NovelToon NovelToon
Selina Pengasuh Tiga Badboy

Selina Pengasuh Tiga Badboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Queen Blue🩵

Selina Ratu Afensa tak pernah menduga hidupnya berubah drastis saat menerima pekerjaan sebagai pengasuh di keluarga terpandang. Ia pikir hanya akan menjaga tiga anak lelaki biasa, namun yang menunggunya justru tiga badboy yang terkenal keras kepala, arogan dan penuh masalah

Sargio Arlanka Navarez yang dingin dan misterius, Samudra Arlanka Navarez si pemberontak dengan sikap seenaknya dan Sagara Arlanka Navarez adik bungsu yang memiliki trauma dan sikap sedikit manja. Tiga karakter berbeda, satu kesamaan yaitu mereka sulit di jinakkan

Di mata orang lain, mereka adalah mimpi buruk. Tapi di mata Selina, mereka adalah anak anak kesepian yang butuh di pahami. Tanpa ia sadari, keberaniannya menghadapi mereka justru mengguncang dunia ketiga badboy itu dan perlahan, ia menjadi pusat dari perubahan yang tak seorang pun bayangkan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queen Blue🩵, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dasar gila

Errick membuka pintu mobil besar itu untuk Niko “Silakan Tuan”

Niko mengangguk lalu masuk ke dalam, duduk dengan tenang. Errick segera menutup pintu dan bergegas ke kursi pengemudi. Mesin meraung pelan, mobil besar itu siap berangkat

Di sisi lain, Sagara sudah memutar kunci mobil sport merah miliknya. Suara mesin yang khas langsung memenuhi halaman rumah. Ia menurunkan kaca jendela dan menoleh ke arah Selina

“Ayo naik” katanya singkat, nada suaranya seperti tak memberi ruang untuk penolakan

Selina sedikit terkejut, sempat melirik ke arah Samudra dan Sargio, seolah mencari jawaban. Namun Sargio hanya mengangkat alis, sedangkan Samudra menahan senyum tipis

“Cepat” desak Sagara lagi, kali ini dengan tatapan menunggu

Dengan pasrah, Selina akhirnya membuka pintu mobil dan duduk di kursi penumpang depan. Aroma khas interior mobil Sagara langsung menyergap hidungnya, perpaduan wangi kulit mobil baru dan parfum maskulin yang tajam

Tak lama, Sargio dan Samudra ikut masuk ke kursi belakang

“Ini mobil, bukan arena tinju. Jadi jangan ribut di jalan” celetuk Sagara sambil melirik spion ke arah kedua saudaranya

Samudra mendengus “Tenang saja kapten. Kami penumpang yang patuh”

Selina hanya menghela napas kecil, menatap keluar jendela, mencoba mengabaikan ketegangan samar yang sering muncul di antara tiga bersaudara itu

Beberapa detik kemudian, mobil besar yang di tumpangi Niko mulai bergerak meninggalkan halaman rumah. Sagara langsung menginjak pedal gas, mobil merahnya meluncur dengan mulus, mengikuti dari belakang

Konvoi kecil itu melaju di jalanan kota pagi hari. Mobil Niko berjalan stabil di depan, sementara mobil merah Sagara setia mengikutinya dari belakang, seperti bayangan yang tak mau lepas

Samudra yang duduk di kursi belakang tiba tiba membuka suara, mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan

“Selina hari ini lo bakal pergi ke rumah sakit lagi kan?” tanyanya santai

Selina menoleh sebentar lalu mengangguk “Iya, aku berencana ke sana. Setelah dari bandara, aku mau izin sama kalian dulu. Aku nggak akan lama”

Sargio mendengus pelan, matanya tetap menatap keluar jendela. Sebelum ia sempat berkata apa apa, Sagara lebih dulu menjawab dengan nada tegas

“Kalau memang harus pergi, kau boleh. Tapi kami yang akan mengantarmu ke rumah sakit”

“Ha?” Selina sontak menoleh, wajahnya bingung “Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri. Lagi pula aku hanya menjenguk bibiku, bukan mau kabur”

Sargio langsung menyambar “Gue nggak ikut. Jangan libatkan gue dengan acara menjenguk itu”

“Dan aku juga tidak mau di antar” Selina menambahkan cepat, nada suaranya meninggi sedikit “Aku bisa naik transportasi umum atau taksi. Kalian tidak perlu repot repot”

Samudra menahan senyum lalu menyandarkan dagunya ke kursi depan, tepat di antara Sagara dan Selina

“Kalau kau memang mau izin sama kami, berarti kau harus nurut juga. Aturannya jelas Selina”

Kata kata itu membuat Selina terdiam. Ia menggigit bibir bawahnya, tidak tahu harus membalas apa. Rasanya percuma berdebat dengan mereka, apalagi saat mereka saling menguatkan aturan satu sama lain

Sagara hanya menatap jalan lurus ke depan, ekspresinya dingin, seolah kalimat Samudra tadi adalah perintah final

Keheningan kembali turun di dalam mobil, hanya tersisa suara mesin dan deru angin dari luar jendela

Tak lama kemudian, gedung bandara mulai terlihat di kejauhan. Mobil besar Niko berhenti di area drop off dan mobil merah Sagara mengikuti dengan patuh dari belakang

Bandara pagi itu ramai, suara pengumuman keberangkatan bersahut sahutan. Niko berdiri tegak di hadapan ketiga anak kembarnya Sargio, Samudra dan Sagara serta Selina yang berdiri sedikit di belakang. Jas hitamnya rapi, koper besar berada di sampingnya

“Papah titip pesan” ucapnya dengan suara dalam dan tegas, menatap satu per satu anaknya “Walaupun Papah di luar negeri, kalian harus tetap akur. Jangan ada masalah, jangan ada ribut ribut yang nggak perlu. Ingat aturan rumah. Jangan buat Papah sampai di panggil pulang gara gara ulah kalian”

Ketiganya mengangguk bersamaan, wajah mereka serius

Niko melihat jam tangannya, senyum kecil muncul di wajahnya “Baiklah… saatnya Papah pergi. Jaga diri kalian baik baik”

Ia mulai berjalan, menarik koper perlahan menuju jalur keberangkatan

Selina yang berdiri di belakang langsung menatap ketiga kembaran itu dengan tajam “Hei” bisiknya sambil menyikut lengan Samudra “Kalian nggak ada niat pamitan yang benar ya? Minimal peluk atau salim. Masa cuma berdiri doang?”

Mereka bertiga hanya diam, saling melirik, jelas enggan

“Sudah jangan gengsi” desak Selina lagi. Tapi tak ada satu pun yang bergerak

Akhirnya, Selina memanggil keras “Om Niko!”

Niko menoleh, berhenti beberapa langkah dari mereka

Selina memberi kode halus ke arah ketiga kembar itu, matanya menyipit penuh ancaman manis. Ayo jalan. Sekarang

Sargio menghela napas berat, Samudra mendengus, sementara Sagara menggaruk belakang kepalanya canggung. Akhirnya, mau tak mau mereka bertiga melangkah mendekati Papahnya

Niko mengangkat alis, jelas terkejut melihat ketiganya tiba tiba berlari kecil

Sargio lebih dulu maju, menjabat tangan Papahnya erat, lalu menunduk sedikit untuk mencium punggung tangan itu

Samudra meski wajahnya masih kesal, akhirnya menepuk bahu Papahnya lalu memeluk sebentar dengan cepat.

Sagara malah langsung merangkul Niko dengan erat, seperti anak kecil yang enggan melepas

Niko tersenyum lebar, wajahnya melunak “Nah begini baru benar. Kalian ini sudah besar, tapi jangan lupa kalau kalian masih anak anak Papah”

Ketiga kembar itu hanya saling melirik, malu malu. Dari jauh, Selina mengangkat dua jempol dengan senyum puas, seolah berkata Good job boys

Niko pun melambaikan tangan terakhir kali sebelum akhirnya masuk ke ruang keberangkatan, meninggalkan mereka berempat di area bandara

Pesawat yang membawa Niko perlahan melaju di landasan, lalu terangkat ke udara. Keempat orang itu menatapnya dari balik kaca besar ruang tunggu bandara. Hingga akhirnya pesawat itu benar benar lenyap di balik awan, menyisakan keheningan di antara mereka

Sagara tiba tiba berbalik cepat. Ia meraih tangan Selina tanpa banyak bicara, menariknya menuju pintu keluar bandara

“Ayo” katanya singkat

Selina sempat terhuyung, menoleh ke arah Samudra dan Sargio yang masih berdiri di tempat. Tapi langkah Sagara terlalu cepat, membuatnya tak punya pilihan selain mengikuti

Begitu tiba di area parkir luar bandara, Sagara membuka pintu mobil merahnya

“Masuk” perintahnya sambil menatap Selina

Selina menghela napas, lalu menuruti dengan patuh, masuk ke kursi penumpang depan

Sementara itu, Sargio yang baru keluar dari pintu bandara mencoba kabur ke arah lain, jelas tidak berniat ikut. Namun Samudra dengan gesit meraih kerah bajunya

“Hei bung, kau juga ikut” ucap Samudra dingin, lalu mendorong Sargio hingga masuk ke kursi belakang mobil

“Dasar gila!” Sargio mendengus, menepis tangan saudaranya, tapi akhirnya duduk dengan wajah masam

Sagara yang menyaksikan itu dari sisi mobil hanya menyunggingkan senyum tipis. Ia menutup pintu Selina, lalu menoleh ke arah Samudra

“Tinggal kau”

1
Rere
keren ceritanya kocak😆kalo bs double up tor
Dion
🤣burung kesayangan??
piobeng🦂🍫
selina ini bos
Sintya P
ngakak🤣🤣🤣
Diana🥰
seruu kocak abis🫶
Diana🥰
zayyan? namanya mengingtknku sm mantan🤭👍
Queen Blue🩵: mantan terindah bukan ka? 🤣
total 1 replies
Weswos Crew
lanjut KA 👍
Anonymous
ceritanya slalu bagus,ngikutin dari tahun llu & gk pernah gagal😭🙌
Queen Blue🩵: mksh kak... always setia🩵😇
total 1 replies
saharaa
novelya bgs suka
piobeng🦂🍫
tinggalin aja selina nyebelin banget sih gio
piobeng🦂🍫
dia itu gak bisa tidur woy hahah di rindu nyanyian babi
piobeng🦂🍫: heheh pecinta dunia fiksi pasti punya beberapa apk novel hehheheh
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!