Tiga orang remaja yang merupakan kembar tiga bersekolah di Smith internasional school. Mereka bukan manusia biasa tapi tiga kembar yang memiliki Indra keenam dan mampu melawan para makluk halus dengan kemampuan mereka.
Bisakah mereka menolong banyak orang dengan kemampuan mereka itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di temukan
Dia terus memanggil nama ibunya yang sudah meninggal dan mengelingi semua tempat di rumah itu, tapi hanya di bagian luar saja tanpa bisa masuk ke dalam, Khalid merasakan itu, mungkin jasad keduanya ada di dalam rumah dan mereka tidak bisa masuk untuk menunjukkan tempat di mana mereka di sembunyikan.
"Mommy Arumi ingin pulang.."
"Kamu akan pulang" ucap Khalid menatap Aura hijau yang terus melayang mengelilingi area rumah dan juga Diana itu.
Tapi matanya kini menatap Aura merah yang begitu kuat di samping Diana, dia khawatir dengan sosok qorin itu yang sepertinya punya dendam yang kuat pada Diana.
"Mereka kami sembunyikan di bawah tanah, saat menyeret jasad mereka, kami membersihkan semua sisa sisa darah yang tercecer dari mayat Virna, dan memasukkan mereka ke ruang bawah tanah yang ada di lantai gudang rumah itu" ungkap Danang.
"Di gudang itu tidak ada ruang bawah tanah, saya sudah periksa" ucap Brandon
"Jalan masuknya kami halangi dengan lemari di sudut kiri" jawab Danang
"Kamu dan Diana yang bawa jasad mereka kesana?" Tanya James
"Saya menggendong Arumi, dan Diana menyeret jasad Virna, dia bilang disana tidak akan ada yang tahu karena hanya dia yang tahu tempat itu, waktu pacaran dengan Justin di sini" jawab Danang
"Jadi kamu sudah sering kesini bahkan sampai tahu ada ruang rahasia segala, kamu ini sepertinya benar benar seorang psikopat, periksa dia lebih lanjut Brandon, jangan sampai dia bebas dalam waktu dekat" ucap James.
"Siap komandan, manusia seperti dia saya pastikan tidak akan bebas, meski keluarganya presiden sekalipun" jawab Brandon
"Apa kamu tidak curiga dengan dua siswa kamu yang hilang selama dua bulan? Tidak ada tindakan tegas?" Tanya James
"Tidak om, menurut data, mereka pindah sekolah dan Untuk Virna, data menyebutkan kalau dia pulang kampung ke Bandung" jawab Zaki yang sudah memeriksa data Arumi dan Virna sebelumnya.
"Kamu tahu sesuatu juga?" Tanya Brandon menatap tajam Danang tapi Danang menggeleng.
"Sepertinya saya tahu pak, kenapa dua anak itu tidak di cari keluarganya" ucap ibu Zeta
"Arumi sebelumnya mengirimkan surat kalau dia pergi dari rumah, dan ibunya bilang itu memang tulisan Arumi, tapi saya yakin itu mereka yang buat pak" ungkap ibu Zeta
"Untuk urusan pindah sekolah yang di setujui pihak sekolah, Diana ini ternyata adalah anak dari seorang petugas di sekolah ini, pak Misbah, dia pasti ikut terlibat pak" ungkap ibu Zeta
"Pak Misbah salah satu staf administrasi sekolah?" Tanya Zaki
"Iya pak" jawab ibu Zeta
"Saya akan usut semuanya, tolong bantuannya om" ucap Zaki serius
"Akkhhhhhhh.,. To.. tolong!" Pekik Diana tiba tiba memegangi lehernya
"Dia kenapa?" Tanya Zaidan
"Bang, ko qorin bisa mencekik orang?" Tanya Gafi
"Bukan qorinnya tapi rasa takut dan juga rasa bersalahnya, Aura merah itu mengelilingi leher Diana" bisik Khalid
"Tapi yang Gafi lihat, bayangan hitam itu mencekik lehernya" bisik Gafi
"Hhhkkkk... To...Lo... Ng!" Ucapnya dengan mata terbelalak
"Biarkan dia di hukum, kenapa kamu ikut campur urusan manusia" ucap Khalid
Gafi mendekati sosok itu dan hendak memegangnya, tapi sosok itu tiba tiba menarik Diana ke dekat rumah.
"Ggrrrhhhh"
Aakhhhh.. Brak. Bugh..
Suara Geraman menggema di sana di sertai dengan teriakan Diana yang di hempaskan ke dinding rumah itu hingga pingsan.
"Tolong saya, saya tidak mau di hantui oleh mereka" ucap Danang
"Akui kejahatan kamu di depan kelurganya dan terima hukumnya" jawab James
"Baik pak, saya akan mengakui kejahatan saya, saya juga akan membantu mengubur mereka dan minta maaf pada keluarganya pak" jawab Danang
Setelah memastikan tempat dua jasad itu di tempatkan, James segera menghubungi anak buahnya untuk datang bersama tim forensik dan juga ambulans untuk membawa Diana, Danang langsung di bawa ke kantor polisi sementara rumah kosong itu langsung di beri garis polisi, dan Zaki akan membuat pagar pembatas baru disana yang lebih tinggi, agar para murid tidak bisa lagi masuk ke rumah itu.
Keluarga Virna ternyata selama ini tidak tahu kalau Virna meninggal, mereka yang hanya berkomunikasi dengan Virna lewat pesan atau telepon, tidak merasa curiga saat Diana menyamar menjadi Virna.
Mereka yang hanya seorang petani terus di kirim uang oleh Diana yang mengaku sebagai Virna yang mendapat pekerjaan paruh waktu, sementara ayah dari Arumi terus menangis setelah tahu kalau anak yang selama ini dia kira kabur karena marah dengan perceraian orang tuanya, hingga membuat ibunya bunuh diri, ternyata meninggal dengan tragis, dia terus mengirimkan uang pada rekening Arumi agar dia tidak kekurangan uang bahkan terus ngirim pesan agar Arumi cepat pulang.
"Terima kasih" ungkap Aura berwarna hijau milik Arumi berbisik di telinga Khalid dan Gafi, lalu menghilang dari sana.
Sementara Aura merah itu masih tetap berada di dalam rumah kosong dan memenuhi setiap sudut rumah itu, hingga suasana rumah itu sekarang menjadi panas.
"Dia masih belum terima sepertinya" gumam Khalid
"Virna asli sudah tidak punya urusan dengan dunia lagi, apa perlu Gafi beri dia pelajaran?" Tanya Gafi.
"Biarkan dia disana untuk menakuti orang orang yang akan berbuat mesum disini, jika sampai membahayakan baru kita tindak" jawab Khalid
"Abang pucat" ucap Gafi menatap wajah Khalid yang terlihat pucat
Dia memusatkan energinya untuk menahan energi dari qorin Virna agar tidak menggangu proses pemeriksaan dan pengambilan jenazah korban disana.
Bahkan Aura itu masih terlihat belum terima ketika Danang mengatakan akan bertobat dan mempertanggung jawabkan perbuatannya.
"Nanti akan kembali setelah tidur sebentar, kamu jangan khawatir" jawab Khalid keluar dari rumah itu untuk menyusul Yudhistira dan Zaidan.
Tapi tanpa Khalid tahu, Gafi mengincar sosok itu dan menyentuhnya hingga dia lenyap
"Kamu sudah berani menakut nakuti Aurora adikku, dan kamu pantas lenyap setelah kamu juga berusaha mencelakai semua orang" gumam Gafi yang tangannya terlihat memerah akibat menyentuh sosok itu.
Mereka kembali menaiki tembok pembatas bersama Yudhistira dan Zaidan, ternyata di belakang kelas musik sudah menunggu Riko, Irsyad, Abidzar dan Azka.
"Alhamdulillah semua selesai" ungkap semuanya
"Jangan pegang gue dan bang Khalid, kami belum bersih bersih" ucap Gafi saat Abidzar hendak memeluk mereka
"Mandilah di ruang ganti tim basket, disana juga ada baju gue" ucap Yudhistira
"Nanti kita jenguk Ola ya, bawa bingkisan yang gue beli kemarin dengan Bulan" ucap Riko
"Apa bingkisannya?" Tanya Khalid
"Kemplang tenggiri, kemarin kami jalan jalan di pasar om Hendra" jawab Riko
"Nggak modal, jalan di pasar, orang mah ajak ke Mall" ledek Azka
"Bulan maunya ke pasar, katanya mau semangka kotak" jawab Riko
"Benar benar anak Oma Sintia" ucap Khalid dan Gafi tertawa.
moga karyamu yang ini juga luar biasa ya thorr🤲
semangaat🤭