NovelToon NovelToon
Kanvas Hati

Kanvas Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Romantis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lia Ramadhan

Berawal dari seorang Pelukis jalanan yang mengagumi diam-diam objek lukisannya, adalah seorang perempuan cantik yang ternyata memiliki kisah cinta yang rumit, dan pernah dinodai oleh mantan tunangannya hingga dia depresi dan nyaris bunuh diri.
Takdir mendekatkan keduanya, hingga Fandy Radistra memutuskan menikahi Cyra Ramanda.
Akankah pernikahan kilat mereka menumbuhkan benih cinta di antara keduanya? Ikuti kelanjutan cerita dua pribadi yang saling bertolak belakang ini!.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14.

Setelah pesanan buket bunganya selesai, lalu Fandy melangkah lagi menyusuri area mal yang megah dan luas ini. Matanya asyik mengamati beberapa toko yang menjual beragam produk unggulannya.

“Aku jarang banget nongkrong di mal seperti ini, hampir separuh hidupku hanya fokus mencari nafkah dan melukis,” kata Fandy dalam hati.

Fandy kadang merasa minder jika berada di antara Cyra, teman kerjanya bahkan orang tuanya. Dia hanya pemuda biasa yang terbiasa hidup mandiri di jalanan.

Tapi Fandy kini merasa agak tenang, dirinya diterima baik oleh Cyra dan kedua orang tuanya. Baginya itu sudah cukup.

Jika dengan Nia temannya tadi Fandy tidak berani berandai-andai. “Semoga kak Nia tidak berpikir buruk tentangku karena menikahi Cyra.”

Fandy berjalan dengan santai, seolah memberi waktu dan ruang kepada Cyra dan Nia saling bercerita dan berbagi keluh-kesah. 

Dia paham jika dua perempuan mengobrol, ujungnya lupa waktu dan tidak perduli dengan sekitarnya. Lebih baik dia mengalah.

“Lingerie tadi ada satu yang bagus jika Cyra mengenakannya, baiknya kubeli sekarang atau nanti saja ya?” batinnya bimbang.

“Tapi tadi Cyra sudah membeli beberapa lingerie. Baiknya nanti saja belinya, aku datang sendiri ke mal ini lagi,” yakin Fandy kali ini.

Puas berjalan dan berkeliling kurang lebih 40 menit, lalu Fandy memutuskan menyusul istrinya ke foodcourt. 

Dari kejauhan dia perhatikan Cyra dan Nia mengobrol dengan serius, kadang diselingi dengan canda tawa. Sangat seru sepertinya.

Fandy memilih duduk agak jauh dari mereka, duduk membelakangi agar keduanya tidak melihat kehadirannya.

***

“Coba kamu jelasin, kemana aja selama ini? Terus sekarang tiba-tiba udah gandengan mesra banget sama pelukis itu,” tanya Nia setelah saling bertanya kabar awalnya tadi.

“Aku sempat kecelakaan Nia, lebih tepatnya aku nekat mau bunuh diri dengan menabrakkan diriku ke mobil orang, tidak jauh dari kantor waktu itu.”

“Lho kok bisa? Memangnya kenapa kamu sampai nekat?”

“Karena kecewa berat sama Boy, dia selingkuh di belakangku padahal kita sudah bertunangan. Terus aku dapat kiriman bukti selingkuhnya dari pesan anonim yang masuk ke ponselku.”

“Terus ada faktor lain yang menyebabkan aku hancur hingga depresi,” ucap Cyra lirih sambil menundukkan kepalanya.

“Faktor apa? Bukannya saat di lapak Bang Fandy aku sempat bertanya padamu ada masalah ya, tapi seingatku kamu menolak cerita, kan?”

Cyra mengangguk. “Iya Nia, jujur karena aku malu dan enggak sanggup bercerita padamu waktu itu, ingin kupendam sendiri.”

Nia berusaha mengerti dan mendengar lebih lanjut penjelasan Cyra. “It’s okay no problem, kamu bisa ceritain semua sekarang. Aku siap mendengarkan tanpa menghakimi, janji!”

“Faktor lain itu, Boy telah menodaiku saat di apartemennya. Dia memberi obat perangsang pada minumanku.”

“Aku tidak sadar sepenuhnya, saat terbangun tubuhku sudah polos dan tidur berdua seranjang dengan Boy.”

“Ya Tuhan... Cyra aku menyesal mendengarnya.” Nia terkejut dibuatnya tak menyangka Cyra mengalami kejadian menyakitkan.

“Orang tuamu mengetahui ulah Boy sebelumnya?” tanya Nia hati-hati.

Cyra menggeleng. “Mereka tidak tau awalnya, karena aku tau reaksi mereka nanti bagaimana. Pastinya akan marah bahkan murka dengan Boy.”

“Pastinya akan seperti itu, jika aku menjadi orang tuamu pun responnya sama. Lalu setelah itu bagaimana? Kamu dengan Boy tepatnya?”

“Saat hari kecelakaan itu, Boy meneleponku. Kami bertengkar di telepon. Aku yang meminta putus dan batalkan pertunangan kami.”

“Kuminta Boy jangan pernah ganggu atau hadir dihidupku lagi,” ujar Cyra sedikit merasa sesak saat menceritakannya.

“Boy sempat menolak putus, tapi aku tak perduli. Buat apa menikah dengan lelaki tukang selingkuh dan bajingan seperti dia.”

“Saat aku pingsan setelah menabrakkan diri ke mobil seorang bapak, bang Fandy dan bapak pemilik mobilnya itu yang menolong membawaku ke rumah sakit hingga aku sempat di operasi karena kritis kondisiku.”

“Pas di rumah sakit itulah bang Fandy mengabari orang tuaku dan menjelaskan semua kronologinya.”

“Setelah aku sadar pasca operasi, papa memintaku tetap menikah dengan Boy tapi aku menolak dengan tegas. Kupilih hidup sendiri di luar negeri jika tidak ada lelaki yang mau menikahiku.”

“Tapi Bang Fandy meyakinkan orang tuaku dan bersikeras menikahiku meski tanpa cinta di antara kami saat itu.”

“Lalu kalian menikah akhirnya, kan? Sekarang sudah saling cinta begitu?” tanya Nia lagi makin penasaran.

“Aku enggak tau Nia, untuk saat ini kami berusaha saling membuka hati. Aku berusaha untuk pulih dari traumaku, berusaha menata hati dan pikiranku lagi.”

“Yang pasti saat ini, kami saling menyayangi. Mungkin berkembang jadi saling cinta dikemudian hari. Doakan saja ya,” pinta Cyra setelah menjelaskan semuanya.

Nia tersenyum dan merasa lega. “Cyra, aku mendoakanmu semoga tetap sehat, baik jasmani dan rohani. Pernikahanmu bahagia dan langgeng terus.”

“Jangan sedih-sedih lagi ya, aku yakin bang Fandy akan membahagiakan dan meratukanmu,” tambah Nia.

“Aamiin... makasih ya Nia doanya, semoga terkabul,” balas Cyra dengan senyum.

“Sama-sama. Oh iya aku ingat, pantas saja beberapa hari yang lalu Boy sempat ke kantor. “

“Tapi sudah diusir oleh security, yang kutau pihak HRD sempat membuat pengumuman ada foto Boy. Isi pengumumannya dia dilarang masuk ke kantor kita gitu.”

“Oh ya, syukurlah kalau begitu. Pasti itu karena ada campur tangan papa dan mamaku. Memang aku yang minta mereka untuk menutup akses Boy menemuiku.”

“Sudah kuduga sih, tapi enggak apa-apa Cyra. Yang penting hidupmu kini tenang, tanpa Boy. Fokus ke Bang Fandy aja ya sekarang.”

“Iya Nia, itu pasti akan kulakukan.”

“Satu lagi Cyra, suamimu itu ganteng banget lho. Kamu harus ekstra waspada dari bibit pelakor atau perempuan penggoda pastinya.”

Cyra sempat terdiam lama, seolah ada ketakutan dalam dirinya setelah yang Nia bilang barusan tadi. “Kamu bikin aku paranoid duluan Nia, jangan sampe deh... amit-amit!”

Nia tertawa pelan. “Hehehe…maaf ya Cyra, baiknya kita sedia payung sebelum hujan ibaratnya gitu. Kuyakin bang Fandy gak akan seperti itu, percaya deh sama aku,” tambahnya yakin.

“Kenapa kamu yakin banget sama bang Fandy? Bukannya kamu cuma beberapa kali ketemu sama dia sebelumnya?”

“Dari feeling kali ya, sama sempat kuperhatikan interaksi kalian berdua tadi itu manis banget sumpah. Dia keliatan perduli, perhatian dan sayang banget kamu gitu,” jawab Nia detail.

Cyra jadi ikut tertawa dengan ucapan Nia, “Hahaha… bisa aja kamu. Tapi memang iya sih, sampai saat ini kenyataannya bang Fandy gitu ke aku. Semoga aja enggak berubah ke depannya.”

“Syukurlah kalau begitu, aku merasa lega. Setidaknya kamu di tangan orang yang tepat sekarang,” lega dan tenang Nia kini.

Keduanya melanjutkan lagi menyuap makanan dalam mulut sambil bercerita apa saja. Hingga tak terasa sudah 1 jam lebih mereka di sana dan makanan yang dimakan pun sudah habis.

“Oh iya, suamimu mana Cyra? Katanya tadi mau ikut nyusul.”

Cyra baru tersadar akan sosok suaminya itu yang tak kunjung muncul sedari tadi. Dia menepuk keningnya tiga kali. “Baru ingat aku sama bang Fandy, kemana dulu dia ya?”

“Mungkin dia mampir dulu ke toko lain beli sesuatu, enggak bakal dia pulang duluan kayanya,” ucap Nia yakin suami Cyra masih ada di mal ini.

Cyra mendadak cemas dan takut kalau Fandy pergi tanpa pamit dan meninggalkannya di sini karena kesal padanya.

Nia yang melihat temannya cemas berusaha menenangkannya. “Udah gak apa-apa, kita tunggu aja sebentar lagi. Aku yakin dia nyusul kita.”

Cyra mengangguk dan berusaha untuk tenang. Matanya sibuk mengamati sekeliling foodcourt, mencari keberadaan Fandy.

Fandy melirik jam tangannya, sudah 1 jam lebih dia duduk menunggu. Perlahan dia menengok ke arah meja istrinya.

Dilihatnya Cyra seperti mencari-cari dirinya, kepalanya mengamati orang yang berlalu-lalang di depannya. Fandy bergegas bangun dan menghampirinya.

Cyra yang melihat Fandy berjalan mendorong troli ke arahnya seketika merasa lega. Cemas dan takutnya seolah menguap hilang.

“Nah! Kubilang juga apa. Dia pasti nyusul kita,” ucap Nia sambil senyum.

“Iya Nia, kupikir dia ninggalin aku dan pulang duluan,” kata Cyra balas tersenyum tipis.

Saat Fandy berada di depan keduanya, Cyra langsung berdiri dan menghampiri suaminya. Cyra memeluk suaminya dengan erat. “Abang kemana aja dari tadi? Katanya mau nyusul aku.”

“Aku mampir ke satu toko beli sesuatu, terus sekalian aja muter-muter Mall ini. Maaf ya lama,” kata Fandy sambil mengusap lembut punggung Cyra.

Cyra hanya mengangguk, “Lain kali jangan seperti ini, cemas dan takut banget Abang ninggalin aku.”

“Iya maaf, janji aku enggak akan mengulanginya.” Fandy masih mengusap punggung Cyra dan mengecup keningnya lama.

Cyra hanya memeluk Fandy dengan erat, menghirup dalam-dalam aroma tubuh suaminya. Entah mengapa, dirinya takut kehilangan suaminya ini.

Nia yang masih berada dekat mereka dan melihat interaksi keduanya merasa terharu, temannya kini telah bertemu dengan belahan hati yang sesungguhnya.

“Semoga kamu dan Bang Fandy selalu bahagia dan saling setia selamanya… Aamiin,” tulus Nia mendoakan dalam hati.

1
Syahril Salman
semangat lanjut kakak 💪😍
Syahril Salman: sama2 kak😍
total 2 replies
Mericy Setyaningrum
Romantis ceritanya ya Kak
Lia Ramadhan 😇😘: makasih banget kak untuk supportnya🙏🤗
total 3 replies
Syahril Salman
jadi tambah bagus kak covernya 😍👍
Lia Ramadhan 😇😘: terima kasih kak🙏
total 1 replies
Syahril Salman
Ceritanya bagus, simple dan mudah dimengerti. Saya suka karakter Fandy yang berkomitmen, padahal belum mengenal Cyra lebih jauh tetapi berani memutuskan akan menikahinya.
Lia Ramadhan 😇😘: terima kasih kak untuk ulasan positifnya🙏
total 1 replies
Syahril Salman
lanjutkan kk ceritanya 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!