NovelToon NovelToon
Nikah Dadakan Karena Warga

Nikah Dadakan Karena Warga

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / CEO
Popularitas:52k
Nilai: 5
Nama Author: Anjay22

Reva Maharani kabur dari rumahnya karena di paksa menikah dengan pak Renggo ,ketika di kota Reva di tuduh berbuat asusila dengan Serang pria yang tidak di kenalnya ,bernama RAka Wijaya ,dan warga menikahkan mereka ,mereka tidak ada pilihan selain menerima pernikahan itu ,bagaimana perjalan rumah tangga mereka yang berawal tidak saling mengenal ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjay22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Reva dan Raka di Grebek

Pagi itu, Reva baru saja menyiapkan bubur sisa semalam untuk Raka yang masih demam. Ia duduk di lantai, menyuapinya perlahan, sambil sesekali memeriksa suhu tubuhnya dengan punggung tangan. Udara masih lembap usai hujan semalam, tapi suasana di dalam kamar terasa tenang—terlalu tenang untuk malapetaka yang akan datang.

Tiba-tiba, suara bentakan menggema dari luar.

"Tok ! tok ! Brak ! Brak !!"

“BUKA PINTUNYA! SEKARANG!”

Reva terlonjak. Jantungnya berhenti sesaat. Ia menoleh ke jendela—dan yang dilihatnya membuat darahnya membeku.

"Siapa sih yang datang ? Apa para perampok yang merampok Raka semalam datang kemari ?' gumamnya ,dia segera mematikan kompornya ,kembali suara gedoran pintu terdengar kembali .

"Sebaiknya aku intip dulu ! siapa tahu perampok itu yang datang dan mencari Raka ."

Reva segera beranjak ,di segera mengintil dari jendela kamarnya ,dia ingin mengetahui siapa yang datang kekamarnya .

Begitu melihat dari jendela ,Reva nampak terkejut karena ia melihat Puluhan warga berkerumun di depan kontrakannya. Ada ibu-ibu dengan wajah murka, bapak-bapak dengan tangan mengepal, bahkan beberapa remaja laki-laki yang tersenyum sinis. Di depan semua itu berdiri Pak RT, wajahnya merah padam, mata melotot penuh amarah.

“Reva! Keluar kau! Jangan sembunyi!” teriak seorang ibu paruh baya, tetangga sebelah kos.

Reva gemetar. Ia menatap Raka, yang juga terbangun dengan wajah pucat. “Apa… apa yang terjadi?” bisiknya.

Sebelum Reva sempat menjawab, pintu kamarnya digedor keras—bukan diketuk, tapi **dihantam** seperti hendak dirobohkan.

"Dor ! Dor !"

“DIBUKA ATAU KAMI DOBRAK!”bentak Pak RT.

Dengan tangan gemetar, Reva membuka pintu.

Begitu terbuka, kerumunan langsung menerobos masuk—tanpa izin, tanpa sopan santun. Mereka menatap Reva dan Raka dengan mata penuh tuduhan, jijik, dan kemarahan suci yang sebenarnya lahir dari prasangka buta.

"Maaf pak ! Bu ! Kenapa kalian rame rame kekontrakanku ?"

Salah satu warga nyelonong masuk dan mendapati Raka yang tertidur di lantai yang dilapisi oleh kasur lantai.

“Nah! Benar kan! Ada laki-laki di kamar perempuan,ini !” seru seorang ibu sambil menunjuk jari.

“Belum nikah, sudah serumah! Sudah berbuat dosa!” timpal yang lain.

Reva terpaku. Mulutnya terbuka, tapi tak ada suara keluar. Ia terlalu syok, terlalu marah, terlalu tak percaya.

“Ini bukan seperti yang kalian kira!” akhirnya ia bersuara, suaranya bergetar tapi tegas. “Dia korban pemukulan! Aku temukan dia terluka parah di gang belakang! Aku hanya menolongnya ,dan Aku bawa ke sini karena nggak tega,melihat dia tergeletak sendiri di tempat itu !”

“Bohong!” bentak seorang bapak berkumis tebal. “Kalau cuma mau menolong, kenapa nggak bawa ke rumah sakit? Kenapa sembunyi-sembunyi? Kenapa nggak bilang ke Bu Siti?”

Reva menelan ludah. “Aku… aku takut dia punya masalah hukum. Aku cuma mau selamatkan nyawanya!”

“Selamatkan nyawa? Atau selamatkan nafsumu?” ejek seorang remaja, disambut tawa sinis warga.

Suasana di depan rumah Reva semakin memanas. Tetangga-tetangga yang berkerumun mulai saling berbisik, wajah mereka penuh curiga dan kecaman. Beberapa bahkan mengangkat ponsel, siap merekam atau mengirim kabar buruk itu ke grup WhatsApp kampung. Reva merasa dadanya sesak, seolah udara tiba-tiba menjadi padat dan sulit ditarik napas.

Di dalam kamar, di balik pintu yang sedikit terbuka, seorang pemuda terbaring lemah di atas kasur Reva. Wajahnya pucat, mata bengkak, lengan kanannya terbalut kain kotor yang sudah mengering oleh darah. Ia mendengar semua teriakan itu, tapi tubuhnya tak mampu bergerak. Hanya matanya yang bergerak pelan, menatap Reva dengan penuh rasa bersalah.

“Kalian tidak tahu apa-apa!” Reva berseru lagi, suaranya nyaris pecah. “Dia tidak bisa bicara, tidak bisa jalan! Kalau aku bawa ke rumah sakit, siapa yang menjamin dia tidak akan diseret ke kantor polisi? Aku lihat sendiri—dia dihajar oleh orang berbaju hitam, seperti preman bayaran! Dia lari, terjatuh, dan hampir mati!”

Seorang perempuan paruh baya melangkah maju, tangannya terkepal di pinggang. “Reva, kamu anak baik. Tapi ini sudah keterlaluan. Kamu tahu aturan kampung! Laki-laki bukan muhrim tidak boleh masuk kamar perempuan, apalagi semalaman!”

"Iya Bu ,saya minta maaf ,Tapi saya tidak macam macam ,saya hanya menolongnya saja ,tidak ada yang lain ."

"hu..uu..Itu cuma alasan saja !" sahut warga .

“Kalau kalian punya hati, lihat dulu keadaannya!” Reva menunjuk ke arah kamar. “Dia butuh pertolongan, bukan penghakiman!”

Bu Siti, ketua RT yang selama ini diam di tengah kerumunan, akhirnya angkat bicara. “Cukup! Semua diam dulu.” Suaranya tenang tapi tegas. Ia melangkah perlahan ke depan pintu kamar, lalu mendorongnya pelan.

Semua mata tertuju padanya. Bu Siti menatap pemuda yang terbaring itu, lalu kembali menoleh ke warga. “Dia memang terluka parah. Tidak mungkin ini akting. Dan Reva… Reva tidak pernah berbohong dia berkata jujur”

Kerumunan mulai mereda. Beberapa warga saling bertukar pandang, raut wajah mereka berubah dari marah menjadi ragu.

“Tapi tetap saja kalian semalaman berdua disini ? kalian mau enak enakan tidak ada yang tahu juga ." sahut warga .

Di luar, langit mulai menggelap. Tapi di hati Reva, ada secercah cahaya ,dia berharap warga masih mau percaya padanya.

Raka mencoba berdiri, tapi tubuhnya limbung. “Saya yang salah! Saya yang minta ditolong! Reva nggak salah! Dia bahkan nggak kenal saya!”

“Diam kau, laki-laki bejat!” teriak seorang ibu sambil melempar sapu ke arahnya. Untung meleset.

Reva maju selangkah, menahan tubuh Raka yang hampir jatuh. “Jangan sentuh dia! Dia luka parah! Kalau kalian punya hati, lihat dulu kondisinya sebelum menuduh!”

Tapi tak ada yang peduli. Warga sudah terlanjur yakin: Reva telah mencemarkan nama baik lingkungan. Gadis desa yang awalnya dianggap pendiam dan sopan, kini dianggap sebagai perempuan murahan yang membawa aib.

Bu Siti muncul dari balik kerumunan, wajahnya pucat, matanya berkaca-kaca. “Reva… kenapa kamu nggak bilang ke Ibu? Kenapa sembunyi?”

“Aku takut, Bu! Aku takut Ibu nggak izinkan! Aku cuma… cuma nggak tega lihat dia mati di tengah hujan!”

Bu Siti diam. Ia menatap Raka—wajahnya lebam, lengannya bengkok, bajunya compang-camping. Hatinya goyah. Tapi di depan warga, ia tak berani membela.

“Kamu harus keluar dari sini, Reva,” katanya pelan, tapi tegas. “Mulai hari ini, kamu nggak boleh tinggal di sini lagi.”

Reva terhuyung. “Tapi, Bu… ini rumahku satu-satunya…,kalau aku pergi dari sini ,aku mau tinggal dimana ?”

"Aku juga nggak tahu ! dan aku juga nggak peduli ,kamu sudah mencoreng tempat ini !"

“Sebaiknya kalian pergi dari sini,Kami nggak mau lingkungan kami dikotori oleh perbuatan mesum,kalian !” potong Pak RT. “Kamu dan laki-laki itu—keluar! Sekarang juga!”

Air mata Reva akhirnya jatuh. Bukan karena takut diusir, tapi karena sakit hati—sakit karena kebaikannya dianggap dosa, karena pertolongannya dianggap aib.

“Kalian semua buta!” teriaknya, suaranya pecah. “Kalian lebih percaya gosip daripada melihat kenyataan! Aku menolong orang yang sekarat, dan kalian balas dengan tuduhan kotor? Di mana hati nurani kalian?!”

Tak ada yang menjawab. Hanya tatapan dingin dan jijik yang membalasnya.

1
Felycia R. Fernandez
liat Reva dan Raka jadi ingat pedekate aku dan suami,karena kita juga nikah nya tanpa pacaran,alias dijodohkan.sulit sih memulai pendekatan,tapi kalau sama sama mau memulai ya jalani saja...
MayAyunda: wah ..moga samawa ka😁
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
kenapa gak di sampaikan Raka kalau mereka sudah menikah
MayAyunda: belum waktunya kak 😄
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
kereeeeen 💗👍
MayAyunda: terimakasih
total 1 replies
inchieungill
koq mas?
MayAyunda: kan panggilan untuk suami kak 😁
total 1 replies
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
MayAyunda: terimakasih kak
total 1 replies
Rusmini Mini
cerita sederhana tp masuk ... kpn Reva pulang kampung dan berkunjung ke bu Siti
MayAyunda: ya kak nanti ya
total 1 replies
Azizka
Kecewa
Azizka
Buruk
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus dan seruu👍👍👍
MayAyunda: Terimakasih 🙏
total 1 replies
Rusmini Mini
entar malam di ulang lagi biar gak sakit dan khatam /Grin//Grin/
MayAyunda: boleh kak 🤣
total 1 replies
Rusmini Mini
setahun baru hubungan pasutri kuat banget /Shhh//Shhh/
Rusmini Mini
4 kami pacaran kdg masih kurang paham dan mengerti... berusaha menjadi lebih baik bkn menjadi hebat
Rusmini Mini
cemburu boleh tp jgn berlebihan Raka...
𝗣𝗲𝗻𝗮𝗽𝗶𝗮𝗻𝗼𝗵📝: halo kak, baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙂𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya😌
total 1 replies
Vania Nia
semangat Reva💪!!
MayAyunda: terimakasih
total 1 replies
Rusmini Mini
lah selama menikah ngapain main bola bekel 😂😂😂
MayAyunda: main gundu kak🤣🤣
total 1 replies
Vania Nia
kabur Reva!!..
MayAyunda: ayo kabur bareng kak 😁
total 1 replies
Rusmini Mini
jgn jd sombong ya Reva ingat yg kaya itu mertuamu bkn kamu 💪💪💪
MayAyunda: siaap kak
total 1 replies
Rusmini Mini
aq dah punya menantu semoga mantuku bisa membahagiakan anaku dunya wal akherat Aamiin 🤲🤲♥️♥️
Rusmini Mini
mending menikah dgn Raka drpd dgn pak Renggo
Rusmini Mini
💪💪💪💪♥️♥️♥️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!