NovelToon NovelToon
Bayi Kembar Sang Kapten Dirga

Bayi Kembar Sang Kapten Dirga

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / One Night Stand / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Ibu susu / Ayah Darurat
Popularitas:33.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Sepuluh bulan lalu, Anna dijebak suaminya sendiri demi ambisi untuk perempuan lain. Tanpa sadar, ia dilemparkan ke kamar seorang pria asing, Kapten Dirga Lakshmana, komandan muda yang terkenal dingin dan mematikan. Aroma memabukkan yang disebarkan Dimas menggiring takdir gelap, malam itu, Anna yang tak sadarkan diri digagahi oleh pria yang bahkan tak pernah mengetahui siapa dirinya.

Pagi harinya, Dirga pergi tanpa jejak.
Sepuluh bulan kemudian, Anna melahirkan dan kehilangan segalanya.

Dimas dan selingkuhannya membuang dua bayi kembar yang baru lahir itu ke sebuah panti, lalu membohongi Anna bahwa bayinya meninggal. Hancur dan sendirian, Anna berusaha bangkit tanpa tahu bahwa anak-anaknya masih hidup. Dimas menceraikan Anna, lalu menikahi selingkuhan. Anna yang merasa dikhianati pergi meninggalkan Dimas, namun takdir mempertemukannya dengan Kapten Dirga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

06. Ibu di sini, Nak.

Suara langkah kaki lembut terdengar di koridor panti, diikuti aroma khas bedak bayi yang samar terbawa angin sore. Di dalam ruang bayi, Anna masih memeluk erat tubuh mungil yang kini terlelap di dadanya. Air mata di pipinya belum benar-benar kering. Di sampingnya, Kapten Dirga berdiri dengan kedua tangan di saku celana, matanya terpaku pada pemandangan itu, wanita rapuh dan bayi kecil yang seolah diciptakan untuk saling melengkapi.

Ketukan lembut di pintu membuat mereka menoleh. Bu Ratna, pengurus panti, menengok ke belakang lalu buru-buru berjalan membuka pintu.

Di ambang sana berdiri seorang wanita paruh baya berwajah teduh, mengenakan gamis abu muda dan jilbab putih bersih, dia adalah Ibu Ratih, pengasuh utama panti sekaligus sosok yang bagi Dirga lebih dari sekadar keluarga.

“Siapa yang datang, Ratna?” tanya Bu Ratih dengan suara hangat namun terdengar letih.

Bu Ratna tersenyum lega. “Kapten Dirga, Bu. Baru saja tiba.”

Dirga segera berbalik, memberi hormat kecil.

“Selamat sore, Bu Ratih.”

Namun perhatian Bu Ratih justru terhenti pada sosok lain di dalam ruangan, Anna, wanita muda yang tengah mendekap bayi dengan lembut. Pemandangan itu membuat langkahnya terhenti. Ada sesuatu dalam cara perempuan itu memeluk sang bayi, begitu alami, begitu tulus seperti seorang ibu yang sedang menenangkan anak kandungnya.

“Siapa dia, Dirga?” tanya Bu Ratih pelan, suaranya dipenuhi keingintahuan yang bercampur iba. Dirga menoleh ke arah Anna, lalu kembali menatap Bu Ratih.

“Namanya Anna, Bu. Dia baru saja kehilangan bayinya … beberapa jam setelah lahir. Saya menemukannya di rumah sakit. Kondisinya waktu itu tidak stabil, jadi saya membawanya ke sini. Ku pikir … suasana panti mungkin bisa sedikit menenangkannya.”

Mata Bu Ratih melembut, dia berjalan mendekat, menatap wajah pucat Anna yang kini menunduk.

“Kasihan sekali, Nak…” ucapnya lirih. “Tapi kamu kuat, ya. Tuhan pasti punya alasan mengapa semua ini terjadi.”

Anna mencoba tersenyum, tapi air matanya justru menetes lagi. Ia menatap bayi di pelukannya yang tertidur pulas.

“Aku tak tahu kenapa … saat mendengar tangisnya tadi, hatiku seperti … mengenalnya,” gumamnya pelan, hampir tak terdengar.

Dirga menelan ludah, kata-kata itu membuat dadanya menegang tanpa sebab. Seketika tangisan kecil terdengar lagi, rengekan lembut dari bayi dalam pelukan Anna. Spontan semua mata tertuju ke sana.

Anna panik sejenak, lalu mengusap pipi bayi itu dengan lembut.

“Mungkin … dia haus,” ujarnya lirih.

Bu Ratih mendekat, menatap bayi itu, lalu mengangguk pelan.

“Kamu benar, Nak. Bayi ini memang sulit minum susu. Dia alergi susu formula. Dokter sudah memeriksa ... tubuhnya menolak sufor apa pun. Karena itu, sejak kemarin kami kesulitan memberinya asupan.”

Dirga menatap Bu Ratih tajam. “Bayi ini … alergi?”

Bu Ratih mengangguk. “Iya, dia dan kembarannya sama-sama lahir prematur, tapi kakaknya sudah mulai membaik. Sekarang masih tidur di ruang sebelah setelah diperiksa dokter.”

Anna menatap Bu Ratih dengan mata membesar.

“Kembar?” bisiknya. “Dia … punya saudara kembar?”

“Iya, Sayang,” jawab Bu Ratih lembut. “Dua malaikat kecil yang dititipkan Tuhan kepada kami.”

Ruangan itu mendadak sunyi. Hanya suara napas bayi dan detak jam dinding yang terdengar. Anna menatap wajah mungil di pelukannya dengan tatapan penuh haru. Sementara Dirga berdiri mematung, pikirannya berputar cepat, menyatukan potongan-potongan peristiwa yang mulai terasa terlalu sempurna untuk sekadar kebetulan.

Hatinya menegang, ada sesuatu di balik pertemuan ini, sesuatu yang belum terungkap. Dirga merasa seolah alam sedang mempertemukan dua jiwa yang seharusnya tak pernah terpisah.

Malam merayap pelan di atas atap panti asuhan itu. Hujan tipis turun, menyisakan aroma tanah basah yang samar terbawa angin dari jendela yang sedikit terbuka. Semua anak sudah terlelap, lorong sepi hanya diterangi cahaya lampu temaram.

Namun di salah satu kamar tamu, Anna belum juga bisa memejamkan mata. Bayangan wajah bayi mungil itu terus menari di pelupuk matanya. Setiap kali ia memejamkan mata, ia mendengar tangisan lembut yang sama dan lirih, memanggil, seolah suara itu lahir dari dalam dadanya sendiri.

Pelan-pelan, ia bangkit dari ranjang. Kakinya yang lemah masih terasa nyeri pasca melahirkan, tapi ada kekuatan aneh yang menuntunnya. Ia berjalan melewati koridor, hingga sampai di depan ruang bayi.

Lampu di dalam ruangan redup, hanya meninggalkan cahaya kekuningan yang menenangkan. Di sudut, Bu Ratna tertidur di kursi dengan selimut menutupi bahu, kepalanya bersandar di dinding, napasnya teratur.

Anna melangkah mendekat ke ranjang kecil di sisi jendela, tempat bayi itu tidur. Bayi mungil itu merengek pelan, tubuhnya sedikit gelisah di dalam kain bedong. Anna berdiri di sisi ranjang, jantungnya berdetak tak beraturan.

“Shh … diam, Sayang,” bisiknya pelan, suaranya gemetar. “Mama di sini.”

Tanpa benar-benar menyadari apa yang ia lakukan, Anna duduk di kursi kecil di samping ranjang. Tangannya bergetar saat mengangkat tubuh mungil itu ke pelukannya. Bayi itu berhenti menangis seketika, hanya mengeluarkan suara lirih seperti hembusan napas lega.

Air mata menetes dari mata Anna. Nalurinya mengambil alih, tanpa berpikir panjang, ia menurunkan sedikit kain yang menutupi dadanya, dan membiarkan bayi itu mencari sumber kehangatan yang selama ini dirindukannya.

Dan ajaibnya, bayi itu langsung menemukan jalannya. Suara isapan lembut terdengar di antara keheningan malam.

Anna terisak pelan. “Ya Tuhan … aku bahkan tak tahu bagaimana caranya … tapi tubuhku sepertinya tahu…”

Di sudut ruangan, Bu Ratna terbangun oleh suara tangisan yang tadi sempat terdengar. Ia membuka mata perlahan, dan pandangannya langsung tertuju pada pemandangan di hadapannya. Mulutnya terkatup rapat, napasnya tertahan.

Anna, wanita yang baru kemarin datang dengan mata kosong dan luka di hatinya, kini sedang memeluk bayi itu dengan kelembutan seorang ibu sejati. Bayi yang selama ini sulit tidur dan menolak susu formula itu kini diam dalam dekapan Anna, seolah telah menemukan tempat asalnya.

Bu Ratna hanya diam, dia menatap dengan mata yang mulai basah, lalu memejamkannya perlahan. Ia berpura-pura masih tertidur, tak ingin merusak keajaiban kecil yang sedang terjadi di depannya.

Malam itu, di bawah cahaya lampu temaram dan rintik hujan yang tak kunjung berhenti, dua hati yang terluka menemukan kedamaian dalam pelukan pertama mereka, pelukan seorang ibu dan anaknya yang terpisah tanpa pernah saling mengenal.

1
Dew666
🍡🍡🍡🍡
sri hastuti
horeee akhirnya ,hancur para pengkhianat itu, bagusss thor.
ayo basmi habis semuanya , biar kapten dirga dan anna bahagia
aamirandah ksh balasan yg setimpal dan berat 🙏💪
Lisa
Puji Tuhan misi penyelamatan Anna berjln dgn lancar..good job Dirga basmi smua keluarga Asmir..moga Anna segera pulih kembali pada kedua anaknya
iqha_24
menegangkan ceritanya 👍
Rohmi Yatun
haduuhh deg2an banget ni.. lanjut tboor🙏
Nar Sih
pertempuran sgra di mulai ,👍kapten sgra selamatkan anna
iqha_24
apakah nanti ada flashbacknya kk author knp keluarga Asmir segitu bencinya dengan keluarga Kapt Dirga
iqha_24: Ok kk Author makasih
total 2 replies
Lisa
Syukurlah Mayor Kevin dtg tepat waktu..ayo basmi Asmi & komplotannya itu..Dirga cpt selamatkan Anna..
Dew666
❤️‍🩹⭐️
sri hastuti
bagus kapten dirga ,ayo lawan mereka ,pengkhianat semua ,gulung komplotan mereka , ayo kalian ana sm kapten hrs bahagia ,saatnya menang atas kejahatan
kejahatan jangan dibiarkan terlalu lama thor , 🙏🙏🙏
Amel_
yeeesss akhirnya mayor Kevin sdh tiba , saatnya kehancuran kalian , lanjut lagi kak
Hikaru Natsumi Rei
kak author sehari up nya cuma sekali kah??
tiap jam berapa ya kak??
cerita nya aku suka banget🥰🥰🙏
Hikaru Natsumi Rei
cerita nya sangat menarik 💜💜💜
berharap update nya jangan lama2 🤭🙏💕
Hikaru Natsumi Rei: 🤭 oke kakak,, tetap semangat,, jaga kesehatan juga ya💪
total 2 replies
Lisa
Ayo Kak Author percepat langkah Mayor Kevin utk menghancurkan keluarga Asmir itu..segera bebaskan Anna..
iqha_24
sadis amat Asmirandah, tunggu pembalasan harus lebih sadis lg dong kk Author
Nar Sih
asmirandah bnr,,perempuan iblis ,ayo dirga cpt selamat kan anna ,kasihan sakit semua kasihan juga sikembar
sri hastuti
ayolah thor cpt dibongkar kejahatan para pengkianat, kasihan si kembar ,tumpas semua para pengkhianat itu, biar dirga sm anna bahagia dengn bayi2 nya 🙏🙏🙏
Nar Sih
tetap waspada dirga ,musuh mu sangat berbahaya ,semoga rencana mu berhasil
iqha_24
hmm tarik napas bacanya
Wulan Sari
semoga kapten Dirga berhasil dengan misinya yaaa kasihan Anna dan anak2nya, tolong Thor di buat bahagia nt akhirnya trimakasih Thor 👍 semangat 💪 salam 🙏
Wulan Sari: iya betul kasihan
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!