Pembalasan Dendam Nona Alena

"Lalu apa kakak akan kembali ke luar negeri lagi?" tanya Alena ingin tahu.

"Tidak,aku akan menetap disini dan bekerja." jawab Deon sambil menggelengkan kepalanya.

"Benarkah?Kau sungguh-sungguh tidak akan kembali lagi kesana?" tanya Alena memastikannya lebih dulu.

"Hemm..Aku sudah selesai dengan pendidikan ku.Jadi selanjutnya aku akan meneruskan usaha ku." jelas Deon memberi tahu lagi.

"Yes..Akhirnya kakak tidak akan jauh-jauh lagi dari ku." ucap Alena kegirangan sambil tersenyum lebar.

Membuat Deon sedikit bingung dengan reaksi Alena.

"Kenapa kau se-girang itu?" tanya Deon penasaran.

"Karena saat ini aku membutuhkan mu,kak.Selama ini aku menjalani hidup dengan kebodohan." jawab Alena yang tanpa sadar mencurahkan isi hatinya pada Deon.

"Maksud mu??" tanya Deon lagi semakin bingung.

"Ah,tidak..Kalau begitu ayo,aku akan mentraktir makan enak.Untuk merayakan kepulangan mu." ujar Alena seraya bangkit dan menggandeng lengan Deon.

"Hei..Tidak perlu begitu." ujar Deon sambil tersenyum.

"Ah,tidak apa-apa.Momen ini memang harus dirayakan.Hehe." ujar Alena masih tersenyum lebar pada Deon.

Deon pun membalas senyuman Alena sambil mengangguk dan menuruti ajakannya.

Akhirnya Alena mengajak Deon ke sebuah restoran mewah untuk mentraktir Deon makan.Deon yang awalnya menolak,hanya bisa menuruti Alena yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

Sesampainya di restoran mewah,sesaat Deon tampak memperhatikan tempat tersebut.

"Kau yakin kita harus makan disini?" tanya Deon.

"Yup..Kenapa??Apa kakak tidak suka tempat ini?" tanya balik Alena.

"Bukan,hanya saja tempat ini terlalu mewah." jawab Deon.

"Kalau untuk mentraktir mu,bagi ku ini tidak begitu mewah.Lagi pula kita sudah lama tidak makan bersama.Tidak ada salahnya jika aku mengajak mu ke tempat seperti ini." ucap Alena sambil tersenyum.

"Ya sudah kalau itu menurut mu." ujar Deon hanya mengikuti apa yang dikatakan Alena.

Seorang pelayan restoran pun datang dan mengarahkan mereka di meja yang kosong.Alena juga memesan beberapa macam menu yang mewah untuk dirinya dan Deon.

Tak berapa lama makanan pun datang.Alena dan Deon langsung menikmati makanan tersebut.

"Ku harap kakak suka dengan makanan di restoran ini." ujar Alena sebelum ia akan menikmati makanannya.

"Tenang saja,aku bukan pemilih makanan.Aku justru selalu mensyukuri apa pun yang ku makan.Tidak peduli itu makanan kelas atas atau pun bawah." jawab Deon menjelaskan.

"Artinya kau orang yang cukup sederhana kak.Aku salut pada mu.hehe." puji Alena sambil tersenyum lebar.

"Karena selama di belajar diluar negeri aku banyak belajar bagaimana hidup tanpa bergantung pada siapa pun.Dan bagaimana harus hidup mandiri di negara orang." jelas Deon.

"Yah,kau benar kak.Kita memang harus bisa hidup tanpa bergantung siapa pun.Karena jika bergantung dengan orang lain,justru memanfaatkan kita dan dianggap sebagai orang yang bodoh." ujar Alena yang menyetujui ucapan Deon tapi dengan tatapan tajam.

Dan sesaat membuat Deon menatap bingung.

"Kau kenapa?Kenapa tatapan mu berubah jadi tajam?Kau ada masalah dengan seseorang?" tanya Deon yang langsung ingin tahu.

"Ah,tidak.Lupakan saja ucapan ku tadi.Kita nikmati saja makanan ini.Hehe." jawab Alena langsung mengalihkan pembicaraan.

Dan disaat mereka tengah menikmati makanannya.Dari kejauhan seseorang melihat kebersamaan Alena tanpa sengaja.