NovelToon NovelToon
Mencintai Dalam Diam

Mencintai Dalam Diam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Husnul rismawati

kisah cinta di dalam sebuah persahabatan yang terdiri atas empat orang yaitu Ayu , Rifa'i, Ardi dan Linda. di kisah ini Ayu mencintai Rifa'i dan Rifa'i menjalin hubungan dengan Linda sedangkan Ardi mencintai Ayu. gimana ending kisah mereka penasaran kaaan mari baca jangan lupa komen, like nya iya 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Husnul rismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 17 ke kepoan wati

Setelah acara penyambutan yang menghangatkan hati, Ayu akhirnya bisa menghempaskan diri ke kamarnya. Wati setia mengikuti di belakangnya. Begitu pintu tertutup, kamar Ayu—dengan dinding krem yang dihiasi foto-foto polaroid penuh kenangan—langsung terasa seperti pelukan yang menenangkan.

Wati dengan lembut membantu Ayu duduk di tepi ranjang. "Gimana, Yu? Udah enakan?" tanyanya, suaranya sarat perhatian.

Ayu hanya mampu berbaring, pandangannya menerawang ke langit-langit kamar. "Lumayan, Wat. Makasih ya, udah nemenin," jawabnya lirih.

"Santai aja, Yu. Aku kan sahabatmu," balas Wati, lalu jeda sejenak. "Eh, tapi Yu..."

Ayu menoleh, alisnya sedikit terangkat. "Kenapa?"

Wati tampak ragu, menggigit bibir bawahnya. "Emmm... aku mau nanya sesuatu, tapi janji ya, jangan marah?"

Ayu tersenyum tipis, mencoba menenangkan sahabatnya. "Nggak janji sih. Tapi coba aja tanya," jawabnya lembut.

Wati menarik napas dalam, lalu menghembuskannya perlahan. "Semalem... waktu di rumah sakit, aku liat Rifai nungguin kamu sampe pagi. Dia keliatan khawatir banget. Kalian sebenernya ada hubungan apa sih? Kok dia segitunya sama kamu?"

Ayu menghela napas panjang, seolah pertanyaan itu adalah beban tambahan di pundaknya. "Wat, please deh, jangan bahas itu," pintanya.

"Tapi aku penasaran, Yu. Kalian beneran cuma temen? Nggak ada rasa apa-apa?" desak Wati, rasa ingin tahunya tak terbendung.

Ayu akhirnya bangkit duduk, menatap Wati dengan sorot mata yang serius. "Wat, dengerin aku baik-baik," ucapnya, suaranya penuh penekanan. "Rifai itu sahabatku. Sahabat terbaik malah. Dia emang baik banget, selalu ada buat aku. Tapi, kita nggak lebih dari itu."

"Tapi kenapa dia sampe segitunya nungguin kamu? Nggak biasanya cowok kayak gitu sama temennya," balas Wati, masih belum sepenuhnya percaya.

"Dia cuma khawatir, Wat. Aku kan baru kena musibah," jawab Ayu, berusaha meyakinkan sahabatnya. "Dia cuma pengen mastiin aku baik-baik aja."

"Tapi..." Wati masih mencoba menyanggah.

Ayu dengan cepat memotong ucapan Wati. "Wat, udah ya? Aku nggak mau bahas ini lagi. Aku sama Rifai cuma temen. Titik." Ayu menjeda, lalu melanjutkan, "Lagipula, Rifai udah punya pacar. Linda . Kamu tau kan?"

Mata Wati membulat sempurna. "Hah? Rifai pacaran sama Linda?" serunya kaget.

"Iya, mereka udah pacaran lumayan lama. Jadi, nggak mungkin ada apa-apa antara aku sama Rifai. Udah ya, jangan dibahas lagi. Aku pengen istirahat," jelas Ayu, suaranya mulai melemah.

Wati akhirnya mengangguk pelan, merasa bersalah karena sudah memojokkan sahabatnya. "Oke deh, Yu. Maaf ya, aku jadi kepo gini. Aku cuma pengen kamu bahagia aja," ucapnya tulus.

Ayu hanya mampu tersenyum tipis sebagai balasan. "Aku tau kok, Wat. Makasih ya udah perhatian sama aku," bisiknya lirih.

Ayu kembali merebahkan diri, memejamkan mata. Wati menatapnya dengan tatapan khawatir, lalu dengan lembut menyelimutinya, berharap sahabatnya itu bisa beristirahat dengan tenang.

Setelah memastikan Ayu terlelap, Wati dengan hati-hati bangkit dari ranjang. Ia melangkah keluar kamar, menutup pintu dengan perlahan agar tidak mengganggu istirahat sahabatnya. Wati kemudian menyusul Ardi dan keluarga Ayu yang masih asyik mengobrol di ruang tamu. Suara tawa dan obrolan hangat menyambut kedatangannya.

Saat Wati baru muncul di ambang pintu ruang tamu, Ardi pun bertanya, "Ayu sudah tidur, Wat?"

"Sudah kok," jawab Wati.

"Ya sudah, ayok kita pulang. Udah jam 9 ini, aku anterin kamu pulang ya," kata Ardi kemudian.

"Iya lah, masak iya aku pulang sendiri jalan kaki, tega kamu?!" jawab Wati dengan nada tengilnya, namun senyum kecil menghiasi bibirnya.

Mereka pun berpamitan kepada orang tua Ayu.

"Om, Tante, kami pamit pulang dulu ya. Sudah malam," kata Ardi seraya bangkit dari tempat duduknya.

"Iya, Ardi, Wati. Terima kasih banyak ya sudah datang dan menemani Ayu," jawab ibu Ayu.

"Hati-hati di jalan ya. Sampaikan salam kami buat orang tua kalian," jawab ayah Ayu kemudian.

"Iya, Om, Tante. Kami pamit ya. Semoga Ayu cepat pulih," kata Wati kemudian.

Ardi dan Wati menyalami kedua orang tua Ayu, lalu melangkah keluar rumah. Udara malam terasa sejuk dan segar.

"Gimana menurutmu, Wat? Ayu kelihatan lebih baik kan?" tanya Ardi saat mereka sudah berada di luar rumah Ayu.

"Iya, lumayan. Tapi aku masih khawatir sama dia. Dia kayak nyembunyiin sesuatu gitu," jawab Wati.

"Mungkin dia masih butuh waktu untuk cerita. Yang penting kita selalu ada buat dia," jawab Ardi sambil menaiki motornya.

"Bener banget. Kita harus terus support dia, apapun yang terjadi," jawab Wati sambil mulai menaiki motor Ardi.

Ardi menyalakan mesin motornya. Sebelum benar-benar pergi, ia menoleh ke arah rumah Ayu, hatinya dipenuhi harapan agar sahabatnya itu bisa segera melewati masa sulit ini.

" Semoga besok Ayu udah bisa senyum lagi" . kata Ardi dalam hati

Kemudian, motor Ardi melaju membelah malam, meninggalkan rumah Ayu yang tampak tenang dalam remang cahaya lampu. Wati memeluk pinggang Ardi erat, merasakan hembusan angin malam yang menyegarkan. Namun, di benaknya, ia masih memikirkan Ayu dan segala rahasia yang mungkin disembunyikannya.

Hingga tak terasa, mereka pun sudah sampai di depan rumah Wati. Wati turun dari motor Ardi, melemparkan senyum tulus ke arah sahabatnya.

"Makasih ya, Di, udah nganterin. Hati-hati di jalan," kata Wati saat sudah turun dari motor Ardi.

"Sip, Wat. Istirahat yang cukup ya. Besok kita jenguk Ayu lagi," jawab Ardi kemudian.

"Oke! Kabarin aja," jawab Wati lagi sambil mengacungkan jempolnya.

Hmm, Rifai beneran pacaran sama Linda? Kok aku nggak percaya ya? Tapi, bukan urusanku juga sih."𝘩𝘦𝘮𝘮𝘮𝘮 𝘳𝘪𝘧𝘢𝘪 𝘣𝘦𝘯𝘦𝘳𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘤𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘭𝘪𝘯𝘥𝘢 ? 𝘬𝘰𝘬 𝘢𝘬𝘶 𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 𝘪𝘺𝘢 ? 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢𝘬 𝘴𝘪𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘪𝘬𝘪𝘯 𝘢𝘺𝘶 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘭𝘢𝘨𝘪 ,"pikir Wati dalam hati.

Wati melangkah masuk ke halaman rumahnya, lalu menoleh sekali lagi ke arah Ardi sebelum menghilang di balik pintu. Ardi membalas lambaian tangan Wati, lalu mengenakan helmnya. Ia menarik napas dalam, mencoba menghilangkan rasa lelah yang mulai menyerang.

Ardi menyalakan motornya dan langsung melaju membelah jalanan malam yang mulai sepi. Lampu-lampu jalanan menjadi saksi bisu perjalanannya pulang. Pikirannya masih tertuju pada Ayu. Ia berharap, dengan dukungan dari sahabat-sahabatnya, Ayu bisa segera bangkit dan kembali ceria seperti dulu.

Ardi memacu motornya lebih cepat, ingin segera sampai di rumah dan beristirahat. Malam ini, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu ada bagi Ayu, apapun yang terjadi.

Tak butuh waktu lama, Ardi pun sampai di rumahnya. Ia memarkirkan motornya di garasi, lalu membuka helm dan jaketnya. Udara malam yang dingin menusuk kulitnya, membuatnya bergegas masuk ke dalam rumah.

Rumah Ardi tampak sepi dan sunyi. Kedua orang tuanya sudah tidur. Ardi menghela napas, merasa lelah baik secara fisik maupun mental. Ia berjalan menuju kamarnya, berharap bisa segera beristirahat dan melupakan sejenak semua masalah yang ada.

Namun, sebelum beranjak ke kamar, Ardi menyempatkan diri untuk mengambil ponselnya dan mengirim pesan singkat kepada ayu" semangat iya yu aku yakin kamu bisa melewati semua ini good night "

Setelah mengirim pesan, Ardi meletakkan ponselnya di meja, lalu berjalan menuju kamarnya. Ia merebahkan diri di ranjang, menatap langit-langit kamar yang gelap. Pikirannya kembali melayang pada Ayu.

"𝘴𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬, 𝘴𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘣𝘦𝘴𝘰𝘬 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘮𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢." batin Ardi sebelum pada akhirnya terlelap pada tidur yang lelap

1
Guillotine
Sudah nggak sabar untuk membaca kelanjutan kisah ini!
husnul risma wati: trimakasih kakak sudah mampir di karya sayaa🤗 mohon dukungan nya like komen nya iya kak trimakasih... 🤗🤗
total 1 replies
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Ayo thor update secepatnya, kita semua sudah tidak sabar untuk baca terus nih!
husnul risma wati: iya kak , makasih iya kak udah komentar di sini saya akan lebih semangat lagi 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!