NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah

Terpaksa Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Yatim Piatu
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: kikoaiko

Alice Alison adalah salah satu anak panti asuhan yang berada di bawah naungan keluarga Anderson.

Lucas Anderson merupakan ahli waris utama keluarga Anderson, namun sayang dia mengalami kecelakaan dan membutuhkan donor darah. Alice yang memiliki golongan darah yang sama dengan Lucas pun akhirnya mendonorkannya.

Sebagai balas budi, kakek Anderson menjodohkan Lucas dengan Alice.

Menikah dengan Lucas merupakan impian semua perempuan, tapi tidak dengan Alice. Gadis itu merasa tersiksa menjalani pernikahannya dengan pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9

Lucas berjalan ke dapur dengan wajah lesu, hari ini dia tidak punya rencana untuk pergi kemana-mana. Sudah satu bulan lebih dia menjaga Elena, dan kini dia harus merelakan kepergian wanita itu untuk menjalani syuting film yang dibintanginya di luar kota.

Elena sebelumnya telah berhasil mengirim pesan kepada Alice, mengklaim kepemilikannya atas Lucas. Dia mengejek bahwa selama satu bulan ini, Lucas lebih memilih menjaga dirinya daripada Alice yang seharusnya berstatus sebagai nyonya Anderson.

Pagi yang cerah, Lucas dan Alice duduk berhadapan di meja makan, saling menatap dalam diam. Keduanya menyantap sarapan bersama, seperti suami istri pada umumnya. Namun, suasana di meja makan terasa hening, terasa ada dinding tebal yang memisahkan keduanya.

Lucas tengah sibuk membalas pesan di ponselnya, jari-jarinya bergerak cepat mengetik kata demi kata. Di seberang meja, Alice melirik ke arah ponsel suaminya, menghela napas pelan. Ia tahu siapa wanita yang tengah berkomunikasi dengan suaminya itu, tapi ia hanya diam saja seakan tidak tahu apa yang telah dilakukan oleh suaminya.

Suara garpu dan sendok yang bersentuhan dengan piring terdengar lirih, menambah keheningan yang semakin menyiksa. Alice menyelesaikan sarapannya, lalu bangkit dari tempat duduknya seraya meraih tasnya yang ia letakkan di samping tempat duduknya.

Setelah itu, dia berpamitan dengan Lucas.

"Aku pergi dulu," pamit Alice dengan suara serak, berusaha tersenyum.

Lucas mengangguk tanpa menatap Alice, matanya masih tertuju pada layar ponselnya. Alice berjalan keluar dengan langkah gontai, menahan kesedihan yang mendalam. Pintu rumah terbuka dan tertutup pelan, meninggalkan Lucas yang masih asyik dengan ponselnya dan hati Alice yang hancur berkeping-keping.

Alice bergegas keluar dari rumah, langkah kakinya tergesa-gesa agar tidak terlambat. Udara pagi yang sejuk menyapanya saat dia menunggu tukang ojek yang dia pesan.

Setelah mengalami penolakan di berbagai kantor, Alice akhirnya memutuskan untuk mencoba melamar kerja di galeri lukis, mengandalkan hobi melukis yang telah menjadi bagian hidupnya. Berkat keahlian dan ketekunannya, Alice akhirnya diterima bekerja di galeri tersebut.

Di dalam rumah, Lucas mengeryitkan keningnya saat melihat Alice keluar rumah dengan terburu-buru. Dari balik jendela, ia mengamati langkah gadis itu yang tampak semangat.

"Kemana perginya gadis itu?" gumamnya dalam hati, rasa penasaran menggelayuti pikirannya.

Tak ingin ketinggalan, Lucas segera mengambil jaket dan helmnya yang tergantung di gantungan. Ia melangkah keluar rumah, mengendap-endap agar tidak terdengar oleh Alice.

Begitu melihat gadis itu menaiki ojek online, Lucas segera menyalakan motornya dan mengikuti dari jarak aman.

Demi menyembunyikan identitasnya, Lucas mengenakan helm full face yang menutupi seluruh wajahnya. Ia terus mengawasi gerak-gerik Alice yang menaiki ojek online.

Di kejauhan, ia melihat Alice turun dari ojek online dan berlari masuk ke sebuah galeri lukisan. Lucas memarkir motornya di pinggir jalan, bersembunyi di balik semak-semak agar tidak ketahuan. Ia mengintip dari celah daun-daun yang rimbun, mencoba memastikan apa yang sedang dilakukan Alice di dalam galeri tersebut.

Dalam hati Lucas, pertanyaan demi pertanyaan bermunculan. Mengapa Alice terburu-buru? Apa yang ia lakukan di galeri lukisan itu? Semakin lama, rasa penasarannya semakin menjadi-jadi. Namun, ia tidak berani mengambil langkah lebih jauh, takut akan ketahuan oleh Alice.

Lucas dengan cepat ia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya. Jari-jarinya menekan beberapa nomor, mencoba menghubungi Jack, asistennya yang setia.

Ponsel di ujung sana berdering beberapa kali sebelum diangkat.

"Jack, aku perlu informasi segera," ujar Lucas dengan tegas.

"Ada yang bisa saya bantu, Tuan Lucas?" tanya Jack dengan sopan.

"Aku ingin kamu mengetahui apa yang Alice lakukan di galeri lukisan di Jalan XX. Aku merasa ada yang aneh dengan perilakunya belakangan ini," perintah Lucas, mencoba menyembunyikan rasa penasarannya yang mulai menguasainya.

"Baik, Tuan. Segera saya selidiki," jawab Jack dengan sigap.

"Tunggu, ada satu hal lagi. Selidiki juga transaksi keuangan milik Alice. Aku ingin tahu apakah ia menggunakan uang dengan bijaksana atau tidak," tambah Lucas.

Sebagai cucu menantu kesayangan Kakek Anderson, Alice diberi kebebasan untuk menggunakan kartu kredit tanpa batas yang diberikan oleh kakek mertuanya itu. Kartu tersebut bisa digunakan kapan saja untuk memenuhi kebutuhan pribadi Alice, tetapi Lucas merasa perlu untuk mengawasi penggunaan kartu tersebut, demi kebaikan keluarga Anderson.

Jack menanggapi perintah tambahan itu dengan mengangguk, "Segera saya lakukan, Tuan Lucas. Anda akan mendapatkan informasi yang Anda butuhkan secepat mungkin."

Setelah menutup panggilan tersebut, Lucas menghembuskan napas berat. Ia berharap istrinya tidak melakukan sesuatu yang bisa membuat dirinya semakin membencinya.

Dengan menggunakan sepeda motornya, Lucas kembali kerumahnya, ia akan menunggu informasi dari Jack tentang istrinya tersebut.

Sementara itu, di dalam galeri, Alice tengah sibuk melukis karya yang dipesan oleh seorang kolektor. Dengan konsentrasi penuh, ia memandang kanvas dan membiarkan kuasnya mengikuti irama jiwanya. Rambut pirangnya yang diikat kuda-kuda menambah kesan serius pada wajah cantiknya.

Alice, wanita muda berbakat, baru saja bergabung dengan galeri itu beberapa minggu lalu. Namun, keahliannya dalam melukis segera menarik perhatian banyak orang.

Galeri tersebut kini selalu ramai dikunjungi oleh para kolektor yang mengincar karya-karya Alice.

Lukisan-lukisan buatan Alice dikenal unik dan memiliki nilai seni yang tinggi, membuat banyak orang rela mengeluarkan kocek dalam untuk memilikinya.

Lucas tiba di rumah dan langsung melepas helmnya, berjalan masuk dengan langkah gontai. Ia duduk di sofa ruang tamu, menunggu panggilan dari Jack. Setiap detik terasa begitu lama baginya.

Pikirannya melayang, membayangkan apa yang akan diungkapkan Jack nantinya tentang istrinya, Alice. Apakah ada rahasia yang disembunyikan Alice darinya?

Di tengah lamunan itu, ponselnya bergetar. Jack akhirnya menghubungi Lucas.

"Halo, Jack? Ada kabar apa soal Alice?" tanya Lucas tidak sabaran.

"Nyonya bekerja di galeri seni lukis itu tuan, sudah empat minggu ini nyonya bekerja di sana" jelas Jack.

"Jadi, Alice bekerja di galeri seni lukis selama empat minggu ini?" tanya Lucas untuk memastikan informasi yang didapatnya.

"Iya, Tuan. Saya sudah mengkonfirmasinya dengan beberapa sumber," jawab Jack tegas.

Lucas mengerutkan dahi, mencoba mencerna informasi tersebut. Bagaimana mungkin istrinya bekerja di galeri seni lukis, tanpa sepengetahuannya?

"Lalu, bagaimana dengan transaksi keuangannya, Jack? Apakah Alice menggunakan uang yang diberikan oleh kakek?" tanya Lucas semakin penasaran.

Jack menghela napas sejenak sebelum menjawab, "Tidak ada transaksi keuangan sama sekali yang dilakukan oleh Nyonya Alice, Tuan. Saya sudah memeriksa semua rekening dan kartu kreditnya." jawab Jack.

Lucas merasa bingung dan kesal. Ia mengepalkan tangannya, berusaha menahan amarah yang mulai memuncak. Ada apa sebenarnya dengan permainan yang dilakukan istrinya ini? Apakah Alice benar-benar tidak menggunakan sepeserpun uang dari sang kakek, atau jangan-jangan ada sesuatu yang disembunyikan darinya?

"Terus pantau Jack, aku ingin tahu apa yang di lakukan oleh gadis itu di belakang ku" ucap Lucas.

"Baik tuan" jawab Jack.

Lucas pun mengakhiri panggilannya dengan asistennya tersebut.

1
Zian Putri
menarik cerita na,gak sabar nunggu up nya
partini
ini cerita mengsedihhhh luar binasa menyek menyek karakter cewek nya cuma bisa nangis doang,,be strong aihhh lama lama gumussss ini mah
partini
aihh di gatal Napa tuduh bini yg gatal behhhh saiko ni orang
Srie Handayantie
egoisss bgt kau Lucas , mau enak sendiri . Mun bisa ma asa hyang nyuntrungkeun da 😠
partini
mau menang sendiri ini Lucas ,perlu di Sentil ini Thor si Lucas
aihhh bikin lah Alice strong woman Thor jangan terlalu myek menyek
Ziezah Azizah
lawan elis...
partini
Lucas kamu ga ada otak
partini
👍👍👍
partini
ihhh cemburu ,,ga tau malu
Srie Handayantie: bodohh sekali yaa si lucass ini, liat istri sma orang lain marahh lah dia sndiri gak bisa ngacaa sama kelakuan dia 🤦
total 1 replies
Srie Handayantie
jangan mau lice , Lucas masih seenaknya bgtu kalau dia berubah sdikit2 sikap kasar nya baru dehh 🤭
Srie Handayantie
Alice yg slalu berusaha sndirian berjuang sndiri smoga akhirnya Lucas sadarr ya lice ..
partini
hadirkan karakter baru Thor yg ganteng pari purna yg dekat ma Alice
Srie Handayantie
makan aja tuh gengsii , stelah pergi baru kerasa nantii 😏
Srie Handayantie
kasih lucass pelajaran kek , biarr kapok
Srie Handayantie
rasanya aku ingin mengumpat😠😠
Srie Handayantie
ayoo tolongin Alice jgn sampe dia ternodaa . tpi jgn marah2 ya lucass
Srie Handayantie
kapan sadarrr atas kebodohan mu ini lucass 🤦
Srie Handayantie
lanjut lagi thorrr 💪
Srie Handayantie
harusnya kamu malu Lucas membiarkan istrimu bekerja sedangkan punya suami yg kaya raya 😏
Novi Pardosi
kita tunggu penyesalan Lukas ya
hadirkan juga laki² bertanggung jawab, mapan pokoknya impian para wanitalah untuk melindungi Alice
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!