NovelToon NovelToon
SUAMI TUAKU TERNYATA MILYARDER

SUAMI TUAKU TERNYATA MILYARDER

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin / Perjodohan / Diam-Diam Cinta / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: swetti

Gadis berusia dua puluh tahun harus merelakan impian pernikahannya dengan sang kekasih demi memenuhi keinginan terakhir sang ayah. Ia di jodohkan dengan bujang lapuk berusia empat puluh tahun yang hidup dalam kemiskinan.
Namun siapa sangka, setelah enam bulan pernikahan Zahira mengetahui identitas asli sang suami yang ternyata seorang milyarder.
Banyak yang menghujatnya karena menganggapnya tidak pantas bersanding dengan sang suami hingga membuatnya tertekan. Akan kah Zahira tetap mempertahankan pernikahan ini atau ia memilih untuk meninggalkan sang suami?
Dukung kisahnya di sini!

Terima kasih buat kalian yang mau suport author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DETIK DETIK HIRA TAHU SIAPA AARAV

Sampai di mall xx, mall terbesar di kota metropolitan yang terkenal dengan kemacetannya, Aarav dan Hira segera masuk ke dalam. Hira nampak ragu untuk melanjutkan langkahnya, ia berhenti setelah melewati pintu.

" Kenapa sayang?" Tanya Aarav menatap Hira.

" Kita pulang saja mas. Sepertinya barang barang di sini semuanya mahal mahal. Lagian tidak ada yang perlu aku beli, toh semua keperluan aku udah mama siapin semuanya." Ujar Hira.

Aarav tersenyum melihat kepolosan sang istri.

" Tidak apa apa sayang, belilah apa pun yang kamu suka. Toh kita beli bukan pakai uang kita. Ini hadiah dari Arkan, anggap saja kita menghargai pemberiannya." Ujar Aarav merapikan anak rambut yang menutupi wajah Hira.

" Tapi mas, aku sungkan menerimanya. Seolah olah kita sedang memanfaatkan kebaikannya." Ucap Hira.

" Rejeki jangan di tolak sayang! Ayo kita beli semua yang kamu ingin."

Aarav menggandeng tangan Hira masuk ke dalam. Hira nampak kagum dengan kemegahan bangunan mall ini. Ia tidak pernah menyangka, orang kampung seperti dirinya bisa menginjakkan kaki di mall tersebut.

" Sayang, gaun itu kelihatannya bagus. Ayo kita ke sana!" Aarav menarik tangan Hira menuju stand yang di khususkan menjual gaun gaun mewah.

" Selamat siang tuan, nona. Ada yang bisa kami bantu?" Tanya salah satu pelayan wanita.

" Saya mau gaun itu mbak." Sahut Aarav menunjuk gaun selutut berwarna hitam yang di hiasi dengan pernak pernik permata berwarna warni.

" Baik saya ambilkan dulu tuan."

Pelayan itu segera mengambil gaun yang Aarav maksud.

" Ini tuan." Ucapnya memberikan gaun itu pada Aarav.

" Sayang coba kamu pakai." Ucap Aarav memberikan gaun itu pada Hira.

" Tapi mas.. "

" Udah kamu coba dulu. Kamu pasti kelihatan sangat cantik kalau pakai gaun ini. Ini gaun paling cantik yang pernah mas lihat." Ujar Aarav.

Hira menatap Aarav sambil mengerutkan keningnya. " Emang mas sering lihat gaun bagus dimana?"

Pertanyaan Hira membuat Aarav gelagapan.

" Ya.. Mas sering lihat di ponsel." Sahut Aarav asal. Ia lupa kalau ia bukan orang terkaya namun orang kampung yang sedang mencoba mengadu nasib.

Aarav menatap Hira yang seolah tidak puas dengan jawabannya. " Iya sayang, mas sering lihat di ponsel. Kadang mas membayangkan, apakah bisa mas membelikan gaun seindah itu untuk istri mas nanti? Tapi sekarang impian itu akan menjadi kenyataan. Mas bisa membelikan gaun untukmu meskipun hadiah dari atasan mas." Imbuh Aarav. " Maaf ya sayang kalau mas belum bisa membelikanmu apa apa." Sambung Aarav sedih. Ia berjanji, jika ia sudah memberitahu Hira tentang identitas aslinya, ia akan mengajak Hira ke sini untuk membeli semua yang Hira inginkan. Tapi nanti, menunggu Hira menampakkan perasaan suka padanya.

" Mas tidak perlu bersedih begitu, aku tidak apa apa kok mas. Aku mengerti keadaan kita saat ini." Ujar Hira menggenggam tangan Aarav. " Kalau mas mau beliin aku gaun itu, aku akan menerimanya. Terima kasih mas." Ucap Hira membuat Aarav tersenyum senang.

" Mbak saya mau gaun yang itu, yang itu, yang itu, yang itu dan yang itu." Ucap Aarav menunjuk gaun yang sekiranya cocok untuk Hira.

" Mas itu kebanyakan. Satu aja udah cukup mas." Ujar Hira. Ia tahu berapa kisaran harga satu gaun di sana. Karena ia sempat keliling harga yang terpasang di bandrol.

" Bisa bisa pak Arkan langsung bangkrut kalau mas Aarav membeli semuanya. Aku tidak mau sampai mas Aarav terkena masalah gara gara aku." Ujar Hira dalam hati.

" Tidak apa apa sayang. Nanti mas akan meminta Arkan untuk memotong gaji mas setiap bulannya untuk mengganti gaun gaun ini kalau kamu tidak mau pakai uang pemberian dari Arkan." Ujar Aarav.

" Tapi mas kita harus berhemat. Kita... "

" Please! Tolong hargai pemberian mas. Anggap saja sebagai hadiah pernikahan kita. Jangan buat mas malu donk sayang, mereka sedang melihat kita. Mas akan kehilangan harga diri di depan mereka kalau sampai kamu menolaknya." Ucap Aarav sedikit berbisik.

Hira mengedarkan pandangan dimana banyak mata para pelayan memandang mereka.

" Iya mas, maaf!" Ucap Hira.

" Nah gitu donk! Kan tambah cantik kalau patuh gini." Ucap Aarav tersenyum.

Aarav menatap pelayan tadi, " Saya ambil semua mbak."

" Baik tuan. Mau langsung di bungkus atau di coba dulu tuan?"

" Langsung bungkus saja." Sahut Aarav.

" Baik tuan, tunggu sebentar! Anda dan istri anda bisa duduk di sana." Ucap pelayan menunjuk sofa yang ada di samping pintu masuk.

" Terima kasih." Ucap Aarav.

Aarav menggandeng tangan Hira menuju sofa lalu duduk menunggu di sana.

" Setelah ini kamu mau beli apa, sayang?" Tanya Aarav menatap Hira. Entah mengapa wajah Hira begitu meneduhkan baginya.

" Mas sebenarnya aku malu di panggil sayang sama kamu. Tatapan mereka seperti mau menerkam aku." Ujar Hira.

" Kenapa? Kamu istri mas. Sudah sepantasnya mas memanggilmu dengan panggilan itu. Biarkan saja mereka mau gimana, paling mereka cuma iri sama kamu." Ujar Aarav.

" Ya udah lah terserah mas aja." Sahut Hira.

" Tuan bos."

Hira dan Aarav menoleh ke asal suara. Seorang pria seusia Aarav mendatangi mereka.

" Senang berjumpa dengan anda lagi bos. Kapan anda pulang ke sini?" Tanyanya.

Aarav memejamkan mata tatkala mendengar ucapan bawahannya. Ya mall ini sebenarnya milik Aarav pribadi.

" Gawat! Bisa bisa identitas terbongkar sekarang." Umpat Aarav dalam hati.

" Bos?" Ucap Hira menatap pria itu. " Kenapa anda memanggil suami saya bos?" Selidik Hira merasa curiga.

" Oh anda istrinya nona. Kalau begitu saya ucapkan selamat datang nyonya bos. Senang bisa bertemu anda secara langsung. Dan maaf, saya tidak mendengar kabar pernikahan tuan Aarav." Ucapnya. " Leni, Dinda. Cepat jamu bos kita dengan baik. Berikan pelayanan terbaik kalian."

" Baik pak."

Hira masih belum mengerti dengan apa yang terjadi. Tiba tiba dua wanita yang di panggil pria tadi membawa nampan masing masing berisi minuman dan makanan ringan.

" Silahkan tuan, nyonya. Maaf kami tidak tahu kalau anda bos kami."

Hira semakin kebingungan. Ia menatap Aarav yang menundukkan kepala.

" Sebenarnya siapa yang kalian maksud bos? Kami bukan bos anda." Ujar Hira.

" Tuan Aarav bo... "

" Begini sayang." Ucap Aarav memotong ucapan pria tadi. " Sebelum kita ke sini, Arkan memberitahu mereka kalau kita datang, mereka harus menjamu kita seperti bos. Bukan kah begitu pak Miftah?" Aarav mengedipkan matanya menatap pria yang bernama Mifta.

" Mata anda kenapa tuan?" Rupanya pak Miftah tidak paham dengan kode yang Aarav berikan. Ingin sekali Aarav menjitak kepala pak Miftah sampai benjol.

" Kenapa dengan mata kamu mas? Apa ada sesuatu yang membuat mata mas tidak nyaman?" Hira bahkan terlihat sangat khawatir.

" Ah tidak sayang, mas cuma tidak enak di perlakukan layaknya bos seperti ini. Padahal mas hanya asisten bos Arkan." Sahut Aarav.

Ia menatap pak Miftah, " Jangan buat istri saya jadi salah paham pak. Atau saya bisa meminta Arkan untuk memotong gaji anda." Ujar Aarav menyimpan makna.

" Ah maafkan saya tuan. Saya tidak bermaksud. Saya hanya menjalankan perintah pak Arkan saja." Sahut pak Miftah yang mulai paham dengan situasi.

" Ya sudah tidak perlu di ributkan lagi. Sebelumya saya ucapkan terima kasih atas layanan kalian pak. Saya akan kasih bintang lima untuk toko kalian." Ucap Hira.

" Terima kasih nyonya." Ucap pak Miftah.

" Boleh kah saya menumpang toiletnya pak?" Tanya Hira.

" Oh boleh nyonya. Kami menyediakan toilet untuk umum. Toiletnya ada di sebelah sana nyonya." Pak Miftah menunjuk ruangan bertuliskan toilet.

" Terima kasih pak." Ucap Hira. Ia menatap Aarav, " Mas aku ke toilet dulu."

" Jangan lama lama!" Hira menganggukkan kepala. Ia berjalan keluar menuju toilet yang berada tak jauh dari stand tadi. Ia segera menyelesaikan hajatnya.

Setelah selesai, ia keluar dari kamar mandi. Ia mencuci tangannya di wastafel.

" Gadis kampungan yang mengejar pria kaya dengan cara naik ke ranjangnya."

Hira berbalik badan mendengar seorang wanita seperti berbicara kepadanya karena memang toilet itu sepi. Tidak ada orang lain selain dirinya.

" Anda siapa?" Tanya Hira menatap wanita itu. Kalau di lihat dari wajahnya, sepertinya usianya jauh di atasnya. Mungkin hampir seumuran dengan Aarav. Wajahnya cukup cantik di usianya yang sudah setengah umur. Rambutnya di gelung ke atas, dan pakaiannya cukup mahal.

" Kamu tidak perlu tahu siapa aku. Yang jelas, kamu harus segera meninggalkan Aarav. Dia tak pantas untukmu karena kalian bagaikan langit dan bumi." Ucapnya.

" Apa anda kenal dengan suami saya?" Tanya Hira lagi.

" Seluruh dunia ini tahu siapa Aarav Alaric. Orang terkaya di negeri ini yang memiliki ratusan perusahaan yang ia kelola sendiri."

" A.. Apa? Apa anda tidak salah nona?" Lagi lagi Hira hanya bisa bertanya.

" Tidak. Aarav Alaric, pendiri sekaligus pemilik perusahaan AA Group. Perusahaan terbesar di negeri ini."

Jeduaaarrrr

TBC....

1
Melia Gusnetty
jgn2 si della si pemuas nafsu si kakek tu bau tanah...dasar tua bangka
Melia Gusnetty
si hira bidoh juga knp mau2 aja d ajak main sm rama..gk mikiri perasaan suamu nya...pakai otak mu hira...pikir kn juga perasaan si ayu..rama udh mantan..ingat ituu..😏
VANESHA ANDRIANI: hhh lupa dia orang masih sayang... makasih suportnya
total 1 replies
partini
hemmmm ternyata buka 0
VANESHA ANDRIANI: aih apa ini... makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: udah ya kak makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
Valen Angelina
rav kamu yg bikin kesalahan besar... siap kau wkwkkw
VANESHA ANDRIANI: hhh belum sadar dia.. makasih suportnya
total 1 replies
Valen Angelina
gagal deej wkkwkw
VANESHA ANDRIANI: hhh iya.. bukan malam pertama ya kak
total 1 replies
arienta fitriani
lanjoot Thor 👍👍
VANESHA ANDRIANI: siappp makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!