NovelToon NovelToon
Poligami Yang Tak Diinginkan

Poligami Yang Tak Diinginkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:73.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arrafa Aris

Menjadi yang ke-dua bukanlah keinginan juga pilihan yang terbaik bagi Lea. Apalagi harus berada dalam lingkaran poligami. Baginya, pernikahan adalah ibadah terpanjang dan sakral.

Namun, karena sang calon imam tak kunjung datang saat akan ijab qobul, Bagas dengan sukarela menjadi pengganti. Lea mengira Bagas tulus menikahinya. Akan tetapi, ia salah karena Bagas hanya ingin menggunakan rahimnya untuk menjadi ibu pengganti dari benihnya dan Melissa.

Bak sedang bermain api, Bagas justru terjebak dengan perasaannya pada Lea. Sebaliknya Lea yang memang tak mencintai Bagas, sikapnya selalu dingin pada sang suami.

Belum lagi karena Bagas tak bisa menerima kehadiran baby Sava, anak yang diadopsi Lea sebelum ia mengandung benih dari Bagas dan Melissa.

Pertengkaran pun sulit terhindarkan diantara mereka, karena Lea dan Bagas tak sepemikiran. Belum lagi kehadiran Wira yang semakin membuat Bagas naik pitam.

Bagaimana kelanjutan hubungan mereka selanjutnya? Ayo kepoin guys.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arrafa Aris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. PYTD

Menjelang siang, sebelum berangkat ke rumah sakit, Lea menyempatkan waktu menghubungi mama Yola sekaligus ingin melihat wajah sang putri.

Kerinduannya seketika terbayar ketika wajah bayi berlesung pipi itu terlihat di layar ponsel. Terharu bercampur bahagia itulah yang dirasakan Lea.

Setelah puas mengajak sang putri berceloteh barulah ia memutuskan panggilan VC. Lea kemudian tertawa merasa lucu, meski baby Sava belum mengerti saat diajak mengobrol, gadis berhijab itu tetap antusias.

“Sehat sehat selalu kesayangan bunda, Sava dan kamu yang masih berada di dalam kandungan,” ucap Lea mendoakan kedua anaknya meski tak memiliki hubungan darah.

Ia kemudian menghampiri meja makan. Mengambil tas bekal khusus yang akan dibawa ke rumah sakit.

“Semoga Mas Bagas dan Mbak Melissa suka dengan makanannya,” gumam Lea.

.

.

.

Di kamar rawat, Melissa memandang penuh selidik pada Bagas. Menyipitkan mata sekaligus merasa cemburu karena membayangkan pertemuan Lea dan sang suami semalam.

Raut wajah Bagas juga berubah menjadi jauh lebih ceria setelah Lea menjenguknya semalam.

“Sayang, bagaimana Lea tahu kamu dirawat di rumah sakit ini?!” tanya Melissa dengan ketus.

“Memangnya kenapa jika Lea tahu aku di rawat di sini? Toh, dia juga istriku dan berhak tahu kondisiku bagaimana? Setidaknya kalian bisa bagi tugas merawatku,” jawab Bagas dengan hela nafas.

“Aku nggak suka saja! Lagian gara-gara dia, kamu menjadi seperti ini! Pokoknya aku nggak mau tahu, setelah dia melahirkan, kamu harus menceraikan dia!” tegas Melissa.

Bagas tersenyum disertai gelengan kepala. “Menceraikannya? Nggak semudah itu Melissa. Sudahlah, ngapain juga kamu membahas hal itu. Yang jelas semua keputusan ada di tanganku.”

Mendengar jawaban ambigu dari sang suami, Melissa mengetatkan rahang. Dari ucapan itu, ia sudah bisa menyimpulkan jika Bagas tak ada niatan untuk berpisah dari Lea.

Melissa tersenyum sinis sembari membatin kesal, ‘Aku akan membuatmu membenci wanita nggak tahu diri itu!’

Tok ... tok ... tok ...

Suara ketukan pintu seketika membuat Bagas dan Melissa mengarahkan pandangan ke sumber suara. Melissa langsung memutar bola matanya malas saat tahu orang di balik pintu.

“Wah, ada Nyonya Bagas rupanya,” ledek Herman sembari tertawa. Ia kemudian menghampiri lalu memberikan parcel buah yang dibawanya kepada Melissa.

“Makasih, ngapain repot-repot membawa buah!” ucap Melissa ketus.

Herman menggedikkan bahu kemudian mendekati Bagas. “Maaf, aku baru tahu kamu mengalami kecelakaan dan dirawat di sini.”

“Nggak apa-apa Her, makasih sudah mau menyempatkan waktu menjengukku,” ucap Bagas dengan seulas senyum.

“Nggak penting juga meski dia nggak datang menjengukmu!” timpal Melissa dengan ketus.

Herman melirik Melissa lalu tergelak. “Penting dong, Mel. Soalnya Bagas adalah sumber dana dalam bisnisku.”

Melissa kembali memutar bola matanya malas. Entah mengapa ia sangat tak suka pada Herman yang memiliki sikap tengil.

Seolah tak peduli dengan ekspresi wajah kesal Melissa, Herman dan Bagas melanjutkan obrolan santai mereka.

Sementara itu, di area parkir rumah sakit, Lea baru saja tiba. Sebelum turun dari mobil, ia mengusap perutnya karena tiba-tiba merasa mual.

“Kok jadi mual, sih?” gumam Lea sembari mengatur nafas. Setelah merasa agak enakan, ia mengambil tas bekal di kursi satunya. “Bismillah.”

Saat akan melanjutkan langkah, ekor matanya tak sengaja tertuju ke arah Wira. Pria yang tampak rapi dengan balutan jas dokter, terlihat sedang berbicara dengan temannya.

Meski ingin menyapa, akan tetapi Lea mengurungkan niat karena merasa tak sopan. Ia pun memilih melanjutkan langkah.

Namun, tak lama berselang suara Wira malah membuatnya berhenti sejenak. Lea memutar badan sembari menunggu pria itu.

“Mas Wira,” sebut Lea dengan seulas senyum begitu Wira berhenti dihadapannya. “Ah, Pak dokter, maksudku. Aku baru tahu jika kamu ...”

Belum sempat Lea menyelesaikan kalimatnya, Wira langsung menyela, “Dokter di rumah sakit ini.”

“Masha Allah, Mas, aku nggak menyangka, pria sederhana serta baik hati yang membantuku waktu itu, ternyata seorang dokter,” puji Lea. “Sukses selalu untukmu Mas Wira, mudah-mudahan jodohnya juga dengan gadis berhati mulia sepertimu.”

“Jangan terlalu berlebihan memujiku, Lea. Aku bisa melayang, bagaimana jika nggak bisa turun? Kamu harus tanggung jawab,” kelakar Wira lalu tertawa. “Makasih doanya, Lea. Oh ya, sepertinya kamu ingin menjenguk seseorang, ya?”

“Iya, Mas ... suamiku,” sahut Lea.

“Jika nggak keberatan, apa boleh aku mengenalnya?” izin Wira pura-pura tak tahu sekaligus ingin tahu ekspresi wajah Bagas

“Ya, tentu saja boleh, Mas. Kebetulan aku membawa makan siang, jadi kalian bisa makan bareng,” balas Lea.

Senyum penuh arti seketika terlukis di wajah Wira. Sambil mengayunkan langkah, sesekali pula ia melirik Lea.

Sesaat setelah keduanya berada di lantai tiga, tepatnya di depan kamar rawat Bagas, Lea mengetuk pintu kemudian membuka benda itu.

“Assalamualaikum ... Mas, Mbak Mel ... ah, ada tamu rupanya,” ucap Lea ketika tatapannya tertuju ke arah Herman.

Kehadiran Lea dan Wira sontak membuat, Bagas, Melissa juga Herman terpaku. Dan, benar saja, raut wajah Bagas seketika berubah kesal saat memandang pria yang sedang berdiri di samping sang istri.

Pun begitu dengan Melissa yang tak suka dengan kehadiran Lea. Sedangkan Herman tampak bengong mendapati situasi saat ini.

“Bagas, siapa gadis itu?” bisik Herman penasaran. Namun, Bagas tak menjawab.

“Mas, Mbak Mel, aku membawa makan siang,” kata Lea lalu tersenyum. “Mas, ini dokter Wira, orang yang sudah membantuku saat di BNL waktu itu.

Wira tersenyum tipis seraya menghampiri Bagas. Ia kemudian mengulurkan tangan dan disambut dengan terpaksa oleh sang kakak.

“Bagas, SUAMINYA Lea!” tegas Bagas menekankan kata suami.

Mendengar Bagas menyatakan ia adalah suami dari Lea, Wira terlihat santai bahkan menyunggingkan senyum. Sedangkan Herman sangat terkejut dan Melissa merasa emosi sekaligus ingin marah.

Suasana di ruangan itu seketika menjadi tegang. Akan tetapi, Lea segera mengatasinya dengan menawari mereka makan.

“Ah, aku hampir lupa, mumpung makanan ini masih anget, ada baiknya jika kalian makan bersama. Aku membawa Coto Makassar. Berhubung Mas Bagas lagi sakit, jadi aku kepikiran membuat masakan yang agak berkuah, semoga kalian suka,” tawar Lea.

Tatapan tajam serta tak suka Melissa pada Lea seolah tak dihiraukan oleh bunda Sava. Meski ia tahu madunya itu sedang marah, sang pramugari tetap bersikap santai.

Setelah menata makanan khas suku bugis Makassar itu, Lea kemudian menawari mereka untuk mencicipinya.

“Wah, aromanya seketika membuatku lapar,” celetuk Herman sekaligus memecah keheningan. “Kelihatannya enak.” Tanpa rasa malu pria itu langsung duduk di samping Melissa.

“Ck!” Melissa menjadi kesal. Ia mengambil piring lalu mengisinya. Setelah itu, ia menghampiri Bagas untuk menyuapi suaminya.

“Pak dokter, ayo bergabung. Ini enak banget loh.” Dengan tidak tahu malu, Herman malah menambah makanannya.

Wira tertawa merasa lucu melihat Herman begitu lahap mencicipi coto Makassar buatan Lea. Sedetik kemudian, ia ikut menyantap masakan berkuah itu.

“Lea, kamu nggak makan?” tanya Bagas.

“Sudah tadi di rumah, Mas,” sahut Lea dengan seulas senyum. Meski ingin melayani suaminya, akan tetapi ia memilih mengalah pada Melissa.

“Oh ya, aku tinggal sebentar, ya. Aku ingin membeli sesuatu,” izin Lea kemudian menghampiri pintu.

Sesaat setelah berada di luar ruangan, ia memijat kening merasa pusing disertai mual.

...----------------...

1
Masfaah Emah
d tunggu Thor update nya lagi seru-serunya ni🙏🏻👍💪😘
Masfaah Emah
akhirnya sampai juga di sini 😅, d tunggu launching nya baby Lea Thor 🙏🏻💪
Masfaah Emah
jadi penasaran spa sih jodohnya Wira,,?
Masfaah Emah
hadeeeh mel- mel Napa sih harus Lea lgi,,? benar apa kata Cantika jangan mentang2 Lea baik terus kmu manfaatin lgi banyak ko wanita yg lain lalu kmu bayar c wanita itu,,,!
Masfaah Emah
mungkin harus melihat dlu yg terjadi, Wira ga mau seperti Ririn yg d tinggal ayahnya, akhirnya Wira sadar, dan berkat Lea juga akhirnya Wira luluh dan mau nerima ayah nya
Masfaah Emah
Lea emang harus berbaik hati ma Melissa, karena dia lah Bagas menceraikan Melissa
Masfaah Emah
ya Allah kasian Melissa sudah d ceraikan ma Bagas sakit pula,😭😭😭 ibarat kata habis manis sepah d buang, v itu akibat ulahnya sendiri sih karna dia jahat ma Lea , coba klau ga jahat mungkin dia masih jdi istri pertama nya Bagas,v wanita manapun ga bakal ada yg mau d madu 😭😭😭
Masfaah Emah
kasian Melissa sudah jatuh tertimpa tangga pula, malang benar nasib mu 😭😭😭 coba klau ga jahat?
Masfaah Emah
smoga Melissa sadar atas perbuatannya pada Lea lalu minta maaf, smoga cepat sembuh Melissa,,🤲💪
Masfaah Emah
sebagai istri pertama mungkin Melissa merasa terbuang, sama seperti aku karena aku ga punya Anak akhirnya d cerai jga suami lebih memilih istri kedua karena dia punya anak mungkin klau milih aku ga berguna karena ga bisa ngasih anak, v aku ga jahat seperti Melissa ko karena aku nerima takdir mungkin bukan jodoh akhirnya aku memilih berpisah 😭😭😭 karna aku ga mau d madu, siapa yang lebih sakit jdi Melissa atau jdi Lea,,?
Masfaah Emah: Alhamdulillah sekarang aku sudah bahagia Thor dengan suami yg sekarang karena dia mau nerima aku apa adanya walaupun ga punya anak sampai sekarang udah 18thn v suami tetap setia karena itu yg d harapkan
AJ_86: Ya Allah, Mbak, kok aku tiba² merasa bersalah 🙏😢 Semoga Mbaknya selalu bahagia. Pokoknya tetap semangat 💪
total 3 replies
Masfaah Emah
wah sampai d bawa2 sandiwara radio jaman dlu (sembara ma parida) klau ga salah jaman aku masih SD 🤭😅 semangat Thor ceritanya bagus 👍💪
Masfaah Emah
itu bawaan debay Lea, wah Lea d buat bucin skarang sehat2 ya Lea ma debay nya
Masfaah Emah
Alhamdulillah akhirnya Lea hamil lgi smoga xan bahagia
Masfaah Emah
smoga Lea hamil n ga jdi cerainya
Masfaah Emah
mungkin Melissa dapat karma nya karna telah menggugurkan kandungan Lea , sehingga dia d cerai kan ma Bagas n Bagas balikan ma Lea
Masfaah Emah
Lea 😭😭😭😭😭😭😭
Masfaah Emah
Lea
Masfaah Emah
bener2 Bagas ga berperasaan dah d manfaatin tubuhnya Lea KDRT pula sekarang mau diculik jga sava anaknya Lea 😭😭😭
Masfaah Emah
smoga sava selamat, lindungi Lea Wira dari tangan Bagas 🤲🏻
Masfaah Emah
ya Allah 😭😭😭 nyesek malang benar nasib mu Lea kmu d manfaat kan Bagas n dikhianati Panji
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!