NovelToon NovelToon
Selir Hati Mr. Billionaire

Selir Hati Mr. Billionaire

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Patahhati
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: alya aziz

Menjalani hubungan pernikahan, tanpa mengharap di cintai, tanpa tuntutan, dan tanpa mengharapkan sebuah pengakuan.

Tak pernah terlintas di dalam benak Arumi, bahwa ia akan menjalani sebuah hubungan pernikahan rahasia dengan seorang pria yang baru saja resmi menjadi seorang duda.

Pelariannya dari kejaran para rentenir, malah membuatnya kehilangan hal terakhir yang paling berharga baginya yaitu kesuciannya. Alfaro yang malam itu dalam kondisi mabuk telah merenggut kesuciannya di saat ia tidak sadarkan diri.

Sudah terlanjur basah, kenapa tidak sekalian menceburkan diri saja. Alfaro yang haus akan kehangatan dan belaian seorang wanita, memberikan sebuah penawaran gila kepada Arumi.

"Tugas mu hanya melayaniku selama satu tahun, aku akan melunasi semua hutang mu pada rentenir itu dan juga memberikan mu pekerjaan."


Hanya ada dua pilihan, mati secara perlahan di tangan rentenir atau menerima tawaran sang duda yang membutuhkannya sebagai penghangat ranjang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alya aziz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.18 (Hancurnya harga diri seorang Alfaro)

Pagi hari, Alfaro bangkit dari tidurnya, ia duduk di atas tempat tidur sambil memegangi kepalanya yang terasa begitu berat. Tak lama perutnya terasa begitu mual, dengan cepat ia pergi ke toilet, memuntahkan semua isi perutnya di wastafel.

"Ah kepala ku sakit sekali," keluhnya sendiri.

Malam tadi, entah berapa botol minuman yang ia habiskan, hingga berakhir seperti ini. Sebenarnya ia bukanlah pria yang biasa meminum minuman terkutuk itu, tapi malam tadi ia memaksakan dirinya untuk meneguk minuman itu.

Alfaro beranjak menuju bathtub, menyadarkan tubuhnya di dalam air yang mulai mengalir memenuhi bathtub itu. Ia memejamkan matanya, rasanya begitu rileks saat air dingin menerpa kulitnya yang terasa panas.

~

Hampir satu jam ia berendam sampai akhirnya ia keluar dengan mengunakan handuk kimono. Kepalanya masih terasa begitu berat, ia pun memutuskan untuk pergi ke dapur, mengambil air mineral untuk membasahi tenggorokannya yang begitu kering.

Baru saja ia keluar dari kamar, indra penciumannya mengedus bau masakan yang membuat perutnya menjadi keroncongan. Perlahan ia bergerak menuju dapur, ia terkejut saat melihat dari seorang wanita berambut panjang berdiri membelakanginya.

"Siapa kamu?"

Wanita itu tentu saja adalah Arumi, ia berbalik melihat Alfaro yang berdiri di belakangnya. Alfaro mengerutkan keningnya karena heran, bagaimana bisa Arumi berada di apartemennya. Seingatnya ia tidak memberitahu siapapun jika berada di sini.

"Tuan sudah bangun," ucap Arumi lalu tersenyum kepada Alfaro.

"Ke-kenapa kamu bisa disini?" tanya Alfaro bingung.

"Malam tadi saya datang kemari untuk mencari anda, anda lupa apa yang terjadi malam tadi," ucap Arumi.

"Kejadian? kejadian apa yang kamu--" ucapan Alfaro terpotong saat potongan-potongan ingatan itu mulai menyatu kembali, ia ingat bagaimana ia memeluk Arumi, lalu menangis di hadapan Arumi, memaki dan juga melemparkan botol minuman ke dinding.

"Tidak.. tidak mungkin!" teriak Alfaro, rasanya ia begitu malu saat mengingat kejadian itu. Bagiamana bisa ia menangis di hadapan seorang perempuan. Mamanya saja tidak pernah melihat ia menangis. Hancur sudah harga dirinya sebagai seorang laki-laki yang berwibawa.

"Tuan anda baik-baik saja?" tanya Arumi dengan raut wajah khawatirnya.

Alfaro bahkan tak berani melihat Arumi, ia langsung beranjak pergi dari dapur itu dengan langkah yang begitu cepat. Rasanya lebih baik ia menghilang saja sekarang. Arumi menatap kepergian Alfaro dengan bingung.

"Dia kenapa," ucap Arumi seraya memadangi kepegian Alfaro.

~

Di dalam kamar, Alfaro langsung melemparkan tubuhnya ke atas tempat tidur. mengumpat kepada dirinya sendiri.

"Ahkk.. sial, kenapa aku bisa memangis seperti itu di hadapannya, pasti dia menganggap ku sangat menyedihkan sekarang."

Tak lama, Arumi menyusul masuk kedalam kamar dengan sebuah nampan berisi sup dan juga segelas susu hangat di tangannya. Alfaro pun langsung memejamkan matanya dan pura-pura tertidur.

Arumi terseyum saat melihat Alfaro berada di atas tempat tidur. Ia bergerak mendekat, meletakkan nampan berisi makanan di atas meja yang ada di samping tempat tidur.

"Tuan.. tuan.. ayo bangun, ini sudah pagi kenapa tidur lagi," ucap Arumi sambil menepuk-nepuk pundak Alfaro.

Alfaro mulai membuka matanya perlahan, lalu mengubah posisinya menjadi duduk di atas tempat tidur, seolah tidak pernah terjadi apa-apa, dan tidak mengingat apapun. Ia berharap semoga saja Arumi tidak membahas kejadian itu.

"Apa itu?" tanya Alfaro saat melihat makanan di atas nampan.

"Oh ini sup daging, bagus untuk meredakan pengar karena mabuk," ujar Arumi.

"Dari mana kamu bisa m dapatkan daging?"

"saya pergi berbelanja di indo*aret yang buka dua puluh empat jam di sebrang apartement ini," jelasnya.

"Oh begitu."

Arumi mengambil nampan itu lalu di letakkanya di pangkuan Alfaro yang saat ini sedang duduk bersila di atas tempat tidur.

"Silahkan dimakan," ucap Arumi lalu tersenyum kepada Alfaro.

Alfaro menunduk, memandangi sup yang ada di atas nampan itu. Rasanya begitu malu harus berada di hadapan Arumi setelah apa yang terjadi, nampak sekali jika ia hanya lelaki lemah yang menangis karena patah hati. Tapi nasi sudah menjadi bubur, lebih baik hadapi saja.

Perlahan tangannya bergerak dan mulai menyeruput kuah sup buatan Arumi, dan ia cukup takjub karena rasanya sangat enak. Arumi terseyum karena Alfaro terlihat menyukai sup buatannya.

"Apa enak?" tanya Arumi.

"Lumayan."

"Tuan," panggil Arumi.

"Apa?" Alfaro kini beralih menatap Arumi yang duduk di hadapannya.

"Kenapa anda sampai mabuk-mabukan seperti malam tadi hanya karena patah hati," ujar Arumi.

"Apa kamu sudah pernah mencintai seseorang lalu di tinggalkan?"

"Tidak pernah, tapi jangan sampai itu terjadi," jawabnya sambil menggeleng perlahan.

"Jika belum, kamu tidak akan pernah mengerti walau aku menjelaskannya," ucap Alfaro lalu kembali menikmati makanannya.

"Benar juga, jangan sampai hal itu terjadi kepada saya, ternyata patah hati itu bisa membuat orang kehilangan jati dirinya," ucap Arumi.

"Apa maksudmu?" tanya Alfaro menatap tajam kearah Arumi.

"Ya, saya melihat sendiri bagaimana anda menangis, berteriak, melempar botol hingga berhamburan, mabuk-mabukan. Itu semua terlalu ekstrim bukan."

"Jangan membahas itu, aku terlalu malu untuk mendengarkannya dari mu!" pekik Alfaro.

"Iya maaf."

"Tapi Tuan.."

"Apa lagi!"

"Memaksakan diri untuk terus larut dalam keterpurukan hanya akan menyakiti diri tuan sendiri. Relakan walau sulit, karena dia yang Tuan pilih belum tentu yang terpantas untuk anda cintai." tutur Arumi.

Alfaro hanya diam tertegun, kemudian melanjutkan makannya tanpa menanggapi ucapan Arumi. Arumi ada benarnya, ia harus keluar dari keterpurukan, tapi mungkin akan berjalan dengan perlahan.

"Jika kamu sudah selesai, kamu lebih baik pulang," ucap Alfaro.

"Saya akan pulang tapi tidak ke mansion anda, sesuai perjanjian saya boleh pulang ke rumah saya setiap akhir pekan, besok saya akan kembali bekerja dan pulang ke Mansion."

"Ya, terserah saja."

"Kalau begitu saya pamit pulang dulu Tuan, sampai jumpa di kantor besok." ucap Arumi yang sudah beranjak dari tempat duduknya.

Alfaro hanya terdiam sambil memandangi kepergian Arumi. Ia sampai lupa jika Arumi punya hari libur melayaninya yaitu setiap hari minggu, padahal ia begitu menginginkannya saat ini.

Seharusnya aku tidak memberikan hari libur untuknya, di saat aku menginginkannya seperti ini, aku tidak mungkin memaksanya kan, menyebalkan sekali, batin Alfaro.

~

Arumi sudah keluar dari gedung apartement itu. Ia mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya untuk menghubungi Dinda. Sudah beberapa hari ini ia tidak bertemu sang sahabat, rasanya begitu rindu, sudah banyak hal yang ingin ia ceritakan kepada Dinda.

"Hallo Din, hari ini kita jalan-jalan yuk," ucap arumi kepada Dinda saat telepon tersambung.

[Kamu libur ya, haha. Oke kita jalan kemana saja, asal kamu yang traktir.]

"Oke, siap."

Bersambung 💓

Jangan lupa like+komen+vote ya readers 🙏😊

1
Muna Junaidi
Mana aqua🫣🫣🫣
Yuliana Rahmawati
Luar biasa
Yuliana Rahmawati
Lumayan
Muna Junaidi
Gak bau jigong rum🫣🫣
Muna Junaidi
Aril jomblo ya gak ada yang nembak main dong ke israel pasti banyak yang nembak😂😂😂
Muna Junaidi
Hadir thor
tri
ets dah ada yg cemburu, ,/Shy//Shy//Shy/
tri
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Riza Rama
Kecewa
Riza Rama
Buruk
tri
,/Facepalm//Facepalm/ dinda mmg the best kelakuannya, aril....aril, knp ga ngaku aja sik
Idha Giatno
Luar biasa
Nenie Chusniyah
luar biasa
MommaBear
Luar biasa
Anonymous
ok
Rahma Putri
Luar biasa
Alet
keren
Ririn Nursisminingsih
meleleh a thor😍😍
Ririn Nursisminingsih
thor semua karyamu udah a baca...penulisanya sangat bagus alurnya tidak berbelit2 a suka..💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!