Suamiku Boneka Keluarganya

Yuni begitu terkejut ketika mengetahui jika yang berada di hadapannya adalah Bayu teman baiknya, apalagi keduanya sudah lama los konteks setelah handphone Yuni hilang.

"Bayu, jadi kamu beneran Bayu temanku? Aku benar-benar tidak mengenali kamu, apalagi sekarang kamu sudah berubah," ucap Yuni dengan mata yang berbinar.

Yuni begitu bahagia karena bisa bertemu dengan teman lamanya yang selalu ia rindukan.

"Iya Yuni pahlawanku, aku adalah Bayu si cupu dan gendut Teman baik kamu," jawab Bayu dengan tersenyum haru.

"Semua ini rasanya seperti mimpi. Aku sama sekali tidak pernah menyangka jika Tuhan kembali mempertemukan kita," ucap Yuni dengan terus mengembangkan senyuman, begitu juga dengan Bayu.

"Yuni, saat pertama kali aku kembali ke Indonesia, aku terus mencari keberadaan kamu. Aku juga datang ke rumah lama kamu, tapi ternyata kamu sudah pindah. Aku sudah putus asa karena tidak kunjung menemukan keberadaanmu, tapi akhirnya Tuhan menjawab do'aku dengan kembali mempertemukan kita," ucap Bayu.

Saking bahagianya, Bayu rasanya ingin sekali memeluk tubuh Yuni, tapi baik Yuni mau pun Bayu sama-sama menjaga batasan mereka, apalagi sekarang Yuni sudah memiliki Suami.

......................

Waktu sudah menunjukan pukul empat sore, semua Karyawan satu persatu mulai ke luar dari Perusahaan, begitu juga dengan Yuni.

"Seharusnya tadi aku membawa payung," gumam Yuni ketika melihat hujan turun.

Yuni terpaksa berjalan menerobos hujan menuju depan Perusahaan untuk mencegat angkot, apalagi Yuni ingin cepat pulang supaya bisa segera bertemu dengan kedua buah hatinya.

Ketika Yuni sudah berada di pinggir jalan, mobil Hendra terlihat ke luar dari gerbang perusahaan.

"Bukannya itu mobil Mas Hendra ya? Sebaiknya aku cegat saja supaya bisa ikut pulang. Di sini juga tidak ada Karyawan lain, jadi tidak akan ada orang yang melihat jika kami pulang bersama," gumam Yuni dengan melambaikan tangannya ketika mobil Hendra sudah dekat.

Hati Yuni kembali berdenyut sakit ketika mobil Hendra melewatinya begitu saja, apalagi di dalam mobil Hendra terlihat seorang perempuan yang tidak lain adalah Lisa.

"Pantas saja Mas Hendra tidak berhenti, ternyata di dalam mobilnya ada Lisa," gumam Yuni dengan menahan sesak dalam dadanya.

Yuni kembali menangis ketika melihat Suaminya bersama dengan perempuan lain, apalagi Hendra begitu tega membiarkan Yuni basah kuyup di tengah derasnya guyuran air hujan.

Lagi dan lagi kamu menorehkan luka di hati ini Mas. Entah sampai kapan aku bisa bertahan dengan semua luka yang telah kamu dan keluarga kamu berikan, ucap Yuni dalam hati.

Sudah hampir satu jam lebih Yuni masih berdiri di tengah derasnya air hujan, sampai akhirnya Yuni tersadar ketika mendengar suara seseorang yang menutupi kepalanya menggunakan payung.

"Sampai kapan kamu akan terus hujan-hujanan? Bagaimana kalau kamu sampai sakit?" ucap Bayu.

"Bayu," ucap Yuni dengan mata berkaca-kaca.

Bayu merasa khawatir ketika melihat mata Yuni yang sembab, dia sudah bisa menebak jika sahabatnya tersebut tengah menangis.

"Yuni, kamu kenapa?"

"A_aku_"

"Sudahlah, kamu tidak perlu menjawab pertanyaanku. Sebaiknya sekarang kita pulang, jangan sampai kamu masuk angin," ujar Bayu dengan membuka jas yang ia kenakan, kemudian memakaikannya pada tubuh Yuni.

"Terimakasih banyak Bayu, sebaiknya kamu pulang duluan saja, aku masih mau menunggu angkot," ujar Yuni.

"Aku akan mengantarmu pulang, kebetulan aku bawa mobil Temanku," ujar Bayu supaya Yuni tidak tau jika dirinya adalah orang kaya bahkan pemilik perusahaan tempat Yuni bekerja.

"Tidak perlu Bay, aku tidak mau merepotkan kamu," ucap Yuni.

"Yun, kita itu Teman. Jadi kamu tidak perlu merasa sungkan seperti itu."

Yuni terlihat ragu untuk naik ke dalam mobil mewah yang saat ini berada di hadapannya, tapi Bayu terus memaksa Yuni.

"Yun, kamu itu Pahlawanku, jadi ijinkan aku membalas semua kebaikan kamu di masa lalu."

"Tapi Bayu, aku selalu ikhlas membantu kamu. Jadi, kamu tidak perlu merasa berhutang budi," ujar Yuni yang merasa tidak enak ketika mendengar perkataan Bayu.

"Kalau begitu aku juga ikhlas mengantar kamu pulang, karena kamu adalah Sahabat terbaik ku," ucap Bayu dengan membukakan pintu mobil untuk Yuni.

Setelah keduanya masuk ke dalam mobil, Bayu menyalakan penghangat supaya Yuni tidak kedinginan.

"Apa kamu masih kedinginan? Tanya Bayu, dan Yuni menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Ketika melihat warung wedang jahe yang berada di pinggir jalan, Bayu bergegas menepikan mobilnya, lalu dia turun untuk membeli dua gelas wedang jahe.

"Sebaiknya kamu minum dulu supaya tubuh kamu merasa hangat," ujar Bayu dengan memberikan segelas wedang jahe kepada Yuni.

"Terimakasih banyak Bay," ucap Yuni dengan mengambil segelas wedang jahe dari tangan Bayu, karena dia merasa tidak enak apabila menolaknya.

Sepanjang perjalanan pulang, Yuni terus melamun memikirkan nasib pernikahannya dengan Hendra, apalagi selama ini Yuni selalu bertahan demi kedua Anaknya.

Selama ini aku bertahan demi Denis dan Nadira, karena aku ingin mereka memiliki orang tua lengkap, tapi jika sampai Mas Hendra berselingkuh, aku tidak akan pernah bisa memaafkan kesalahannya, ucap Yuni dalam hati.

Bayu sebenarnya ingin sekali mengajak Yuni ngobrol, tapi dia mengurungkan niatnya ketika melihat wajah Yuni yang sedih, karena Bayu yakin jika Yuni tengah memiliki masalah.

Kasihan Yuni, sepertinya dia sedang memiliki masalah. Apa Yuni sedih karena melihat Hendra pulang dengan Sekretarisnya?

Hendra juga bisa-bisanya membiarkan Yuni kehujanan, sedangkan dia malah mengantarkan perempuan lain. Awas saja Hendra, kalau kamu sampai menyakiti Yuni, aku tidak akan segan-segan membuat perhitungan denganmu, ucap Bayu dalam hati.

Setelah menempuh sekitar setengah jam perjalanan, Yuni meminta Bayu menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah yang cukup mewah. Dia juga meminta maaf karena tidak bisa mengajak Bayu mampir.

"Bay, aku berhenti di sini saja. Maaf ya aku tidak bisa mengajak kamu mampir."

"Iya tidak apa apa Yun, aku mengerti."

Yuni terlihat bingung karena dia tidak mungkin membawa jas Bayu pulang, tapi Yuni tidak enak apabila tidak mencucinya.

"Sudah, kamu tidak usah bingung seperti itu, kamu tidak perlu mencuci jas ku," ujar Bayu yang sangat mengerti apa yang Yuni pikirkan.

"Makasih banyak ya, dari dulu kamu selalu mengerti aku, kamu memang sahabat terbaik ku Bayu. Kalau begitu aku turun dulu. Kamu hati-hati bawa mobilnya," ucap Yuni, lalu mengucapkan salam sebelum turun dari dalam mobil Bayu.

Padahal selama ini aku selalu berharap jika hubungan kita bisa lebih dari sahabat, bahkan aku memutuskan kembali ke Indonesia demi kamu, Yuni. Akan tetapi, sekarang semuanya sudah terlambat, karena kamu telah dimiliki oleh lelaki lain, ucap Bayu dalam hati dengan menatap nanar kepergian Yuni.

Mohon tinggalkan jejak. Jangan pelit like ya supaya Author semangat lanjut ceritanya, 🙏

*

*

Bersambung