NovelToon NovelToon
As You Wish

As You Wish

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Fantasi Wanita
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: Unik Muaaa

"Lo gak seistemewah itu."
"Kalau begitu jangan ikut campur urusan gue!."

^-^

Karelio Nathanael
Mantan terberengsek sekaligus mantan terindah bagi Desya.
Mereka sudah berstatus mantan, tetapi tetap saja cowok itu berkeliaran di sekitar Desya seakan Desya adalah pusat hidupnya.

Adesya Sakura Atmaja
Julukan Queen Bee juga sesuai dengan arti nama Adesya 'anak perempuan raja', Bukan hanya dari keluarga old money, Desya juga cantik dan mempunyai otak yang diatas rata-rata sehingga dia selalu dieluh-eluhkan.

Desya mempunyai saudara kembar yang supportif dan menjadi garda terdepan untuknya.

Elio merasa Desya, perempuan yang terlalu sempurna untuk Elio yang bukan siapa-siapa.
________
Dan cerita ini tentang Desya dan orang-orang yang memiliki peran penting dihidupnya. Bahkan sosok Elio yang hanya mantan, susah untuk dihilangkan dari ingatan karena susah untuk di enyahkan.

"As you wish, terserah kamu mau apa!."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Unik Muaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

About Elio

Aku bukan anak kandung keluarga Baskara, sedangkan kamu adalah anak keluarga Atmaja.

Aku anak yang sampai saat ini tidak mengetahui siapa Ayah kandungku, sedangkan kamu memiliki silsilah yang begitu jelas dan terpandang.

Kamu memiliki saudara dan keluarga yang mendukungmu dan berkorban untukmu dengan segenap jiwa raga, tetapi apalah aku Ade?. Aku hanya mempunyai Ibu kandung namun terdapat bentangan jarak yang tak berujung diantara kami, aku tidak bisa menganggap mereka keluarga Baskara sebagai keluargaku lagi, karena diantara mereka ada yang keberatan akan hadirku.

Ade, aku pengecut, aku akui itu dan kamu sangat tidak menyukai orang pengecut.

Jika aku mengatakan semua itu, apa kamu akan mengambil keputusan seperti apa yang aku ambil?, kita putus.

Jadi sebelum kamu yang meminta dan mundur, aku yang sadar akan posisiku ini, akan melakukan itu De, meski berakhir dengan kamu yang membenciku.

Karena lebih menyakitkan kamu pergi dengan mengetahui segalanya tentangku, dari pada kamu membenciku hingga aku mati nanti.

^-^

"Hei Elio."

"Hah?, ya?."

Elio tergagap kala tersadar dari lamunannya.

Ternyata Mamanya menyentuh lengan Elio dan menarik Elio keluar dari lamunannya, entah berapa lama Elio melaman ditengah-tengah makan malam keluarga mereka. Yang terakhir kali Elio ingat hanya senyum lebar Kevano yang terukir begitu lebar dibibirnya sembari menuruni tangga dan berjalan kearah meja makan.

"Ibu Savira nanya, kamu mau cicipi cake tiramisunya atau tidak?."

Setelah mendengarkan ucapan Mamanya, Elio menoleh kesamping, ternyata Ibunya sudah berdiri disamping Elio.

Tiramisu ...

Cake favorit Adesya.

Lagi-lagi Elio teringat akan sosok gadis itu, namun sesegera mungkin Elio menepisnya. Elio tersenyum pada sang Ibu sembari menganggukkan kepala, jika dia menginginkan kue tiramisu itu.

Elio kembali akan melanjutkan makannya, namun ekor matanya menangkap senyum sarkasme kearahnya. Lagi, untuk kesekian kalinya Kevano mengejek dirinya.

"Jika semua selesai makan malam, ayo kumpul di ruang keluarga" ujar Papa Elio seakan tak terbantah.

Jika semua bersuara untuk mengiyakan, Elio hanya menganggukkan kepala.

Sejak tadi kepala Elio terasa pening memikirkan segala hal, terutama tentang dirinya, apa dia bisa bertahan tampa Desya?. Tujuh bulan ini Elio bisa bertahan karena masih bisa menatap, mengagumi dan mencintai gadis itu dari jauh. Salah satu alasan kenapa dia menyanggupi untuk melakukan pendekatan dengan Clara, agar Elio memiliki kesempatan untuk menatap gadis itu meski dsri jauh, meski hanya beberapa detik saja.

"Ok semua sudah berkumpul" Papa mulai menginterupsi.

Kembali kesadaran Elio tertarik, setelah sadar kemana langkahnya tertuju, buru-buru Elio berbalik badan dan berjalan kearah ruang keluarga berkumpul dengan yang lainnya.

Tampak wajah serius Papanya yang menatap kearah Elio begitu dalam, namun Elio sebisa mungkin mencoba untuk tenang.

"Kenapa tidak membicarakan dulu pada Papa, Mama dan Ibu kalau kamu mau kuliah keluar negri?" Tanya Papa.

Tentang ucapannya pada Papa Clara ternyata.

Elio diam, tidak berniat menjawab, karena dia tahu jika sebenarnya bukan hanya itu yang akan ditanyakan sang Papa.

"Keluar negeri?, kemana?" Mama ikut menatap kearah Elio.

Sepertinya semua perhatian kali ini tertuju pada Elio, yang masih betah terdiam menundukkan kepala menatap jemarinya yang saling bertautan.

"Bukan hanya sekedar keluar negeri Ma, dia bahkan sudah mencati beasiswa!" nada suara Papa mulai meninggi.

"Kenapa harus mencari beasiswa?, Papa sama Mama masih sanggup membiayai Elio. Jika Elio terikan beasiswa, Elio harus belajar mati-matian untuk mempertahankan nilai, prestasi dan segala hal. Terus kapan Elio bisa santainya?" Lembut namun terdengar nada khawatir disana.

"Ma" itu suara Kevano, "mungkin Elio mau membuktikan diri jika dia mampu."

"Kita tidak membutuhkan pembuktian" berang Mama mulai terpancing, "kalian sudah membuktikan pada Papa dan Mama jika kalian patut untuk dibangggakan."

Hening ...

Ruang tamu itu hening beberapa saat, sebelum Elio mendongakkan kepala menatap Mamanya dengan senyum kecil, lalu berkata ...

"Elio minta maaf jika Elio mengecewakan Mama, tapi Ma ...."

"Ya" potong Mama, "kamu mengecewakan Mama" lanjutnya.

Sesak seketika dirasakan Elio, mata mereka berdua bertautan, Elio bisa melihat apa yang sedang dirasakan Mamanya dari pancaran mata yang mulai berkaca-kaca itu.

Sepertinya tindakan Elio sudah benar-benar menyakiti perasaan wanitanyang merawatnya sejak kecil itu.

Tautan tangan Elio semakin mengerat.

"Kenapa kamu begini?, kenapa kamu berubah?, sudah Mama katakan berulang kali jika kamu tetap anak Mama da Papa apapun kenyataannya, kenapa kamu berubah dan perlahan menjauh begini?. Memutuskan untuk kuliah diluar negeri dengan beasiswa?, lalu apa lagi cara yang akan kamu lakukan untuk membentangkan jarak yang semakin jauh antara kami dan kamu?. Apa tidak cukup kamu selalu mengembalikan uang bulanan yang papa berikan?" Suara Mama terdengar mulai lirih, "apa tidak cukup dengan kamu jarang lagi memanggil Mama pada Mama?" Lanjutnya sangat amat lirih.

Kepala Elio kembali menunduk, kali ini semakin dalam. Elio sangat lemah dengan tangisan Mamanya, dia bahkan lebih lemah dari Papa dan Kevano jika menyangkut sang Mama, meski Elio bukanlah anak kandung Mama.

Elio tidak bisa membantah apa yang dikatakan Mamanya barusan, karena apa yang dikatakan Mamanya memang begitu kenyataannya, Elio telah melakukan itu semua.

"Wah!" Terdengar seruan Kevano, "aku tidak percaya jika anak tersayang kalian melakukan hal itu."

"Reiki jaga ucapanmu!" Tegur Papanya penuh penekanan.

"Apa yang aku katakan benar Pa" Kevano membela diri, "dia yang lebih mengerti kalian dari pada aku, kenapa bisa melakukan hal itu setelah tahu jika dia bukan anak kandung kalian?."

"REIKI!" Kali ini Mamanya yang membentak.

Kevana tersenyum seakan tidak merasa bersalah dengan apa yang dia ucapkan barusan, toh dia mengatakan kebenaran bukan?.

Suasana kembali hening.

Semua sibuk dengan pikiran masing-masing, bahkan Ibu Savira yang sejak tadi terdiam tidak ikut terlibat dalam pembicaraan mereka hanya diam menatap Elio. Ibu Savira cenderung selalu diam jika mereka terlibat percakapan kecuali mereka meminta pendapatnya.

"Papa tidak akan melanjutkan perjodohanmu dengan Clara, asal kamu menghentikan tindakanmu mencari beasiswa itu, Deal?."

Papanya mulai bersuara mencoba unyuk bernegosiasi dengan Elio yang masih menunduk, terdiam sejak tadi.

"Papa!."

Itu bukan seruan tidak terima dari Elio, itu seruan dari Kevano.

Mungkin Kevano merasa terancam jika Elio gagal bersama dnegan Clara, setitik perasaan bahagia muncul dihati Elio.

"Apa?" Tanya Papanya dengan nada menantang, "Papa tidak ingin menukar kebahagiaan anak Papa dengan bisnis, tapi Papa tidak keberatan jika kamu mau menggantikan Elio untuk menikahi Clara."

"Enggak" tolok Kevano mentah-mentah, "aku udah mau jadian sama Desya, lagi pula Desya anak keluarga Atmaja, lebih segalanya dari Clara."

Rahang Elio mengetat, sejenak Elio memejamkan mata mendengar ucapan Kevano yang begitu yakin akan Jadian dengan Desya.

Otak Elio serasa memanas, pembahasan tentang dirinya seakan tidak lagi memenuhi otak Elio lagi, semua tergantikan dengan sosok Desya yang tersenyum, sosok gadis itu yang mengomel dan merajut pada Elio.

Aku masih mencintaimu Ade.

Tidak bisa dipungkiri, jika otak, hati dan diri Elio masih dikuasai oleh Adesya Sakura Atmaja, semua tentang Desya, segala tindakannya sekecil apapun masih saja berkaitan dengan gadis itu.

^-^

.

Yuhu ...

Akhirnya sampai ke episode ini 🤭

Terima kasih sudah mampir Readers 🥰

Lope yo sekebon 😘 jangan lupa tinggalin jejak setian Babnya ya say 🙏

Unik_Muaaa 💋

1
Henny Sulistiyowati
sesenggukan gak sih yg benernya ?
Unique: Terima kasih atas koreksiannya 😇
total 1 replies
aca
semua novel mulai Q baca bagus semua moga like makin banyak
Unique: Terima Kasih
total 1 replies
aca
lanjutan mana
Unique: Terima Kasih sudah mampir 🙏

Untuk double update author masih belum bisa ya 😅 karena meski bab yang sudah author tulis sampai 70, itu untuk stok jika didunia nyata lagi sibuk gak sempat nulis 🫣

sekali lagi Terima kasih sudah mampir🙏
total 1 replies
aca
masak sih kok ini like cm berapa biji mana like ratusan nya
Unique: Terima Kasih
aca: pdhl ceritanya bagus loh
total 3 replies
aca
bagus bgt ne novel kok like dikit Q kasih bunga deh
Unique: Terima kasih 🙏
total 1 replies
evi nurazizah
lanjut thor
amora: semangat kk💪🤗
amora: semangat kk🤗
total 3 replies
bebby vie
rencana berapa episode Thor
Unique: Masih belum tahu 🤗 karena sejauh ini masih 1 konflik yang kebuka uppsss ... 🤭

Terima Kasih sudah mampir 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!