian ia hantamkan ke

betis pria yang mau menginjaknya.

Prank!!

Pria itu mengumpat. Aurora memanfaatkan

keadaan untuk bangkit berdiri di atas meja dan melempar apapun yang dekat dengannya. Bidikan pertama adalah bagian kepala. Tidak tanggung-tanggung Aurora

melukai alat vital mereka secara acak walau beberapa kali terkena pukulan telak dia tetap bangkit.

1
Rossy Annabelle
lanjut Thor ..seru banget LG🙂
Arga Ergi: up 2 bab ya kak q tunggu🤭🤭
total 1 replies
بنتى بنتى
oh mimmy coba deh tengok rora ma damian tidur satu ranjang, nikahin aja mereka biar ada yg ngurus rora mimmy damian
Queen AL
kok mirip cerita di aplikasi novel lain sih
بنتى بنتى
next
بنتى بنتى
next thor
Nuzul'ea
damian ini cuek tapi perhatian,yaa walaupun aurora gak tau
بنتى بنتى
next
N Kim
terima kasih😊
Dewi hartika
next thor terus, berinspirasi selalu, semangat.
Nuzul'ea
kak semangat terus up nya aku tunggu,ceritamu kerenn/Ok//Good//Good//Good/
Dewi hartika
hem udahlah tinggalkan damian itu, karna tak menghargai perjuanganmu, lebih baik jalani hidup dengan kebahagiaan, dari pada kecewa dan rasa sakit, next thorr.
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjut
Aisyah Azzahra
Saya sangat menyukai cara penulis menggambarkan suasana.
N Kim
terima kasih sudah mau membaca ceritaku/Smile/
Tsumugi Kotobuki
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!