NovelToon NovelToon
Misteri 7 Sumur

Misteri 7 Sumur

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Mata Batin / Hantu
Popularitas:305
Nilai: 5
Nama Author: Artisapic

Setelah mendapatkan air sumur pertama, kedua, ketiga, keempat , kelima, dan keenam, tinggal ketujuh....konon di sumur inilah telah banyak yang hanya tinggal nama.....mengerikan !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artisapic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB XVI LUBANG API

    Banyak laba-laba yang hancur, mereka semua mati dengan tubuh dan kepala hancur, semua menjadi bangkai dengan bau yang busuk dan penuh rasa jijik. Semua warga menjadi semangat untuk memukuli laba-laba yang kian sedikit, banyak warga lain juga ikut. Sementara hari sudah mulai muncul sinar mentari, laba-laba yang hancur itu semakin tampak, membuat ibu-ibu mengumpulkan dengan sapu lalu dibakar. Banyak pula warga yang mengejar laba-laba itu hingga ke atas pohon dengan cara menggunakan ketepel, ada juga laba-laba yang masuk ke lubang , wargapun mengejar dengan menggunakan api, juga banyak warga yang mematikan laba-laba dengan cairan getah dan masih banyak cara untuk membasminya.

    Menjelang siang, laba-laba itu habis terbunuh dan langsung dibakar bersama tumpukan sampah dari dedaunan. Setiap sudut kamung dipenuhi asap dan bau dari laba-laba. Hingga siang itu, Sabdo dan Kundil kembali mencari sumber air, maka siang itu juga seluruh warga membantu mereka dan pada akhirnya tidak ditemukan juga.

    Di hamparan sawah yang kala itu menguning, banyak warga untuk siap-siap memanen hasil bumu berupa padi dan tanaman lain, seorang remaja sedang membuat parit di antara pekarangan dan sawah, tiba-tiba muncul api yang menyala sebesar lampu tembok bahan dasar minyak tanah atau lampu cempor. Api itu terus menyala membuat dirinya takut melihat hal itu. Dalam rasa ketakutan itu, ia segera lari dan melapor kepada orang-orang sekitar . Menjadi sebuah rasa penasaran, akhirnya banyak orang yang melihat kejadian itu.

    Berita itu sampai kepada Sabdo setelah tiga hari, Ia merasa ada sesuatu yang aneh, hingga bersama dengan Kundil, ia melihat secara langsung sumber api itu. Dengan ilmu kanuragan yang ia miliki, akhirnya Kundil dapat memadamkan api itu, dan munculah asap dari dalam tanah, dan kepulan asal itu terus saja keluar membawa bau belerang yang sangat menyengat. Setelah itu Sabdo mengambil cangkul lalu digalilah tanah tersebut, sementara asap masih terus keluar.

    Setelah kurang lebih enam meter dalamnya, asal itu mulai hilang, yang ada justru rembesan air yang terus menggenang. Karena itu adalah sumber air, maka Sabdo segera menyusun batu-batu untuk sandaran sumur. Menjelang malam, akhirnya sumur itu jadi, tinggal beberapa tumpuk batu saja, tiba-tiba....sesosok makhluk hitam muncul dari balik pohon nangka. Tubuhnya hitam kelam dengan wajah penuh kilatan warna merah dengan cairan yang menetes. Sosok itu melangkah dan berkata.

    " Wahai manusia....kau telah lancang membuat aku terbangun dari tidurku, kau telah berani mengganggu tidurku, apakah kau ini makhluk biadab atau makhluk tak berbudi," kata sosok itu sambil mengumbar tawanya.

    Kontan saja warga kampung itu berhamburan lari dari tempat itu. Sementara yang lain masih bersama Sabdo dan Kundil, mereka selalu dekat dengan kedua orang itu, selagi sosok itu tertawa, Sabdo berkata.

    " Wahai makhluk yang begitu besar, aku ini hanya mencari sumber mata air, selain itu tidak ada niat lain, alangkah bagusnya aku dan semua yang hadir ini meminta maaf atas kelancangan ini," kata Sabdo.

Makhluk itu tertawa kembali, lalu ia meludah, dan terbakar lah pohon yang kena ludah itu. Sabdo dan kawan-kawan hanya bisa melihat saja begitu api membesar, mereka kembali melihat satu keanehan lain, makhluk itu kemudian melangkah ke arah sumur itu, namun dari dalam sumur tersebut keluar hawa panas yang begitu dahsyat, makhluk itu kaget, lalu ia mengambil batu besar dan diangkat lah batu itu untuk menutup sumur tadi, namun sebelum batu itu sampai ke bibir sumur, batu tersebut meledak di tangan makhluk itu.

Sosok makhluk itu lalu mengambil batu yang lain dan dilempar lah batu itu, namun batu tersebut meledak kembali. Makhluk itu semakin bingung dan pada saat itu dari dalam sumur, keluar cahaya yang amat menyilaukan, cahaya itu seperti perak, melesat menuju makhluk itu, lalu terdengar ledakan dahsyat, membuat tubuh makhluk itu meledak dan hancur berkeping-keping.

Sabdo dan yang lain hanya bisa melihat semuanya tanpa kedip, dan di saat itu juga, dari dalam sumur muncul sosok putih yang menyerupai tubuh manusia, lalu sosok putih itu melesat ke atas sana sambil meninggalkan bau yang wangi. Kundil berkata.

" Ternyata di dalam sumur itu ada mustika bumi yang menghuni, ia sebangsa Dyang, dan itu sebuah perwujudan dari Hyang Maha Kuasa, namun bentuknya hanya sebangsa cahaya tadi, untuk itu sumur yang kita buat, niscaya membawa sebuah kesaktian ilmu tingkat tinggi, " kata Kundil.

" Kalau begitu kita namakan saja sumur itu sumur kadigjayan atau sumur kejayaan, bagaimana ki sanak," kata Sabdo dan bertanya kepada semua yang hadir.

" Itu nama terserah kalian yang menjuluki, namun jangan sampai kalian gunakan untuk kemusyrikan, karena nanti tidak akan ada manfaat, yang jelas sumur itu semiga berguna untuk anak cucu nanti," kata Kundil.

Setelah selesai membuat dan memberi nama sumur tersebut, Sabdo , Kundil dan juga mereka yang hadir kembali menumpuk batu untuk membentuk sumur tersebut. Dan selama beberapa waktu, sumur itu akhirnya terbentuk juga. Mereka banyak yang mandi dan banyak yang merasakan tubuhnya menjadi lebih sehat. Kemudian mereka semua meninggalkan sumur tersebut lalu kembali ke kampung tadi.

Wiratsangka yang mendengar sumur itu sudah jadi, merasa bangga dan sangat berterima kasih kepada Sabdo dan Kundil yang selalu membantu kekurangan di kampung itu. Untuk menyambut keberhasilan para warga, Wiratsangka mengadakan pesta rakyat dengan cara makan bersama sambil menikmati sajian kesenian berupa seni rakyat yang kala itu masih bernama gendang gembrung, yang dimainkan oleh mereka yang ahli membunyikan gendang-gendang berbagai bentuk.

Pesta rakyat itu berakhir hingga tengah malam, dan setelah selesai acara itu, tiba-tiba langit berubah warna. Malam yang seharusnya gelap gulita, kini menjadi terang benderang, semua warga memandang ke atas sana.

Kundil dan Sabdo yang saat itu beranjak tidur, merasa kaget atas munculnya cahaya dari cela-cela dinding bambu. Ia akhirnya keluar dan melihat di atas sana tampak sosok wanita sedang duduk di dalam kereta yang ditarik oleh dua ekor kuda. Wanita itu berambut panjang, namun wajah wanita itu sungguh menyeramkan. Terdapat gigi taring dan juga kuku yang panjang. Ia duduk sambil memegang tali kekang kudanya. Lalu kereta itu meluncur ke bawah dan tampak di hadapan Sabdo dan Kundil. Sambil menunjuk ke arah Sabdo, wanita itu berkata.

" Hai....kamu, kau selalu membuat kekacauan pada bangsa dan negeriku, semua kau kacau kan, banyak warga bangsa dan negeriku kau tumpas, kini....kau hancurkan penjaga sudut negeriku hanya sebuah sumur itu," kata wanita itu marah.

" Maaf, nyai ini siapa sebenarnya, begitu datang langsung marah-marah, siapa nyai ini ? " tanya Sabdo.

Wanita itu turun dari kereta dan langsung menghunus pedangnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!