"Kesalahan apa yg telah ku lakukan dalam hidupku.Sehingga harus menikah dengan bocah sepertimu" Arzella menatap pria di depan nya ini dengan nyalang dan nafas yang menderu menahan amarah.
tapi berbanding terbalik dengan Rimba,pria tampan itu justru hanya tersenyum jahil serta menarik pinggang Arzella dengan tangan nya agar tubuh Arzella bisa lebih dekat dengan nya.
"Rimba! Lepasin!."
Arzella berontak dan berusaha melepaskan tangan Rimba dari tubuhnya.
"Kamu bilang apa tadi sayang?Bocah?"
"Apa kamu tahu sayang,bocah di depan mu ini bisa membuat banyak bocah bersamamu!".
Ucap Rimba tegas serta menggoda,Membuat bulu kuduk Arzella merinding dan merasa terancam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deanggraini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah rahasia
After a month later
Siang ini aku duduk di sebuah kafe sambil menikmati sepiring nasi goreng rempah yang menggugah selera. Setelah sekian lama tersiksa dengan perasaan mual, akhirnya aku bisa juga menemukan makanan yang cocok di hidungku. Biasanya, jangankan makan mencium baunya saja sudah bikin aku mual dan muntah. Belum lagi aku jadi bertambah pusing dengan sikap Rimba yang menjadi benar-benar over protektif semenjak ia mengetahui tentang kehamilanku.
"Zel, maaf ya gue datangnya telat" ucap seseorang yang datang lalu meletakkan pant*tnya pada kursi di hadapanku.
"Ok, gak apa-apa kok Din. Gue juga baru sampai, sorry.. gue pesan makanan duluan gak nungguin lo. Soalnya gue lapar banget nih" jawab ku pada Dinda sambil masih tetap melanjutkan aktivitasku menikmati hidangan di hadapanku ini.
"Wah, nasi goreng rempah! Kelihatannya enak?" ujar Dinda yang ikut berselera melihat aku begitu menikmati makanan di hadapanku.
Dengan sudut mata, aku bisa melihat Dinda memanggil pelayan dengan isyarat tangan untuk mendekat dan memesan makanan seperti yang kunikmati ini.
Sepuluh menit kemudian, pelayan tadi kembali membawa sepiring nasi goreng rempah pesanannya. Dinda menyambut piring itu dengan mata yang berbinar seolah tidak sabar untuk menikmatinya.
"Pelan-pelan dong Din! Nanti Lo tersedak, lagi pula gak ada yang mau ngambil dari lo kok !" Ujarku yang bergidik ngeri melihat Dinda menikmati dengan lahap, seolah-olah seperti orang belum makan selama seminggu saja.
"Sorry! Tapi gue benar-benar lapar karna tadi pagi gue gak sempat sarapan" ucapnya sambil meminum air putih di gelas yang ada di hadapannya. Aku rasa mungkin tenggorokan nya seret saat makan sambil bicara. Ishhhh kebiasaan yang gak bagus!
"Kenapa?" Aku menautkan kedua alisku karna heran dengan pernyataannya barusan.
Tidak biasanya Dinda lupa yang namanya makan apalagi sampai kelaparan begini?
Secara aku tahu banget wanita satu ini tidak lepas dari gudang cemilan. Dinda memiliki banyak stok cemilan yang di letakkan nya pada salah satu ruang di lemari kamar, laci meja kerjanya yang di kantor dan di dalam tas. Itu sebabnya jangan harap kalian akan melihat Dinda mengenakan tas-tas ukuran imut kecuali pesta. hahahhaha untung saja tuh badan bisa di ajak kompromi, selalu langsing walaupun kerjaan ngunyah trus kayak mmmmbbeeekkk!
"Lo tahu sendirilah di perusahan tempat gue bekerja ada bos baru yang benar-benar nyebelin. Hampir 2 bulan ini gue pindah jabatan jadi sekretarisnya, belum lagi harus ngintilin kemanapun dia pergi! Udah seperti anak ayam ngintilin induknya nasib gue. Tahu gak lo?"
Aku tersenyum melihat Dinda bercerita padaku dengan bibir yang di maju-majuin manja, bikin gemes aku untuk mengikatnya dengan karet.
"Udah tua?"
"Gue rasa beda tipislah umurnya sama Lo" Dinda mencoba mengira-ngira.
"Bos nya ganteng gak? wah lumayan nih, Lo lagi jomblokan sekarang?" Aku mengedipkan sebelah mataku menggodanya.
"Ih.... Amit-amit cabang bayi gue bisa tergoda dengan tu manusia es" Dinda mengetok-ngetok meja beberapa kali lalu mengetok keningnya sendiri secara pelan dengan espresi seolah-olah jijik.
" Ehhh... Jangan gitu loh. Kemakan omongan sendiri baru tahu rasa Lo" aku menggelengkan kepala pelan melihat tingkah laku absurt sahabatku satu ini
"Zella... Lo kok malah nyumpahin gue. Lo tega ya lihat gue beku jadi balok es karna punya pacar monsters kutub" Dinda mendengus kesal dengan perkataan ku tadi. Aku hanya menanggapi dengan senyuman, karna aku tahu Dinda tidak akan benar-benar marah padaku.
"Ohh ya Din, gue mau nanya sama lo. Lo udah dapat kabar tentang keberadaan Mas Dion? Karna terakhir lo cuma ngabari gue tentang Mas Dion hilang. Udah itu Lo gak ada ngasih kabar lagi sama gue?"
"Hmmm... Kenapa lo tiba-tiba nanyain Dion Zel?" Ucap Dinda sedikit terkejut dengan pertanyaanku.
"Gak tahu, gue cuma kepikiran aja. Sekarang dia lagi dimana? Dan gimana kabarnya itu aja" ujarku yang heran melihat perubahan sikap dan expresi yang di tunjukkan Dinda.
"Oh.. a-aku, aku pikir ada apa?" Dinda menelan salivanya sebelum menjawab pertanyaanku.
"Lo gak tahu kabar Mas Dion Din?" Aku menatap mimik gugup di raut muka wanita yang sedang duduk hadapanku ini.
"I-itu lo... lo gak perlu khawatir tentang Dion. Karna...karna gue dengar Dion udah berangkat ke singapure. Iyahhh Dion pindah tugas dan pergi ke Singapure!"
Ujarnya gugup hingga dapat ku lihat keringat dingin yang berada di keningnya.
" Ke Singapure? Lo yakin? Kok dia berangkat dadakan tidak kasih kabar sama gue" ucapku menyelidik, menatap matanya mencoba mencari kebenaran pada kornea mata itu.
"Lo kok lihat gue gitu sih Zel? Kalau Lo gak percaya Lo boleh cek langsung kok!" Dinda menoleh kesamping menghindari tatapan mataku yang menatap matanya dalam.
"Gak perlu Din, gue percaya sama Lo. Tapi Lo tahu sendirikan akibat membohongi gue!"
Aku menatapnya matanya penuh intimidasi membuat Dinda menelan saliva nya dengan susah payah setelah mendengar perkataanku barusan. Aku tahu Dinda sedang berbohong padaku saat ini, karna ia bukan lah seseorang yang pintar menyembunyikan sesuatu.
" Nggak kok, hahaha mana mungkin gue berani bohong sama Lo. Lo gak perlu khawatir" Dinda terlihat tersenyum canggung
"Baik lah gue percaya sama lo! Ok.. gue pulang duluan ya Din, kepala gue tiba-tiba berat nih. Gue mau pulang dan istirahat "
Aku berdiri dan pergi meninggalkan Dinda di dalam kafe. Ntah kenapa aku merasa ada yang sedang ia sembunyikan dariku, aku akan mencari tahu sendiri apa yang sedang ia sembunyikan itu.
"Iya! Hati- hati dijalan ya! bayyy bayy"
Ucap Dinda sambil melambaikan tangan melihat kepergian Zella dari hadapannya. Sebenarnya Dinda tidak bermadsut untuk berbohong kepada sahabatnya Zella tentang kematian Dion yang masih menjadi misteri. Hanya saja Dinda takut terjadi sesuatu dengan kehamilan Zella jika ia mendengar berita ini. Seperti yang dikatakan oleh Rimba sebulan yang lalu saat Dinda menelpon Zella untuk mengabarkan berita itu.
Waktu itu ntah kenapa Rimba yang memegang ponsel Zella dan menjawab panggilan Dinda. Dinda bertanya kepada Rimba dimana keberadaan Zella dan memberitahukan apa yang ingin ia sampaikan kepada Zella.
Rimba meminta Dinda untuk merahasiakan kabar kematian Dion untuk sementara waktu karna kondisi Zella yang masih drop karna kehamilannya. Dinda menyetujui permintaan Rimba karna menurut Dinda mungkin Rimba hanya khawatir dan berusaha menjaga Zella serta bayi dalam kandungannya.
Padahal sesungguhnya ada satu alasan lagi yang tidak Dinda ketahui kenapa Rimba memintanya untuk menutup mulut tentang kematian Dion di hadapan Zella.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
JDI SKRG NUNGGU BRITA AMEL YG DIKATAKN RIMBA WANITA ULAR OLEH RIMBA..
FIX, UNTUK MASALH DION KYKNYA MMG DIHABISI OLEH RIMBA..