NovelToon NovelToon
Rebirth: Moon Sword

Rebirth: Moon Sword

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Time Travel / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Huacheng Imut

Gu Yinchen, dijuluki sebagai Kultivator Pedang Bulan oleh Raja Iblis yang menyerangnya bersama dengan ribuan orang dari lima sekte ternama. Julukan itu diberikan usai Gu Yinchen mati setelah jantungnya berhasil dihancurkan oleh Raja iblis.

mungkinkah Gu Yinchen akan kembali demi membalaskan dendam rekan seperguruannya dan kelima tetua Sekte yang mati sia-sia demi membunuh Raja iblis yang memiliki lima jantung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Huacheng Imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 17 - PERAMPOK

”Sekarang sudah jelas. Semua itu adalah rumor palsu. Bukan kristal iblis yang nanti ujungnya akan berwujud manusia tetapi nantinya manusia lah yang akan berwujud iblis jika menggunakan kristalnya. Siapa yang membuat rumor palsu itu sampai semua orang mempercayainya?”

Gu Yinchen tak bisa berhenti memikirkannya bahkan saat malam tiba dan semua orang telah meninggalkan semua pekerjaan mereka. Desa Nanyan tampak sepi namun juga tetap indah dengan beberapa lampu berwarna merah dan kuning yang menyinarinya. Pemandangan desa Nanyan, saat itu terlihat jelas di atap penginapan. Qing Luan pergi entah kemana usai dia mengatakan tentang keberadaan monster di sekitar desa. Tetapi, Gu Yinchen berpikir, dia tidak perlu membantunya dan membuangnya tenaganya. Karena monster yang akan dilawan olehnya bukanlah berada di tingkat atas.

Sampai sekarang, Gu Yinchen masih terus memikirkan larangan yang selalu dikatakan Qing Luan mengenai Sekte Bulan yang rasanya jauh lebih berbahaya dari sekte Matahari. Qing Luan berkali-kali melarangnya pergi ke Sekte bulan dan Gu Yinchen merasa dirinya harus segera mencari tahu alasannya.

”Kira-kira, apakah Gu Yeon masih hidup? Ah! Tidak mungkin! Ini adalah zaman 50 tahun kemudian! Lagipula, kalau dijumlahkan, usianya pasti sudah menginjak usia 60 tahun! Dia pasti sudah menjadi tulang belulang atau orang tua yang keras kepala.” Gu Yinchen terdiam selama beberapa saat dan melanjutkan. ”... Tapi, kalau dia sudah mati, aku harus mencari tahu apa yang membuatnya mati. Dia tetaplah adikku.”

Tiba-tiba, saat dia baru saja berdamai dengan pikirannya yang terus memikirkan tentang sekte tempat kelahirannya, sekelompok orang berjubah dan bertopeng hitam tiba-tiba mengepungnya. Ada sepuluh orang, yang berdiri dijarak beberapa meter dari posisinya dan di beberapa atap bangunan yang berbeda darinya.

”Hmm, bau-bau nya seperti perampok. Apakah mereka menginginkan uang yang sudah aku menangkan dengan sudah payah?” gumam Gu Yinchen sembari memperhatikan satu persatu orang yang mengepungnya.

Salah satu orang yang berdiri di depannya mengacungkan sebuah pedang panjang yang bersinar ke arah Gu Yinchen. Hanya bagian mata yang bisa dilihat sisanya tertutupi oleh kain penutup kepala. Melihat dari pegangan pedangnya yang tidak ada lambang sekte manapun, mereka ini adalah sekelompok perampok meski mereka jarang sekali dibicarakan oleh orang-orang.

”Berikan semua uangnya!” ucap orang yang berdiri di depannya. Dari suara yang didengar olehnya, suara itu adalah milik seorang laki-laki yang usianya bekisar 50 an tahun.

”Heh? Kalian ingin merampok dari anak kecil sepertiku? Memangnya aku punya apa sampai menarik perhatian mu?” ucap Gu Yinchen dengan nada menantang.

”Kami mendengar kalau kau baru saja memenangkan hadiah pertempuran siang tadi dan kami menginginkannya kalau kau tidak mau mati! Lihatlah di sekeliling mu! Kau sudah terkepung!” ucap laki-laki tak menyerah pada pilihannya.

”Mau menyerang ku secara bersamaan? Kalau aku bisa mengalahkan puluhan ahli pedang dengan mudah dan mendapatkan hadiahnya, mengapa aku tidak bisa mengalahkan kalian semua?” Gu Yinchen memberi jeda kemudian tampaknya dia tahu alasan kenapa para pencuri ini langsung mengincarnya usai dia melakukan pertempuran siang tadi.

”Jangan bilang, kalian pikir aku kelelahan karena pertempuran tadi? Jadi kalian mengincarku?” Gu Yinchen mengacungkan jari telunjuknya ke arah laki-laki itu.

Tak ada satupun orang yang menjawab. Tampaknya dugaannya itu benar. Mereka mengincar karena tahu Gu Yinchen mengalami luka dalam setelah dia memaksakan diri.

Tanpa pikir panjang lagi, orang-orang itu segera menyerangnya secara bersamaan. Gu Yinchen menganalisa, tidak ada satupun keistimewaan dari pedang yang mereka miliki bahkan mereka sendiri juga tidak bisa mengeluarkan jurus andalan yang bisa melumpuhkan lawannya dengan cepat.

Gu Yinchen melompati mereka satu persatu dan menghindari semua serangannya. Gerakan mereka tidak kalah lincah dari pergerakan Gu Yinchen. Setiap gerakan yang mereka lakukan, seolah mereka sudah menduga-duga Gu Yinchen akan menghindar pada suatu arah. Dan mereka akan terus menyerang sampai mereka berhasil menyerangnya.

”Aku tidak bisa mengeluarkan jurus ku. Kalau dipaksakan, mungkin tubuhku tidak akan bisa bergerak selama berhari-hari.” batin Gu Yinchen memancing mereka keluar dari pemukiman. Dia berpikir untuk membawa mereka ke tempat Qing Luan berada. Akan tetapi, dia sendiri tidak tahu kemana keberadaan Qing Luan yang katanya sedang membunuh monster.

”Uakh!”

Kakinya tergelincir, jatuh diantara pepohonan saat ia melompat ke atas dahan pohon besar, mencari keberadaan Qing Luan dari atas sana. Namun, karena lumpur yang melekat di sepatunya, Gu Yinchen akhirnya terjatuh ke tanah. Orang-orang tadi, masih mencarinya sampai dia memasuki hutan yang dihuni oleh para monster.

Gu Yinchen tidak menyangka, dalam posisinya yang sedang terbaring di dalam lubang, ada sepuluh pedang yang digunakan ke arahnya. Orang-orang berjubah ini tidak menyerah meski mereka diseret ke dalam hutan yang sangat berbahaya.

”Kalian serius ingin mengambil uang saku dari anak kecil sepertiku? Apakah kalian tidak punya target yang lebih besar lagi?” gumam Gu Yinchen sembari memegangi tengkuk lehernya yang mulai pegal karena sempat membentur sebuah batu.

Orang-orang itu jelas tidak menjawab pertanyaannya dan membuat Gu Yinchen semakin dibuat kesal. Mereka ini seperti tidak memiliki mulut dan tidak akan berteriak jika mereka dihadapkan dengan kematian. Gu Yinchen menatap mereka dengan datar, membayangkan semalaman mereka akan terus seperti ini sampai ada satu orang yang angkat bicara.

Namun, saat salah satunya hendak menggerakkan pedangnya untuk melukai Gu Yinchen dan membuatnya menyerahkan semua hartanya, tiba-tiba terjadi sebuah getaran seperti langkah raksasa dari seorang monster yang cukup berbahaya. Pandangan semua orang seketika teralihkan pada arah suara dentuman ini terjadi. Sementara, Gu Yinchen mulai tersenyum, melihat keputusannya membawa perampok ke hutan ini adalah pilihan yang bagus.

Tak lama setelah mereka memusatkan perhatian mereka, sesosok kalajengking raksasa muncul dan sedang berlari ke arah mereka dengan kecepatan penuh. Bahkan dijalur yang sempit dan penuh dengan pohon tidak menghalangi langkah kalajengking itu untuk menyerang siapapun yang menghalanginya.

Capitnya begitu besar dan sengatnya yang beracun dan sangat mematikan. Membayangkan kedatangan monster itu saja, tampaknya sudah membuat nyali para perampok ini menjadi ciut. Mereka langsung meninggalkan Gu Yinchen sendirian saat dalam beberapa meter saja, monster itu bisa menyentuh mereka.

”Siapa sangka mereka langsung pergi begitu melihat satu monster saja. Apa jadinya kalau mereka dilempar ke jurang yang menjadi sarang monster? Sudah pasti mereka akan berubah menjadi kotoran lebih dulu sebelum membunuh satupun monster.” gumam Gu Yinchen menatap punggung mereka yang semakin menjauh.

Gu Yinchen mengeluarkan belati dari balik jubahnya kemudian mengalirkan energi spiritualnya pada belati itu sehingga bisa melayang dengan sendirinya dengan aliran energi berwarna biru yang menyelimutinya.

Setelah belati itu dipenuhi energi dingin ditambah lagi dengan energi bulan yang saat itu muncul, Gu Yinchen melepaskannya ke arah Monster kalajengking sebelum monster itu menginjaknya.

Belati yang dilemparnya melaju dengan sangat cepat, menembus bagian kepala kalajengking itu dengan sangat mudah dan tanpa ada satupun yang menghalangi. Tembakan itu, sudah pasti membunuhnya bahkan sampai membuat lubang pada bagian kepalanya.

”Ukh!” Gu Yinchen terlalu memaksakan diri sampai akhirnya dia membuat luka dalamnya semakin parah. Belum lagi racun ular yang dia dapatkan dari Qing Luan pada awal pertemuannya menambah buruk keadaannya yang sekarang sampai membuatnya terpaksa memuntahkan seteguk darah.

”Aku harus mengobati luka dalamku nanti. Tapi, lagi-lagi aku membutuhkan pil bunga bintang untuk mempercepat pengobatannya.” gumam Gu Yinchen sambil mengusap sudut bibirnya.

”Gu Yinchen? Apa yang kamu lakukan di sini? Kau baru saja membunuh monster itu?”

Tiba-tiba, suara Qing Luan terdengar di telinganya sampai membuat Gu Yinchen akhirnya menoleh ke belakang. Gu Yinchen mengangkat alisnya, menyadari kalau pemuda yang berdiri di belakangnya sekarang ini benar adalah sosok Qing Luan.

1
Maz Tama
pantau
Buang Sengketa
bulan dan matahari. makin kuat la mc nya
Seorang Penulis✍️
Jangan lupa mampir ya kak di Novel Saya PERJALANAN YANG CHEN DIDUNIA LAIN
Ivy
Semangat terus kak🔥Mampir juga ke karya baruku "Story of Elementalist" makasih🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!