Brakkk..!!
Suara sesuatu yang bertabrakan.
Ternyata Soraya tidak sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan membawa barang didepan nya.
"Maaf, maaf saya tidak sengaja" Ucap Soraya pada seorang pemuda yang tadi ditabrak nya.
"Makanya, kalau tidak bisa bawa motor, lebih baik tidak usah! Lihat, barang-barang saya jadi rusak kan" Jawab Danu sang pemuda.
"Saya kan, sudah minta maaf. Sini biar saya bantu" Ucap Soraya, menawarkan membantu memunguti barang-barang yang berceceran.
"Tidak usah, saya bisa sendiri" Jawab Danu. Sambil mengumpulkan barangnya yang sebagian sudah tidak berbentuk lagi.
Apa mungkin mereka bisa bertemu lagi dan berjodoh???
Atau memang mereka tidak akan bertemu???
Bagaimana kelanjutan kisahnya... Yuk ikuti terus kisah nya Danu dan Soraya .....
Jangan lupa pollow juga akun Author ya 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikah syarif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendapatkan akibatnya
Saat sedang berjalan menuju ruangan kerjanya, Soraya mendapatkan tatapan sinis dari semua kariawan pabrik. Entah itu laki-laki atau perempuan sekalipun memandangnya rendah dan memanfaatkan keadaan.
Soraya yang mang tidak tahu apa-apa berjalan biasa saja sampai akhirnya trio rese datang menghampiri dan langsung menarik rambut Soraya hingga terhuyung dan...
Bug
Soraya jatuh tepat mengenai lantai yang bersudut, alhasil Soraya memekik kesakitan. Apa lagi kakinya yang belum sembuh total, malah semakin parah.
"Astagfitullah halazim, ya Allah" Soraya memekik dan memegangi kakinya yang sangat sakit.
Sedang memekik kesakitan malah ditambah dengan dipelintir oleh Silvia dengan sengaja.
"Aaaaaa....." suara jeritan Soraya sampai-sampai membuat dua sahabatnya langsung lari menuju suara yang seperti suara sahabatnya, Soraya.
Datang-datang Rani langsung memukul Silvia hingga terjungkal, sedang Lulu langsung membantu Soraya yang menangis kesakitan.
"Loe! Apa-apaan loe, loe nggak punya otak. Lihat, lukanya saja belum sembuh loe malah bikin tambah parah!" ucap Rina marah besar melihat sahabatnya dianiyaya.
"Salah sendiri kegatelan, sudah tau kalau Pak Danu itu milik gue. Masih aja gatel, goda-godain dia" balas Silvia dengan sinis.
"Gue bakalan tuntut loe, loe udah buat gue jadi kayak gini" lanjut Silvia sambil mengibas-ngibaskan bajunya.
"Gue nggk takut! Gue juga bakalan tuntut elu" balas Rina dengan sengit.
Tiba-tiba dari arah belakang Danu datang dengan tatapan yang tajam dan mengintimidasi.
"Ada apa ini, kenapa ribut-ribut. Bukankah ini sudah waktunya bekerja kembali?" tanya Danu sambil menelisik satu-satu kariawan yang sedang berkumpul.
Lalu pandangan Danu tertuju pada gadis yang dia tolong tadi sedang meringis menahan sakit, apa lagi air matanya mengalir, sesekali dihapusnya.
"Saya tanya sekali lagi, jawab dengan jujur" ucap Danu dengan tegasnya.
"Maaf Pak, nih cewe barbar ini sudah mukul Silvia hingga berdarah Pak" ucap Siva mengadu pada Danu, berharap Danu membelanya.
"Apa benar yang dia ucapkan?" tanya Danu pada Rina.
"Bapak dengar sendiri kan pengakuannya" ucap Sintia mencoba memanasi.
"Saya paling tidak suka pada orang yang menyela ucapan saya, disaat saya sedang bicara dengan orang lain. Jika kamu masih ingin bekerja disini diam dan tutup mulutmu!" tegas Danu sambil menunjuk wajah Sintia.
"Sekarang kalin berenam ikut keruangan saya, sekarang!" titah Danu dengan kilatan amarahnya.
Silvia, Sintia dan Siva mengikuti Danu tepat dibelakngnya. Jika Rina, Lulu dan Soraya berada bibelakang trio rese. Rina dan Lulu membantu Soraya untuk bisa berjalan, walaupun kakinya terasa begitu sakit Soraya memaksakannya. Dia tidak mau jika dipecat begitu saja.
"Kamu kuat Sora? Jika tidak kita antar kamu keklinik dulu ya" ucap Lulu melihat Soraya yang meringis kesakitan saat berjalan.
"Iya Sora, kamu jangan maksain. Nanti aku dan Lulu yang jelasin pada Pak Danu, jika kaki kamu sedang sakit" sambung Rani.
"Insya Allah aku nggak apa-apa kok, Insya Allah aku kuat. Aku nggak mau kalian yang disalahkan, jadi. Aku kuat" jawab Soraya sambil memaksakan senyumannya.
Didalam ruangan Danu semuanya terlihat tegang dan juga merasa ketakutan, apa lagi tro rese.
"Kalian tau, kenapa kalian semua dipanggil keruangan saya?" tanya Danu dengan tatapan tajamnya.
Mereka semua menunduk tidak berani mengangkat kepalanya. Aura Danu sangat menyeramkan, jadi siapapun yang berhadapan dengannya tidak akan ada yang berani berbicara.
"Kamu, kenapa dengan kaki kamu? Bukankah sudah lebih baik dari sebelumnya?" tanya Danu pada Soraya.
"Iya Pak, sebelumnya memang sudah membaik. Tapi tadi saya terpeleset Pak makanya kaki saya sakit lagi" jawab Soraya sambil menundukan wajahnya.
"Benarkah seperti itu? Tapi tadi saya melihatnya ada seseorang yang dengan sengaja menarik kamu hingga terjatuh dan menginjak kakimu. Kenapa kamu harus berbohong? Apa kamu takut pada mereka?" tanya Danu sambil menunjuk trio rese.
"Maaf Pak, bukannya saya takut tapi saya tidak mau memperpanjang masalah Pak. Sejujurnya saya ingin sekali membalas perbuatan mereka pada saya. Tapi apa bedanya saya dengan mereka yang beraninya melawan orang yang sedang cidera dan dari belakang pula. Jika bukan pecundang apa namanya Pak" jawab Soraya sambil mengangkat wajahnya menatap manik mata Danu.
"Jadi kamu membenarkan ucapan saya jika saya yang melihatnya?" tanya Danu lagi.
"Saya tidak membenarkan atau mengiyakan ucapan Bapak, tapi menurut saya anda adalah orang yang bijaksana. Jadi tanpa mendengarkan penjelasan dari saya pun anda sudah mengerti maksud saya" jawab Soraya sambil meringis menahan sakit.
"Baiklah, kalian berdua boleh kembali bekerja kembali. Dan untuk kalian bertiga, kalian akan mendapatkan SP 1. Jika kalian melakukan kesalahan dan bahkan kekerasan lagi, saya tidak segan-segan untuk memecat kalian dari sini. Dan akan memblack list nama kalian bertiga supaya kalian tidak akan bisa bekerja dimanapun" jelas Danu menyuruh mereka bubar terkecuali Soraya yang masih tinggal diruangan Danu.
"Maaf Pak, boleh saya keklinik? Saya harus memeriksakan kaki saya kembali, sepertinya kaki saya benar-benar patah" ucap Soraya memberanikan diri bertanya pada Danu.
Tanpa diduga oleh Soraya, Danu menggendong Soraya ala bridal style. Soraya sangat terkejut, karena takut jatuh lagi Soraya mengalungkan tangannya dileher Danu.
"Pak, apa yang...
Belum sempat melanjutkan ucapannya Danu sudah lebih dulu memotongnya.
"Diamlah, dan jangan banyak bicara" ucap Danu sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruangan kerjanya menuju parkiran. Dimana mobilnya diperkirkan.
Setelah sampai menuju tempat parkir dan tepat disamping mobilnya.
"Buka pintunya" titah Danu pada Soraya.
Soraya langsung membuka pintu mobil Danu, lalu Danu mendudukan Soraya dijok samping pengemudi. Tidak lupa memakaikan seatbelt pada Soraya, tiba-tiba jantung Soraya berdetak tidak karuan mendapatkan perlakuan dari Danu.
Tanpa banyak bicara Danu melajukan mobilnya menuju rumah sakit terbesar yang ada dikota K. Soraya merasa tidak enak dan juga kenapa dia dibawa kerumah sakit sebesar ini. Bagaimana dia bisa membayarnya nanti.
Danu langsung menggendong Soraya kembali menuju ruang UGD untuk diperiksa oleh dokter. Danu langsung manggil dokter ortopedi langsung untuk menangani Soraya.
"Bagaimana keadaannya" tanya Danu.
"Lukanya lumayan parah, ini harus segera mendapatkan penanganan yang tepat. Juga harus dirawat inap disini selama beberapa hari kedepan" jelas dokter ortopedi tersebut.
"Lakukan yang terbaik, saya tidak mau terjadi sesuatu padanya" jawab Danu dengan tegasnya.
Soraya hanya diam saja, nanti rencananya dia akan bicara setelah dokternya selesai memeriksanya.
"Kalau begitu saya permisi dulu Pak, silahkan anda urus administrasinya dan juga kamar inapnya" ucap dokter ortopedi undur diri.
Danu hanya mengangguk saja, lalu mengikuti dokter itu supaya bisa mengurus administrasi dan ruang perawatan untuk Soraya. Danu tidak main-main, Danu memesan ruangan VIP untuk perawatan Soraya.
Setelah selesai membayar semuanya Danu menghampiri Soraya yang sedang berbaring diruangan VIP.
"Pak, apa saya boleh pulang saja. Saya pasti tidak akan sanggup untuk membayar rumah sakit ini Pak. Apa lagi ini adalah ruang VIP, pasti biayanya sangat mahal kan Pak?" tanya Soraya, dia sebenarnya ingin langsung pulang saja setelah diperiksa. Dia tidak mau mempunyai hutang budi pada siapapun.
"Apa kamu tidak bisa diam saja dan tenang menjalani perawatan disini? Apa kamu tidak berfikir jika luka itu dibiarkan akan semakin parah. Bukan malah membaik. Kamu faham kan akan hal itu?" ucap Danu dengan kilatan marah.
Danu masih tidak habis fikir dengan jalan fikiran wanita satu ini. Dia lebih mengkhawatirkan biyaya rumah sakit dibandingkan dengan kesehatan sendiri. Memang ajaib wanita ini.
Disaat semua wanita sangat senang mendapatkan perlakuan istimewa dari seseorang, ini malah sebaliknya. Benar-benar langka gadis yang seperti ini.
Danu juga tidak tau, kenapa dia sampai segitunya membantu gadis itu. Apa yang istimewa darinya, dia biasa-biasa saja, tapi... Senyuman nya sangat tulus dan juga manis, tidak ada pada gadis-gadis lain.
Danu sampai-sampai melamun mambayangkan senyuman Soraya yang begitu cantik dan juga manis.