Menceritakan kisah seorang pemuda yang mempunyai rasa trauma di masa kecilnya. Dan rasa trauma itu disebabkan oleh keluarganya sendiri yang sangat membenci kehadiran dirinya. Saga, di usir dari rumah karena telah dituduh menyakiti adik lain ibu dari ayahnya, Saga juga sering di hina dan di caci maki oleh ayah serta kakak kandungnya sendiri. Sampai akhirnya Saga keluar dari rumah yang seperti neraka dan hidup di dunia luar. Banyak kejadian menyakitkan yang Saga alami, tapi semua itu telah menjadi pecut untuk dirinya agar bisa menjadi lebih kuat dan juga tahan banting. Sampai akhirnya Saga bergabung dengan kelompok Gengster, dan bertarung melawan banyak Gengster yang menjadi musuhnya? Dan beberapa tahun kemudian, Saga bertemu dengan adik tirinya itu, yang ternyata merupakan musuh bebuyutan dari kelompok mafia miliknya. Di saat itulah pembalasan dendam akan dia mulai. Sagara berjanji akan menghabisi seluruh orang yang telah membuat hidup nya menjadi menderita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang Ke Markas
Tepat pukul 4 sore Saga bersama Joe sudah tiba di markas milik mereka. Seluruh kelompok geng Kapak yang melihat kepulangan bosnya langsung berlari mendekati kedua pria itu, termasuk Marko yang juga ikut berlari mendekati sahabatnya Saga.
Wajah mereka semua terlihat begitu panik, mereka semua merasa penasaran dengan misi yang dilakukan bosnya di rumah Tuan Abimanyu.
"Bos! Akhirnya bos kembali. Bagaimana keadaan mu bos?" tanya pak Sarnip kepada Saga.
Saga yang mendengar pertanyaan dari pria paruh baya itu langsung memegang bahu pak Sarnip. Lalu Saga memeluk tubuh pak Sarnip sembari tersenyum senang.
Brukkkk..
"Aku berhasil paman. Aku berhasil menjalankan misi sesuai dengan rencana kita." jawab Saga membuat pak Sarnip ikut tersenyum lega.
"Selamat bos. Kamu memang pemuda yang sangat hebat, almarhum bos Jarwo pasti bangga dengan kehebatan mu ini bos." puji pak Sarnip membuat Saga memasang wajah sedih.
Lalu Saga melerai pelukannya di tubuh pria paruh baya itu. Setelah menyebut tentang Almarhum bos Jarwo, kini rasa dendam di hati Saga kembali bangkit dan berapi api, apalagi dia sudah tahu siapa ketua dari geng Black Red yang sudah menghabisi bosnya sampai meninggal dunia.
"Marko, pak Sarnip. Sepertinya kita akan menghabisi banyak orang kali ini, karena kepergian ku ke rumah ayahku malah berhasil menemukan musuh bos Jarwo yang sesungguhnya." ucap Saga membuat mereka semua menatap tidak mengerti.
"Bos! Apa maksud dari perkataanmu ini? Memangnya siapa musuh lain yang ada di rumah ayahmu itu bos?" tanya anak buah Saga yang bernama Dio.
"Dia merupakan ketua klan dari mafia Black Red, kelompok yang telah menembak bos Jarwo menggunakan senjata beracun, sehingga bos Jarwo tidak bisa diselamatkan dan meninggal dunia untuk selama lamanya." jawab Saga memancarkan tatapan yang penuh dendam.
Jeduarrr...
Para anak buah Saga langsung melotot sempurna mendengar perkataan yang diucapkan oleh bos mereka. Sebenarnya selama ini mereka sempat mengetahui lokasi markas klan mafia Black Red, tapi tiba tiba saja markas mereka kosong dan tidak ada penghuninya.
Mereka menebak kalau klan mafia itu suka berpindah pindah, sehingga lokasi mereka sangat sulit untuk dicari. Tapi sekarang betapa baiknya Tuhan kepada mereka semua, karena bosnya Saga sudah bertemu langsung dengan ketua dari klan mafia tersebut.
"Bos! Lalu apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Kita tidak bisa berdiam diri terus menerus bos. Sudah terlalu lama kita mencari keberadaan mereka, dan kita harus segera menunaikan janji kepada Almarhum bos Jarwo, agar bos Jarwo bisa tenang di alam sana?" tanya Joe menatap wajah Saga lekat.
"Benar apa yang dikatakan oleh Joe, Saga. Kita tidak bisa membiarkan mereka bergerak bebas di luar sana, sedangkan kita harus kehilangan bos yang kita sayangi." timpal Marko memancarkan tatapan yang tak kalah emosi.
Mendengar pertanyaan yang diajukan untuknya, Saga langsung menarik nafas dalam. Lalu dia mengajak mereka semua untuk masuk ke dalam markas terlebih dahulu.
"Aku akan membahasnya di dalam, ayo kita masuk." ajak Saga sembari melangkah ke dalam markas.
Para anak buah Saga mengikuti langkah kaki dari bos mereka. Dan sesampainya di dalam, tanpa sengaja Saga berpapasan dengan Arimbi yang tengah menyajikan minum untuk mereka semua.
Saga yang melihat penampilan Arimbi terlihat begitu cantik merasa risih dan langsung menyuruh wanita itu untuk masuk ke dalam kamarnya.
"Arimbi! Kenapa kamu yang mengantarkan minum? Di mana bik Sumi?" tanya Saga dengan nada tak suka.
"Bik Sumi sedang mandi, jadi aku yang mengantarkan minum untuk kalian semua." jawab Arimbi sambil menundukkan pandangannya.
Anak buah Saga yang melihat kecemburuan dari bosnya pun langsung tersenyum lucu. Lalu mereka semua menggoda Saga membuat Saga merasa sedikit malu.
"Bos! Jangan marah bos. Kasihan nona Arimbi bos."
"Diamlah. Arimbi masuk ke dalam, kau dilarang berkeliaran di markas ini." titah Saga dengan nada tegas.
Arimbi yang mendengar perintah Saga akhirnya menuruti perkataan pemuda itu. Sedangkan Saga langsung duduk di kursi miliknya sambil menyeruput minuman yang ada di meja.
Glekkk. Glekkk...
Jujur saja kalau tenggorokan Saga memang terasa kering, hampir beberapa jam lamanya dia memasang AC di rumah ayahnya sendiri, tapi nenek lampir itu tidak sama sekali menawarkan minum untuknya.
"Hah! Minuman ini enak sekali. Aku sangat haus sejak tadi." ucap Saga membuat para anak buahnya langsung tertawa.
Begitu pula dengan Joe, dia juga ikut menenggak minumannya sampai habis tidak tersisa karena merasa sangat kehausan.
"Segar sekali bos. Pokoknya nanti malam kita harus membawa kabur ayah dan juga kakaknya bos dari rumah itu."
"Tentu saja. Dan nanti malam kita akan memberikan balasan setimpal kepada mereka bertiga." jawab Saga sambil meletakkan gelas kaca dengan kasar.
Rasanya Saga sudah tidak sabar menunggu malam tiba.