NovelToon NovelToon
Kau Hancurkan Hatiku, Ku Hancurkan Keluarga Mu

Kau Hancurkan Hatiku, Ku Hancurkan Keluarga Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / Pelakor / Pernikahan rahasia
Popularitas:27.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cahyaning fitri

Kau Hancurkan Hatiku, Jangan Salahkan aku kalau aku menghancurkan Keluargamu lewat ayahmu....

Itulah janji yang diucapkan seorang gadis cantik bernama Joana Alexandra saat dirinya diselingkuhi oleh kekasihnya dan adik tirinya sendiri.

Penasaran ceritanya???? Yuk kepo-in.....

Happy reading....😍😍😍😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 : Demam

Bram memandang istrinya dengan khawatir, mencoba memahami apa yang terjadi pada gadis itu.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Jo memanggil mamanya?" dia bertanya pada dirinya sendiri, sambil memandangi wajah sang istri yang terlelap. Tidurnya pun kelihatan tidak nyenyak, dengan gerakan tubuh yang tidak teratur dan napas yang tidak stabil.

Bram memperhatikan Jo dengan lebih saksama, mencoba mencari tahu apa yang membuatnya seperti itu. Sesekali gadis itu mengigau tidak jelas, membuat Bram semakin khawatir. Baru juga mau memejamkan mata, mata Jo terbuka lebar, dan dia memandang Bram dengan mata yang masih sayu.

Bram yang melihat Jo sudah membuka matanya pun langsung mendekat, duduk di pinggiran tempat tidur.

"Kamu sudah bangun?" tanya Bram dengan lembut.

Jo menatap suaminya dengan mata yang masih kabur. Kepalanya terasa berdenyut-denyut.

"Om," pekik gadis cantik itu, "Kepalaku pusing!" keluhnya, sambil memegang kepalanya dengan tangan.

Bram langsung mengecek suhu tubuh sang istri, dan merasa khawatir ketika dia menyadari bahwa suhu tubuh Jo belum turun. Dia segera mengeluarkan obat dari tempatnya, dan menyuruh Jo untuk meminum obat tersebut.

"Minum obat ini, nanti kamu akan merasa lebih baik," kata Bram dengan lembut, berusaha membujuk.

“Tidak mau. Pahit,” tolaknya sambil menutupi mulutnya seperti anak kecil.

“Badan mu demam. Kamu harus meminum obat penurun panas?”

“”Nggak mau. Kalau aku sakit, aku nggak pernah ke dokter ataupun meminum obat. Aku biarkan saja, nanti sembuh sendiri,” katanya.

“Mana boleh seperti itu? Kalau sakit ya minum obat?”

“Aku nggak mau, Om,” sekali lagi gadis itu langsung menutupi mulutnya. Menolak meminum obat.

“Ya sudah kalau tidak mau minum obat. Tapi setidaknya, kamu makan dulu?” Bram menyodorkan piring berisi nasi dan ayam goreng.

Jo memutar bola matanya malas.

“Nggak mau juga?” tanya Bram nggak ada romantis-romantisnya.

“Nggak selera,” ketus Jo kesal.

“Kenapa? Kamu nggak suka makanannya? Apa mau yang lain?” tanya pria itu.

“Om, aku ini lagi sakit, masa om suruh aku makan nasi ayam sambel geprek?” kesal gadis itu.

“Oh, iya.” Sahut Bram menggaruk kepalanya, “Terus, kamu pengen makan apa?”

“Bener-bener nggak peka?” kesal Jo, melengos.

“Kalau kamu nggak bilang, saya mana tau?”

“Om, orang sakit itu seharusnya dibikinin bubur. Terus buatin teh hangat? Nah, ini om suruh aku makan nasi ayam sambel geprek. Om mau aku sembuh apa masuk RS sih?” geram Jo.

Bram hanya nyengir.

“Sorry. Selama ini, saya belum pernah merawat orang sakit. Jadi nggak tau.….?”

Jo menatap tak percaya.

Gue nggak salah denger?

Dia bilang, gak pernah ngerawat orang sakit?

Yang bener aja…?

“Kalau nggak pernah ngerawat orang sakit, terus…. kalau Tante Rosa sakit, siapa yang ngurusin?”

“Emmmm, biasanya saya nyuruh perawat yang ngurusin Rosa. Saya sibuk, saya nggak bisa ikut ngerawat dia? Lagipula Rosa paham kalau saya memang sangat sibuk.” Jelas Bram.

“Dan baru hari ini saya turun tangan sendiri ngerawat orang sakit.” Sindirnya.

“Ya udah kalau nggak mau ngerawat aku. Om pergi aja. Aku bisa kok ngurus diri sendiri?” galak Jo, “Lagian aku sakit juga gara-gara Om?” dumel Jo.

“Apa?” Bram menatap tajam.

“Nggak apa-apa,” galak Jo, “Aku sudah nggak apa-apa. Kalau om mau pergi, pergi aja? Lagian aku sudah biasa apa-apa sendiri?”

Jo yang keras kepala hendak beranjak dari tempat tidurnya.

“Kamu mau apa?” tanya Bram khawatir.

“Nggak usah peduliin aku?” sambil bersandar sih sandaran tempat tidur, Jo menepis tangan suaminya kasar.

Bram menghembuskan nafasnya panjang.

“Maaf,” ucap Bram mengucapkan permintaan maaf.

Mendengar kata maaf dari mulut suaminya, sontak Jo pun langsung menoleh tak percaya.

Ya, ini adalah pertama kalinya pria itu meminta maaf.

“Saya akan pesenin bubur. Kalau bikin, saya nggak bisa. Karena jujur, Saya nggak punya bakat masak?”

Mendengar itu, Jo mengulum senyum tipis. Sangat tipis.

“Kalau teh anget, saya bisa buat,” kata Bram.

“Kamu disini saja. Biar Saya buatin teh anget,”

Jo tak mengatakan iya ataupun tidak, dia hanya menatap tak percaya dengan perubahan sikap suaminya yang kini lebih melunak.

Sebuah senyuman kecil terulas di bibir kecil milik gadis cantik itu.

Setengah jam berlalu. Bram sudah kembali ke kamar sang istri dengan membawa baki berisi satu mangkok bubur dan segelas teh hangat.

Dengan hati-hati pria berhati dingin itu duduk di pinggiran tempat tidur. Melekatkan baki di atas nakas, dan mengambil mangkok bubur yang masih mengepulkan uap panasnya.

“Kamu makan dulu? Setelah ini minum obat…?” katanya, sambil meniup-niup bubur yang ada di sendok.

“Aaaaaaaaaa,” katanya sambil menyodorkan bubur yang sudah nggak panas ke mulut istrinya.

Seperti kerbau dicucuk hidungnya, Jo menuruti saat Bram memberi perintah untuk membuka mulutnya.

Suapan pertama berhasil mendarat di mulut istrinya.

“Pahit….?” pekik Jo meringis, merasa lidahnya kurang enak untuk mengunyah makanan.

“Iya. Kamu kan sedang sakit. Makanya mulutnya tidak enak untuk makan,” kata pria itu.

“Tapi setidaknya perutmu harus diisi. Setelah itu minum obat?” ujarnya.

“Sudah cukup?” Jo menolak setelah suapan ke-tiga di mulutnya.

Bram menghembuskan nafasnya panjang. Tak mau melakukan kesalahan yang sama, Bram pun berusaha untuk bersabar.

“Baiklah. Tapi minum obatnya dulu?”

“Nggak mau. Pahit?”

“Tapi harus tetep diminum obatnya. Suhu badan kamu masih tinggi?”

“Sudah ku bilang, aku nggak mau? Aku nggak suka dipaksa!” tolak Jo mentah-mentah.

Huft….

Kembali Bram menghembuskan nafasnya panjang.

“Apa yang membuatmu takut menelan obat ini?” tanya Bram.

“Rasanya pahit,” jawab gadis itu, “Makanya aku nggak suka minum obat?”

“Terus… obatnya terlalu gede buat aku. Aku nggak bisa nelen obat segede itu?”

“Kalau dihaluskan, mau? Setelah itu minum madu, biar nggak terlalu pahit?”

Jo nampak berpikir.

“Ayolah. Jangan banyak berpikir?” kata Bram, “Kalau kamu berhasil minum obat ini, saya akan memberikan apapun yang kamu minta?”

“Beneran?” Jo nampak berbinar-binar.

“Hem,” angguk Bram.

“Baiklah. Aku mau,”

Meskipun dengan bersusah payah, Jo menelan obat itu, akhirnya berhasil tertelan juga. Wajahnya masih terlihat tidak suka dengan rasa pahit obat itu. Namun, setelah obat itu tertelan, Jo tiba-tiba bersorak gembira seperti anak kecil yang berhasil menyelesaikan tugas yang sulit.

"Yes! Aku berhasil!" seru Jo, dengan wajah yang masih merah karena demam. Bram tidak bisa tidak tersenyum melihat reaksi sang istri yang lucu dan menggemaskan.

“Bagus, kamu hebat," kata sang suami, sambil membelai rambut Jo dengan lembut.

Joanna masih terlihat gembira, meskipun demamnya masih tinggi. Dia memandang suaminya dengan mata yang masih sayu, tapi ada sedikit senyum di wajahnya. Bram merasa lega karena Jo sudah meminum obatnya. Dia berharap obat itu bisa membantu mengurangi demam istrinya.

“Tidurlah?” kata sang suami penuh perhatian.

“Terimakasih,” mata Jo berkaca-kaca, dia merasa terharu dengan perhatian yang diberikan suaminya.

“Jangan pergi!” katanya. Membuat Bram menatap manik penuh harap itu dengan tatapan lembut.

“Hem,” angguk Bram. Ia ikut merebahkan diri di samping istrinya. Tangannya terulur membelai Surai hitam istrinya dengan lembut.

“Tidurlah?”

“Hem,” Jo mengangguk lemah. Meski begitu, dia merasa senang dan sangat nyaman.

TBC….

Komen, komen, komen...

1
Siti Zaid
Author lanjut lagi...penasaran bagai mana jo nak mengungkap kebenaran tentang kematian mamanya...semoga penyesalan yang akan mereka rasakan nanti...
Umi Kolifah
wah keren saatnya kamu bahagia Jo, buat bapakmu dan mantan suamimu menyesal telah meninggalkanmu , semangat buat kakak author/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
mbok Darmi
keren mama Amanda sudah menyiapkan semua milik nya menjadi hak waris jo, bikin ngiler mereka yg sudah merendahkan dan menyakiti jo siap" aja pembalasan joana
Siti Zaid
Semoga selalu berbahagia jo dan kembali dengan kemenangan dan jangan lagi menjadi pelakor dalam rumahtangga orang..kan sakit sekali bila diri ditalak🥺
Jue
Kalau Joana hamil anak Bram di kemudian hari , Di celah-celah itu Bram menyesal aku harap Joana tak kembali menyintai Bram , Walaupun mereka harus bersama kerana anak kelak maka biar hanya Bram yang menyintai Joana tapi tidak dengan Joana , Segala harta atas nama Bram harus dipindahkan atas nama Joana dulu sebagai bekal agar Bram tahu menghargai Joana , Andai kaya mereka tidak bersama kembali maka Joana harus dapat jodoh yang lebih baik dari Bram ( lelaki dayus ) .
Siti Zaid
Semangat jo jangan biarkan manusia serakah dan kejam itu terus melukai kamu..bangkit dan tuntas kasus mama mu sampai orang yang mencelakai nya menyesal dan masuk penjara..😠
mbok Darmi
ternyata jo sultan tajir melintir gaes wah kevin, bram dan istrinya bisa kena mental harta mereka ngga sebanding dgn kekayaan jo, semangat jo selidiki sampai tuntas dan jebloskan papamu ke penjara pastinya papamu sudah nikah lagi sama selingkuhan nya
mbok Darmi
wah bisa jadi mama jo sengaja dibunuh biar perusahaan dikuasai papa jo, pertengkaran hebat mereka pasti papa jo selingkuh, ayo jo selidiki dan kasih pembalasan ke papa lucknut mu
Siti Zaid
Author lanjut..tak puas membaca..satu episode🤭
Umi Kolifah
walaupun hamil jangan mau balikan sama Bram Jo, bikin mereka menyesal se menyesalnya, bangkit Jo , goooo
up tiap hari dong kak makin seru nich/Smile//Smile//Smile/
Cahyaning Fitri: Terima kasih dah mampir.....🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Galuh Setya
wah jo hamidun ni, mau gak hamidun gimana, digempur terus ma bram.

thor buat jo bangkit n bisa buktiin kl mm nya emang dicelakai ma istri barunya bpknya. dan jo bisa bangkit n sukses walaupun ada anak bram. n buat bram n anaknya menyesal udah ninggalin jo
Cahyaning Fitri: Terima kasih dah mampir.....🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
mbok Darmi
tolong jangan bikin jo hamil anak bram cukup buat jo untuk bangkit dan bisa membuktikan kepada bram dan keluarga nya yg sudah merendahkan harga diri jo
Cahyaning Fitri: Terima kasih dah mampir.....🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Siti Zaid
Author..update setiap hari ya...cerita nya makin seru...setiap hari tertunggu2 lanjutan nya🤗
Cahyaning Fitri: Terima kasih dah mampir.....🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Sholikhah Sholikhah
Jo hamil kayaknya
Cahyaning Fitri: Terima kasih dah mampir.....🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Umi Kolifah
semangat Jo. cari bukti yang kuat tentang kematian ibu kamu, dan balas semua orang yang telah menyakiti kamu
Sonya Nada Atika
aku berharap klrg rosa hancur thor...
Siti Zaid
Author lanjut makin seru nih..semoga jo tabah dan sabar menghadapi ujian hidup...,🥺
Jue
Dari awal lagi aku sudah nampak sikap Bram yang tidak tegas lebih banyak ke arah Rossa semoga suatu hari Bram tidak kembali di persatukan dengan Joana kerana lelaki lemah sikap sungguh tak berbaloi di pertahankan dan jangan pulak ada zuriat yang hadir di antara mereka , Mana ada suami yang menghina isteri sebagai jalang sedangkan yang menebuk adalah dirinya sendiri .
Aretha Shanum
lama2 males bca, perempuan selalu jadi korban, author punya dendam y
Siti Zaid
Semoga karma pedih utk Rosa..Bram dan kevin juga utk semua orang yang sudah menyakiti dan membuat jo terluka...tinggal semua luka dihati kamu jo dan baiki dan sembuhkan kembali walau harus ambil masa utk menyembuhkannya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!