BENIH SIAPA YANG KU KANDUNG

BRAK

BUGH

BUGH

BUGH

AAAHHRRRGGG

" OGE.. STOP!! "

Panik..

Semua yang ada di dalam ruangan kecil itu dibuat panik ketika Rouge menerjang masuk dan menghajar Tyreece begitu mendengar tangisan dan raungan Roseline beberapa detik yang lalu.

Roseline sendiri langsung dipeluk oleh Silvanna. Sedangkan Marisha, berusaha untuk menghentikan amukan suaminya. Bisa makin besar masalah yang ada jika suaminya ini turun tangan. Sejak dulu, hingga saat ini, satu hal yang tidak pernah berubah. Rouge de Niels, tidak pernah bisa menahan emosinya dan cenderung bertindak gila saat emosi. Ingat saat Rouge menculik dua anak Geya karena cemburu??

" OGE.. STOPP.. " Marisha menahan lengan Rouge yang hendak kembali melayangkan tinjunya ke wajah Tyreece yang sudah tergeletak di bawah kuasanya.

" ADA SYON.. HENTIKAN!!! " Helaan nafas lega keluar dari mulut Marisha. Ketika nama keponakan mereka disebut, Rouge langsung tersadar dan segera bangkit dari posisinya yang menduduki perut Tyreece.

Tanpa banyak bicara, Rouge langsung memeluk Roseline dan Marisha, pergi meninggalkan ruangan itu. Masa bodoh dengan kondisi Tyreece saat ini. Mau mati atau hidup, Rouge tidak akan peduli. Berani mencari masalah dengan keluarganya, maka harga yang pantas untuk di dapatkan ya seperti itu. Jangan tawar menawar pada Rouge.

*

*

Masih dengan posisi berbaring di lantai, Tyreece menatap kosong ke arah langit-langit ruangan yang terlihat sangat jauh darinya. Perasaannya kacau. Pertemuan yang dia pikir akan mengharu biru, justru membuat dadanya semakin bergemuruh karena amarahnya. Roseline telah memiliki anak. Besar kemungkinan itu bukan anaknya karena Tyreece selalu bermain aman saat bersama dengan Roseline dulu.

Jika sudah seperti ini, bisa jadi foto-foto yang pernah Belleza berikan padanya memang sebuah kenyataan. Dan anak laki-laki yang dilihatnya tadi, adalah hasil dari perbuatan hina Roseline itu. Tangan Tyreece terkepal erat, andai bisa, dia ingin mencabik-cabik siapapun yang ada di sekitarnya. Melampiaskan semua emosi dalam dadanya karena jujur saja rasanya sangat sesak.

Mata Tyreece menatap tajam ke arah tangan yang tiba-tiba saja terulur tepat di atasnya. Tak ada tatapan terkejut, saat melihat wajah pemilik tangan itu tengah tertawa mengejek padanya. Kalau tidak ingat siapa pria yang berdiri mengulurkan tangannya ini, Tyreece tak akan ragu untuk menjadikan pria ini sebagai tempat pelampiasan emosinya.

" Untuk apa Anda datang kemari, tuan muda keempat de Niels? " Tanya Tyreece acuh tak acuh.

" Hahahaha... Anda mengenal saya, rupanya.. " Nolan terkekeh.

" Sebenarnya saya cuma datang dengan alasan ingin berterima kasih saja. " Alis Tyreece menukik, tak paham kemana arah Nolan bicara.

" Roseline bungkam selama ini tentang apa yang terjadi... Saat itu... " Nolan bicara sambil membantu Tyreece bangkit, " Dan kemudian Anda muncul di depan kami semua, memberikan kesempatan pada saya untuk membuat Roseline membuka mulutnya. Bukankah patut jika saya berterima kasih pada Anda..?? " Tyreece melengos.

" Ini peringatan, tuan Volcov... Jika pada akhirnya saya tahu anda termasuk salah satu penyebab penderitaan Roseline selama ini, maka jangan salahkan saya jika saya akan bertindak sedikit kejam pada anda.. " Nolan yang tadinya bersikap santai tiba-tiba berubah menjadi serius. Tyreece tercenung sebentar, aura yang Nolan keluarkan mampu membuatnya terintimidasi meski hanya beberapa saat saja.

" Bagaimana jika kenyataan yang terjadi justru kebalikan dari skenario yang Anda pikirkan saat ini tentang masa lalu kami? " Tyreece melancarkan serangan balik.

" Roseline.... Berkhianat... " Tyreece menatap lekat Nolan, untuk melihat reaksi pria ini.

Nolan terdiam sejenak, lalu terkekeh cukup kencang menanggapi ucapan Tyreece. Bagi Nolan, apa yang dikatakan oleh Tyreece ini hanya sebuah lelucon saja.

" Roseline?? Berkhianat?? " Nolan mengulangi ucapan Tyreece sembari terkekeh.

" Artinya anda tidak benar-benar mengenal Roseline, tuan Volcov.. "

Nolan melangkah meninggalkan Tyreece yang kebingungan karena ucapan Nolan yang setengah-setengah.

" Rose.. Adalah wanita yang memiliki ego tinggi dan sangat keras kepala. Menjadi simpanan anda, seharusnya sudah melukai ego Rose sendiri. Lalu bagaimana bisa dia menggores egonya sekali lagi dengan berkhianat dari anda?? Lucu sekali.. " Nolan pergi meninggalkan Tyreece begitu saja setelah berucap demikian.

Tubuh Tyreece membeku..

Ucapan Nolan berhasil menyadarkan nya akan sesuatu. Roseline nya, seharusnya tidak akan melakukan hal itu karena Roseline teramat mencintai dirinya hingga rela menjadi simpanannya.

Meski begitu, Tyreece tidak serta merta menerima semua ucapan pembelaan dari Nolan untuk Roseline. Ada anak laki-laki itu..

SYON...

Tyreece ingat saat tadi istri dari Rouge menyebut nama anak laki-laki yang memanggil Roseline ' momma '. Kehadiran anak itu adalah sebuah bukti adanya masalah pelik di masa lalu. Entah Roseline berkhianat atau Roseline dijebak seseorang, kenyataan Roseline memiliki anak dengan pria lain, sudah membuat Tyreece murka.

" Abizar!! " Tyreece memanggil asistennya yang beberapa detik yang lalu baru datang menemuinya.

" Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Roseline saat itu!! "

" Baik... Tuan.. " Meski ragu karena sesuatu, Abizar tetap mengiyakan perintah Tyreece. Entah apa yang akan terjadi setelah ini, karena yang Abizar tahu dirinya akan segera berakhir jika semua ini terkuak.

*

*

Sudah ada keluarga de Niels di dalam ruangan private yang disewa oleh mereka setelah berakhirnya pesta yang de Beauty adakan tadi. Para orang dewasa berkumpul, sedangkan anak-anak diungsikan ketempat lain agar tidak mendengar pembicaraan para orang dewasa yang tidak patut didengar oleh anak-anak ini.

Roseline duduk dipeluk Ceena dalam kondisi berantakan dan masih menangis. Rouge terlihat masih saja mengomel dengan tatapan sinis mengarah pada Roseline. Sepertinya sejak beberapa waktu yang lalu, telinga Roseline sudah panas mendengar omelan dari Rouge yang jika sudah begini pasti tidak akan cepat berhenti.

" Rose.. " Panggil Nolan. Mengambil posisi berjongkok di depan Roseline yang duduk bersama Ceena.

" Gha-Ghadi.. " Roseline sesenggukan.

Tak..

" OUCH... KENAPA MEMUKUL KU?? " protes Roseline yang dahinya baru saja disentil oleh Nolan.

" Dimana kau meletakkan otak pintar mu itu? Bisa-bisanya kau menjadi simpanan pria beristri? Apa kau sudah gila? " Semprot Nolan.

Roseline memberengut kesal.

Dulu dirinya biasa saja saat dimaki-maki oleh Belleza yang memanggilnya wanita murahan, pela***, ja****. Tapi saat Nolan mengatakan hal seperti ini, entah kenapa hati Roseline merasa tertohok. Tidak tahu harus bicara apa, yang Roseline rasakan justru sekarang dirinya sangat malu.

" Masih tidak mau bicara jujur pada ku?? Ingin aku menyelidiki sendiri semua ini? " Tanya Nolan dengan nada sarat mengancam.

" Jika kau terus diam, maka Syon yang nantinya akan terluka. Kau tidak ingin itu terjadi kan? " Roseline menggeleng kuat.

" Aku.... Akan cerita... Hanya pada mu.. " Roseline menatap Nolan seperti seorang anak kecil yang menatap orang tuanya saat mereka melakukan kesalahan. Andai tidak ingat situasi saat ini, sungguh Nolan ingin tertawa saja.

Lucu sekali...

" Bisa kalian semua keluar.. Aku akan bicara dengan Roseline. " Ucapannya ditujukan untuk semua yang ada di ruangan itu, tapi tatapan mata Nolan menatap penuh cinta ke arah Ceena.

" Jangan terlalu keras padanya. " Pesan Ceena sebelum meninggalkan suaminya bersama dengan Roseline di ruangan itu.

Jika ditanya apakah Ceena cemburu, mengingat dua orang ini pernah menjadi kekasih selama tiga tahun dahulu kala. Jawabannya tentu saja tidak, Ceena telah lebih dewasa selama ditempa di lingkungan luar di awal pernikahannya dengan Nolan. Dan Ceena sendiri tahu, jika sebesar apa cinta Nolan padanya.

Ceena justru merasa kasian pada Roseline atas apa yang dialami sepupunya itu. Dan jika memang bahu Nolan adalah tempat ternyaman untuk Roseline menumpahkan apa yang dirasakannya. Maka dengan senang hati Ceena akan meminjamkan bahu suaminya.