NovelToon NovelToon
Selingkuhan Om Tiri

Selingkuhan Om Tiri

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat / Romansa-Tata susila
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Davina memergoki pacarnya bercinta dengan sahabatnya. Untuk membalas dendam, Davina sengaja berpakaian seksi dan pergi ke bar. Di sana dia bertemu dengan seorang Om tampan dan memintanya berpura-pura menjadi pacar barunya.

Awalnya Davina mengira tidak akan bertemu lagi dengan Om tersebut, tidak sangka dia malah menjadi pamannya!

Saat Davina menyadari hal ini, keduanya ternyata sudah saling jatuh cinta.Namun, Dave tidak pernah mau mengakui Davina sebagai pacarnya.

Hingga suatu hari Davina melihat seorang wanita cantik turun dari mobil Dave, dan fakta mengejutkan terkuak ternyata Dave sudah memiliki tunangan!

Jadi, selama ini Dave sengaja membohongi Davina atau ada hal lain yang disembunyikannya?

Davina dan Dave akhirnya membangun rumah tangga, tetapi beberapa hari setelah menikah, ayahnya menyuruh Davina untuk bercerai. Dia lebih memilih putrinya menjadi janda dari pada harus menjadi istri Dave?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Davina Pov

Beberapa tamu undangan sudah mulai meninggalkan kediaman Mama Sandra. Ya, mulai malam ini aku sudah resmi memanggilnya Mama.

Tentu sedikit canggung, tapi berkat ketulusan dan kebaikan Mama Sandra, aku mulai terbiasa.

"Kalau sudah mengantuk, tidur saja sayang,," Bisik Mama Sandra.

Saat ini kami sedang berkumpul bersama dengan beberapa rekan bisnis Papa dan Mama Sandra. Duduk saling berjejer dan berhadapan di meja panjang. Om Dave dan Farrel juga masih setia duduk di tempatnya.

Ku lirik arloji di pergelangan tanganku. Jam sudah menunjukkan pukul 11 lewat 30 menit. Pantas saja mataku semakin berat untuk dibuka lebar.

"Kalau sudah mengantuk, biar Mama suruh Farrel antar kamu ke kamar." Ucapnya lagi.

Aku mengangguk cepat tanpa menolak tawaran Mama Sandra. Saat ini aku memang sudah mengantuk, tapi tidak enak untuk pamit undur diri di tengah-tengah obrolan mereka.

"Aku sudah ngantuk berat Mah,," Mataku lirih.

Mama Sandra mengulas senyum sembari mengusap lembut pucuk kepalaku. Ya ampun,, bahagia sekali rasanya. Aku seperti merasakan kembali kehadiran mendiang Mama.

Melihat bagaimana Mama Sandra memperlakukan ku, aku semakin yakin kalau Mama Sandra benar-benar tulus menyayangiku dan menganggap ku seperti anak kandungnya sendiri.

Mama Sandra melambaikan tangan pada Farrel agar datang padanya. Farrel terlihat mengerutkan dahi, tapi setelah Mama Sandra menoleh padaku, Farrel langsung beranjak dari duduknya dengan cepat. Membuat Om Dave menoleh padanya, padahal tadi sedang serius mengobrol dengan temannya.

"Kenapa Mah.?"

Farrel tengah berdiri dibelakang kami.

"Davina mau tidur, tolong kamu antar dia ke kamarnya." Sahut Mama Sandra lirih.

"Jangankan antar Davina ke kamar, nemenin dia tidur juga aku siap kok Mah,," Ujar Farrel sambil menahan tawa. Mama Sandra langsung memukul lengannya tanpa ampun.

"Dasar anak kurang ajar. Awas saja kalau berani masuk ke kamar Vina.!" Geram Mama Sandra lirih.

"Sudah cepat antar Vina ke kamar." Perintahnya.

Aku langsung beranjak dan pamit pada Mama Sandra.

"Bilang sama Mama kalau Kakak mu macam-macam." Pesannya. Aku mengangguk paham, lalu berjalan beriringan dengan Farrel meninggalkan taman belakang.

Aku sempat melirik Om Dave yang menatap ke arah kami sebelum beranjak. Setelah itu dia kembali mengobrol dengan temannya.

Sepertinya Om Dave memang tak tertarik sedikitpun padaku. Sekalipun aku mengenakan riasan di wajah dan rambut, serta gaun warna peach yang menurut Farrel sangat cocok di tubuhku. Farrel bahkan sempat menyebutku princess saat pertama kali aku keluar dari ruang make up.

Tapi lihat bagaimana reaksi Om Dave.? Jangankan memuji penampilanku, dia malah terlihat malas saat melirik ku.

Aku jadi penasaran dengan tipe Om Dave. Apa standarnya sangat tinggi.?

Lalu wanita seperti apa yang bisa menarik perhatiannya.?

Di saat semua laki-laki memandangku cantik dan sempurna, Om Dave menunjukkan sikap yang berbeda.

"Awasss,,,!" Tanganku di tarik kencang oleh Farrel. Aku reflek menyender dan berpegangan padanya.

"Ngantuk sih ngantuk.! Tapi liat-liat dong, masa pilar segede ini mau di tabrak." Gerutunya.

Aku tersenyum kaku, melihat Farrel yang menegur ku karna mengira aku terlalu mengantuk sampai hampir menabrak pilar. Padahal pandanganku tidak fokus karna memikirkan Om Dave.

"Maaf Kak, udah ngantuk berat soalnya." Sahutku sembari menyengir kuda.

"Kamu bilang apa tadi.?" Serunya.

"Kak.?! Kamu panggil aku Kak.? Kemasukan setan apa kamu tiba-tiba mau panggil kak.?" Ujarnya heran. Dia sampai memegang kedua bahuku dan menatap lekat wajahku.

"Kenapa.? Kak Farrel nggak mau di panggil Kakak.?"

"Ya sudah aku tarik lagi deh,,,

"Eiittss,, enak aja.!" Potongnya cepat.

"Memang seharusnya begitu biar kamu nggak jadi adik durhaka."

"Ayo buruan ke kamar,, nggak sabar nih mau tidur sama kamu." Ucapnya sembari menggandeng tanganku.

Aku melotot kesal, enak saja bicara seperti itu.

"Kak Farrel.!! Aku aduin sama Mama nih.!" Ancam ku. Farrel hanya terkekeh santai.

"Cuma bercanda. Kamu itu jangan terlalu serius, nanti gampang baper." Katanya sambil terus menggandengku ke lantai atas.

Area lantai 2 sangat sepi, tak terlihat satupun pekerja rumah yang lalu lalang disini. Mungkin karna sudah larut malam, atau bisa saja tak semua pekerjaan bebas naik ke lantai dua.

"Kamarku disini, itu kamar kamu." Farrel menunjuk pintu kamar yang sedang kami lewati, lalu menunjuk pintu kamarku yang berjarak cukup jauh.

"Kalau nanti tiba-tiba ada hantu, lari saja ke kamar ku." Godanya.

"Selama kamu tidur di rumah ini, aku bela belain dah nggak kunci kamar."

Benar-benar menguras kesabaran punya saudara tiri seperti Farrel. Sangat cerewet dan hobby meledek. Berbanding terbalik dengan Om nya yang irit bicara. Jangankan bercanda, tersenyum aja nggak pernah.

"Udah ah, aku mau tidur." Aku berjalan cepat mendahului Farrel.

"Makasih udah di anterin.!" Teriakku.

"Ingat ya, lari ke kamarku kalau ada hantu.!" Serunya sembari tertawa. Aku tak menoleh, terus berjalan cepat menuju kamar.

Rupanya tas dan koper kecil milikku sudah ada di kamar ini.

Selesai mengganti baju dan membersihkan wajah. Aku bergegas membaringkan tubuh di ranjang.

Rasanya benar-benar ingin memejamkan mata dan pergi ke alam mimpi.

...*****...

"Euumm,,," Aku menggeliat. Melirik jam weker di atas nakas yang menunjukkan pukul 4 pagi.

Tenggorokan terasa kering, memaksa ku beranjak dari ranjang dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

Kondisi rumah sangat sepi, tapi aku masih mendengar suara bising di taman belakang.

Apa obrolan mereka masih berlanjut sampai sepagi ini.?

Entah apa saja yang mereka obrolkan.

Aku kembali ke lantai atas setelah minum dan membawa sebotol air mineral.

Belum sempat membuka pintu kamar, langkahku terhenti karna mendengar suara derap langkah yang berasal dari arah belakang. Membuatku segera menoleh.

"Om Dave.??" Ucapku lirih.

Ku lihat Om Dave yang berjalan mendekat ke arahku. Tatapan mata yang tajam, rahang tegas, hidung mancung, alisnya yang tebal, kenapa Om Dave begitu sempurna.?

"Om,, Om Dave belum tidur.?" Tanyaku.

Aku pastikan Om Dave memang belum tidur. Dia masih memakai setelah jas lengkap.

"Dimana kamar kamu.?!" Tanyanya dengan suara tegas.

Segera ku tunjuk pintu kamar di depanku.

Om Dave lalu mendekat, membuka pintu kamar dan masuk begitu saja tanpa meminta ijin padaku.

"Loh Om,, kok masuk ke kamarku.?" Aku menyusulnya, menutup pintu lebih dulu agar tidak ada orang yang melihat Om Dave masuk ke kamarku. Bisa menimbulkan salah paham kalau sampai ada yang melihatnya.

"Jangan berisik.! Kunci saja pintunya." Ujar Om Dave sembari melepaskan jas dan meletakkannya begitu saja di atas sofa, lalu berjalan menuju kamar mandi.

"Tapi Om, gimana kalau ada yang liat Om disini.?"

Aku membuntutinya di belakang.

"Nggak ada yang liat saya masuk ke kamar ini. Kalau pun ada yang tau, itu berarti dari mulut kamu.!" Serunya dan menghilang di balik pintu kamar mandi.

Aku diam di tempat, masih bingung kenapa Om Dave masuk ke kamar ini.

Aku yakin banyak kamar lain disini yang kosong. Aku rasa Om Dave juga pasti di beri kamar khusus di rumah ini. Tidak mungkin kan kalau Mama Sandra tak memberikan kamar untuk adiknya sendiri. Kamar yang bisa di tempati Om Dave jika sewaktu-waktu akan menginap di rumah ini.

Aku meletakkan botol air mineral di atas nakas, lalu duduk di sisi ranjang untuk menunggu Om Dave keluar dari kamar mandi.

...*****...

Double upnya nunggu jumlah vote tembus 500.

sekarang baru 450 vote (minggu ini).

Kurang 50 vote lagi🤣 yuk buruan vote buat yang belum.

1
Visencia Alingga
Lumayan
Ratniatin Ginoga
thor itu cerita si Aditya dan aurelia kapan di upnya
Sopiah Azzahra
Lumayan
Arma Dwi
suka bgt dg karakter dave😍
pejuang rupiah😶‍🌫️
Luar biasa
Sri Noviawati
Biasa
Hesti Pramuni
diiih..yg polooss...😣😣
Mei Prw
luar biasa
Thiva ShiRegarr II
Luar biasa
mama fia
quote yg bagus Devina..
mama fia
udah baca berulang ulang..
mama fia
Kecewa
sashi kirana
Luar biasa
Christy Ling
sangat bagus
Diedie
Luar biasa
aryuu
bener gitu orang orang di club malam sebangsat itu??
aryuu
suka sama ceritanya ya cuman agak sedikit kecewa sama karakter utamanya ... polos polos murahan gitu
aryuu
ni cewe polos tapi kok ga kapok ya diselingkuhi
Nieno Pay
Luar biasa
3sna
farel gk tau gimn rsny diposisi daviana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!