Caca gadis muda berusia 21 tahun, hidup sebatang kara, semenjak Ayah dan Ibunya meninggal Caca tinggal dirumahnya sendiri, Paman Jaka, adik dari Ayah Caca sudah beberapa kali mengajak Caca untuk tinggal bersama, tapi Caca selalu menolaknya.
Niat baik Caca untuk menolong seorang pria yang ditemukan Pingsan di pingir sungai samping rumahnya, harus berakhir dengan mengakhiri masa lajangnya, dan menikah dengan lelaki yang tidak di kenalnya.
Tidak ada rencana, malam ini Caca harus menikah dengan Arkana pria tampan yang tidak di cintanya, semua itu terjadi karena kesalahpahaman warga, yang melihat Caca membawa masuk pria kedalam rumahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aa zigant, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Caca sadar
Setelah Caca di pindahkan ke ruang rawat, belum juga sadar, diruang rawat ada paman Jaka, bik Anis dan kedua mertua Caca.
Arkana duduk di samping ranjang Caca, di belainya dengan lembut rambut Caca.
"Sayang, harus aku yang melindungimu," ucap Arkana lirih.
"Kak," suara Ariana mengejutkannya.
"Ada apa?"tanya Arkana.
"Apa kakak sudah dapat kabar dari Kak Doni siapa wanita itu, apa dia mantan Kakak," ucap Ana memberondong pertanyaan ke Kakaknya.
"Kakak enggak tau siapa dia Ana," jawab Arkana mencoba mengingat wajah wanita yang mau menusuknya tadi.
Ana langsung pergi menghampiri Maminya. Sedangkan Arkana mengirimkan pesan ke Doni, menanyakan bagaimana perkembangan penyelidikannya.
Sementara itu di pinggiran Kota, tepat di rumah yang terlihat asri dan sederhana, bila di perhatikan dari luar.
Doni dan Ayah Joni yang baru sampai langsung di sambut oleh anak buahnya yang bernama Tomi.
"Bagaimanapun Tom?" Tanya Doni dingin.
"Wanita itu tetap bungkam Bos," jawab Tomi sambil menunduk,
Tomi lelaki bertato itu adalah mantan anak buah Unggul, setelah Unggul meninggal Tomi bergabung dengan Ayah Joni sahabatnya Unggul.
"Bagaimana, tuan," ucap Doni ke Ayahnya mencoba untuk proporsional di depan anak buahnya.
"Ayo kita lihat seperti apa dia." kata Ayah Joni dengan suara datarnya.
Doni berjalan beriringan dengan Ayah Joni menuju di mana wanita yang sudah mau membunuh Arkana di tahan.
"Buka tutup wajahnya," ucap Doni dingin.
Seketika Doni terkejut melihat wajah wanita yang Doni tahu dia adalah salah satu karyawan di restoran.
"Kamu!!!" ucap Doni dingin.
Wanita itu tersenyum remeh menatap Doni, sedangkan Ayah Joni menatap Doni.
"Katakan siapa yang menyuruhmu!" bentak Doni.
"Tuan Doni yang terhormat, ingat tidak ada yang menyuruhku, berani dia menolakku tak akan ku biarkan wanita lain memilikinya," ucap Ayu.
Ayu adalah seorang manager di restoran cabang yang ada di Bandung. sudah berapa kali dia menggoda Arkana, tapi Arkana sama sekali tidak tergoda.
"Huh... ternyata hanya tikus got," kata Ayah Joni lalu pergi meninggalkan ruang itu.
Doni segera menyuruh Tomi membawa Ayu untuk melaporkan ke kantor polisi.
Doni segera keluar dari ruangan menuju mobil, di mana Ayahnya sudah menunggu.
Selama perjalanan ke rumah sakit Doni hanya fokus mengemudi sedangkan Ayah Joni menyandarkan kepalanya di jog mobil sambil memejamkan matanya.
Sementara di rumah sakit.
Caca yang sudah sadar berlahan membuka matanya, di lihatnya sekelilingnya berwarna putih, apa aku sudah mati, batin Caca.
Caca melihat disampingnya Arkana tertidur sambil duduk menggemgam tangannya.
Arkana yang merasakan pergerakan di tangannya, langsung bangun dan tersenyum lega saat melihat Caca tersenyum padanya.
"Sayang, maaf aku ketiduran," kata Arkana merasa bersalah.
"Mas, Mas enggak apa-apakan?" tanya Caca dengan lemah.
Arkana langsung memeluk istrinya, bisa-bisanya malah mengkhawatirkan dirinya. pada hal nyawanya hampir terancam.
"Jangan pernah melakukan hal bodoh seperti itu lagi, aku enggak sangup kalau harus kehilanganmu," kata Arkana.
"Siapa yang bodoh!" kesal Caca .
Arkana terkekeh melihat istrinya cemberut, membuatnya makin gemes.
"Maaf, ucap Arkana menarik hidung Caca.
"Mas, apa aku boleh kerja lagi, aku kangen dengan teman di Restoran." kata Caca.
"Ia boleh sayang, apa kamu nanti jadi wakil pak Anwar saja," kata Arkana.
"Enggak mau, aku tetap di dapur," jawab Caca.
"Kamu ini ya, banyak yang ingin di naikan jabatan, kamu malah hanya ingin di dapur." kata Arkana menggelengkan kepalanya.
Tak lama pintu terbuka muncul chef Jojon, pak Anwar, Riska dan Diki
"Huwaaaaa....Caca kamu bikin aku patah hati, kenapa kamu enggak cerita kalau istri Pak Boss," kata Chef Jojon dengan gaya gemulainya.
Semua yang ada di situ tertawa mendengar ucapan Chef Jojon.
Pak Anwar dan Arkana duduk di sofa sambil mengobrol.
"Caca, siapa yang sudah nusuk kamu, apa kamu ada musuh?" tanya Diki dengan pelan.
"Nyuk, sebenarnya bukan aku tujuannya, tapi wanita itu mau nusuk suamiku, di saat tamu undangan banyak yang akan mengucapkan selamat.
"Aku heran Ca, apa dia mantan suamimu Laras?" tanya Diki.
"Bukan, kalau mbak Laras aku tau, Nyuk, Jawab Caca.
"Jangan-jangan wanita itu pembunuh bayaran," kata Riska.
"Kamu jangan sembarang ngomong Ris," kata Chef Jojon sambil menyentil kening Riska.
Pak Anwar mendekati ranjang Caca, lalu tersenyum, menatap wajah Caca yang masih terlihat pucat.
"Cepat sembuh ya Nak," kata pak Anwar tulus.
"Siap komandan," ucap Caca tidak berubah walaupun sekarang menjadi istri pemilik Restoran.
"Kamu ini masih sakit, masih saja pecicilan," ucap Diki.
Arkana melihat tidak suka waktu Diki merapikan rambut Caca.
"Emm..." ucap Arkana membuat Diki salah tingkah, lupa kalau Caca sudah menikah.
"Mas, ini Diki malam itu dia yang menyarankan aku membawa Mas pulang kerumah," ucap Caca.
Arkana melihat Diki sekilas, sedangkan Diki langsung merasa bersalah.
"Maaf, gara-gara saya Anda jadi harus menikahi wanita bar-bar seperti Caca," kata Diki yang langsung di cubit Caca.
"Maksudnya waktu itu kamu yang melaporkan kami ke warga." ucap Arkana.
"Hah..bukan, saya langsung pulang karena harus masuk pagi." jawab Diki terkejut.
Pak Anwar yang sudah tau cerita hanya tersenyum, tapi merasa bersyukur Arkana menikah dengan Caca wanita yang di kenalnya sangat baik.
"Ih..udah jangan ribut, lagian sudah menikah juga, kalau Caca enggak mau, saya terima dengan Ikhlas pak Bos untuk saya," kata Chef Jojon dengan gaya centilnya.
Arkan langsung bergidik ngeri, mendengar ucapan Koki yang sudah lama berkerja di restoran cabangnya.
"Kamu sama dia saja ," ucap Arkana menunjuk ke arah Diki.
"Jijik," ucap Diki langsung duduk di sofa dekat Pak Anwar.
Tak lama pintu terbuka, Doni dan Ayah Joni masuk, melihat ramai Ayah Joni memilih duduk di sofa single sambil memperhatikan laki-laki yang lemah gemulai sedang berbicara dengan Caca.
"Bagai mana Don?" tanya Arkana yang duduk di depan Doni.
"Ayu," jawab Doni.
Arkana menaikkan Alisnya memandang Doni, siapa Ayu, batin Arkan.
"Manager cabang yang di Bandung, rupanya dia juga yang membuat laporan keuangan menjadi jangal," ucap Doni setelah mendapatkan laporan dari Cabang Bandung.
Arkana mengusap wajahnya dengan kasar, kenapa Ayu sahabatnya tega mau menghabisinya.
"Apa alasannya?" tanya Arkana.
Semua yang ada di ruangan itu mendengar obrolan Doni dan Arkana, Caca menatap suaminya yang terlihat sudah dingin.
"Karena Anda sudah menolaknya, Ayu tidak akan membiarkan wanita lain memiliki Anda, karena itu lebih baik Anda mati," kata Doni sambil tersenyum mengikuti ucapan Ayu tadi.
Ayah Joni langsung menarik telinga anaknya, yang berbicara mengikuti gaya tikus got.
Caca menarik nafas panjang, ternyata banyak yang mendambakan suaminya, entah harus senang atau sedih, keinginan dulu menikah dan dapat suami orang biasa biar tidak ada yang menggangu rumah tangganya.
Bersambung...
Waah gercep banget Doni langsung meluk2 aja..🤔🤔