NovelToon NovelToon
MEMBALAS GUNDIK SUAMIKU

MEMBALAS GUNDIK SUAMIKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pengganti / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:448k
Nilai: 5
Nama Author: Lady ArgaLa

Tutorial membuat jera pelakor? Gampang! Nikahi saja suaminya.

Tapi, niat awal Sarah yang hanya ingin membalas dendam pada Jeni yang sudah berani bermain api dengan suaminya, malah berakhir dengan jatuh cinta sungguhan pada Axel, suami dari Jeni yang di nikahinya. Bagaimana nasib Jeni setelah mengetahui kalau Sarah merebut suaminya sebagaimana dia merebut suami Sarah? Lalu akankah pernikahan Sarah dengan suami dari Jeni itu berakhir bahagia?

Ikuti kisahnya di dalam novel ini, bersiaplah untuk menghujat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady ArgaLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18.

 Orang yang di panggil Sarah dengan sapaan Uncle Andrew dan Aunty Sonia itu turun dari mobil dengan wajah cerah, segera saja keduanya menubruk Sarah dan mengacak rambutnya seperti anak mereka sendiri yang sudah lama di rindukan.

"Hei apa ini? Kenapa kamu semakin kurus, Nak?" tanya Aunty Sonia memindai tubuh ringkih Sarah yang belum sepenuhnya pulih pasca di rawat di rumah sakit.

"Ah, Sarah hanya sedang diet, Aunt." Sarah berkilah.

 Tak membuang waktu mereka pun berjalan masuk ke rumah Sarah, namun saat pasang mata Uncle Andrew bertemu dengan Adam yang juga tengah menatap mereka, serta merta tubuhnya membeku.

"Ka- kamu? Kenapa ada di sini?" tanya Uncle Andrew menunjuk Adam.

 Adam berdehem setelah beberapa detik terperangah.

"Ah, saya ... saya ...."

"Dia yang membuat jamuan untuk kita kali ini, Uncle. Dan entah kalian percaya atau tidak nasi goreng buatan Bang Adam benar-benar nggak ada tandingannya," puji Sarah berseri-seri.

 Tapi Uncle Andrew masih tampak tertegun tak percaya, dia berjalan pelan mendekati Adam dengan mata berkaca-kaca.

"Kamu ... kamu penjual nasi goreng yang sama dengan yang saya temui kemarin kan?" cecar Uncle Andrew memegang kedua bahu Adam.

 Dengan ragu Adam menganggukkan kepalanya, walau hatinya bimbang harus bersikap bagaimana saat ini. Seperti apa yang di pikirkannya sejak beberapa waktu lalu antar harus menerima atau tidak keluarga kandungnya itu.

"Pa, ada apa ini?" Aunty Sonia mendekati suaminya dan terheran-heran melihat kedekatan antara sang suami dengan seorang penjual nasi goreng yang bahkan baru dia temui.

"Ya, Andrew. Ada apa?" tanya Tuan Bryan pula.

 Mereka semua terheran-heran, karna tak mendapat jawaban pasti dari Uncle Andrew.

"Semuanya ... sepertinya ini momen yang tepat untuk ...."

"Tunggu, Pak," sela Adam. "Sepertinya kita perlu bicara empat mata lebih dulu."

 Uncle Andrew menatap Adam lekat, namun melihat keseriusan di mata Adam akhirnya beliau mengalah dan menuruti keinginan Adam.

"Maaf, sepertinya aku tidak bisa mengikuti acara ini. Aku harus menyelesaikan urusanku dengannya dlterlebih dahulu," tukas Uncle Andrew sembari merangkul Adam dan membawanya menjauh dari rumah itu.

"Hei! Tak bisakah kalian bicara di sini saja?" teriak Aunty Sonia.

"No! Ini hal penting dan mendesak, tenanglah kami hanya sebentar!" sahut Uncle Andrew yang sudah berada beberapa meter jauhnya dari rumah.

 Aunty Sonia mengalah dan kembali masuk ke dalam teras rumah Sarah.

"Sudahlah, biarkan. Sepertinya benar-benar hal penting," ujar Nyonya Ellen menepuk pelan bahu adik iparnya itu.

  Suasana mulai canggung, untuk mencairkannya Sarah berinisiatif mengajak keluarganya termasuk Bu Leha dan Ardi untuk menikmati nasi goreng yang sudah di siapkan Adam di atas meja panjang yang sengaja dia letakkan di teras.

"Bagaimana kalau sekarang kita makan saja? Kalian benar-benar harus tau rasa nasi goreng ini. Di jamin kalian akan ketagihan," ucap Sarah percaya diri.

 Mereka semua setuju dan mulai mendekati meja untuk mencicipi nasi goreng yang masih tampak mengepulkan asap itu. Aroma lezat menguar membuat siapa saja tertarik untuk mencobanya.

"Sepertinya ini akan cocok jika di makan bersama minuman dingin," celetuk Tuan Bryan sembari menyendok sesuap nasi goreng ke mulutnya.

"Ya, kau benar, Dad." Nyonya Ellen menimpali sembari tersenyum penuh arti.

 Sarah memutar bola matanya. "Ya ... ya ... tentu saja Tuan dan Nyonya besar, saya akan segera buatkan."

 Mereka semua tergelak mendengar gerutuan Sarah, namun kemudian Nyonya Ellen berdiri dan mensejajarkan langkah putrinya masuk ke rumah.

"Jangan ngambek, Momy akan bantu membuatnya."

 Sarah tersenyum senang melihat ibunya dan bergandengan tangan mereka masuk untuk membuat minuman dingin.

Tap

Tap

Tap

 Suara langkah tergesa terdengar dari arah tangga menuju lantai dua, serta merta Nyonya Ellen mendongakkan kepalanya ke sana dan bersitatap dengan Bima yang tampak mengenakan pakaian kerja namun terlihat kusut di mana-mana.

"Bima?" seru Nyonya Ellen mengerutkan keningnya.

 Bima tersentak dan hampir jatuh tergelincir jika saja dia tak berpegangan pada pagar pembatas tangga.

"M- Mom?" desis Bima sambil membeliakan matanya seakan melihat hantu.

 Sarah turut berhenti karna ingin melihat bagaimana sang suami akan menghadapi ibunya saat ini.

"Sedang apa kamu di rumah? Bukannya ini bukan hari libur? Padahal di kantor absenmu selalu penuh? Apa itu kecurangan?" desak Nyonya Ellen berang.

 Nyonya Ellen memang sangat disiplin, dia tidak menerima alasan apapun untuk karyawannya mangkir dari pekerjaan. Walau itu keluarganya sendiri sekalipun. Hal itu juga yang membuat perusahaan yang di dirikannya dengan susah payah bisa menjadi sebuah perusahaan besar yang cukup di kenal.

"Ah, itu ... itu ...."

"Itu apa, Bima? Katakan dengan jujur sudah berapa kali kamu mencurangi absen perusahaan? Sepertinya kamu sudah bosan bekerja di sana ya, Bima?" sela Nyonya Ellen dengan wajah marah.

 Bima menciut, sejak dulu jika berhadapan dengan ibu mertuanya ini dia tak pernah berani bersuara. Entah darimana datangnya keberanian saat dia hendak menjebak Sarah dalam pernikahan untuk mendapatkan harta mereka dulunya.

"Ma- maaf, Mom. Sa- saya ... saya cuma sedikit tidak enak badan hari ini, makanya saya ... saya pengen izin cuti," lirih Bima membela diri.

 Nyonya Ellen berjalan cepat menaiki tangga untuk mencapai tempat Bima. Bima gelagapan saat tangan Nyonya Ellen menempel lekat di keningnya.

"Wah, wah ... menantuku sedang sakit rupanya. Tapi anehnya badanmu bahkan tidak panas, sakit apa yang kamu maksud, Bima?"

 Bima terkesiap dan mulai mencari-cari alasan yang cukup masuk akal untuk dia berikan pada ibu mertuanya yang ganas itu.

"Ah, hemmm sakit ... sakit itu ... duh apa ya? ah, sakit ... sakit gigi, Mom. Adduuhhhh sakit sekali gigi Bima, Mom."

 Sarah menahan tawa saat melihat tingkah suaminya itu, namun tidak dengan Nyonya Ellen yang terkenal dengan sikap dinginnya itu. Dengan paksa nyonya Ellen membuka mulut Bima dan memindai setiap giginya.

"Sandiwara mu terlalu murahan! Kau pikir bisa menipu wanita tua ini dengan berkata seperti itu hm? Aku bukan guru honor di sekolah yang bisa kau bohongi hanya dengan selembar kertas bertuliskan surat izin sakit, kau mengerti? Katakan Bima! Kalau kau memang sudah bosan dengan pekerjaanmu sekarang, maka dengan mudah aku bisa menggantikan posisimu itu." Nyonya berjalan pelan menuruni tangga meninggalkan Bima dengan sejuta sumpah serapah di batinnya.

"Dasar tua bangka sial*n! Lihat saja, tidak lama lagi semua hartamu akan aku kuasai!" desis Bima menatap tajam tempat yang di lewati Nyonya Ellen tadi. Masih terbayang di matanya bagaimana Sarah tersenyum mengejek melihat ke arahnya, dan tentu saja ada dendam di hatinya untuk membalas itu.

1
Katherina Ajawaila
najis, daging Juli 🤑
Katherina Ajawaila
itu pasti ulah Pardi. dan Salma, najis, rendang daging manusia 🤑
Katherina Ajawaila
outhour sedih amat, kasihan Strio kan ngk jahat, atau ini semua musuhnya pp nya sarah ya
Katherina Ajawaila
serem amat rhoure ceritanya, bacanya jadi ngeri2 gimana 😎
Katherina Ajawaila
mmg dasar maling yg pura2 blng ngidam karna hamil lempar aja keluar tong gembol ngk sopan 🤑
Katherina Ajawaila
dulu kamu blng nhk cinta Asy, skrng nyesel, sombong jug a jadi cewek
Katherina Ajawaila
serem juga, lg hidup serakah dan sadis sih. akhir nya meninggal, ajab kubur tetap menuntut 🥸
Katherina Ajawaila
satrio bleguk. amat, dasar kampreto😔
Katherina Ajawaila
dasar bego pasti Satrio🤪
Katherina Ajawaila
orang kaya tau nya happy, solat aja sm ngk bisa 🤭
Katherina Ajawaila
kasihan amat Alam, dan apa penyakit nya thour
Katherina Ajawaila
Edwin baik ko ngk maksain kehendak anak 😇
Katherina Ajawaila
Hendro baik banget, bagus utk jadi sahabat, karna ngk punya niat jahat
Katherina Ajawaila
kasihan nmnya ibu ya anak hilang dr bayi, SMP fisikisnya terganggu. yg salah sebenar nya siapa thour, plases biar cepat terkuak😎
Katherina Ajawaila
Hendro baik juga, jadi garda depan buat Aish
Katherina Ajawaila
pasti itu Rahman yg tlp Edwin, semoga cepat terkuak dan Edwin berubah jgn hidup jahat terus thour
Katherina Ajawaila
kadihan juga Alam, sakit nya apa thour, outhour selalu buat kejutan🤭
Katherina Ajawaila
Tanya sm Rahman pasti terkuak saudara kembar mu Aisyah. Asihya di ungsiin sm nenek sihir yang maruk duit 😔
Katherina Ajawaila
lucu juga outhour pakai ada plesetan. seru, nasip alam apes amat🤭
Katherina Ajawaila
kasihan amat. outhour biar. si kembar ketemu. lah, jahat amat mm n PP Sarah. ngk mikir kalau mrk punya cucu di pisahan, anak2 kan ngk tau apa2 masa harus jd korban kebejatan ortu mrk😲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!