NovelToon NovelToon
SKUAT INDIGO 3

SKUAT INDIGO 3

Status: tamat
Genre:Horor / Action / Fantasi / Tamat / Epik Petualangan / Perperangan / Keluarga
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: David Purnama

Akbar mendapatkan sebuah undangan dari Kerajaan Laut Selatan. Kali ini ia akan berpetualang dalam sebuah misi yang membawanya menjelajahi dalam luasnya lautan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18 BINATANG LEGENDA

Akbar berenang dengan tenang dengan bermacam gaya dan teknik yang sudah dikuasainya. Gaya kupu-kupu, gaya dada atau gaya katak, gaya punggung, gaya samping, gaya anjing dan gaya trudgen. Itu adalah jenis macam gaya yang ada yang sudah dikenal. Akbar hanya bisa beberapa diantaranya saja. Gaya yang paling dikuasainya yaitu gaya bebas. Ia dalam perjalanan pulang ke rumah. Semua petualangan dalam misinya yang telah terselesaikan dengan keberhasilan ditinggalkannya jauh di belakang. Perasaan senang bercampur bangga dirasakannya bisa kembali berbuat kebaikan untuk kemaslahatan dua dunia sekaligus meski tidak perlu banyak orang yang mengetahuinya. Keterpurukan dan bencana di alam manusia bisa dicegah dengan berhasil membantu menyelesaikan masalah yang terjadi di dimensi lain alam seberang di dasar lautan.

Memang ia berhasil selamat. Masih hidup setelah melewati berbagai rintangan dan pertempuran yang sebenarnya tidak perlu dilaluinya. Peran dari pusaka Teratai Emas dan Jubah Buaya sangat membantunya sehingga ia tidak terluka fatal bahkan sampai meninggal. Tapi tubuhnya benar-benar merasakan sakit.

Sebuah bayangan hitam datang dari arah berlawanan menutupi cahaya matahari yang menampilkan keindahan alam dalam lautan. Bayangan yang begitu besar memakan seluruh ruang terang di dalam samudra. Akbar berpindah tempat dari terang kepada gelap tanpa melakukan gerakan. Bayangan hitam itu berjalan ke arahnya. Semakin mendekat dalam bayangan itu semakin pekat gelapnya.

Mulai terdengar suara dengungan yang diikuti dengan getaran yang berasal dari pemilik bayangan raksasa itu. Akbar hanya bisa terpaku dan terperangah mengalami kejadian itu. Datanglah Ikan Raksasa dengan ukuran yang sangat besar dihadapannya. Bahkan monster laut yang paling besar yang pernah dilihatnya tidak ada separuhnya. Apakah Ikan Raksasa ini yang menjadi cerita sebagai penghuni laut terbesar yang kisahnya sudah dibicarakan dimana-mana selama berabad-abad lamanya?

Mata Ikan Raksasa yang sebesar stadion itu melirik melihat ke tepat ke arah manusia yang sedang plonga-plongo di hadapannya. Ikan Raksasa itu membuka mulutnya lebar-lebar. Dengan mulutnya yang terbuka itu makhluk ajaib itu menghirup apa saja yang berada di radius jangkauannya yang sangat luas. Ikan-ikan yang dimatanya semua berukuran kecil masuk ke dalam mulutnya tertarik arus buatan yang sangat kuat itu. Begitu juga Akbar yang tanpa daya terbawa masuk ke dalam mulut menganga Ikan Raksasa yang memperlihatkan ruang gelap yang tak berujung.

Akbar terbangun di dalam ruang gelap yang telah memakannya. Tidak ada siapa pun di sana kecuali dirinya. Ia hanya mendapati dinding ruang dan alasnya yang terbuat dari bahan yang keras seperti di dalam goa tanpa setitik pun cahaya. Akbar kini berada di dalam perut Ikan Raksasa makhluk legenda penghuni luas Samudra.

Untuk bisa pulang kembali kepada keluarganya Akbar harus keluar dari dalam tubuh makhluk raksasa itu. Di dalam ruang gelap itu memang tidak ada ancaman yang membahayakan dirinya. Tapi tidaklah mungkin hanya berserah diri menunggu sampai mati tanpa adanya perjuangan dan usaha.

Akbar bertekad meloloskan diri dari dalam dekapan ruang hampa yang bisa mematikan akal dan jiwa jika terus berdiam diri di sana. Akbar menggunakan ajian Semburan Lahar Api. Tapi sayangnya kekuatan yang sebelumnya terbukti begitu hebat pada saat digunakan dalam pertempuran itu tidak mempan di dalam perut Ikan Raksasa tersebut. Semburan Lahar Api hanya keluar dari telapak tangan Akbar berupa setitik nyala api layaknya sebuah lilin yang harus berjuang menerangi seluruh gelap ruangan yang mengucilkannya.

Dengan api kecil di tangannya itu Akbar menelusuri tempat yang sekarang mengurungnya guna mencari jalan keluar.

Waktu masih terus berjalan. Namun Akbar sudah berhenti. Manusia di dalam perut ikan itu kelelahan. Sepanjang waktu perjalanannya yang lama di dalam ruang gelap itu ia selalu berada di ruang dan sudut yang sama. Meski ia sudah menghabiskan waktu hanya dengan terus bergerak dan mencari nyatanya ruang gelap dengan dinding tebal itu tidak ada habisnya. Dengan menggunakan bermacam ajian pun ia tidak mampu untuk menembus lapisan perut Ikan Raksasa itu.

Kini Akbar hanya bisa pasrah. Lelahnya berbuah lelap. Ia tertidur untuk kesekian kalinya sebelum bangun lagi untuk mengulang usaha yang sama yang tidak pernah menemui ujung jalan keluarnya.

Tubuhnya yang masih merebah terangkat oleh air yang mendorongnya membuat matanya terbuka. Air dari dalam perut Ikan Raksasa itu membawanya keluar dari ruang gelap kepada cahaya yang kian terang. Air menyembur dari lubang yang terdapat di atas kepala Ikan Raksasa itu membawa Akbar keluar dari keputusasaan di dalam ruang gelap menuju kebebasan di atas permukaan lautan yang terang benderang. Ternyata hanya perlu waktu hingga akhirnya Akbar bisa keluar dari dalam perut Ikan Raksasa yang menelannya itu.

Akbar terpental jauh. Ia melihat dirinya masih berada di tengah Samudra. Ikan Raksasa itu dilihatnya pergi begitu saja setelah menelannya hidup-hidup dan membuangnya cuma-cuma. Akbar berjalan di atas ombak yang berayun seirama. Dari kejauhan ia melihat sebuah kapal yang tidak asing baginya. Kapal Tua yang mempunyai simbol ukiran berbentuk Ikan Terbang di ujung kepala kapalnya. Akbar berjalan menuju ke kapal yang sama sekali tidak bergerak itu.

Kapal itu dalam keadaan sepi. Sang empunya kapal sedang pulas dalam tidurnya. Terang saja pemilik kapal itu tidak melakukan apa-apa. Berserakan botol-botol bekas minuman memabukkan dimana-mana.

“Kau mau pulang atau tidak? Antarkan aku ke daratan”, ucap Akbar melihat jin gendut dengan kepala tanpa rambut itu mulai terjaga beberapa saat setelah kedatangannya.

“Kebetulan sekali aku juga mau pulang wahai manusia. Kau beruntung aku tidak pulang bersama dengan kapal-kapal yang lain yang telah pulang lebih dulu”, ucap Yak jin pemilik kapal yang masih setengah sadar.

“Tapi ada sedikit masalah. Aku sama sekali belum mendapatkan ikan”, kata Yak memelas kepada Akbar.

“Tunggulah sebentar”, kata Akbar.

Akbar kembali menyelam ke dalam lautan. Ia mencari gerombolan ikan untuk ia tangkap. Setelah menemukan targetnya Akbar menembakkan bola-bola air kepada ikan-ikan itu. Dari dasar lautan ia mengarahkan tembakkannya itu langsung menuju ke permukaan laut terbang tinggi hingga ikan-ikan itu jatuh mendarat tepat di atas kapal Yak.

Yak hanya bisa terkagum-kagum melihat apa yang sedang terjadi. Ikan-ikan tuna yang masih hidup datang berjatuhan di atas kapalnya lalu mati. Ikan tuna berukuran besar dalam jumlah yang banyak. Yak benar-benar dibuat senang.

“Sekarang kau sudah bisa pulang”, ucap Akbar yang sudah kembali berada di atas kapal.

Tidak ada dalam rencana. Yak dengan kapal tuanya yang mengantarkan keberangkatan misi Akbar ke dalam lautan menjadi tumpangan yang sama yang membawa manusia itu kembali pulang ke daratan setelah menyelesaikan tugasnya.

“Kau benar-benar membuatku penasaran wahai manusia. Dari mana saja kau selama beberapa hari ini?”, tanya Yak kepada Akbar dalam perjalanan pulang.

“Aku tidak perlu memberitahumu”, jawab Akbar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!