'Kepergian' istri tercinta membuatnya begitu patah hati. Sang Mama yang termakan hasutan membuatnya menjadi seorang duda untuk kedua kalinya. Bertahun-tahun lamanya seorang Prabayudha terpuruk dalam ribuan rasa bersalah dan duka lara yang membekas dalam dada. Hingga kemudian garis tangan Tuhan mempertemukan dirinya dengan gadis nan ayu.
Kisah masa lalunya membuatnya tidak seperti dulu lagi pada sosok wanita. Sikapnya begitu dingin dan tidak peduli dengan wanita manapun. Namun gadis yang di temuinya kali ini begitu berbeda.
Apakah sang Kapten mampu melupakan masa lalunya demi sosok yang baru?
Konflik tajam dan berliku. Tidak tahan konflik harap dengan hormat untuk SKIP.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Perubahan yang baik.
Bang Probo mengangkat ransel miliknya sekaligus milih Gita. Sebenarnya ia sudah tau sejak tadi Gita terus menatapnya tapi dirinya memilih pura-pura tidak tahu.
Annya meminta Gita untuk mendekat dan akhirnya Gita pun mau mendekat pada Bang Probo.
"Bang..!!"
Bang Probo menoleh sekilas, ekspresi wajahnya terlihat datar saja.
"Gita minta maaf ya Bang..!!"
"Abang sudah maafkan." Jawab Bang Probo.
"Kalau sudah di maafkan kenapa wajah Abang masih marah?" Tanya Gita mulai takut.
Bang Probo meletakan ranselnya kemudian menunduk seakan tidak sanggup menatap mata Gita. "Menurutmu bagaimana Abang harus bersikap? Di dunia ini tidak ada satupun yang Abang takuti, kecuali Allah dan.. takdirNya. Abang tau sebagai manusia kita harus pasrah pada ketetapanNya tapi Abang juga hanya manusia biasa yang terkadang tidak sanggup dengan ujian Tuhan. Annya pergi rasanya sakit, Akila pergi jauh lebih sakit tapi nyaris kehilangan kamu adalah pukulan yang teramat berat. Kenapa?? Kenapa Abang selalu gagal menjaga wanita? Abang tidak pernah membentak wanita, bahkan memukul pun tidak berani. Apa yang salah, dimana yang salah?? Abang lelah.. Gita."
"Baang..!!!!!"
"Jika ada pilihan dalam hidup ini, Abang tidak ingin menikah lagi. Batin ini rasanya tidak sanggup kehilangan untuk kesekian kalinya. Kalaupun harus ada nyawa yang melayang.. biar Abang yang pergi asal.. jangan memintamu untuk pergi di depan mataku..!!"
Gita tidak tahan lagi mendengar semua ucap Bang Probo. Ia berlari kecil kemudian memeluk Bang Probo dari belakang, pelukan itu terasa begitu erat.
"Gita salah, maaf.. Gita tidak mendengar nasihat Abang. Gita kapok, tidak akan mengulangi nya lagi. Maafin Gita ya Bang..!!" Ucapnya sesenggukan karena begitu ketakutan.
"Bagaimana kalau Abang tidak mau memaafkan mu??"
"Tadi katanya Abang mau maafin Gita??? Pokoknya Abang harus maafin, di poin sembilan puluh dua.. Abang harus maafin Gita, kalau tidak.. Abang kena denda..!!" Ancam Gita.
"Cckk.. apalagi ini????? Bagaimana ceritanya orang minta maaf tapi mengancam??? Sebenarnya kamu niat minta maaf atau tidak?? Kenapa makhluk bertitle wanita selalu sulit berkata maaf..!!!!!"
"Gita sudah minta maaf, Abang saja yang tidak cepat menerimanya.. Ayo cepat maafin Gitaaa..!!!!!" Gita semakin mengeratkan pelukannya.
Bang Probo tidak tahan untuk tidak tertawa. Gemas, takut, kesal, kasihan, sedih, bercampur aduk menjadi satu dalam hatinya. Iaa mengusap tangan Gita yang masih melingkar di pinggang nya.
"Suamimu akan selalu memaafkanmu." Jawab Bang Probo.
"Janji??????" Tanya Gita.
"Iyaa.. juga..... I will always love you."
"Apa Bang??? Ulang lagi..!!" Pinta Gita karena baru kali ini Bang Probo mengucapkan hal yang membuat telinga nya bereaksi penasaran.
"Tidak ada siaran ulang. Tidak dengar ya sudah..!!" Kata Bang Probo santai.
Gita kesal tapi kemudian ide jahil terbersit di kepalanya. "Abaaang.. Gita pusiiing..!!"" Rengeknya.
Benar saja, Bang Probo refleks berbalik badan dan sigap menahan tubuh Gita. "Sabar.. sabaaar.. jangan pingsan lagi. Please..!!!! Abang sudah nggak karuan, dek..!!"
Bang Arok menepuk keningnya melihat kepanikan adiknya. Memang laki-laki yang sedang sedang di mabuk cinta terkadang tiba-tiba saja tidak berakal dan di sampingnya.. Bang Arok melihat Annya tertawa terkikik.
"Kenapa kamu malah tertawa??"
"Biasalah Bang, suka saja melihat Gita. Bang Probo bisa kocar-kacir begitu. Gagahnya hilang kalau berurusan dengan Gita." Jawab Annya.
Bang Arok kembali memperhatikan adiknya yang sibuk mengangkat dan merawat Gita di dalam mobil.
"Oksigen donk..!!" Pinta Bang Probo disana.
Bang Arok kembali menepuk dahinya. "Bukan main, migrain dah lu."
\=\=\=
Beberapa waktu berlalu.
Gita sedang sibuk mengurusi banyaknya laporan kegiatan selama dirinya menjabat sebagai ibu Danki hingga tiba-tiba kepalanya terasa berdenyut pening. Entah kenapa rasanya ingin sekali melihat dan menyentuh perut sixpack Bang Probo yang selama ini hampir tidak pernah di lihatnya.
tok.. tok.. tok..
"Ibu.. ijin.. ini ada kiriman makanan dan minuman dari Pak Probo..!!" Kata Prada Faizal menghantarkan satu bungkusan tas berisi makanan.
Gita mendesah melihat banyaknya makanan dan minuman yang mungkin bisa di habiskan oleh satu RT.
"Terima kasih banyak Om. Sekarang Abang ada dimana?" Tanya Gita.
"Ijin Ibu, Ada di Batalyon untuk mengurus laporan akhir tahun." Jawab Prada Faizal.
Gita mengangguk kemudian membuka bungkusan tas tersebut.
"Hhhkkkkk.." Gita berlari ke toilet ruang kerjanya.
Beberapa orang ibu pengurus ranting pun menyusul menghampiri Gita.
"Ibu.. ibu sakit??? Saya buatkan teh hangat ya Bu?"
Gita menggeleng tapi kemudian kembali muntah.
"Tolong.. jauhkan aroma nasi dari saya..!!" Pinta Gita.
Ibu-ibu di ruangan itu saling pandang dengan seribu tanya.
...
Sore hari tiba, Bang Probo masuk ke dalam ruang kerja Gita karena istrinya itu belum juga datang ke ruangannya dan ia baru saja mendengar bahwa sang istri sama sekali tidak mau makan.
"Abang tidak melarang mu manja, tapi tolong kalau jam nya makan jangan pernah di lewatkan..!!" Kata Bang Probo.
"Gita nggak suka aroma nasi nya."
"Semua nasi sama saja. Abang suapi ya?" Bang Probo bersiap mengambil makanan tapi Gita sudah kembali bereaksi.
"Gita nggak mau makan, Gita pusing." Tolak Gita.
Bang Probo mendesah kesal. "Kamu tidak selera makan karena kamu terlalu lelah. Abang sudah ingatkan berkali-kali agar kamu mengurangi jam kerjamu, jangan pernah jam kerjamu melewati jam kerja Abang..!!" Kata Bang Probo mengingatkan.
"Bukanya Gita mau melewati jam kerja Abang. Tapi dari pusat memang banyak kegiatan. Setiap laporan harus detail. Siapa suruh Abang jadi Danki.. bukankah resiko dan akibatnya sebagai istri Danki.. Gita harus mengikuti segala bentuk kegiatan yang ada." Jawab Gita.
Bang Probo pun tidak bisa banyak bicara lagi. Memang benar adanya bahwa jika seorang wanita telah menikah dengan seorang abdi negara maka sudah pasti wanita tersebut wajib mengikuti segala kegiatan yang ada.
"Okeee.. Abang minta maaf ya. Sekarang kamu makan dulu." Bujuk Bang Probo.
"Nggak mau Bang..!! perut Gita rasanya nggak enak, panas, mual..!!"
"Asam lambung mu naik dek, lama-lama kamu bisa sakit kalau begini terus..!!" Bang Probo benar-benar sedih melihat Gita tidak mau makan.
.
.
.
.