NovelToon NovelToon
Istri Baru Dr. Fawwas

Istri Baru Dr. Fawwas

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Paksaan Terbalik / Menikah Karena Anak
Popularitas:399.2k
Nilai: 5
Nama Author: IAS

Turun Ranjang
Fawwas, seorang dokter ahli bedah tidak menyangka harus mengalami kejadian yang menyenangkan sekaligus memilukan dalam waktu yang bersamaan. Saat putrinya dilahirkan, sang istri meninggal karena pendarahan hebat.

Ketika rasa kehilangan masih melekat, Fawwas diminta untuk menikahi sang adik ipar. Dia adalah Aara, yang juga merupakan seorang dokter kandungan. Jelas Fawwas menolak keras, belum 40 hari istrinya tiada dia harus menikah lagi. Fawwas yang sangat mencintai istrinya itu bahkan berjanji untuk tidak akan menikah lagi.

Tapi desakan dari keluarga dan mertua yang tidak ingin cucu mereka diasuh oleh orang lain membuat Fawwas terpaksa menerima pernikahan tersebut. Terlebih, itu juga merupakan wasiat terakhir dari sang istri meskipun hanya tersirat.


Bagaimana Fawwas menjalani pernikahan nya?

Apakah dia bisa menerima adik iparnya menjadi istri dan ibu untuk putrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

IB 18: Bolehkan Berharap Lebih?

Selama di rumah sakit, tepatnya di ruangannya, Fawwas terus memikirkan setiap ucapan Gauri yang mengatakan untuk melepaskan Aara lebih awal. Ia tidak mengerti, mengapa saat sang ibu mengatakan bahwa Erka tertarik kepada Aara dan Erka adlah pria yang bis amembuat Aara tertawa membuat hatinya sedikit kesal. Terlebih selama menikah dengannya memang Aara tidak pernah tertawa kepadanya sama sekali.

" Mereka pertama kali bertemu. Tapi mengapa mereka bisa seakrab itu?"

Fawwas kembali mengingat moment dimana Aaar berbincang dengan Erka. Dia bisa melihat saat itu Aara bisa berbicara dengan bebas, seperti saat ia berbicara dengannya dulu sebelum menikah. Tapi setelah menikah semuanya menjadi berubah. Bukan tanpa alasan sebenarnya, karena Fawwas sendirilah yang menjaga jarak dengan Aara.

" Apakah aku salah ya begini? Tapi niatku hanya agar dia tidak punya perasaan lain kepadaku. Karena yang butuh Aara hanyalah Neida dan bukannya aku."

Fawwas mengusap wajahnya kasar. Dia sungguh bingung sekarang untuk bersikap terhadap Aara. Kata-kata sang ibu mengenai bahwa Erka tertarik pada Aara terus terngiang di kepalanya lanya. Fawwas belum melihat ke dalam hati terdalamnya, bahwa ada ras tidak terima mengenai hal itu. Tapi dia selalu mengatasnamakan Neida dalam setiap apa yang rasakan terhadap Aara.

Tok! Tok! Tok!

Fawwas terlonjak saat pintu ruang kerja nya di ketuk oleh seseorang. Ia memeriksa posnelnya, tidak ada jadwal operasi hari ini maupun panggilan dari ER. " Masuk," teriak Fawwas mempersilakan sang tamu.

" Hai, lagi sibuk kah?"

" Oh kau Nis, tidak sih. Hanya memeriksa rekam medis beberapa pasien yang operasi kemarin saja."

Bohong, tentu saja jawaban Fawwas bohong besar. Bahkan dari pagi dia sama sekali tidak menyentuh pekerjaannya. Pikirannya habis ia gunakan untuk memikirkan sang istri. Sang istri yang disukai oleh temannya.

" Ehmm Fa, apakah akhir pekan ini kamu ada acara. Ada film bagus, maukah nonton bersama ku " ajak Nisya. Sudah dari semalam dia memikirkan hal tersebut. Buka, bukan dari semalam, tapi sudah sejak seminggu yang lalu Nisya merencanakan hal ini. Ia bertekad terus maju untuk mendapatkan hati Fawwas. Dengan menggunakan modal nekat seperti sekarang ini, akhirnya wanita itu benar-benar memulainya.

" Waduh maaf Nis, akhir pekan ini aku akan membawa putriku berjalan-jalan," sahut Fawwas cepat. Entah kapan dia memikirkan hal itu, tapi mulut Fawwas reflek mengatakan hal tersebut.

Ekspresi wajah Nisya langsung berubah. Yang tadinya tersenyum senang, kini menjadi kecut. Ia menyembunyikan lagi tiket menonton yang sudah dia dapatkan dengan sedikit bersusah payah karena ini adalah penayangan premiernya.

" Aah begitu, baiklah. Dan yah, anak adalah nomor satu. Kamu memang ayah yang hebat Fa. Oke, aku permisi. Waktunya aku visit ke kamar pasien. Happy week end with youre daughter Fa."

Nisya langsung berpamitan keluar dari ruang Fawwas. Ia tersenyum saat menyampaikan hal tadi. Akan tetapi saat sampai di luar ruangan, senyum Nisya menguap seketika. Senyuman itu berubah menjadi tangis dan isakan kecil.

" Hiks, apakah aku ditolak bahkan sebelum mengungkapkannya. Ya Allah, beginilah rasa cinta yang tidak terbalas. Fa, apakah tidak ada sedikitpun rasa mu untukku? Apa aku tidak bisa menjadi pengobat lara mu setelah sepeninggalnya Aira."

Nisya melenggang pergi, meninggalkan ruangan Fawwas. Langkah kakinya membawa tubuhnya ke atap gedung rumah sakit. Ia menapaki tangga demi tangga dan pada akhirnya ia sampai juga di roof top. Nisya mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya

perlahan. Ia menikmati angin yang berhembus tepat mengenai wajahnya. Rasanya sungguh menyegarkan.

" Haaah, seperti ini rasanya ya. Rasa gagal sebelum melakukannya. Mungkin aku harus memupus rasaku sekarang. Sepetinya semua penantianku percuma saja. Fa, dari sebelum kau menikah, hingga menikah dan istrimu tidak lagi ada di dunia ini, aku tetap tidak bisa menyentuh hatimu. Kamu masih saja begitu dingin. Tatapan hangat itu pernah ku lihat, tapi hanya kamu tujukan kepada almarhumah Aira, dan Aara. Ya kedua kakak adik itu lah yang pernah mendapatkan tatapan hangat dan ucapan manis dari mu. Aara, kemana gadis itu. Setelah Aira meninggal, dia tidak terlihat sama sekali di rumah sakit. Aah iya, katanya dia mengasuh sang keponakan. Tapi, apakah harus berhenti bekerja juga?"

Nisya menggelengkan kepalanya cepat. Ia tahu bahwa itu bukanlah urusannya. Akan tetapi ia cukup dekat dengan Aara dulu saat mereka di rumah sakit. Akan tetapi memang setelah di luar rumah sakit mereka jarang bertemu maupun bertukar kabar.

" Mungkin dia masih sibuk, atau ada pekerjaan lain. Tau juga pindah kerja, tapi itu tidak mungkin sih. Dirut RSMH begitu menyukai Aara. Pak Bisma tidak akan mudah melepaskan Aara."

Orang yang dikhawatirkan oleh Nisya tersebut saat ini sedang asyik bercengkerama dengan ibu mertuanya. Ya. Setelah mengetahui hubungan anak dan menantunya yang tidak ada perkembangan, Gauri meminta Aara dan Neida untuk tinggal di sini beberapa waktu. Ia juga merindukan sang cucu, maka dari itu Aara tidak bisa menolak keinginan dari Gauri tersebut.

" Apa Aara merasa tidak nyaman tinggal di sini?" tanya Gauri di sela-sela dirinya bermain dengan Neida.

" Tidak Amma, bukan. Aara senang kok ada di sini. Neida juga pasti senang karena jadi ramai, bisa bermain dengan Amma dan Appa," jawab Aara cepat. Padahal dalam hatinya saat ini dia tengah berteriak keras. Ya, sungguh dia tidak merasa nyaman. Peristiwa tadi pagi diamana Fawwas memeluk dirinya ketika tertidur masih teringiang. Dan Aara takut hal itu terulang kembali. Jika menginap di kediaman sang mertua lebih lama, maka akan lebih sering juga dia tidur di satu ranjang bersama dengan Fawwas.

" jika itu terus terjadi, aku tidak tahu apa yang akan terjadi dengan hatiku? Sebesar apapun tembok yang ku bangun, takutnya akan retak dan roboh. Dan, apakah aku bisa berharap lebih? Berharap lebih dengan pernikahan kami ini yang berawal dari kesepakatan?""

1
komalia komalia
cinta nisa sama kaya aku cinta terpendam tapi aku sih aku yanv nikah duluan malah dan orang yang jadi cinta pertama ku sampai aku punya anak dan dia punya Anak cinta ku sama dia tak pernah di ungkap kan bahkan sampai si dia meninggal cinta ku masih ku pendam.
komalia komalia
laki laki mah mudah buat jatuh cinta
komalia komalia
getok aja kepala anak mu apa bisma
komalia komalia
Pasti lah fawas kaget
komalia komalia
waah ini kisah keturunan mas bisma dan gauri
Sabaku No Gaara
Luar biasa
Indah Rianti
bagus cerita nya thor
Nur Aqilah
Luar biasa
Heryta Herman
berbagi cerita pada orang yg tepat memang akan membuat perasaan akan lbh baik dan bisa lbh menerima...
Heryta Herman
aayooo semangat aara...kamu pasti bisa..
kita pasti bisa...
Heryta Herman
Aara pasti pergi ke makam kakak nya...
memang betul trauma seseirqng akan susah untuk di lupakan...memakan waktu...
itu juga ku alami sendiri,sampai skrng masih harus pergi kaunseling..untuk menyembuhkan rasa trauma yg sdh 2 thn lbh...hhuuuffzz.../Sweat/
Heryta Herman
kemana kamu selama ini fawwas...sdh separah itu istrimu menaggung semua,kau baru sadar...dasar lelaki egois kau fawwas...
skrng tugasmu untuk memulihkan keadaan...
Heryta Herman
arsyad..kamu sunggih pria yg bodoh..kamu sdh berulah dlm kandang singa yg siap menerkammu kapanpun...
Heryta Herman
klo masih meragu,menyingkir lah sejenak..tinggalkan semua dan rasakan juga lihat lah sprti apa nti hasil nya
Heryta Herman
Eeeiitss..jngn senang dulu arsyad...kau juga sdh dlm pemantauan...
Heryta Herman
Aara...tegas lah..klo memang kamu tdk bisa hidup bersama fawwas...lbh baik katakan saja terus terang..biar sama" tdk tersakiti...
Heryta Herman
klo mau peluk istrimu ya peluk aja fawwas,ga usah gengsi.../Chuckle/
Heryta Herman
dasar ga peka kau fawwas...bener" aara pergi dari hidupmu baru kau tau
Heryta Herman
kamu egois fawwas...jngn menyesal klo aara akhirnya meniggalkan mu juga anakmu
Heryta Herman
secara tdk langsung fawwas sdh membuka ruang unruk pelakor masuk dlm hidupnya...sungguh sangat di sesalkan kelakuan fawwas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!