Camelia mengulurkan tangannya untuk Raisa, ketika mereka masih kecil. Camelia meminta orang tuanya mengadopsi Raisa, menjadi kakaknya, karena Raisa sudah menjadi yatim piatu akibat kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan.
Sayangnya setelah dewasa, keduanya jatuh cinta pada pria yang sama. Raisa yang merasa iri dengki pada Camelia yang mendapatkan segalanya. Bahkan tega meracuni kedua orang tua Camelia, juga Camelia. Bahkan membakar rumahnya.
Setelah itu, Raisa melakukan operasi plastik persis seperti wajah Camelia. Rayyan yang baru kembali dari luar negeri, membawa Camelia palsu ke rumahnya, menikahinya.
Tanpa dia tahu, Camelia yang asli tengah berjuang antara hidup dan mati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Pendekatan
Sepanjang acara berlangsung, Rayyan terus melirik dan mencuri pandang ke arah Camelia. Hal itu membuat Camelia menjadi tidak tenang menonton pertunjukan dan acara kelulusan kakak angkatnya itu sampai akhir. Ketika Rayyan meliriknya, Camelia segera bersembunyi di balik punggung ayahnya.
Dan hal itu malah membuat Rayyan merasa sangat gemas pada gadis itu. Dia rasa, apapun yang dilakukan oleh gadis itu, baik itu saat gadis itu melompat-lompat senang dan bertepuk tangan karena penampilan kakaknya yang bagus. Atau saat gadis itu malu-malu saat memberikan buket bunga padanya di atas panggung tadi. Atau bahkan ketika dia merasa aneh pada Rayyan hingga terus bersembunyi di balik punggung ayahnya seperti itu, bagi Rayyan, Camelia memang sangat menggemaskan. Dan membuatnya ingin terus mengalihkan pandangannya pada gadis itu.
Camelia sekali lagi melihat kartu nama itu, selama ini circle Camelia kan memang hanya teman-teman di sekolahnya. Dan itu para pelajar saja. Dia juga belum pernah menghadiri acara kelulusan seperti ini di sekolahnya. Karena kebetulan di tahun pertamanya dia memang kurang sehat dan tidak bisa hadir di acara kelulusan seniornya saat itu. Di tahun kedua ya sekarang, dia naik kelas 12 dan kakaknya lulus. Dan dia lebih memilih untuk datang ke acara kakaknya ini. Jadi, dia memang belum pernah bertemu dengan senior-senior seperti Rayyan di sekolahnya.
Lagipula, sekolah tempat Camelia sekolah itu kan memang khusus sekolah melukis. Ya, memang karena Camelia sangat suka melukis. Jadi dia memang ayahnya menyekolahkannya di tempat di mana dia bisa mengembangkan bakatnya itu secara signifikan. Jadi, intinya dia memang tidak pernah di pandang aneh seperti Rayyan memandangnya. Usia mereka kan juga terpaut cukup jauh, 8 tahun. Jadi, memang tatapan Rayyan itu, dan sikap Rayyan itu sangat aneh baginya.
Selama ini juga Camelia tidak punya teman dekat pria. Dia selalu diantar jemput pulang dan pergi sekolah oleh ayah atau ibunya. Mana ada kesempatan teman pria mendekatinya. Lagipula, dia lebih suka berteman dengan wanita.
Tadinya Camelia mau membuang kartu nama Rayyan itu diam-diam di bawah meja. Tapi tiba-tiba saja orang tuanya mengajaknya ke suatu tempat.
"Sayang, ikut ayah kesana!" kata Keanu.
Tentu saja, sebagai seorang ayah Keanu ingin memperkenalkan putrinya yang memang tidak bersekolah di tempat ini kepada para pengurus yayasan. Mereka kan tahunya putrinya Keanu ya Raisa yang memang bersekolah di tempat ini. Akan tetapi, sebelum Raisa benar-benar meninggalkan sekolah ini. Keanu ingin memberitahu semua orang, kalau dia juga punya seorang putri yang sangat berprestasi dan pintar melukis seperti Camelia.
Dan ternyata, bersama dengan kepala sekolah, Ibu asrama, ketua yayasan dan para pengurus yayasan, beberapa senior juga berdiri dengan mereka. Karena memang momen itu selalu digunakan untuk saling bertegur sapa dan bertanya kabar. Kalau bisa mungkin akan menjalin kerjasama yang cukup menguntungkan.
Dan lagi-lagi Camelia di hadapkan dengan Rayyan. Tentu saja, gadis itu langsung memasukkan kartu nama yang tadi diberikan oleh pria yang saat ini sedang berjalan ke arahnya ke dalam tas selempang mininya itu.
"Kita bertemu lagi!" kata Rayyan Yang sepertinya memang sengaja mendekati Camelia.
Karena Camelia tadi sempat melihat beberapa orang menegur pria itu tapi pria itu sama sekali tidak membalas teguran mereka dan terus berjalan ke arahnya.
'Ayah' batin Camelia yang merasa gugup.
Tapi, saat gadis itu menoleh ke arah Ayahnya, Ayahnya sedang berbicara dengan kepala sekolah dan ibunya sedang berbicara dengan istri dari ketua yayasan sekolah ini. Dia tidak mungkin memanggil mereka untuk menyela.
Camelia hanya bisa melangkah sedikit mendekati sang ibu.
"Iya" jawabnya pelan.
"Jadi kamu suka melukis?" tanya Rayyan.
Pria itu, entah kenapa rasanya memang selalu ingin berada di dekat gadis yang baru ditemuinya hari ini itu. Rayyan, bahkan merasa seperti ada medan magnet di tubuh Camelia. Yang membuatnya terus menarik dirinya ke arah gadis itu. Padahal, Camelia malah merasa sedikit was-was pada Rayyan.
"Aku Rayyan Danuwirya!" kata Rayyan mengulurkan tangannya.
Camelia tampak enggan. Dia masih menatap ke arah tangan Rayyan itu. Dan sepertinya memang tidak ingin membalas uluran tangan itu. Tapi pria itu terus menatapnya, dan tangannya tidak kunjung ditariknya.
"Aku Camelia!" kata Camelia yang memilih hanya menyebutkan namanya saja tanpa membalas uluran tangan itu.
Rayyan maklum, tapi apa yang dilakukan oleh gadis di hadapannya itu malah membuatnya semakin tertarik dan penasaran. Selama ini, banyak sekali gadis dan wanita yang berlomba-lomba untuk berjabat tangan dengannya. Dan Camelia adalah satu-satunya gadis yang menolak untuk berjabat tangan yang lainnya. Itu membuat Rayyan benar-benar merasa, kalau gadis di hadapannya itu adalah jodohnya.
Rayyan menarik tangannya dan tersenyum.
"Aku punya sebuah galeri lukisan. Apa kamu tertarik menjadi salah satu pelukis disana?" tanya Rayyan yang terus mencoba menarik perhatian gadis yang sangat disukai pada pandangan pertama di hadapannya itu.
"Galeri?" tanya Camelia yang sepertinya mulai tertarik dengan apa yang disampaikan oleh Rayyan.
Rayyan mengangguk cepat.
"Aku tidak menjual lukisanku!" jawab Camelia mulai berani beradaptasi berbicara dengan pria yang ada di hadapannya setelah sedikit was-was tadi sebelumnya.
Dan dari tanggapan Camelia itu, meskipun sebenarnya itu adalah sebuah penolakan bagi tawaran yang diajukan oleh Rayyan. Namun Rayyan malah merasa senang. Dia pikir, gadis di hadapannya itu sudah mulai menjawab pertanyaannya dengan kalimat yang cukup panjang. Tidak singkat-singkat saja seperti sebelumnya.
"Bagaimana kalau melihat-lihat! aku dengar profesor Resvi Glamour adalah salah satu pengajar disana. Dan dia sudah membuatkan beberapa lukisan untuk galeri itu! mau lihat?" tanya Rayyan.
Tapi, daripada sebuah pertanyaan, apa yang dikatakan oleh Rayyan itu lebih seperti sebuah tawaran yang mendesak.
Mendengar guru favoritnya sudah membuatkan beberapa lukisan untuk pria di hadapannya itu. Sebenarnya Camelia sangat tertarik, tapi dia juga tidak berani menerima tawaran pria di depannya itu. Neneknya bilang, saat dia sudah beranjak remaja maka dia harus lebih berhati-hati kepada makhluk yang namanya pria.
"Tidak" jawabnya kemudian.
Rayyan sedikit kecewa, entah dia harus berkata apa lagi supaya bisa lebih dekat dengan gadis di depannya itu.
"Rayyan!" sapa Keanu yang juga mengenal Rayyan.
"Paman" sapa balik Rayyan.
"Kamu apa kabar? terakhir kali aku bertemu denganmu, kamu masih kuliah. Kamu benar-benar sangat hebat. Sekarang kamu sudah jadi CEO. Bagaimana kabar ayah dan ibumu?" tanya Keanu.
"Baik paman. Paman juga hebat, paman memiliki putri yang bisa melukis dengan indah. Alangkah beruntungnya aku, kalau di ruang kerjaku di perusahaan, bisa mendapatkan kehormatan untuk memajang salah satu lukisan Camelia!" kata Rayyan terus terang.
Keanu cukup terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Rayyan. Tapi, baginya apa yang diucapkan oleh pria di hadapannya itu adalah sebuah kehormatan bagi putrinya. Lukisan yang dipajang di ruang kerja pengusaha nomor satu di kota ini, bukankah akan menjadi sesuatu yang akan disegani banyak orang. Dan bukankah itu hal yang sangat baik untuk karir Camelia. Atau paling tidak, lukisannya benar-benar akan dihargai setelah ini.
"Nak..."
Keanu menoleh ke arah Camelia.
"Aku..."
"Aku mohon!" kata Rayyan.
Keanu benar-benar dibuat terkejut, bagaimana seorang pengusaha mudah nomor satu di kota ini memohon kepada anaknya seperti itu.
"Sayang, Rayyan sudah seperti itu..." kata Keanu tidak enak.
Camelia pada akhirnya tidak bisa menolak permintaan ayahnya itu.
"Baiklah, kak Rayyan mau lukisan seperti apa?" tanya Camelia yang langsung membuat Rayyan sangat antusias.
***
Bersambung...
m...
sulit berpaling dari pesona Camelia 🤭
hatinya Raisa kotor sekali ya, minta di Rinso sepertinya biar bersih tanpa noda 🤣🤣🤭🤭
kok jadi kayak gitu anaknya 🤭