Hendrik seorang mafia kejam luluh dengan seorang wanita muda cantik, walau umur mereka berbeda. Cinta membutakan seseorang seperti halnya dengan Hendri yang kini jatuh cinta kepada Gersya gadis dibawah umur yang terpaksa menikah karena utang ayahnya. Seorang wanita yang sabar dan sholeh tapi setelah perjanjian pernikahan selesai yang dikonyrak selama 1 tahun.
apakah mereka akan bercerai atau cinta menyatukan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Mala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 18
Dikantor Fikri yang melihat Stela telah pergi, ia bernafas lega dan ia melihat kearah Kaila.
"Sayang....kita pergi kencan yuk," ajak Fikri memeluk Kaila dari belakang.
"Nggak..., nanti ketahuan sama calon istri kamu," ucap Kaila melepas pelukan Fikri dan melangkah dengan cepat.
"Kaila....tunggu...," ucap Fikri memegang tangan Kaila.
"Apaaan sih...lepas..," ucap Kaila marah.
Fikri tersenyum melihat Kaila cemberut menurut itu terlihat sangat imut.
"Kamu cemburu sayang?" tanya Firkri tanpa melepas pelukannya.
"Tidak.., aku tidak cemburu," ucap Kaila memalingkan wajahnya.
"Beneran!!"
"Iya,"
"Kalau begitu aku akan pergi sekarang kecalon istri Fikri," ucap Fikri mengancam.
"Jangan...plis jangan tinggalkan aku," ucap Kaila terisak membuat Fikri kaget.
"Sayang...kok nangis sih, kamu tau nggak calon isrti Fikri Bryan adalah Kaila Nazwa," Teriak Fikri membuat seisi kantor heboh.
"Sssst....diam kamu ini kenapa teriak begitu sih," ucap Kaila menutup mulut Fikri.
"Tapi kamu senang kan," ucap Fikr menggoda Kaila.
"Apaan sih,"
"Hhh yaudah yuk kita pergi makan siang," ajak Fikri menggandeng tangan Kaila dengan mesra.
☆☆☆☆
Hendrik diam tak seperti biasanya ia meninggalkan Gersya yang berjalan dibelakangnya.
"Ada dengannya..?" batin Gersya.
"Bruk...aduh...,"ucap Gersya menabrak Hendrik yang tiba-tiba berhenti.
"Aku harap loh, jauhi tuh cowok yang bernama Yukvi ," ucap Hendrik dingin.
"Emangnya kenapa..?" tanya Gersya bingung.
"Lakukan saja nggak usah banyak tanya," ucap Hendrik.
"Tapi....aku harus mengembalikan uangnya," ucap Gersya dengan suara lemah.
"Biar aku saja yang mengembalikan uangnya, emangnya berapa..?" tanya Hendrik.
"Nggak mahal kok cuma 150 ribu doang, biar aku saja aku masih ada tabungan," ucap Gersya.
"Biar aku saja kamu tinggal disini saja aku akan datang menemuinnya," ucap Hendrik pergi meninggalkan Gersya yang masih memegang makanan.
"Tapi...makanannya," teriak Gersya.
"Tunggu, aku akan memakannya dan kamu tunggu aku jangan kemana-mana," ucap Hendrik
"Iya...tapi aku ingin pergi ke kampus dulu sebentar," ucap Gersya.
"Hmmmm, hati-hati," ucap Hendrik meninggalkan Gersya.
"Aneh,"
Hendrik melaju mobilnya dengan kecepatan penuh, ada rasa kesal dan sakit dihatinya mendengar istrinya memuji pria lain, Hendrik berhenti didepan sebuah apartemen mewah.
"Tok...tok...tok...,"
Clek..(suara pintu terbuka)
"Ngapain loh kesini?" tanya Yukvi.
"Nih...uang ganti rugi istri gw," ucap Hendrik memberika beberapa uang kertas.
"Ooo, jadi cewek cantik sholeha, sopan itu istri loh," ucap Yukvi sedikit kecewa.
"Nggak usah muji istri gw," ucap Hendrik sedikit kesal.
"Yah..yah..kenapa loh yang harus balikin uangnya sih," ucap Yukvi
"Kenapa..? yaudah nih ambil gw nggak mau lama-lama disini," ucap Hendrik.
"Oke..," ucap Yukvi mengambil uang pemberian Hendrik.
Hendrik keluar dari Apatemen Yukvi dengan wajah suram. Tiba-tiba telpon dari Steve.
Kring...kring...
"Halo..ada apa,"
"Boss gawat... ada kebakaran dikampus,"
"Apaa...oke aku segera kesana," ucap Hendrik mematikan telponnya dan berlari kemobil
Hendrik masuk ke dalam mobil dan melaju, ada rasa cemas dihatinya. Akhirnya Hendrik sampai diKampus Mawar disana telah banyak mobil pemadam, Hendrik berlari melihat Mahasiswa yang dievakuasi.
"Mana...Gersya...?" tanya Hendrik.
"Maaf Tuan mungkin masih didalam maaf kami nggak bisa masuk lagi apinya semakin membesar," ucap Pihak sekolah.
"Tidak...kalau kalian nggak bisa masuk biar aku saja," ucap Hendrik menerobos masuk kedalam kampus.
"Tapi...Boss sangat berbahaya jika boss masuk," ucap Steve menahan tangan Hendrik.
"Lepas...Steve..," ucap Hendrik dengan tatapan sinis membuat Steve melepaskan genggamannya.
"Good luck Boss," batin Steve.
▪▪▪▪▪
Sementara itu Gersya terjebak di dalam ruang komputer, Gersya terus menghindar api yang jatuh dari atap.
"Tuhan tolong hamba..," ucap Gersya.
"Gersya....Gersya....," panggil Hendrik
"Aku disini...," ucap Gersya.
"Gersya...kamu nggak papa," ucap Hendrik ingin mendekati Gersya tapi api terus membesar.
"Kamu nggak usah kesini, BAHAYA," Teriak Gersya.
"Awas...," ucap Gersya mendorong tubuh Hendrik yang hampir terkena api dari atas.
"Sayang kamu nggak papa...," ucap Hendrik melihat pakaian Gersya mulai terbakar hinggak ke tubuhnya.
"Aku nggak papa kok," ucap Gersya setengah sadar.
"Maafkan aku yah... tadi aku marah-marah sama kamu,"
"Hey...aku nggak papa, maafkan aku yah kalau kurang baik dan kurang pantas buat kamu,"
"Menurut aku kamu sempurna...,"
"Kamu...., " ucapan Gersya terhenti akibat tidak bisa menahan rasa sakit yang ada dalam tubuhnya.
"Tidak...Gersya...bangun sayang...," ucap Hendrik tanpa sadar air matanya menetes.