Kanza Olivia Millano, gadis cantik berusia 20 tahun yang harus berjuang sendirian untuk membiayai hidupnya sendiri, Kanza tinggal bersama Paman dan bibinya, tetapi mereka tidak memperlakukan Kanza dengan baik..
akankah kehidupan Kanza berubah?..
yuk baca dan jangan lupa tinggalkan jejak ya:)
happy reading♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alsha13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"KANZA."Teriak seorang gadis.
Kanza yang baru datang bersama mahen, terkejut adanya 2 gadis yang sedang menunggu nya.
2 gadis itu langsung berlari dan memeluk Kanza.
"Lo jahat banget s." ucap clara.
Ya dia adalah Clara dan Vania yang datang ke mansion, mereka sudah tau alamat Kanza karna mereka mendatangi perusahaan Kanza untuk meminta alamat Kanza.
"loh kalian tau alamat gue?." tanya Kanza.
"aku sama Clara ke kantor kamu dan nanyain alamat kamu." timpal Vania.
"ayo duduk." ajak Kanza.
Kanza sampai melupakan mahen.
"di lupakan." gumam mahen.
Mahen pun mengikuti Kanza dan dia pun ikut duduk bersama para gadis itu.
"kalian apa kabar?." tanya Kanza.
"kita baik, tapi." ucap clara.
"tapi apa?." tanya Kanza penasaran.
"kita masih belum dapet kerjaan huaaaa." teriak Clara.
"gue kira apa." ucap Kanza.
"yasudah kalian kerja di perusahaan gue aja." ucap Kanza.
"hah serius?." ucap clara.
"heem." jawab Kanza.
"akhirnya kita dapet kerjaan Van." ucap clara pada Vania.
"makasih ya Kanza." ucap Vania.
"em gue mau nikah." ucap Kanza tiba tiba.
Sontak membuat Clara dan Vania terkejut.
"hah? Selama ga ada kabar tau tau nya udah mau nikah." ucap Clara.
"sama siapa?." tanya Vania.
"noh." ucap Kanza dengan menunjuk mahen dengan dagunya.
Clara dan Vania langsung menoleh ke arah mahen yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"dia tampan sekali." bisik Clara.
"tentu." ucap Kanza.
"kapan kamu nikah?." tanya Vania.
"besok." jawabnya.
Lagi lagi mereka menjatuhkan rahangnya tak percaya.
"kalian nginep aja disini temenin gue." ucap Kanza pada kedua sahabatnya.
"gapapa nih kita tidur disini?." tanya Clara.
"ya gapapa." ucap Kanza.
Mereka mengobrol dan bercanda, mahen benar benar di lupakan oleh Kanza. Tak lama kemudian Doni dan Bian datang.
"ada apa ini, rame sekali." ucap Doni.
"grand pa, kakak, ini sahabat ku di kampus dulu." ucap Kanza pada Doni.
"sore paman, sore kak bian." ucap mereka berdua.
Doni dan Bian hanya mengangguk, mereka pun duduk bersama.
"maid tolong bawakan minum dan cemilan nya." ucap Doni.
"baik tuan." ucapnya dan langsung pergi menuju dapur.
"kau sudah lama nak?." ucap Doni pada mahen.
"tidak paman." jawabnya.
"apa kau sudah fitting baju?." tanya bian.
"sudah, aku juga sudah membawa pakaian untuk kalian." ucapnya dan memberikan paper bag.
"terimakasih." ucap bian dan di angguki oleh mahen.
Maid pun datang membawa beberapa minum dan cemilan.
"grand pa, mereka akan tidur disini untuk menemaniku besok." ucap Kanza dengan menunjuk dua sahabat nya itu.
"iya, tolong temani cucuku." ucap Doni pada dua sahabat Kanza.
"baik paman." jawab mereka.
Kini mereka mengobrol, sehingga waktu pun tak terasa sudah menunjukan pukul 17:30.
"paman, aku pamit pulang." pamit mahen pada Doni.
"kau tidak akan makan malam disini nak." tanya Doni.
"tidak paman terimakasih, aku harus menyelesaikan persiapan yang lainnya." ucap mahen.
"baiklah, terimakasih nak." ucapnya.
"sebentar ya." ucap Kanza pada dua sahabat nya.
Kanza mengantar mahen sampai depan.
"hati hati." ucap Kanza.
"aku tidak akan pergi sebelum kamu memberikan sesuatu." ucap mahen yang membuat Kanza bingung.
"sesuatu apa? Aku tidak punya sesuatu untukmu." ucap nya.
"ini." ucap mahen dengan menunjuk pipinya.
"kau ini, tidak, besok saja." ucap Kanza.
"sekali saja sayang." ucap mahen.
"hm baiklah." ucapnya dan mengecup pipi mahen.
"terimakasih sayang, aku pulang ya, jaga kesehatan mu." ucap mahen dengan mengecup pucuk kepala Kanza.
Kanza mengangguk dan tersenyum, mahen pun memasuki Lamborghini itu, Lamborghini pun melaju meninggalkan mansion Doni, kini Kanza kembali masuk ke dalam mansion.
"Grand pa dan kakak ku kemana?" tanya Kanza pada sahabatnya yang tak melihat keberadaan Doni dan Bian.
"mereka bilang akan istirahat dan Lo juga harus istirahat kata kak bian." ucap Clara.
"hm baiklah, ayo ke kamar gue." ajak Kanza.
Kini mereka mengikuti Kanza menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar Kanza.
"kamar kamu gede banget." ucap Vania, Kanza hanya tersenyum.
"ga Segede kamar gue ini mah." ucap Clara.
Kini Kanza membersihkan diri terlebih dahulu.
"kalian ga akan mandi?." tanya Kanza.
"aku dulu." ucap Vania.
"cepetan ya." jawab Clara.
"iya." ucap Vania.
Vania pun masuk ke dalam kamar mandi, Kanza sedang mengeringkan rambut nya.
"Kanza, ko gue kaya pernah liat tu calon laki lu." tanya Clara.
"coba deh Lo cari dari web." ucap Kanza.
Clara pun langsung membuka ponsel nya dan mencari tahu, tak lama kemudian Vania pun selesai dengan mandinya.
"What, tadi Mahendra Edgar Addison?." ucap Clara terkejut dan menutup mulutnya.
"iya." jawab Kanza singkat.
"siapa Mahendra Edgar Addison?." tanya Vania penasaran.
"nih coba deh Lo liat." ucap Clara.
Vania pun langsung melihat, sama seperti Clara Vania pun terkejut.
"hahh, jadi dia pemilik perusahaan Edgar company?." ucap Vania yang tak kalah terkejut nya.
"haha kalian ini kenapa sih." ucap Kanza dengan tertawa saat melihat kedua sahabatnya nya itu.
"Lo beruntung banget sumpah." ucap Clara.
"mak pengen kawin sama orang yang kaya mahen." ucap Vania tiba tiba.
"nikah goblok." ucap Clara.
"eh iya, maaf lupa." ucapnya.
"Udah ah gue mandi." ucapnya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah beberapa menit Clara pun selesai, dan kini waktu sudah menunjukan pukul 19:00.
"ayo kita makan malam dulu." ajak Kanza.
"aku malu Kanza." ucap Vania.
"perasaan hidup Lo banyak malu nya deh Van." ucap Clara.
"iya lah, emang nya kamu gapunya malu huh." jawabnya, membuat Kanza tertawa.
Kini mereka menuruni anak tangga dan menuju ruang makan, disana sudah ada Doni dan Bian.
Kini mereka makan malam dengan tenang, setelah beberapa menit mereka pun selesai, Doni dan Bian langsung masuk ke dalam kamarnya, begitu pun dengan Kanza yang di ikuti dua curut.
"Kanza tapi kita gaada baju buat besok." ucap Clara yang sudah duduk di ranjang milik Kanza.
Kanza langsung membuka lemari nya dan mengeluarkan dua gaun yang senada dengan gaun pengantin milik kanza.
"nah kalian pakai gaun gue aja, ini belum gue pake, pasti cukup lah ya." ucap Kanza.
"ini bagus banget Kanza." ucap Vania yang tak pernah memakai gaun seperti itu.
"tapi gapapa kalo kita pake? Lo aja belum pernah pake ini gaun." ucap Clara yang tak enak.
"gapapa, pake aja." ucapnya.
"aaa makasihh, Lo baik banget sih jadi orang." ucap clara yang memeluk Kanza.
"aku ikutan." ucap Vania dan langsung memeluk Kanza.
Kini mereka menonton Drakor, saat adegan sedih Vania malah menangis.
"hiks, jahat banget ya pelakor itu." ucap Vania dengan menangis.
"apaan sih Lo Van, ini cuma drama." ucap Clara yang jengah akan tingkah Vania.
"iya tapi kan kasian ceweknya huaaaa." ucapnya yang membuat Kanza tertawa.
"udah ayo kita tidur, ini pengantin jangan bergadang." ucap Clara.
Kini mereka pun tertidur dengan pulas.
"apa kau sudah menemukan orang nya?." tanya Doni.
"belum grand pa, anak buahku masih mencarinya." jawab bian.
"meskipun berat bagiku, tetapi ini keputusan yang baik untuk menikah kan Kanza secepatnya." imbuhnya.
"kau benar, dia masih sangat kecil untukku." ucap Doni.
"tapi aku percaya pada mahen, dia akan menjaga nya dengan baik." imbuhnya.
"semoga saja grand pa." ucap bian.
kn udah d suruh panggil mommy