Ujian rumah tangga yang tidak pernah usai. Kekecewaan seorang istri yang sedang mengandung harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Rasyid tidak punya pilihan lain harus mengetahui wanita yang mengaku telah menghamilinya. Rasyidi berbohong kepada istrinya dan melangsungkan akad pernikahan tanpa sepengetahuan sang istri.
Tetapi jalan Tuhan jauh lebih indah yang membuat Cilla sang istri tahu. Cilla berpikir suaminya akan menghentikan semuanya dan nyatanya tetap melanjutkan pernikahan itu.
Cilla memilih untuk mengalah dengan semua rasa sakit hati yang tidak akan pernah sembuh, memilih untuk pergi dan hanya meminta kepada sang pencipta untuk menghilangkan seluruh perasaan cinta yang begitu besar kepada suaminya tanpa tersisa apa-apa.
Sampai 8 tahun kemudian Cilla kembali dengan kehidupan yang baru dan ingatan yang baru tanpa tersisa orang yang pernah dia cintai.
Bagaimana pertemuan suami istri itu kembali setelah bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17 Kemarahan Metta
"Kendala apa?" tanya Rasyid.
"Hmmmm, Ceo dari Singapur, menginginkan proyek tersebut dipadukan dengan tiga kerjasama. Mereka akan melanjutkan proyek ini jika terbagi dengan 3 dan bukan hanya antara Perusahaan kita dan perusahaan mereka," jawab Devia.
"Kalau begitu kamu hubungan Anton dan bicarakan proyek tersebut untuk ikut bergabung bersama kita," sahut Rasyid.
"Saya sudah menyarankan beberapa klien kita untuk ikut bergabung kepada CEO Singapur. Tetapi beliau meminta request," jawab Devia.
"Apa yang mereka inginkan dan harus dengan siapa untuk bergabung lagi?" tanya Rasyid.
"Perusahaan Lucy!" jawab Devia.
"Perusahaan Lucy!" ucap Rasyid memastikan membuat Devia mengganggukan kepala.
"Mana mungkin kerjasama dengan perusahaan Keluarga besar Mizwar. Karena semenjak Cilla pergi, mereka menjadi satu-satunya perusahaan yang tidak pernah bekerjasama dengan perusahaanku," batin Rasyid semakin terlihat frustasi ketika begitu banyaknya masalah yang terjadi.
"Saya akan mencoba menghubungi Perusahaan Lucy untuk membicarakan semua ini dan semoga saja ada kemudahan sehingga proyek ini berjalan dengan baik," ucap Devia.
"Kamu tidak perlu melakukan. Mereka tidak akan bisa membantu kita," sahut Rasyid sudah yakin jika tidak akan ada harapan lagi.
Karena mana mungkin keluarga Cilla membantu Rasyid ketika Rasyid menjadi pemicu hancurnya Cilla.
"Saya sendiri yang akan berbicara dengan Ceo Singapur dan akan mencoba kembali bernegosiasi dengan baik," ucap Rasyid.
"Baik pak. Kalau begitu saya permisi!" ucap Devia membuat Rasyid menganggukkan kepala.
*****
Mikayla baru saja pulang sekolah dan langsung memasuki kamarnya. Mikayla membuka ranselnya dan mengeluarkan foto bingkai kecil dalam tasnya.
"Fotonya cantik sekali," ucap Mikayla.
Ternyata Mikayla kebagian foto yang diberikan pihak sekolahnya di saat acara pertandingan. Mereka berfoto bersama yang sangat kebetulan di bagian tengahnya Mikayla bersebelahan dengan Gama dan di belakangnya ada Rasyid dan juga Cilla. Mikayla tersenyum melihat foto tersebut dan kemudian membuka bagian belakangnya yang mengeluarkan lembaran foto itu.
Mikayla berjalan menuju laci dan mengambil gunting, Mikayla mengedit foto itu sendiri dengan menggunting di bagian pinggir sebelah kiri dan kanannya yang memang hanya menyisakan Mikayla, Gama, Rasyid dan Cilla, kemudian ada seseorang lagi di samping Cilla.
"Nah...sekarang tinggal tempel foto Mama!" Mikayla mengambil foto Metta dan menggunting kecil menyesuaikan dengan foto yang ada kemudian langsung menempelkannya.
Sehingga hasil kreativitas Mikayla sudah jadi dan terlihat seperti sesungguhnya bagaimana dia dan Gama berdiri di depan dan di belakang mereka ada Rasyid, Cilla dan Metta, karena waktu itu Metta tidak ikut berfoto dan entah kemana dirinya.
Setelah Mikayla kembali memasukkan foto tersebut ke dalam bingkai dan kemudian dia keluar dari kamarnya menuruni anak tangga menghampiri Metta yang berada di dapur yang terlihat sedang makan.
"Ma!" Mikayla berlari menghampiri Metta.
Metta bahkan tidak menjawab sapaan manis dari anak kecil itu dan tetap melanjutkan makannya.
"Mama tadi Bu guru membagikan foto-foto saat pertandingan. Mikayla kebagian satu foto yang sangat cantik. Tetapi sayang sekali Mama tidak ikut berfoto. Tetapi jangan khawatir Mikayla sudah mengedit foto tersebut dan menempelkan foto mama. Lihat hasilnya!" ucap Mikayla dengan semangatnya menunjukkan kepada Metta yang membuat Metta tidak melihat sama sekali dan tetap melanjutkan makannya.
"Mama tidak ingin melihat Hasil kreativitas Mikayla?" tanyanya.
Metta menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan yang akhirnya melihat ke arah Metta.
"Kamu itu berisik baget ya, kamu tidak tahu jika Mama sedang makan," ucap Metta terlihat kesal.
"Maaf. Ma, Mikayla hanya ingin menunjukkan foto ini," ucap Mikayla terlihat takut-takut.
Akhirnya mata Metta melihat ke arah bingkai foto tersebut yang membuat matanya melatih saat melihat jelas bagaimana Cilla dan Gama berada diantara foto itu.
"Cantik bukan?" tanya Mikayla.
Metta langsung berdiri dan menari kasar foto tersebut.
Prangg.
Metta langsung mau menjatuhkan foto tersebut dengan kasar sehingga pecahan kacanya berserakan di lantai yang membuat Mikayla kaget.
"Apa-apaan kamu hah!"
"Kenapa kamu memasukkan wanita itu!" teriak Metta tidak mampu mengendalikan dirinya yang benar-benar marah dengan apa yang dilakukan Mikayla.
"Ahhhh, wanita itu sampai kapanpun tidak akan pernah bisa berada di posisi ini!" kemarahan Metta semakin tidak bisa dia kembalikan dan bahkan menginjak-injak foto tersebut.
"Mama jangan merusaknya!"
"Mama!" Mikayla menangis ketakutan tetapi masih berusaha untuk menyelamatkan foto tersebut dengan dirinya yang berjongkok dan menahan kaki Metta.
"Kamu benar-benar kurang ajar, kamu berani-beraninya memasukkan wanita itu. Berapa kali Aku mengatakan kepada kamu untuk tidak dekat-dekat dengan anaknya!"
"Apa yang kamu harapkan hah! Kamu ingin wanita itu menjadi ibumu dan ayahmu kembali kepadanya!" teriak Metta yang berbicara semakin melantur yang padahal Mikayla tidak mengerti apapun yang dibicarakan oleh ibunya itu.
"Itu tidak akan pernah terjadi!"
"Wanita itu sampai kapanpun tidak akan bisa mengambil Rasyid kembali dariku. Rasyidi hanya milikku saja!" teriak Metta semakin marah.
"Mama cukup, Mama!" Mikayla memegang kaki tersebut yang terus menginjak-injak foto itu dan bahkan tangan Mikayla juga terluka akibat pecahan kaca, tetapi tidak terasa baginya yang menangis bukan karena luka itu tapi karena ketakutan melihat ibunya seperti iblis yang mengamuk.
"Anak kurang ajar!" Metta semakin marah dan langsung menjauhkan kakinya dari Mikayla dan ternyata apa yang di lakukan Metta justru menendang Mikayla hingga beberapa meter.
Hal itu kebersamaan dengan kedatangan Rasyid, Rasyid sangat jarang sekali memasuki rumah itu, tetapi ketika keluar dari mobil mendengar suara tangisan Mikayla membuatnya buru-buru masuk dan ternyata dia melihat bagaimana Metta memperlakukan Mikayla.
"Metta!" bentak Rasyid.
Metta kaget melihat kedatangan Rasyid dan Rasyid langsung menghampiri Mikayla.
"Kamu tidak apa-apa Mikayla!" tanya rasi terlihat begitu khawatir, dia bahkan melihat luka di jari-jari tangan Mikayla.
"Hisk-hiks-hiks-hiks-hiks!" suara tangisnya begitu kencang dengan Rasyid bisa merasakan tubuh bergetar dan ketakutan dari mata Mikayla.
Asisten rumah tangga ternyata sejak tadi berada di luar dan dia juga kaget melihat apa yang terjadi dan langsung menghampiri Mikayla.
"Kamu bawa Mikayla ke kamar sebentar dan obati lukanya!" pinta Rasyid membuat asisten rumah tangga menganggukan kepala dan langsung membujuk Mikayla.
Setelah kepergian Mikayla, Rasyid langsung menghampiri Metta.
"Apa yang kamu lakukan hah!" bentak Mikayla.
Metta tidak menjawab dan membuat Rasyid menoleh ke arah bawah dan akhirnya mengetahui apa yang membuat Metta marah sampai melukai putrinya sendiri.
"Karena ini kamu sampai menendang anak sekecil itu dan membuatnya ketakutan?" tangga Rasyid.
"Kamu bilang karena ini. Apa jika Mikayla menunjukkan semua ini kepada kamu dan kamu akan memuji hasil kreativitas yang sangat menjijikan ini hah," sahut Metta.
"Mikayla tidak tahu apa-apa Metta, kamu harusnya berhenti bersikap seperti ini kepadanya!" tegas Rasyid.
"Lalu aku harus berpura-pura memuji Hasil kreativitas yang sangat menjijikan ini, tertawa saat melihat wanita itu bersama dengan anaknya ada di antara foto kita bertiga?" tanya Metta dengan nada suaranya meninggi.
"Apa aku tidak bisa marah kepada Mikayla agar lain kali dia tidak punya pikiran untuk membuat hasil murahan seperti ini!" tegas Metta.
"Mikayla tidak mengerti apapun dan kamu seharusnya bisa berpikir dewasa dan gunakan otak kamu!" tegas Rasyid bahkan sampai menunjuk kepalanya sendiri!"
Bersambung.....
mudah2an cilla bahagia bersama andrean dan ada pigur ayah untuk gama
untuk rasyid hidupmu ha akan bahagia bersama cilla