NovelToon NovelToon
Titan Core

Titan Core

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Mengubah Takdir / kelahiran kembali menjadi kuat / Dunia Lain / Kehidupan alternatif / Evolusi dan Mutasi
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

Seorang pemuda yang bekerja sebagai petarung bayaran untuk menjadi jawara bagi kliennya dan seorang gadis yang bekerja sebagai pembunuh bayaran yang keduanya sama sama tidak memiliki ingatan sebelum sma, menemukan ingatan mereka yang hilang, namun ingatan mereka adalah ingatan sebagai monster raksasa (kaiju) yang terbunuh oleh manusia setelah menolong mereka. Selain itu, mereka bisa menggunakan kemampuan kaiju di mimpi mereka dan bisa mengubah diri mereka menjadi kaiju.

Keduanya berniat mencari jati diri mereka yang sebenarnya karena tidak percaya ingatan mereka. Petunjuk mereka hanyalah alunan sebuah tembang yang pernah mereka dengar di masa lalu. Selagi mereka mencari masa lalu mereka, keanehan demi keanehan yang mengerikan muncul ke permukaan. Benarkah mereka adalah reinkarnasi dari monster raksasa atau ada hal lain di balik ingatan mereka ?

Mohon kritik dan sarannya ya, maaf kalau masih banyak kekurangan, kalau sekiranya suka mohon di beri like, terima kasih sudah membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18

Keesokan paginya, Raido keluar kamar dengan mengenakan seragamnya, dia berdiri di depan cermin yang berada di antara kamarnya dan kamar Reina. Seragam barunya terlihat begitu bagus dan menawan, blazer berwarna putih dengan lis di lengan, kancing dan kerahnya berwarna hitam, kemeja dalaman yang berwarna putih dengan dasi yang berwarna merah di padukan dengan celana bahan putih. Hanya saja Raido menggulung lengan kemeja dan blazernya sampai pertengahan lengannya.

Dia menoleh dan melihat Reina belum keluar dari kamarnya, dia berjalan menuju meja makan dan mengambil sepotong roti kemudian mengolesnya dengan mentega. Dia mulai makan roti itu dengan santai, “klek,” Reina keluar dari kamarnya, Raido yang melihat Reina keluar tertegun karena Reina terlihat sangat cantik dengan seragam barunya yang bermodel sama hanya saja di padukan dengan rok sampai lutut dan pita merah mengikat di lehernya.

“Bagus tidak ?” tanya Reina sambil berputar di depan Raido.

“Ehem...bagus, cocok buat kamu,” jawab Raido sambil memalingkan wajahnya karena dia tidak mau Reina melihat wajahnya yang merah.

“Hah...kamu bilang bagus tapi tidak melihatku ? bagaimana coba ?” tanya Reina yang mendekat menghampiri Raido.

Reina langsung memegang kepala Raido dan kemudian memutarnya lalu memegang kedua pipi Raido yang sedang mengunyah roti,

“Lihat...bagus tidak,” ujar Reina sambil mendekap pipi Raido.

Raido tidak menjawab dan mengangguk, matanya menatap mata Reina yang kemudian tersenyum dan melepaskan Raido. Reina duduk di sebelah Raido dan mengambil sepotong roti kemudian mengolesnya dengan selai. Dia menoleh melihat Raido yang terlihat sedikit lesu,

“Kenapa ?” tanya Reina sambil memegang pundak Raido di sebelahnya.

“Semalam aku tidak bisa tidur, banyak pikiran,” jawab Raido.

“Aku tahu, tapi kamu terlalu banyak berpikir, kita nikmati saja dulu, jujur saja, aku belum pernah duduk sarapan seperti ini bersama kamu,” balas Reina.

“Tapi apa kita boleh berada di sini, mungkin saat ini mereka belum tahu siapa kita, tapi ketika mereka tahu ? kita bisa di bunuh di sini kan, belum lagi mimpi yang kita alami, mimpi yang terasa sangat nyata, jujur aku tidak tahu harus bagaimana saat ini,” ujar Raido.

“Aku mengerti Raido, kalau mau ku pikirkan, aku juga sama sepertimu, tapi saat ini aku bersamamu, jadi aku merasa kuat dan aku rasa kalau kita bekerja sama, robot besar itu juga bukan tandingan kita,” balas Reina.

Raido melihat wajah Reina di sebelahnya yang terlihat santai sambil makan roti, walau nampak ceria dan tidak ada beban di pikirannya, mata Reina terlihat sedih, Raido langsung mengerti kalau Reina memaksa dirinya berusaha supaya kuat dan tidak menampakkan kecemasannya. Tiba tiba “plaak,” Raido memukul kedua pipinya dengan telapaknya untuk menyadarkan dirinya.

“Kenapa tiba tiba....”

Belum selesai Reina bicara, Raido sudah memeluknya dan mengelus rambutnya. Wajah Reina langsung seketika menjadi merah,

“Ra..Raido ?” tanya Reina.

“Terima kasih Reina, aku sekarang tidak akan bimbang lagi, ayo kita sekolah,” balas Raido.

“Aku tidak tahu apa yang aku lakukan, tapi ok...sama sama,” ujar Reina sambil menepuk nepuk punggung Raido minta di lepaskan.

Raido melepaskan Reina, keduanya kembali melanjutkan sarapan mereka, kemudian mereka menyambar tas mereka dan berjalan keluar, setelah memakai sepatu, mereka keluar dari unit apartemen mereka. Setelah turun di bawah, mereka berjalan melewati komplek apartemen, terlihat juga beberapa siswa dan siswi yang keluar dari tower tower lain dan memakai seragam yang sama dengan mereka berjalan di sekitar mereka.

Mereka menyapa Raido dan Reina dengan senyuman sambil mengucapkan “selamat pagi,” sangat berbeda dengan suasana sekolah lama mereka yang saling berbisik dan bergosip ketika mereka lewat. Tentu saja dengan senang hati, Raido dan Reina membalas sapa para siswa dan siswi yang berjalan bersama mereka.

“Di sini berbeda,” ujar Reina.

“Iya, telingaku bebas dari bisik bisik tidak jelas,” ujar Raido.

“Hehe aku juga, bukankah ini bagus ?” tanya Reina.

“Kamu benar, ini bagus,” jawab Raido.

“Dan kita tidak perlu bekerja lagi, sekarang kita punya uang,” ujar Reina.

“Aku tahu,” balas Raido.

Tiba tiba Reina berjalan mendahului Raido dan berbalik melihat Raido sambil berjalan mundur di depan Raido,

“Hei, gimana kalau kita jalan jalan nanti sepulang sekolah, lihat lihat suasana kota,” ujar Reina.

“Ya, boleh saja,” balas Raido tersenyum.

“Nah gitu dong, senyum,” balas Reina sambil memperlebar senyum Raido.

“Berisik,” balas Raido.

Setelah sampai di depan gerbang sekolah, keduanya tertegun melihat gedung sekolah yang bertingkat seperti gedung kantoran dan terlihat luas, di kanan mereka melihat lapangan luas dan dari kejauhan mereka melihat berbagai macam lapangan olah raga juga gedung olah raga yang terpisah. Melihat semua itu, Raido merasa dirinya tidak pantas berada di sekolah itu, tapi Reina menarik tangannya dan membawanya masuk ke dalam. Setelah di dalam gedung, mereka mengganti sepatu dengan sepatu dalam ruangan dan menuju ke kantor kepala sekolah seperti yang di jelaskan oleh Karen semalam selagi mereka berjalan menuju ke apartemen.

Mereka sampai di depan ruang kepala sekolah yang berada di lantai tiga, Raido mengetuk pintunya dan dari dalam terdengar suara seorang pria yang berkata “masuk,” Raido membuka pintunya dan melangkah masuk bersama dengan Reina. Keduanya melihat seorang pria paruh baya yang terlihat kurus dan memiliki rambut separuh botak sedang melihat mereka sambil tersenyum.

“Selamat datang di sekolah kami, Raido-kun, Reina-kun, mari masuk,” ujar Eito.

 Raido dan Reina masuk kemudian menutup lagi pintunya, Eito meminta mereka duduk di sofa dan dia sendiri duduk di depan mereka.

“Perkenalkan, namaku Yamabuki Eito, aku kepala sekolah di sini dan juga ilmuwan di departemen pertahanan kota ini,” ujar Eito menjulurkan tangannya.

“Sensei kenal dengan kami ?” tanya Raido yang menjabat tangan Eito.

“Tentu saja kenal, Toyoshi-san sudah memberitahuku akan kedatangan kalian,” jawab Eito yang melepaskan jabat tangan Raido dan beralih kepada Reina.

Raido dan Reina memberikan surat pengantarnya kepada Eito yang hanya membacanya sekilas dan menaruhnya di meja.

“Baiklah, mulai sekarang kalian akan masuk ke kelas 3-1, walau tinggal beberapa bulan lagi kalian lulus sma, tapi saat ini kalian masih belajar di sini. (menjabarkan panjang lebar mengenai fasilitas sekolah, kurikulum dan lainnya), kalian sudah mengerti ?” tanya Eito.

“Mengerti sensei,” balas Raido dan Reina yang terlihat sedikit bosan mendengarkan Eito berbicara.

“Oh benar juga, apa kalian sudah punya pengalaman militer ?” tanya Eito.

“Sensei masa belum tahu,” jawab Reina.

“Hahahaha benar juga, maaf aku hanya basa basi, baiklah, kalian boleh ke kelas,” balas Eito.

Eito berdiri dan berjalan ke mejanya, kemudian dia menekan tombol di meja, tak lama kemudian seorang guru wanita yang memakai blazer dan berkacamata dengan rambut di sanggul masuk ke dalam. Raido dan Reina sedikit kaget melihat guru yang datang,

“Loh Karen-san ?” tanya Raido.

“Haha di sini panggil sensei ya,” balas Karen.

“Karen-sensei, tolong antar mereka ke kelas 3-1,” ujar Eito.

“Baik, sensei, yuk mari,” balas Karen sambil melihat Raido dan Reina.

Mereka keluar dari ruang kepala sekolah. Raido dan Reina saling melihat satu sama lain dan melihat Karen yang berpenampilan sangat jauh dari kemarin ketika bersama mereka.

1
bysatrio
novel bagus., sayang sekali kalo tidak di lanjutkan
➳βC☠Agatha☠ ᴹᴿ᭄°ℛᵉˣ
jangan lupa mampir kembali ya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!